Anda di halaman 1dari 38

GNSS DAN APLIKASINYA

A. Pendahuluan
Global navigation satelite system (GNSS) adalah sistem radio navigasi
dan penentuan posisi dengan menggunakan sistem satelit. Pada masyarakat
umum, GNSS disebut juga GPS. Letak perbedaannya terdapat pada jenis
satelit. Pada GNSS, data yang diterima terintegrasi dengan berbagai satelit,
seperti GPS (satelit milik Amerika Serikat), GLONASS (satelit milik Rusia),
Galileo, Beiou, dan lain-lain. Jadi, bisa disimpulkan bahwa GPS adalah bagian
dari GNSS. Saat ini, GNSS sudah banyak digunakan di seluruh dunia dalam
berbagai bidang yang memerlukan informasi tentang posisi, kecepatan,
maupun waktu. Oleh karena tingkat efektivitas dan efisiensinya yang tinggi,
GNSS adalah sistem navigasi dan penentuan posisi yang paling populer saat
ini. Pada proses survei, GNSS digunakan untuk menentukan posisi dari
sekumpulan titik yang umumnya membentuk suatu jaringan.
Di bidang Teknik Sipil, pengaplikasian GNSS lebih dekat dengan Ilmu
Ukur Tanah (Surveying) yang membutuhkan data berupa jarak, sudut, arah,
dan beda tinggi. Dengan bantuan sistem satelit, pengukuran akan lebih mudah
dilakukan karena menyangkut efisiensi maupun daya jangkau alat yang lebih
baik daripada alat yang digunakan dalam pengukuran konvensional
(theodolite, alat sifat datar, dll). Walaupun masih memiliki kendala dengan
akurasi (apabila dibanding dengan alat pada pengukuran konvensional),
namun dewasa ini penggunaan GNSS sudah sangat populer di kalangan sipil,
geodesi, dan geomatik.

B. Karakteristik GNSS
1. Segmen
Global navigation satelite system (GNSS) dapat memberikan
informasi tentang posisi, kecepatan dan waktu secara akurat yang dibagi
dalam 3 (tiga) segmen GNSS yaitu : segmen satelit, segmen pengguna
(receiver), dan segmen kontrol.
a. Segmen Satelit
Satelit memancarkan sinyal dan data ke permukaan bumi yang
diterima oleh receiver GNSS dalam penentuan posisi yang terlebih
dahulu sudah dihubungkan ke suatu posisi tertentu. dengan
diketahuinya posisi satelit GNSS di ruang angkasa dan diukurnya jarak
antara satelit dan receiver, maka dapat ditentukan koordinat receiver
dimaksud.
b. Segmen control
Segmen kontrol satelit terletak di 4 (empat) lokasi yang menyebar
diseluruh dunia dengan master kontrolnya berada di Colorado Spring,
USA. Segmen kontrol bertugas memelihara satelit GNSS termasuk
kesehatannya yaitu apakah berfungsi secara baik atau tidak. Selain itu
juga segmen control ini menjaga agar posisi posisi satelit tidak keluar
dari posisi yang telah ditentukan sebelumnya, menjaga agar semua
komponen yang ada di satelit bekerja sebagaimana mestinya dan
menentukan serta menjaga waktu sistem GNSS.
c. Segmen pengguna
Segmen pengguna adalah juru ukur yang memakai receiver GNSS
dalam berbagai keperluan seperti perhubungan, pemetaan, pendaftaran
tanah, pertambangan, dll. Kegiatan utama dari segmen pengguna ini
adalah : menerima (mengkoleksi) sinyal/data GNSS dengan cara
mengokupasi suatu titik yang akan ditentukan posisinya, mengolah
data yang dikoleksi untuk menentukan possi absolute (satu receiver)
dan posisi relative (differensial/dua alat receiver), dan mendapatkan

informasi tentang waktu berupa oscillator yang sangat teliti dan di


relatifkan dengan sistem waktu tertentu.

