IMPETIGO
1. Latar Belakang
3. Metode Promotif
Metode kegiatan penyuluhan dibagi dalam 3 tahap yaitu :
c. Klasifikasi Impetigo
d. Patofisiologi Impetigo
Kira-kira 30% nares anterior dikolonisasi oleh S aureus. Beberapa individu
kolonisasi S aureus menyebabkan episode berulang impetigo pada hidung dan
bibir. Bakteri dapat menyebar dari hidung ke kulit yang sehat dalam waktu 7-14
hari, dengan lesi impetigo muncul 7-14 hari kemudian.
Penyebab impetigo bullous adalah gram positif, koagulase-positif, S
aureus grup II, yang paling sering adalah fag tipe 71. S aureus menghasilkan
eksotoksin eksfoliatif ekstraselular disebut exfoliatins A dan B. Eksotoksin S.
aureus menyebabkan kehilangan adhesi sel di permukaan dermis yang
menyebabkan kulit melepuh. Salah satu target protein eksotoksin A adalah
desmoglein I yang mempertahankan adhesi sel. Molekul-molekul ini juga
merupakan superantigen yang bertindak secara lokal dan mengaktifkan limfosit T.
Koagulasi dapat menyebabkan toksin untuk tetap berada dalam epidermis atas
dengan menghasilkan fibrin thrombi. Tidak seperti impetigo nonbulosa, impetigo
bullous terjadi pada kulit utuh.
Impetigo nonbulosa terjadi pada lebih dari 70% kasus pada anak usia <15
tahun dengan infeksi. Penyebabnya adalah S aureus. S aureus menghasilkan
toksin bakteritoksin dari sterptokokus.
Jika seseorang terkontak orang lain (misalnya, anggota rumah tangga,
teman-teman sekelas, rekan satu tim) yang kulitnya telah terinfeksi GABHS atau
pembawa organisme, kulit normal seseorang dapat terkolonisasi bakteri. Setelah
kulit yang sehat terkolonisasi bakteri, trauma ringan seperti lecet atau digigit
serangga, bisa mengakibatkan perkembangan lesi impetigo dalam waktu 1-2
minggu. GABHS dapat dideteksi dalam hidung dan tenggorokan dalam 2-3
g.
Pengobatan
Terapi utama impetigo adalah antibiotik, agen yang dipilih harus mencakup
perlawanan terhadap Staphylococcus aureus dan Streptococcus pyogenes. Obat
beta-lactam merupakan pilihan awal dalam pengobatan impetigo. Topical
antibiotik digunakan pada pasien dengan lesi kecil atau sedikit, dioleskan pada
daerah yang terkena dua atau tiga kali sehari selama 7-10 hari. Salep mupirocin
telah digunakan baik untuk lesi.
Obat antibiotik topikal yang dilaporkan berguna pada terapi impetigo
adalah:
MRSA
Gentamisin salep atau krim dapat digunakan untuk infeksi gram positif
mempunyai durasi aksi lebih lama dari pada hydrogen peroksida cair.
Tetrasiklin berguna untuk impetigo local tetapi beresiko terjadinya reaksi
fotosensitifitas.
Antibiotik oral yang direkomendasikan sebagai terapi impetigo adalah
7. Daftar Pustaka :
Djuanda, A Hamzah M. 2007. Pioderma, in Djuanda A, Hamzah , in Ilmu
Penyakit Kulit dan Kelamin Edisi ke 5. Jakarta: Balai Penerbit FKUI.
Harahap, M. 2006. Infeksi Bakteri Kulit Stafilokok dan Streptokok- Ilmu
Penyakit Kulit. Jakarta: Hipokrates.
LS.
Impetigo
[Internet].
2014
Sept
10.
Available
http://emedicine.medscape.com/article/965254-overview#a0156.
Dokumentasi:
Dokter Pembimbing II
dr. Nurcahayati
NIP. 19780714 200804 2 001
from: