Anda di halaman 1dari 7

PAPILLEDEMA

Papilloedema adalah suatu pembengkakan yang bersifat non-inflamasi dari pada diskus optikus,
dimana biasanya merupakan akibat dari kelainan yang letaknya di dalam tengkorak (cranium),
orbita dan badan pada umumnya.
Beberapa istilah yang dapat diterangkan sama dengan papilloedema ialah menurut GRAEFE ,
(1860) dimana beliau menggunakan istilah "Stauungs oedema " pada pembengkakan diskus
optikus dengan eievasi melebihi 2 Dioptri. Sedang PARSON (1908) menggunakan istilah
"Papilloedema "pada kasus-kasus dengan pembengkakan diskus optikusdengan elevasi lebih dari
2 Dioptri dan proses ini berhubungan dengan kenaikan tekanan intra kranial.
Akhirnya istilah "Choked disc " sering dipakai untuk menerangkan bahwa terjadi papilloedema
yang berat dan disebab-kan oleh tekanan intra kranial yang meningkat.

PATOFISIOLOGI
Arteri retina sentral memasuki mata bersama-sama dengan nervus optikus dan diiringi vena
retina sentralis. Pintu masuk dan keluar arteri dan vena retina sentralis melalui jaringan sclera
yang kuat pada nervus optikus dapat terganggu pada keadaan-keadaan yang menyebabkan
peningkatan tekanan intracranial.
Pembengkakan diskus optikus disebabkan tertahannya aliran aksoplasmik dengan edema
intraaksonal pada daerah diskus saraf optikus. Ruang subarachnoid dilanjukan langsung dengan
pembungkus saraf optic. Oleh karena itu jika tekanan LCS meningkat maka tekanan diteruskan
ke saraf optik dan pembungkus saraf optic bekerja sebagai tourniquet yang menghambat
transport aksoplasmik. Ini menyebabkan penumpukan material di lamina cribrosa sehingga
menyebabkan pembengkakan khas pada saraf cranial.

Agar papiledema dapat terjadi, ruang subarahknoid disekitar saraf optic harus paten dan
berhubungan

dengan

saraf

optikus

retrolaminar

melalui

kanalis

optikus

ke

ruang

subarachnoid intrakranium sehingga peningkatan tekanan intrakranium disalurkan ke saraf


optikus retrolaminar. Disana transpor aksonal yang lambat dan cepat terhambat dan terjadi
distensiakson yang jelas pada superior dan inferior dari diskus optikus sebagai tanda awal dari
papiledema. Hiperemia diskus, dilatasi telangiektasi kapiler permukaan, pengaburan batas
diskus peripapiler dan hilangnya denyut vena spontan terjadi pada papiledema yang ringan.
Edema disekitar diskus dapat menyebabkan penurunan sensitivitas terhadap isopter-isopter kecil
pada pemeriksaan lapangan pandang, tetapi akhirnya akan jelas lipatan-lipatan retina
sirkumferensial disertai perubahan pada refleks membran pembatas internal (garis Paton)
sewaktu retina terdorong menjauhi diskus yang terjepit. Sewaktu retina terdorong bintk buta juga
akan meluas terhadap isopter besar pada pemeriksaan lapangan pandang.
Pada papil edema akut akibat peninggian tekanan intrakranial yang terus-menerus,ditemukan
perdarahan dan bercak cotton wool yang menandai terjadinya dekompensasivaskular dan aksonal
yang menjadi resiko terjadinya kerusakan akut saraf optik dan defek lapangan pandang. Juga
ditemukan edema peripapiler (yang dapat meluas ke makula) danlipatan koroid.
Pada papil edema kronik, sebagai konsekuensi dari peninggian tekanan intrakranialyang sedang
ditemukan perdarahan dan bercak cotton wool. Pada peningkatan intrakranialyang persisten
diskus hiperemis dan berangsur-angsur menjadi putih keabu-abuan akibatgliosis astrositik dan
atrofi saraf disertai kontriksi sekunder pembuluh-pembuluh darah retina.Mungkin juga terjadi
pembuluh

darah

kolateral

retinokoroidal

yang

disebut

denganoptikosilisaris

yang

menghubungkan vena retina sentralis dan vena koroid peripapiler apabilasirkulasi vena retina
terhambat di daerah prelaminar saraf optikus.
Diperlukan waktu 24 hingga 48 jam untuk pembentukan papil edema dini (early) dan 1minggu
untuk pembentukan sempurna (established). Diperlukan 6-8 minggu untuk papiledema yang
terbentuk sempurna mereda dengan pengobatan

Penurunan TIK dan perfusi sistolik yang tiba-tiba dapat menyebabkan penurunan penglihatan
yang berat pada semua tingkat papil edema.

