Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PENDAHULUAN

MIOMA UTERI
A. DEFINISI
Mioma uteri adalah suatu neoplasma jinak dari lapisan
miometrium

atau

padat

kenyal

dan

otot

rahim

serta

yang

berbatas

bersifat
tergas

konsistensi

dan

mempunyai

pseudokapsul (Hanifa Wingnyo Sastro, 1994).


B. PENYEBAB
Walaupun mioma uteri terjadi banyak tanpa penyebab, namun
dari

hasil

penelitian

Meyer

dan

Lipschultz,

yang

mengutarakan bahwa terjadinya mioma uteri tergantung pada


sel-sel imatur pada Cell nest yang selanjutnya dapat
dirangsang terus menerus oleh estrogen.
C. PATOFISIOLOGI
Mioma uteri mulai tumbuh sebagai bibit yang kecil di
dalam

miometrium

pertumbuhan

itu

dan

lambat

miometrium

laun

membesar

terdesak

karena

menyusun

semacam

pseudekapsula atau simpai semu yang mengelilingi tumor di


dalam uterus mungkin terdapat satu mioma, akan tetapi
mioma biasanya banyak. Jika ada satu mioma yang tumbuh
intramural

dalam

korpus

uteri

maka

korpus

ini

tampak

bundar dan konstipasi padat. Bila terletak pada dinding


depan

uterus,

uterus

mioma

dapat

menonjol

ke

depan

sehingga menekan dan mendorong kandung kencing ke atas


sehingga sering menimbulkan keluhan miksi
Tetapi
masalah
akan
timbul
jika
berkurangnya
menyebabkan

pemberian
tumor

darah

membesar,

pada
sehingga

mioma

terjadi:
uteri

yang

menimbulkan

rasa

nyeri dan mual. Selain itu masalah dapat timbul lagi jika

terjadi perdarahan abnormal pada uterus yang berlebihan


sehingga terjadi anemia. Anemia ini bias mengakibatkan
kelemahan fisik, kondisi tubuh lemah, sehingga kebutuhan
perawatan diri tidak dapat terpenuhi. Selain itu dengan
perdarahan

yang

banyak

bisa

mengakibatkan

mengalami kekurangan volume cairan


D. MANIFESTASI KLINIS
Hampir separuh kasus mioma uteri
kebetulan

pada

pemeriksaan

seseorang

ditemukan

ginekolog

karena

secara

tumor

ini

tidak menganggu. Gejala yang dikeluhkan sangat tergantung


pada

tempat

sarang

mioma

ini

berada

serviks,

intramural,submukus,subserosa), besarnya tumor, perubahan


dan komplikasi yang terjadi.
Gejala tersebut dapat digolongkan sebagai berikut :
1. Perdarahan abnormal
Gangguan
perdarahan yang
terjadi umumnya
adalah
hipermenore, menoragia atau dapat terjadi metroragi.
Faktor yang menyebabkan terjadi perdarahan . antara
lain:
- Permukaan

endometrium

yang

lebih

luas

dari

pada

biasanya
Pengaruh

endometrium sampai adenokarsinoma emdometrium


Atrofi endometrium di atas mioma submukosum
Miometrium tidak dapat berkontraksi optimal karena
adanya

ovarium

sarang

sehingga

mioma

diantara

terjadi

hiperplasia

serabut

miometrium,

sehingga tidak dapat menjepit pembuluh darah yang


melaluinya.
2. Rasa Nyeri
Rasa nyeri bukanlah
walaupun

sering

gejala

terjadi.

yang

Rasa

khas

nyeri

pada
dapat

mioma
timbul

karena gangguan sirkulasi darah pada sarang mioma yang


disertai

nekrosis

jaringan

setempat

dan

peradangan.

Pada mioma submukosum yang akan dilahirkan biasanya


menimbulkan

dismenore

karena

penyempitan

kanalis

servikalis akibat mioma.


3. Gejala dan tanda penekanan
Gangguan ini tergantung dari besar dan tempat mioma
uteri. Penekanan pada kandung kemih akan menyebabkan
poliuri.

Penekanan

retensio

urine

pada

dan

uretra

daoat

menyebabkan

ureter

dapat

menyebabkan

pada

hidroureter dan hidronefrosis. Penekanan pada rectum


menyebabkan obstipasi dan tenesmia. Dan penekanan pada
pembuluh darah dan pembuluh limfe mengakibatkan edema
tungkai dan nyeri panggul.