2. Continously Operating Reference Station (CORS)


Di dalam GNSS, dikenal dikenal sebuah sistem titik kontrol yang
bersifat aktif dan secara kontinyu memberikan koreksi data yang dapat
diakses secara realtime yang disebut dengan CORS (Continously
Operating Reference Station). Secara prinsip, CORS yang merupakan
jalinan beberapa stasiun referensi Global Navigation Satellite System
(GNSS) permanen (base station), dapat merekam data ephemeris GNSS
secara kontinyu, lalu disimpan dalam server dan dihitung secara teliti
menghasilkan
time kepada

koreksi-koreksi
receiver

GNSS

yang

dapat

pengguna

diberikan

(rover)

secara real

melalui

sistem

komunikasi NTRIP, guna mendapatkan koordinat secara cepat dengan


ketelitian yang dapat dipertanggungjawabkan bagi kegiatan Pengukuran
dan Pemetaan bidang tanah dalam rangka legalisasi asset (penerbitan
sertifikat Hak Atas Tanah). Di Indonesia, CORS telah di kembangkan di
berbagai institusi seperti BPN-RI (Badan Pertanahan Negara RI), JRSP
(Jaringan Referensi Satelit Pertanahan), Bakosurtanal, dan di beberapa
universitas di masing-masing fakultas teknik geodesi dan geomatikanya.

C. Posisi dan Sistem Koordinat


Posisi pada suatu titik GNSS umumnya ditentukan/dinyatakan dalam
koordinat, baik 2 (dua) dimensi (x,y) maupun 3 (tiga) dimensi (x,y,z) dan
mengacu pada suatu koordinat tertentu.. Posisi suatu titik di permukaan bumi
pada umumnya ditetapkan terhadap suatu titik koordinat yang lokasi titik
nolnya berada di pusat massa bumi (koordinat kartesian). Dalam sisitem
koordinat terdapat 3 parameter yaitu:
1. Lokasi titik 0 (nol) dari sistem koordinat.
2. Orientasi dari sumbu-sumbu koordinat

3. Parameter-parameter yang digunakan untuk mendefenisikan posisi suatu


titik dalam sisitem koordinat tersebut.

Titik 0 (nol) dalam sisitem koordinat bisa berada di titik pusat massa bumi
(geosentrik), maupun di salah satu titik di permukaan bumi (toposentrik).
Posisi 3D pada suatu titik di permukaan bumi umumnya dinyatakan dalam
suatu sisitem koordinat geosentrik. Geosentrik terbagi atas 2 (dua) macam
yaitu:
a. Koordinat kartesian (x,y,z)
b. Koordinat geodetik (,,h)
Pada sistem koordinat toposentrik, dinyatakan dalam (N, E, U).

Gambar 1. Koordinat geosentrik

Gambar 2. Koordinat toposentrik

Posisi yang diberikan GNSS adalah posisi 3 (tiga) dimensi (x,y,z) yang
dinyatakan dalam bentuk datum WGS (World Geodetic System) 1984 (lihat di
google). Titik yang akan ditentukan posisinya bisa berupa diam (Static
Positioning) atau bergerak (Kinematic Positioning).

D. Metoda Penentuan Posisi dengan GNSS


Metoda

Penentuan

Posisi

yang

berlaku

secara

umum

dengan

menggunakan Sistem GNSS/GNSS berdasarkan kegunaannya (tingkat


akurasinya)

dibagi

operansionalisasinya,

menjadi

keperluan

Survei

dan

Navigasi.

Pada

prinsip

penentuan

posisi

dasar

dengan

GNSS

berdasarkan kepada cara penerapannyanya dapat diklasifikasikan atas


beberapa metode penentuan posisi. Metoda yang dapat dipakai untuk kedua
keperluan tersebut adalah metoda Absolut dan metoda relatif (Differensial).
Metoda Diferensial dibagi menjadi dua yaitu Metoda Post Processing dan
metoda Real Time (Kinematik satu Statik). Metoda Post Processing dapat
dibagi menjadi metoda: Metoda Statik, Rapid Statik, Stop and Go, Pseudo
Kinematik dan Kinematik.

Metoda Penentuan Posisi Kinematik dipakai untuk menentukan posisi dan


kecepatan sesuatu benda yang bergerak seperti pesawat terbang dan kapal laut.
Metoda ini dapat dilakukan secara Real Time Kinematik (RTK) atau Post
Processing. Metoda Real time Kinematik langsung menghasilkan harga
koordinat posisi dan kecepatan sesuatu benda yang bergerak secara langsung
pada saat itu juga. Sedangkan metoda Post Processing memerlukan waktu
untuk memproses data yang dikoleksi pada sesuatu benda yang bergerak dan
data yang dikoleksi pada stasiun referensi pada durasi dan epok yang sama,
kemudian datanya diolah dengan menggunakan software applikasi untuk
menentukan besar vektor baseline serta posisi relatif terhadap sistem koordinat
tertentu.
Posisi dapat ditentukan dengan menggunakan satu receiver GNSS
terhadap pusat bumi dengan menggunakana metode penentuan posisi absolut,
ataupun terhadap titik lainnya yang telah diketahui koordinatnya (stasiun
referensi) dengan menggunakan metode diferensial (relatif) yang mengunakan
minimal 2 ( dua) buah receiver GNSS. Disamping itu, GNSS juga dapat
memberikan posisi secara instan (realtime) ataupun sesudah pengamatannya
diproses secara lebih ekstensif (post processing) yang biasanya dilakukan
untuk ketelitian yang lebih baik. Metoda Penentuan Posisi secara Real Time
Kinematik dibagi dalam dua bagian yaitu Single RTK dan Network RTK.
Single RTK yaitu penentuan posisi titik dimana besarnya koreksi yang
diberikan terhadap posisi absolutnya hanaya ditentukan oleh satu satsiun
Referensi. Ketelitian dari hasil Penentuan Posisi dengan metoda Single RTK
ini tergantung dari jarak antara Rover (titik yang ditentukan posisinya) dan
Stasiun Referensi yang memberikan besar koreksi terhadap posisi Rover.
Network RTK yaitu penentuan posisi suatu titik di lapangan dengan
memberikan koreksi kepada hasil koordinat absolut pada titik tersebut, dimana
koreksi tersebut didapatkan dari hasil pengolahan data efemeris dari semua
Stasiun referensi diwilayah yang bersangkutan yang di hitung dengan software
aplikasi pada server stasiun pengendali. Pengiriman Data efemeris dari stasiun
referensi ke server stasiun pengendali dapat menggunakan jaringan internet

dan menghasilkan koreksi (koreksi besaran absolut ke besaran differensial


antara rover dan stasiun referensi). Pengiriman posisi absolut suatu Rover ke
stasiun pengendali dan pengiriman koreksi dari Server stasiun pengendali ke
rover biasanya mengunakan mobile phone yang memiliki fasilitas GPRS
(General Package Radio Service). Dewasa ini, GNSS mengembangkan suatu
metode pengukuran secara realtime yang disebut metode Real Time Kinematik
Networked Transport of RTCM via Internet Protocol (RTK-NTRIP) yang
memberikan data realtime dengan akurasi dan presisi yang cukup tinggi.

E. Perbandingan survei alat ukur biasa dengan survei dengan GNSS

No

Survey konvensional (Theodolite) Survey dengan sistem satelit

Diperlukan keterlihatan antartitik

Tidak

diperlukan

keterlihatan

antartitik
2

Jangkauan jarak terbatas (<10 Jangkauan jarak yang lebih jauh


Km)

(>10Km)

Umumnya dilakukan pada siang Bisa dilakukan pada siang dan


hari dan cuaca yang relatif baik

malam hari dan segala jenis cuaca

Koordinat titik dalam 2 dimensi.

Koordinat titik dalam 3 dimensi

Posisi datum bersifat lokal

Posisi datum bersifat global

Diperlukan 2-3 Juru Ukur

Diperlukan 1 Juru Ukur

Koreksi data di kantor

Koreksi data realtime di lapangan

Tabel. 1 Perbandingan Pengukuran

F. Profil Alat Survei


1. Spek Alat
a. Trimble Receiver NetR 9
Trimble NetR9 adalah GNSS yang umumnya digunakan dengan fungsi
statik dimana penggunaannya sebagai CORS (Continously Operating

Reference Station). CORS adalah titik kontrol dasar moderen sebagai


referensi penentuan posisi untuk pengukuran dan pemetaan yang bersifat
aktif, terus menerus dan dapat diakses secara realtime. Sistem kerjanya
adalah untuk mengoreksi secara langsung data yang diterima oleh GNSS
rover dan memberikannya secara realtime untuk akurasi yang lebih baik.
Adapun kelebihan dari alat adalah sebagai berikut:
1) Memiliki ketilitian yang sangat tinggi.
2) Didukung dengan Bluetooth, Ethernet, serial dan USB port.
3) Didukung dengan memori internal dengan kapasitas besar (4Gb)
4) Tahan di segala cuaca dan kondisi lingkungan yang kurang
mendukung.

