2008 2 00461 Lampiran PDF
2008 2 00461 Lampiran PDF
LAMPIRAN A
CONTOH PERHITUNGAN
1.
Perhitungan Manual
Perhitungan manual yang dilakukan dalam penelitian mengacu pada
Metode Baji (Wedge Method), dengan bidang longsor planar. Beberapa
parameter yang digunakan dalam perhitungan ini adalah:
a. Kondisi Lapangan
Kondisi lereng yang akan dianalisa ditunjukkan pada gambar di
bawah ini:
L2
L1
3,5 m
80
48
5m
1,5 m
Silty Sand :
= 18 kN/m3
c = 10 kN/m2
= 30
A-2
b. Tanah
Parameter tanah yang digunakan adalah:
c = 10 kN/m2
= 18 kN/m3
= 30
c. Nail bars
Nail bars yang digunakan adalah baja ulir ASTM A615 (Fy = 420
Mpa), dengan diameter 25 mm, dan panjang: L1 =4 m, L2 = 6m. Nail bars
dipasang lurus sejajar dengan garis horisontal seperti yang ditunjukkan
pada Gambar A.1, dengan jarak horisontal antar nail bar (tegak lurus
bidang) sebesar 2 m. Dari Tabel 2.1 dapat diketahui parameter sebagai
berikut:
Rn = 211 kN, dan
Rc = Rn/2 = 105,5 kN
Menghitung Gaya Geser Ijin (Vmax), dan Gaya Tarik Ijin Global (Tmax)
Gaya geser ijin nail bars:
Vn =
=
Rn
2 1 + 4 tan 2 (90 )
211
2 1 + 4 tan 2 (90 48)
= 51,218 kN
A-3
Gaya tarik ijin nail bars:
T = 4Vtan(90 )
= 4. 51,218. tan(90 48)
= 184,47 kN
Gaya geser ijin tanah akibat tegangan lateral tanah:
V = Pmax
D
Lo
2
Pu = (C1 z + C 2 D))z
2
2
= (1,9 . . 5 + 2,6 . 0,025)18. . 5
3
3
2
= 383,9 kN/m
2
= 30 . 0,025 . 18 . . 5
3
2
= 45 kN/m
EI
KsD
A-4
Parameter-parameter yang dibutuhkan dalam persamaan di atas
adalah:
E = modulus elastisitas baja = 2.108 kN/m2
I = momen inertia penampang nail bar
=
d 4
64
0,025 4
64
=1,917.10-8 m4
4 . 2 . 10 8. 1,917 . 10 8
= 0,471 m
12456 . 0,025
Vs = 22,5.
0,025
.0,471 = 0,133 kN.
2
Karena Vs < Vn, maka gaya geser ijin global (Vmax) yang digunakan
adalah sebesar 0,133 kN. Adanya pembatasan gaya geser ijin, maka gaya
tarik ijin dari nail bar harus dikoreksi menjadi:
Vmax
Rc
Tmax
Rn
=1
2
2
0,133 2 Tmax
+
=1
105,5 2 2112
Tmax = 210,99 kN.
A-5
Menghitung Gaya Geser Ijin, Dan Gaya Tarik Ijin Dari Perkuatan Soil Nailing
Nail Bar 1 (h1 = 1,5m)
T1 =
DL e f max
FoS
D = 0,025 m
Le1 = L1[(tan(90) tan(90)) h1]
= 4 [(tan(9048) tan(9080))1,5]
= 2,914 m
FoS = faktor keamanan, untuk perhitungan pertama dapat menggunakan
asumsi faktor keamanan sebesar 1,5
fmax = 120 kN/m2 (didapatkan dari Tabel 2.2)
T1 = gaya tarik ijin nail bar 1 =
DL e f max
FoS
D = 0,025 m
Le2 = L2[(tan(90) tan(90)) h2]
= 6 [(tan(9048) tan(9080))3,5]
= 3,466 m
fmax = 120 kN/m2 (didapatkan dari Tabel 2.2)
T2 = gaya tarik ijin nail bar 2 =
3,14.0,025.3,466.120
= 21,8 kN < Tmax
1,5
A-6
Gaya tarik ijin total dari nail bar (per unit panjang tegak lurus bidang)
Ti =
Gaya geser ijin total dari nail bar (per unit panjang tegak lurus bidang)
Vi =
1
H 2 [tan (90 ) tan (90 )]
2
1
18 . 5 2 [tan (90 48) tan (90 80)]
2
= 162,917 kN
Lf = panjang bidang longsor = (H/sin ) = (5/sin 48) = 6,728 m
FoS =
10.6,728 + (162,917. cos 48. tan 30) + (20,05. sin 48 0,133. cos 48) tan 30
(162,917. sin 48) (20,05. cos 48) (0,133. sin 48)
= 1,290
A-7
Nilai faktor keamanan hasil perhitungan (FoS = 1,290) berbeda dengan
nilai faktor keamanan yang diasumsikan di awal perhitungan (FoS = 1,5), maka
perhitungan harus dilakukan ulang dengan faktor keamanan asumsi yang
berbeda. Proses iterasi harus dilakukan agar nilai faktor keamanan asumsi sama
dengan nilai faktor keamanan yang didapatkan pada akhir perhitungan. Dalam
penelitian ini proses iterasi dilakukan dengan menggunakan program EXCEL,
dan memberikan nilai faktor keamanan yang konvergen sebesar 1,323.