PENYEBAB PAPILLOEDEMA
WOLINTZ (5) menyebutkan pembagian penyebab papilloedema menjadi empat golongan
besar yaitu :

Kenaikan Tekanan Intra Kranial :(i) Tumor Otak, terutama yang letaknya infra tentorial
seperti : tumor cerebellum (otak kecil), tumor pada ventrikel ke-IV, tumor pada fossa

cranii anterior dan medius, craniopharyngioma, dan lain-lain.


Hypertensi Intra Kranial Yang Benigna/Pseudo Tumor Cerebri :
(i)
thrombosis vena intra kranial,
(ii)
gangguan endokrin seperti : Addisons disease, Cushing"s disease, kelainan

Ovarium (menstruasi, obesitas, kehamilan dan lain-lain).


(iii)
absces otak.
(iv)
subarachnoid/subdural haemorrhage.
(v)
hydrocephallus.
Penyakit-Penyakit Pada Orbita : tumor dari nervus optikus, thyroid ophthalmopathy.
Penyakit-Penyakit Pada Mata : glaucoma akut, hypotoni oleh karena
rudapaksa, operasi atau uveitis.
Penyakit-Penyakit Sistemik : hypertensi yang maligna,blood dyscrasia, anaemia dan
pulmonary insufficiency

GEJALA DAN TANDA


Gejala :
Seringkali gejala yang dikeluhkan seorang penderita dengan papilloedema adalah ringan sekali
atau malahan tanpa disertai keluhan sama sekali. Bilamana ada keluhan,maka ini dapat berupa
sakit kepala, muntah-muntah dan gangguan dalam berjalan. Gangguan di atas mendorong
penderita untuk memeriksakan dirinya ke dokter terutama dokter saraf. Keluhan lainnya berupa
gangguan penglihatan yaitu tiba-tiba mata menjadi kabur dan dalam tiga sampai lima detik
penderita sudah membaik lagi (5). Akan tetapi bilamana proses sudah berjalan lama, maka
gangguan penglihatannya sangat berat dan nyata.
Tanda-Tanda :

Tanda-tanda yang ditemukan seringkali merupakan

tanda-tanda

gabungan antara tanda

neurologis dan tanda ophthalmologis, walaupun tanda dari bagian sarafnya lebih menyolok.
Tanda neurologis yang sering dijumpai adalah :
Ataxia, hemiparese atau hemiplegia, parese dan paralyse saraf-saraf kranial yaitu : nervus
kc V, VI, VII ; kejang, occipital headache, aphasia, anosmia, deafness dan tinnitus, Foster
Kennedydan lain-lain.
Tanda ophthalmologis yang ditemukan ialah :
Bilateral/unilateral papilloedema, parese dan paralyse N. III., N. IV., N. VI, nystagmus,
lagophthalmos, hemianopsia dan gangguan yojana penglihatan.

PAPILITIS
DEFINISI
Papilitis adalah inflamasi diskus optikus. Papilitis disebut juga neuritis optik, ditandai dengan
peradangan dan kerusakan di bagian saraf optik yang dikenal dengan diskus optikus yang juga
disebut dengan bintik buta. Diskus optikus adalah bagian dari saraf optik yang memasuki mata
dan bergabung dengan membran saraf yang kaya lapisan mata (retina). Dengan kata lain,
papilitis merupakan radang pada serabut retina saraf optik yang masuk pada papil saraf optik
yang yang berada dalam bola mata.
ETIOLOGI
Papilitis atau neuritis optik dapat disebabkan oleh:
1. Demielinatif
2. Diperantarai imun
3. Infeksi langsung
4. Neuropati optik granulomatosa
5. Penyakit peradangan sekitar
Papilitis demielinatif dapat terjadi secara idiopatik, atau karena sklerosis multipel, atau
karena adanya neuromielitis optika (Devics disease).
Papilitis yang diperantarai imun terjadi setelah adanya infeksi virus (morbili atau cacar
air pada anak), atau setelah imunisasi, atau karena adanya acute disseminated encephalomyelitis,
atau Guillain Barre Syndrome, atau Systemic Lupus Erytematosus (SLE).