Gambar. 1 Trimble NetR9 dan antena tipe Zephir

b. Trimble GeoExplorer tipe 6000


Trimble GeoExplorer tipe 6000 adalah GNSS rover dengan akurasi
realtime yang cukup tinggi. Penggunannya bisa dengan atau tanpa koreksi
dari Base station. Tergantung pada akurasi yang dibutuhkan dalam suatu
pengukuran. Ketelitian alat bisa mencapai < 10 mm data realtime dengan
koreksi base station. GNSS ini bisa dibantu dengan penggunaan antena
eksternal (gambar 2).
Adapun kelebihan dari alat adalah sebagai berikut:
1) Teknologi layar sentuh (touch screen)

2) Dilengkapi dengan antena internal dan bisa dihubungkan dengan


antena eksternal.
3) Memiliki teknologi yang dapat mereduksi efek multipath
4) Terintegrasi dengan sistem komunikasi (GSM).
5) 3.5G data seluler
6) Terintegrasi dengan fungsi Wi-Fi dan Bluetooth
7) Dilengkapi dengan kamera autofocus 5 Megapixel.
8) Sisitem operasi Windows Mobile 6.5 (Professional Edition)
9) Dilengkapi teknologi water-resistance

Gambar 2. Trimble GeoExplorer tipe 6000 dan antena tipe tornado

c. Trimble Juno 5B
Trimble Juno 5B adalah GNSS mapping yang berfungsi sebagai rover.
Pengukuran dengan alat bisa digunakan dengan atau tanpa koreksi base
station. Ketelitian alat bisa mencapai < 10 cm data realtime dengan
koreksi base station.
Adapun kelebihan dari alat adalah sebagai berikut:
a. Familiar, Mudah digunakan, dan bertipe smartphone.
b. Teknologi layar sentuh (touch screen)
c. 5 MP dilengkapi dengan sistem autofocus
d. Terintegrasi dengan sistem komunikasi (GSM).
e. Dapat digunakan di semua kondisi

Gambar 3. Trimble Juno 5B

d. Trimble Juno 3B
Trimble Juno 3B adalah GNSS yang berfungsi sebagai rover.
Penggunaan alat tidak terlalu menekankan pada akurasi dan hanya
penggunaan yang lebih mudah.
Adapun kelebihan dari alat adalah sebagai berikut:
1) Teknologi layar sentuh (touch screen)
2) 3.75G data selular
3) 5 MP dilengkapi dengan sistem autofocus
4) Daya baterai yang lama.

Gambar 4. Trimble Juno 3B

2. Keterangan Alat
a. Bentuk dan Tampilan Juno 3B - 3D

Keterangan :
GPS Receiver & Ear Piece

: Receiver GPS dan tempat


pendengaran

External GPS Antenna Port

: Tempat Antenna External


GPS

Softkeys

: Tombol akses cepat

Reset Button

: Tombol Reset

Start

: Tombol Menu

Camera Button

: Tombol Kamera

Microphone

: Tempat Perekam Suara

Power Button (LED Suround)

: Tombol Power dan Lampu

Camera Flash ( Juno 3D Only ) : Flash Kamera Hanya Juno


3D
Camera Lens

: Lensa Kamera

Back Cover Lock

: Kunci penutup belakang

Speaker

: Speaker

Stylus and wrist lanyard tether

: Tali pena stylus dan tali


pengikat

Mini USB socket

: Soket mini USB

Power Connector

: Konektor Power

Stylus

: Pena stylus

Keterangan tambahan untuk Notification LED

b. Bagian-bagian Layar

Keterangan
Home screen

: Menyediakan akses ke tombol fungsi alat


dan mempermudah dalam membuka
aplikasi.

Start Button

: Tombol untuk membuka layar Start,


dimana anda dapat mengakses program
dan sistem.