2.
Memodelkan Geometri
Perhitungan
Keluaran
Evaluasi Hasil
Gambar A.2 Diagram Alir Proses Analisa Menggunakan Program PLAXIS
A-8
2.1
Memulai Program
A-9
b.
Pemodelan Geometri
Buat model yang sesuai dengan geometri lereng untuk kasus di atas.
Pembuatan geometri lereng dilakukan dengan menggunakan tombol geometry
line, sedangkan untuk soil nailing menggunakan tombol plate. Pemodelan
geometri di PLAXIS untuk kasus di atas akan tampak seperti pada gambar di
bawah ini
A-10
Berikut setelah geometri terbentuk, diberikan kondisi batas untuk
menghindari perpindahan yang tidak terkontrol. Untuk memberikan kondisi batas
standar klik tombol
penuh pada dasar geometri dan kondisi rol pada sisi vertikal. kondisi batas jepit
akan ditampilkan pada layar berupa dua garis paralel yang tegak lurus terhadap
arah yang dijepit. Hingga tahap ini maka pada layar akan tampak seperti gambar
di bawah.
Gambar A6. Geometri Lereng Yang Telah Diberikan Kondisi Batas Standar
c.
Parameter Tanah
data material.
Untuk memodelkan tanah pilih Tanah & Antarmuka untuk jenis
kumpulan data. Klik tombol Baru... untuk membuat properti tanah. Pada
jendela baru yang muncul (Gambar A.7), isi Silty Sand untuk kotak
A-11
identifikasi, pilih Mohr-Coulomb untuk model material, dan Drained pada
kotak jenis material. Isi masing-masing parameter untuk tanah sesuai dengan
data sebagai berikut:
Tabel A.1 Data Parameter Tanah Untuk Masukan Program PLAXIS
Parameter
Model material
Jenis perilaku material
Berat isi tanah di atas garis freatik
Berat isi tanah di bawah garis freatik
Permeabilitas arah horisontal
Permeabilitas arah vertikal
Modulus Young (lihat tabel 3.4)
Angka Poisson
Kohesi
Sudut geser
Sudut dilatansi
Nama
Model
Jenis
unsat
sat
kx
ky
Eref
v
cref
Silty Sand
Mohr-Coulumb
Drained
18
20
0
0
15000
0,35
10
30
0
Satuan
kN/m3
kN/m3
m/hari
m/hari
kN/m3
kN/m2
Dalam memodelkan soil nailing pada program ini, parameter antar muka
(Rinterface) harus diisi secara manual. Parameter ini diperlukan untuk
mengkonversikan luas bidang kontak soil nailing yang dipasang dalam jarak
tertentu (tegak lurus bidang), sehingga seolah-olah menjadi suatu elemen pelat
yang menerus. Cara menghitung parameter ini adalah:
Rinterface =
A-12
A-13
Setelah mendefinisikan parameter tanah, klik salah satu jenis tanah pada
jendela Kumpulan data material, kemudian diseret (drag) ke klaster yang akan
ditunjuk sebagai jenis tanah tersebut, sehingga pada geometri akan berwarna
seperti pada gambar dibawah ini.