Papilitis pasca infeksi lebih sering terjadi dan lebih infeksius daripada papilitis
demielinatif, namun tumpang tindih antar keduanya sulit dibedakan. Penyebab papilitis karena
infeksi langsung seperti infeksi oleh HZV (herpes zoster virus), CMV (cytomegalovirus), sifilis
(treponema pallidum), tuberkulosis (mycobacterium tuberculosis), maupun cryptococcocis.
Neuropati optik granulomatosa dapat terjadi idiopatik atau terjadi pada seseorang dengan
sarkoidosis.
Papilitis karena peradangan sekitar dapat terjadi dalam bola mata (intraokular) maupun
pada pusat persarafannya (intrakranial). Papilitis secara umum juga dapat disebabkan karena
faktor-faktor lain seperti diabetes mellitus, anemia pernisiosa, intoksikasi obat.
FAKTOR RESIKO
Faktor risiko dapat timbul karena kelainan autoimun, termasuk :
1. usia, sering terjadi pada usia 20 40 tahun, rata-rata 30 tahun
2. jenis kelamin, (pria : wanita = 2 : 1)
3. ras, lebih sering terjadi pada ras kulit putih
4. mutasi gen.
GEJALA KLINIS
Gambaran akut
Tanda dan gejala :

Gejala neuritis optik biasanya monokular.

Hilangnya penglihatan terjadi dalam periode jam-hari, mencapai puncak dalam 1-2
minggu.

Nyeri pada mata yang semakin memberat bila bola mata digerakkan.

Defek pupil aferen (afferent pupillary defect) selalu terjadi pada neuritis optik bila mata
yang lain tidak ikut terlibat. Adanya defek pupil aferen ini ditunjukkan dengan
pemeriksaan swinging light test (Marcus-Gunn pupil).

Defek lapang pandang pada neuritis optik ditandai dengan skotoma sentral.

Papilitis dengan hiperemia dan edema diskus optik sehingga membuat batas diskus tidak
jelas.

Enam puluh persen pasien memiliki neuritis retrobulbar dengan pemeriksaan funduskopi
yang normal.

Perdarahan peripapil, sering menyertai papilitis karena neuropati optik iskemik anterior.

Fotopsia sering dicetuskan oleh pergerakan bola mata.

Buta warna pada mata yang terkena, terjadi pada 88% pasien .

Tanda lain adanya inflamasi pada mata yang terdeteksi pada pemeriksaan funduskopi atau
slit lamp, yaitu: perivenous sheathing, periflebitis retina (risiko tinggi terkena MS),
uveitis, sel di bilik mata depan, atau pars planitis menandakan adanya infeksi atau
penyakit autoimun yang lain.

Gambaran Kronik
Walaupun telah terjadi penyembuhan secara klinis, tanda neuritis optik masih dapat tersisa.
Tanda kronik dari neuritis optik yaitu:

Kehilangan penglihatan secara persisten. Kebanyakan pasien neuritis optik mengalami


perbaikan penglihatan dalam 1 tahun.

Defek pupil aferen relatif tetap bertahan pada 25% pasien dua tahun setelah gejala awal.

Desaturasi warna, terutama warna merah. Pasien dengan desaturasi warna merah akan
melihat warna merah sebagai pink, atau orange bila melihat dengan mata yang terkena.

Fenomena Uhthoff yaitu terjadinya eksaserbasi temporer dari gangguan penglihatan yang
timbul dengan peningkatan suhu tubuh. Olahraga dan mandi dengan air panas merupakan
pencetus klasik.

Diskus optik terlihat mengecil dan pucat, terutama didaerah temporal. Pucatnya diskus
meluas sampai batas diskus ke serat retina peripapil.

DIFFERENTIATING BETWEEN PAPILLEDEMA, PAPILLITIS, AND


RETROBULBAR NEURITIS

Definition

Papilledema

Papillitis

Retrobulbar neuritis

Swelling of optic
nerve head due to
increased ICP

Inflammation or
infarction of optic nerve
head

Inflammation of orbital
portion of optic nerve

Unilateral

Unilateral

Unilateral/bilateral Bilateral

Vision impairment Enlarged blind spot Central/paracentral


scotoma to complete
blindness

Central/paracentral
scotoma to complete
blindness

Fundus
appearance

Normal

Hyperemic disk

Hyperemic disk

Vessel appearance Engorged, tortuous Engorged vessels


veins

Normal

Hemorrhages?

Around disk, not


periphery

Hemorrhages near or on Normal


optic head

Pupillary light
reflex

Not affected

Depressed

Depressed

Treatment

Normalize ICP

Corticosteroids if cause
known

Corticosteroids with
caution

Papiledema biasanya terjadi proses pada central (system saraf otak) sehingga
menyebabkan papil edema pada kedua mata (bilateral)
Sedangkan edema papil merupakan papil yang edema akibat proses lokal seperti
papilitis, sehingga biasanya unilateral.

Anda mungkin juga menyukai