Start Screen

: Layar start yang menampilkan berbagai


program yang terinstall di alat.

Lock Device

: Tombol untuk mengunci alat

Title Bar

: Mengandung beberapa status ikon


fungsi seperti modem, wireless, speaker,
baterai dan waktu

Tile bar

: Untuk melakukan setting waktu dan alarm

Connectivity icon : Untuk mengakses wireless manager


Pull down list

: Untuk mengakses tombol zoom,


konektivitas wireless manager, phone,
speaker, baterai, dan waktu

1) Status Indikator Baterai


Icon

Status
Battery Full
Tersisa kurang lebih 61 75 %
Tersisa kurang lebih 47 61 %
Tersisa kurang lebih 33 47 %
Battery Lemah
Receiver Power Terhubung dengan external source.
(Docking Station /Pogo Cable)

2) Status Indikator Speaker


Icon

Deskripsi
Speaker aktif

Speaker nonaktif

3) Status Indikator Network (jaringan) dan Modem untuk Juno 3D

G. Cara Menggunakan Peralatan dengan metode absolut dan diferensial.


1. Metode Absolute
a. Trimble NetR 9
Adapun langkah-langkah untuk logging data adalah sebagai berikut:
1) Set alat berupa antena pada titik yang akan dicari koordinatnya.
Posisi alat haruslah tepat berada di atas titik yang akan dicari
koordinatnya.

Gambar 5. Penyetelan alat

2) Pastikan antena terhubung langsung dengan receiver.


3) Hitung tinggi antena (bila diperlukan). Tinggi dihitung dari as
titik ke garis tengah antena.
4) Hidupkan receiver dan tunggu selama beberapa detik untuk
membaca jumlah satelit yang dapat dijangkau. Jumlah satelit yang
baik dalam pengukuran, sekurang-kurangnya ada 4 (empat) buah.
Jumlah satelit dapat dilihat pada tampilan awal receiver.
5) Sebelum melanjutkan langkah berikutnya, tekan arah atas ()
pada receiver untuk mengetahui IP address yang akan berguna
untuk mengkoneksikan receiver dengan perangkat pembantu
(laptop/PC).
6) Tekan enter, untuk melanjutkan langkah berikutnya.

7) Pada setiap pengukuran baru, gunakan perintah New Base.


Perintah Edit Current, untuk melanjutkan log data pada
pengukuran sebelumnya.
8) Tuliskan nama titik dan kode. (Mis titik1, kode: 1)
9) Tekan enter hingga screen kembali pada tampilan semula maka
data sedang di log.
10) Untuk memudahkan proses logging data, bisa digunakan
Laptop/PC sebagai alat bantu.
11) Hubungakan Laptop/PC dengan receiver melaui kabel ethernet.
12) Data dapat diakses melaui koneksi ethernet dengan memasukkan
IP address (dilihat dengan menekan tombol arah keatas ()). Mis
IP address 192.168.1.121
13) Masukkan IP address yang tertera pada screen receiver ke search
box browser maka Laptop/PC akan terhubung langsung ke
receiver.

Gambar 6. Tampilan awal koneksi ethernet

14) Setelah muncul pada dekstop, pilih Reveiver Configuration,


Reference Station, klik Here.

Gambar 7. Reference Station

15) Klik Data Logging, pilih New Session. Pada Session Name, Isikan
nama data yang akan di log sesuai dengan nama data yang
dimasukkan ke Receiver.
16) Klik Enable
17) Pada Duration, pilih tipe dan lama waktu pengukuran. Misalnya
Continous 60 menit. (Manual, always, continous, daily).
18) Berikan tanda centang pada Smooth pseudorange dan Smooth
phase.
19) Klik Ok, maka data akan di log sesuai dengan format yang telah
kita tetapkan.

Setelah logging data selesai, maka akan dilakukan pengambilan data.


Hasil logging data yang diterima oleh receiver dapat di ambil di
penyimpanan data (direktori) receiver. Pada pengaturan default, data yang
diterima akan disimpan di memori internal receiver. Mis pengukuran titik
1 telah selesai dan dilakukan pengambilan data.
Langkah-langkah untuk mengambil data adalah sebagai berikut:
a. Klik Data Logging, pilih Data Files.
b. Pilih file dengan mengklik Convert.
c. Sebelum mengklik Convert and Download, atur dalam rineX 3.00 dan
observables and ephemeris.