A-14
w = 0,284 (didapatkan dari Tabel 2.1)
= 0,3
EA = 2,14.106 kN/m
EI = 1784 kNm2/m
A-15
d. Generate Mesh
A-16
e. Kondisi Awal
A-17
f. Tahapan Perhitungan
A-18
jendela Parameters (Gambar A.15), kemudian tekan tombol Define
sehingga akan muncul jendela baru (Gambar A.16). Aktifkan elemen
pelat dengan cara mengklik pada elemen tersebut.
A-19
A-20
g. Keluaran
A-21
2.2
Hanya saja elemen pelat digantikan dengan elemen node to node anchor, dan
tidak perlu diberikan parameter antar muka (Gambar A.21a).
Pada saat mendefinisikan material gunakan tipe anchor (Gambar A.21b),
dan parameter yang dibutuhkan adalah parameter kekakuan tarik (EA) dan spasi
(L spacing). Parameter EA dalam pemodelan ini tidak perlu dikoreksi, karena jarak
antar nail bar sudah ditentukan dengan parameter spasi (Lspacing). Selanjutnya
setelah mendefinisikan material, gunakan langkah-langkah yang sama pada saat
pemodelan dengan pelat untuk memperoleh nilai faktor keamanan.
Analisa faktor keamanan untuk contoh kasus lereng seperti pada subab
perhitungan manual, jika dimodelkan dengan node to node anchor pada PLAXIS
akan memberikan nilai faktor keamanan sebesar 1,628.
A-22
3.
A-23
lereng
perlu
didefinisikan,
dengan
menekan
tombol
A-24
ShearCapacity = Rc = 105,5kN
Nail Spacing = SH = 2 m
A-25
Pada kotak Apply Shear, penerapan gaya geser dapat
ditentukan. Pilihan yang tersedia adalah Perp. to Reinf., yang berarti
gaya geser bekerja tegak lurus terhadap nail bars, dan Parallel to Slip,
yang berarti gaya geser bekerja sejajar dengan bidang longsor.
Setelah didefinisikan, maka pada geometri akan terbentuk elemen
untuk nail bars, seperti yang ditunjukkan pada gambar di bawah ini.
menggambarkan
menggunakan tombol
jaring
titik
pusat
kelongsoran
A-26
selesai
pemodelan,
lakukan
pemeriksaan/verifikasi
. Gambar
A-27
menampilkan nilai faktor keamanan yang minimum, dari beberapa
metode analisa. Berikut contoh hasi perhitungan program SLOPE/W
dengan beberapa metode.
Keluaran
Untuk menampilkan keluaran dari program SLOPE/W, tekan
tombol
OUTPUT UNTUK LERENG DENGAN KEMIRINGAN 60 (PEMODELAN SOIL NAILING DENGAN PLATE)
OUTPUT UNTUK LERENG DENGAN KEMIRINGAN 65 (PEMODELAN SOIL NAILING DENGAN PLATE)
OUTPUT UNTUK LERENG DENGAN KEMIRINGAN 70 (PEMODELAN SOIL NAILING DENGAN PLATE)
OUTPUT UNTUK LERENG DENGAN KEMIRINGAN 75 (PEMODELAN SOIL NAILING DENGAN PLATE)
OUTPUT UNTUK LERENG DENGAN KEMIRINGAN 80 (PEMODELAN SOIL NAILING DENGAN PLATE)
OUTPUT UNTUK LERENG DENGAN KEMIRINGAN 85 (PEMODELAN SOIL NAILING DENGAN PLATE)
OUTPUT UNTUK LERENG DENGAN KEMIRINGAN 60 (PEMODELAN SOIL NAILING DENGAN NODE TO NODE ANCHOR)
OUTPUT UNTUK LERENG DENGAN KEMIRINGAN 65 (PEMODELAN SOIL NAILING DENGAN NODE TO NODE ANCHOR)
OUTPUT UNTUK LERENG DENGAN KEMIRINGAN 70 (PEMODELAN SOIL NAILING DENGAN NODE TO NODE ANCHOR)
OUTPUT UNTUK LERENG DENGAN KEMIRINGAN 75 (PEMODELAN SOIL NAILING DENGAN NODE TO NODE ANCHOR)
OUTPUT UNTUK LERENG DENGAN KEMIRINGAN 80 (PEMODELAN SOIL NAILING DENGAN NODE TO NODE ANCHOR)
OUTPUT UNTUK LERENG DENGAN KEMIRINGAN 85 (PEMODELAN SOIL NAILING DENGAN NODE TO NODE ANCHOR)