4. Abortus spontan

5. Infertilitas
E. CLINICAL NURSING PATHWAY
MIOMA UTERI
Mioma Intramural

Mioma Submukosusm

Tumbuh di dinding uterus

Mioma Sub serosum

berada di bawah endometrium &


Menonjol ke dalam rongga uterus

Tumbuh keluar dinding


uterus

Gejala/Tanda
Perdarahan

PeSuplai darah

Gg Perfusi Jar

Gg Hematologi

Pembesaran Uterus

Kurang Pengetahuan

pe imun tubuh

Cemas

Gg Sirkulasi

Nekrosis

Penekanan Syaraf

Radang
Resiko Infeksi

Nyeri

Penekanan

Kandung kencing

Uretra

PoliUri

Ureter

Retensio Uri

rectum

Hidronefrosis Obstipasi/Tenesmus

Ganngguan Eliminasi Uri

Gangguan Eliminasi Alvi

F. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
1. Anamnesa tentang riwayat penyakit
2. Pemeriksaan Darah Lengkap
Hemoglobin

: turun

Lekosit

: turun/meningkat

Eritrosit

: turun.

Albumin

: turun

3. Palpasi abdomen. Didapatkan benjolan di daerah perut


bagian

perut

bagian

bawah

dengan

konsistensi

padat,

benjolan

menyatu

kenyal dan berbatas jelas.


4. Pemeriksaan

bimanual

didapatkan

dengan rahim, sulit dilakukan untuk pasien yang gemuk


5. Test

kehamilan,

untuk

memastikan

diagnosa

akan

kemungkinan kehamilan dengan adanya pembesaran uterus.


6. Pemeriksaan

USG,

untuk

penyebaran mioma uteri

menentukan

jenis,

lokasi

dan

7. Biopsi

endometrium,

untuk

mendeteksi

ada

tidaknya

keganasan.
G. PENATALAKSANAAN MEDIK
1. Pada mioma kecil dan tidak menimbulkan keluhan tidak
diberikan
untuk

terapi,

menilai

hanya

diobservasi

pembesaranya

mioma

tiap

akan

3-6

lisut

bulan

setelah

menopause
2. Pemberian GnRH agonis selama 6 minggu
3. Miomektomi dengan atau tanpa histerektomi bila besar
uterus melebihi seperti kehamilan 12-14 minggu
4. Radioterapi Tindakan ini bertujuan agar ovarium tidak
berfungsi lagi sehingga penderita mengalami menopause,
hal

ini

umum

dilakukan

bila

terdapat

kontraindikasi

untuk tindakan operasi


5. Estrogen untuk pasie setelah menopause dan observasi
tiap 6 bulan
H. KOMPLIKASI
1. Pertumbuhan lemiosarkoma.
Mioma dicurigai sebagai sarcoma bila selama beberapa
tahun tidak membesar, sekonyong konyong menjadi besar
apabila hal itu terjadi sesudah menopause
2. Torsi (putaran tangkai )
Ada

kalanya

tangkai

pada

mioma

uteri

subserosum

mengalami putaran. Kalau proses ini terjadi mendadak,


tumor

akan

mengalami

gangguan

sirkulasi

akut

dengan

nekrosis jaringan dan akan tampak gambaran klinik dari


abdomenakut.
3. Nekrosis dan Infeksi

Pada mioma subserosum yang menjadi polip, ujung tumor,


kadang-kadang
dilahirkan
gangguan

dapat

bari

melalui

vagina,

situasi

dengan

kanalis

dalam
akibat

hal

servikalis
ini

nekrosis

dan

kemungkinan
dan

infeksi

sekunder.
I. PENGKAJIAN
Pengkajian

adalah

langkah

awal

dalam

melakukan

asuhan

keperawatan secara keseluruhan. Pengkajian terdiri dari


tiga tahapan yaitu ; pengumpulan data, pengelompakan data
atau

analisa

data

dan

perumusan

diagnose

keperawatan

(Depkes RI, 1991 ).


1. Pengumpulan Data.
Pengumpulan data merupakan kegiatan dalam menghimpun
imformasi

(data-data)

dikumpulkan

pada

Abdominal

dari

klien

Hysterektomy

klien.

sesudah
and

Data

yang

pembedahan

Bilateral

dapat
Total

Salphingo

Oophorectomy (TAH-BSO ) adalah sebagai berikut :


Usia :
a. Mioma biasanya terjadi pada usia reproduktif,
paling sering ditemukan pada usia 35 tahun keatas.
b. Makin tua usia maka toleransi terhadap nyeri akan
berkurang
c. Orang dewasa mempunyai dan mengetahui cara efektif
dalam

menyesuaikan

diri

terutama

terhadap

perubahan yang terjadi pada dirinya akibat tindakan


TAH-BSO.
2. Keluhan Utama
Keluhan yang timbul pada hampir tiap jenis operasi
adalah

rasa

manipulasi

nyeri
jaringan

karena

terjadi

organ.Rasa

torehant

nyeri

tarikan,

setelah

bedah

biasanya

berlangsung

24-48

jam.