Gambar 8. Convert and Ephemeris

Selanjutnya akan data akan di konversi melalui website untuk melihat


data dalam bentuk pdf (dokumen). Langkah ini disebut juga dengan
pengolahan data secara intensif (post processing). Penggunaan GNSS
dapat diterpakan dalam ilmu ukur tanah dimana data yang akan diperoleh
mencakup jarak, sudut, dan beda tinggi (elevasi). Pada proses penggunaan
GNSS, antena yang digunakan berhubungan langsung dengan sistem
satelit melalui gelombang radio yang diterjemahkan oleh receiver dalam
bentuk rinex data. Konversi data dapat dilakukan via website dengan
menggunakan e-mail sebagai penerima hasil (output) berupa file pdf (hal
ini dinamakan post processing). Output data yang dihasilkan dari konversi
tersebut memsberikan beberapa data yang penting dalam pengukuran (mis:
pengukuran jarak). Data yang diberikan berupa koordinat (x,y,z),
longitude dan latitude, dan elipsiod height. Dengan bantuan software, hasil
akan dapat diterjemahkan secara langsung dengan memberikan data
berupa

Jarak

dan

gambaran

secara

visual

dalam

worksheet

aplikasinya.Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:


a. Pastikan Laptop/PC terhubung dengan internet.
b. Masuk ke alamat website www.trimblertx.com. Maka tampilan
awalnya akan tampak sebagai berikut.

Gambar 9. Tampilan awal www.trimblertx.com

c. Klik Post Processing, maka akan tampak tampilan sebagai berikut.

Gambar 10. Tampilan Post Processing

d. Pada Select file to upload, pilih file yang akan di kirim/dikonversi via
website (file yang di download pada gambar 3).
e. Pada Provide email address, masukkan alamat e-mail anda tempat
dimana file akan dikirim oleh pihak converter.
(mis. n_generation_1994@yahoo.com)
f. Masukkan security code sesuai dengan gambar yang diberikan. Jangan
lupa, klik tanda centang pada isian persetujuan/accept
g. Klik Process. Tampilannya adalah sebagai berikut

Gambar 11. Post Processing

h. Data akan di kirim ke alamat e-mail yang ditujukan.


i. Lakukan pengambilan data dari e-mail. Tampilannya adalah sebagai
berikut.

Gambar 12. Pengambilan data dari e-mail

j. Buka file yang telah di download. Tampilan file tersebut adalah se


bagai berikut

Gambar 13. Data Post Processing

Hasil pengukuran bisa juga diproses melalui software professional.


Dalam hal ini software yang digunakan adalan GNSS Solution. Dengan
bantuan software ini, data dapat dilihat secara langsung dalam bentuk
tampilan visual dalam worksheet aplikasinya.

Gambar 14. Worksheet aplikasi GNSS Solution

b. Trimble GeoExplorer 6000


Pengukuran dengan Trimble GeoExplorer dapat dilakukan dengan
beberapa model pengukuran seperti point, line, dan area. GNSS ini
terintegrasi dengan software professional TeraSync yang membantu
proses pengukuran.
Adapun langkah-langkah untuk logging data adalah sebagai berikut:
1) Masuk ke software Terrasync 5.30

2) Setelah kita melakukan proses pengaturan dengan Setup, File


baru dibuat dengan klik Setup, terus pilih Data, di bawahnya akan
muncul Menu New, setelah itu klik Create

Keterangan :
File Type

: Jenis File baru tersebut apa

sebagai Rover atau Base


Location : Lokasi dari file baru yang kita buat, ada
di default (My documents) atau SD MMC Card
File Name : Nama File baru tersebut
Dictionary Name : Dictionary yang dipakai dalam file
tersebut

3) Kemudian klik Create, dan akan muncul tiga pilihan default


(Point Generic, Line Generic, dan Area Generic)
Keterangan:
Point Generic : Titik yang akan diambil datanya
Line Generic

: Garis yang akan diambil datanya

Area Generic : Luas yang akan diambil datanya

4) Kemudian klik Create, dan akan muncul tiga pilihan default


(Point Generic, Line Generic, dan Area Generic)
5) Pada menu Options, akan muncul beberapa item pengaturan
logging data

Keterangan :
Logging Interval

: Interval Perekaman data

Repeat

: pengulangan

Log Now

: Perekaman data secara langsung

setelah item point, line dan area generic diklik


Log Later

: Perekaman data dilakukan setelah,

kita menekan tombol Log

6) Lalu pilih Point Generic.

7) Kemudian, sebelum kita melakukan perekaman data, isikan


atribut, setelah itu kita klik Log, sedangkan untuk menyimpan
data tersebut klik Done

8) Setelah klik Done, maka secara otomatis, data akan tersimpan


(feature stored), dan kembali ke tampilan collect feature

9) Untuk mengetahui panjang garis dan luas area, bisa kita lihat saat
Update Features, klik Collect, pilih Update Feature

10) Untuk mengecek posisi koordinat, pindahkan menu data e map

Keterangan:

Select

: Untuk memilih atribut poin, line, atau


area dan melihat nilai koordinat dipeta

Zoom In

: Untuk memperbesar tampilan peta

Zoom Out

: Untuk memperkecil tampilan peta

Pan

: Untuk menggeser kursor

Digitize

: Untuk melakukan proses digitasi

Measure

: Untuk melakukan prose pengukuran


jarak, dari titik satu ke titik lain

11) Untuk mengetahui status satelit, klik Menu Map, pindahkan ke


Menu Status

12) Untuk mengetahu keterangan satelit lebih lengkap, Klik tombol


skyplot, kemudian akan muncul tampilan toolbar status

c. Trimble Juno 5B
Lakukan langkah yang sama pada pengukuran dengan alat Trimble
GeoExplorer 6000.
d. Trimble Juno 3B
Lakukan langkah yang sama pada pengukuran dengan alat Trimble
GeoExplorer 6000.

3. Metode differensial
a. GNSS Rover
Pada pelaksanaan dengan menggunakan metode differensial, akan
diikutsertakan CORS. Pada metode ini, rover akan berhubungan
langsung dengan media korektor CORS melalui metode RTK NTRIP
Real Time Kinematik Networked Transport of RTCM via Internet
Protocol). Langkah yang dilakukan adalah
1) Buka software TerraSync
2) Pilih setup, realtime settings.
3) Pilih external source

4) Masukkan password yang diterima dari RTCM oleh intansi terkait.


5) Klik Connect maka rover akan terhubung langsung dengan CORS
sehingga menghasilkan akurasi yang lebih baik.
6) Lakukan pengukuran dengan langkah pada pengukuran absolut.

4. Pembuatan Titik Waypoints Yang Akan Di Navigasi


a. Klik Menu Status, pindahkan ke Menu Navigation

b. Klik tombol Navigate, pindahkan ke Waypoints

c. Kemudian, klik New untuk membuat file waypoints baru, kemudian


klik Done

d. Setelah File terbentuk klik Options New

Global Navigation Satelite System (GNSS)

32

e. Setelah itu , isikan titik waypoints yang akan kita navigasi, setelah itu
klik Done

f. Cek list titik yang akan dinavigasi

Global Navigation Satelite System (GNSS)

33

g. Setelah itu, klik Options Set Nav Target, maka titik akan
berubah menjadi tanda bendera

h. Untuk memulai navigasi, klik Menu Waypoint ke Navigate, lihat titik


yang dinavigasi di map , jika sudah dekat, maka akan ada penanda
berupa bunyi

Global Navigation Satelite System (GNSS)