Adapun

yang

perlu

dikaji pada rasa nyeri tersebut adalah :


a. Lokasi nyeri :
b. Intensitas nyeri
c. Waktu dan durasi
d. Kwalitas nyeri.
3. Riwayat Reproduksi
a. Haid
Dikaji tentang riwayat menarche dan haid terakhir,
sebab mioma uteri tidak pernah ditemukan sebelum
menarche dan mengalami atrofi pada masa menopause
b. Hamil dan Persalinan
1) Kehamilan mempengaruhi pertubuhan mioma, dimana
mioma uteri tumbuh cepat pada masa hamil ini
dihubungkan dengan hormon estrogen, pada masa ii
dihasilkan dalam jumlah yang besar.
2) Jumlah
kehamilan
dan
anak
yang
mempengaruhi

psikologi

klien

dan

hidup
keluarga

terhadap hilangnya oirgan kewanitaan.


4. Data Psikologi.
Pengangkatan
organ
reproduksi
dapat
berpengaruh
waktu

untuk

reproduksi

terhadap

emosional

klien

memulai

perubahan

yang

merupakan

komponen

dan

sangat

diperlukan

terjadi.

kewanitaan,

Organ
wanita

melihat fungsi menstruasi sebagai lambang feminitas,


sehingga berhentinya menstruasi bias dirasakan sebgai
hilangnya perasaan kewanitaan.
Perasaan seksualitas dalam arti hubungan seksual perlu
ditangani

Beberapa

hubungan

seksualitas

wanita

merasa

terhalangi

cemas

atau

bahwa

hilangnya

kepuasan. Pengetahuan klien tentang dampak yang akan


terjadi sangat perlu persiapan psikologi klien.
5. Status Respiratori

Respirasi bias meningkat atau menurun . Pernafasan


yang ribut dapat terdengar

tanpa stetoskop. Bunyi

pernafasan akibat lidah jatuh kebelakang atau akibat


terdapat
gejala

secret.

terdapat

Suara

paru

yang

kasar

secret

pada

saluran

merupakan

nafas

Usaha

batuk dan bernafas dalam dilaksalanakan segera pada


klien yang memakai anaestesi general.
6. Tingkat Kesadaran
Tingkat kesadaran dibuktikan melalui

pertanyaan

sederhana yang harus dijawab oleh klien atau di suruh


untuk

melakukan

dimulai

dari

observasi

dan

perintah.
siuman

pembedahan

sampai

penurunan

gejala syok.
7. Status Urinari
Retensi
urine

Variasi

ginekologi,

biasanya baik biasanya

ngantuk

tingkat

paling

kesadaran

harus

di

kesadaran

merupakan

terjadi

setelah

umum

klien

tingkat

yang

hidrasinya

baik

kencing setelah 6 sampai 8 jam

setelah pembedahan. Jumlah autput urine yang sedikit


akibat kehilangan cairan tubuh saat operasi, muntah
akibat anestesi.
8. Status Gastrointestinal
Fungsi gastrointestinal biasanya pulih

pada 24-74

jam setelah pembedahan, tergantung pada kekuatan efek


narkose

pada

penekanan

intestinal.

Ambulatori

dan

kompres hangat perlu diberikan untuk menghilangkan gas


dalam usus.
J. DIAGNOSA KEPERAWATAN DAN PRIORITAS

1.

Resiko ganguan Perfusi jaringan berhubungan dengan


penurunan aliran darah sekunder akibat tumor

2.

Gangguan
/trauma

rasa

jaringan

nyaman
dan

(nyeri

refleks

b.

spasme

nekrosis

otot

sekunder

akibat tumor
3.

gangguan

pola

eliminasi

uri

b.d

penekana

tumor

pada kandung kencing .


4.

Gangguan pola eliminasi Alvi b. d penekanan tumor


pada rectum

5.

Cemas b. d kurangnya penegtahuan tentang penyakit


serta penatalaksnaan

6.

Resiko terjadi infeksi b. d penurunan imun tubuh


sekunder akibat gangguan hematologis (perdarahan)

K. RENCANA KEPERAWATAN
1. Gangguan perfusi jaringan b.d penurunan aliran darah
sekunder akibat tumor
Tujuan:

Tidak

terjadi

gangguan

perfusi

jaringan

selama dalam perawatan


Kriteria

: Hb : 11 13 gr %.

batas

normal,

Tanda vital dalam

capillary

refill

Normal,

Konjungtiva Tidak anemis


Rencana intervensi :
1. Kaji vital sign, pengisian kapiler., kadar Hb
R/

Memantau

kondis

klien

dan

untuk

menetukan

tindakan selanjutnya
2. Observasi perdarahan yang ada
R/ Menetukan jumlah darah yang hilang sehingga
dapat dilakukan tindakan selanjutnya
3. Beri Oksigen sesuai kebutuhan bila muncul tandatanda syok hipovolemik
R/

Mencegah

hipoksia

kaibat

kehilangan

banyak

darah
4. Kolaborasi

pemberian

cairan

intravena

tau

transfusi sesuai kebutuhan


R/ mengganti cairan/ darah

yang hilang

5. tetap lanjutkan observasi vital sign tiap 2 jam


sampai keadaan membaik
R/

memgevaluasi

tindakan

keperawatan

yang

dilakukan
2. Nyeri

b.

nekrosis/trauma

jaringan

dan

spasme

otot

sekunder akibat tumor


Tujuan

Setelah

dilakukan

tindakan

keperawatan

diharapkan nyeri berkurang


Kriteria : -

pasien tidak menyatakan nyeri atau nyeri

berkurang
- intensitas nyeri berkurang
- Ekspresi muka ,tubuh releks
Rencana Intervensi :
1. Kaji lokasi, intensitas, kualitas dan kwantitas nyeri
R/ Memetukan lokasi dan sumber nyeri untuk menemtukan
tindakan selanjutnya
2. Bicarakan alasan mengapa individu mengalami nyeri
R/ memberi pengetahuan klien tentang fisiologis nyeri
3. Ajarkan tehnik relaksasi dan distraksi
R/

Relaksasi

dan

distraksi

mengurangi

nyeri

dengan

mengalihkan perhatian klien terhadap nyeri.


4. Kolaborasi pemberian anlgetik
R/ Analgetik membloks impuls nyeri ke otak sehingga
nyeri berkurang.
3. Cemas b. d kurangnya pengetahuan tentang mioma uteri dan

pengobatannya
Tujuan: Setelah diberi tindakan keperawatan selama 24 jam
cemas pasien berkurang /hilang
Kriteria: -

Pasien mengungkapkan rasa cemasnya berkurang


- Pasien

mengidentifikasi

yang harus dilaoprkan

tanda

dan

gejala

- Pasien

mengidentifikasikan

sumber

koping

yang digunakan
- Mengutarakan

dan

mengerti

cara

mengurangi

kecemasan
Intervensi :
1. Beri

kesempatan

pada

klien

dan

keluarga

untuk

mengungkapkan perasaan dan, lakukan kontak yang


sering
R/

Kontak

sering

akan

menimbulkan

rasa

percaya

pada perawat
2. Dorong diskusi terbuka tentang mioma, pengalaman
orang lain, pengobatan dan penyembuhannya.
R/

dengan

tentang

berbicara

makna

secara

hidup

akan

terbuka
memberi

pada

klien

dorongan

dan

harapan klien
3. Tunjukkan adanya harapan
R/ Klien harus tetap punya harapan dan motivasi
untuk tetap melakukan pengobatan.
4. kaji sumber coping yang tersedia
R/ Mengidentifikasi coping positif klien
5. Ajarkan

klien

untuk

menggunakan

coping

yang

salah

satu

cara

Care

Plans

and

positif
R/

Coping

positif

merupakan

mengurangi kecemasan
DAFTAR PUSTAKA
Carpenito,

Lynda

Juall.

1995.

Nursing

Documentiation. Philadelphia, JB Lipincot Company.


Manuaba. (1998). Ilmu kebidanan dan penyakit kandungan. EGC.
Jakarta.
Mansjoer, Arif (et al). 2000. kapita selekta kedokteran. Media
aesculapius
Prawirohardji Sarwono. (1994). Ilmu kandungan. Jakrta. Yayasan
Bina Pustaka.

Teddy Supriadi. (1994). Kapita Selekta Kedaruratan Obsttetri


dan Gynekologi. EGC .Jakarta.
RSUD

Dr

Soetomo.

(1994).

Laboratorium. Surabaya.

Pedoman

Diagnosis

dan

terapi.

Anda mungkin juga menyukai