34

H. Faktor yang mempengaruhi Ketelitian survei GNSS


1. Ketelitian data
a. Jenis Data
b. Kualitas receiver GNSS
c. Level dari Kesalahan bias (efek multipath)

2. Geometri Pengamatan
a. Lokasi titik
1) Ruang pandang ke langit yang bebas ke segala arah di atas elevasi,
15 (angel mask). Dalam hal ini, besarnya angel mask menentukan
jumlah satelit yang diamati. Semakin besar angel mask, semakin
sedikit jumlah satelit yang akan diamati. Sebaliknya apabila angel
mask yang digunakan kecil, memang akan memperbanyak jumlah
satelit yang akan diamati. Akan tetapi, hal tersebut berpotensi
terkontaminasi oleh efek multipath yang menyebabkan obstruksi
sinyal pada lokasi yang bersangkutan. Besar angel mask yang ideal
berkisar antara 10-15.
2) Jauh dari objek reflektif yang mudah memantulkan sinyal GNSS
(efek multipath). Multipath adalah suatu kejadian atau fenomena
dimana sinyal satelit tiba di antena GNSS melalui dua atau lebih
lintasan yang berbeda. Contoh objek yang dapat menyebabkan
multipath adalah gedung, jalan raya, dan kendaraan.
3) Jauh dari benda atau objek yang bersifat elektris yang berpengaruh
terhadap penerimaan sinyal GNSS (interferensi elektris). Misalnya
Stasiun pemancar gelombang, kabel listrik bertegangan tinggi.

Global Navigation Satelite System (GNSS)

35

b. Jumlah titik
Titik-titik kerangka GNSS harusnya terdiri dari titik yang telah
diketahui koordinatnya dan titik yang akan ditentukan koordinatnya.
Titik ikat harus diketahui koordinatnya dalam datum WGS 1984.
c. Jumlah satelit
1) Dalam survei dengan GNSS, pada prinsipnya semakin banyak
jumlah satelit yang diamati akan semakin baik.
2) Dalam pengamatan, pilih lokasi titik GNSS yang memiliki ruang
pandang seluas mungkin dan jangan menggunakan angel mask
yang terlalu besar (optimumnya 10-15).
d. Lokasi dan Distribusi Satelit.
Disamping jumlah satelit, lokasi dan distribusi satelit juga
mempengaruhi kekuatan geometri. Distribusi satelit dikatakan baik
apabila satelit yang terlihat pada skyplot terdistribusi secara merata
minimal pada 3 kuadaran yang berbeda.

Gambar 14. Skyplot

Global Navigation Satelite System (GNSS)

36

DOP (Dilution of Precisison) adalah bilangan yang umum


digunakan untuk merefleksikan kekuatan geometri dari konstelasi
satelit. Nilai DOP yang kecil menunjukkan geometri satelit yang baik.
Sedangkan untuk nilai DOP yang besar menunjukkan goemetri satelit
yang lemah/buruk.
Beberapa jenis DOP adalah sebagai berikut:
1) PDOP (Positional Dilution of Precision) = Posisi 3 dimensi
2) HDOP (Horizontal Dilution of Precision) = Posisi horisontal
3) VDOP (Vertical Dilution of Precision) = Posisi vertikal
4) TDOP (Time Dilution of Precision) = waktu

Gambar 15. Dilution Of Precision

3. Strategi dalam pengamatan :


a. Metode pengamatan
1) Metode pengamatan statik
2) Metode pengamatan kinematik
b. Waktu pengamatan
Waktu pengamatan sebaiknya dilakukan pada durasi waktu pada
saat DOP nya menunjukkan nilai yang kecil karena pada saat tersebut
geometri pengamatan akan lebih baik.
c. Lama pengamatan
Pada prinsipnya, semakin lama proses pengamatan, semakin

Global Navigation Satelite System (GNSS)

37

banyak data yang diterima dan semakin baik pula pengukuran. Namun,
lama pengamatan bisa saja dilakukan atau disesuaikan dengan
kebutuhan pengukuran.
d. Pengikatan terhadap titik tetap (Base Station).
Pengikatan terhadap titik tetap dilakukan sebagai media koreksi
data oleh base station untuk menghasilkan data realtime yang lebih
baik. Dalam hal ini dikenal sebuah sistem titik kontrol yang bersifat
aktif dan secara kontinyu memberikan koreksi data yang dapat diakses
secara realtime yang disebut dengan CORS (Continously Operating
Reference Station).

4. Sistem Pengolahan data :


a. Perangkat lunak (software)
Pengolahan data dengan software yang sesuai digunakan untuk
mendapatkan akurasi yang lebih baik. Pengolahan dengan software
dilakukan secara intensif yang disebut dengan post processing.

Global Navigation Satelite System (GNSS)

38

Anda mungkin juga menyukai