Go Yohana Gunawan
102012219
Mahasiswi Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana
Alamat korespondensi Jl.Arjuna Utara No.6 Jakarta Barat 11510
go.gunawan@civitas.ukrida.ac.id
Pendahuluan
Kelenjar liur atau kelenjar saliva adalah kelenjar yang mensekresikan
cairansaliva, terbagi menjadi dua golongan, yaitu mayor dan minor. Kelenjar saliva
mayor terdapat tiga pasang, yaitu kelenjar parotis, kelenjar submandibular, dan
kelenjar sublingual. Kelenjar saliva minor di mukosa traktus aerodigestif atas termasuk rongga
mulut, terutama selaput lendir palatum.1 Kelenjar saliva mayor dan minor menghasilkan
saliva yang berbeda-beda.
Kelenjar
parotis
mensekresikan
liur
serosa,
Anamesis
Menanyakan identitas pasien meliputi nama, usia, tempat tinggal, pekerjaan. Lalu
menanyakan keluhan utamanya pada scenario adanya benjolan di bawah telinga kanan. Riwayat
penyakit sekarang nya ditanyakan sudah berapa lama, lalu apakah ada rasa nyeri, apakah merah
dan panas, apakah benjolannya semakin membesar, benjolan bisa digerakkan tidak. Riwayat
penyakit dahulu ditanyakan apakah ada riwayat operasi sebelumnya?lalu pernah terpapar sinar
radioaktif? Apakah ada paralisis nervus facialis, Riwayat penyakit keluarga ditanyakan di
keluarga ada yang terkena hal yang sama tidak? Riwayat pribadi ditanyakan hygiene, apakah
merokok, dan kebiasaan makan sirih.
Pemeriksaan fisik
Menilai keadaan umumnya secara menyeluruh serta bagaimana tingkat kesadarannya.
Inspeksi : keadaan istirahat dan pada pergerakan untuk lihat pergerakan adakah pembengkakan
abnormal, lalu dilihat besarnya benjolan dan apakah ada kemerahan. Lihat keadaan nervus fungsi
nervus facialis. Terkadang tampak adanya trismus, dan juga bisa dilakukan sampai intraoral
adakah desakan tonsil atau uvula. Palpasi : dilakukan untuk lebih dapat mengarah ke penilaian
lakalisasi tumor dengan tepat,, ukurannya, bentuknya, konsistensinya. Pada scenario teraba
benjolan berdiameter kurang lebih 7cm dengan nyeri tekan positif, konsistensi keras, melekat
pada jaringan sekitar juga teraba pembesaran kelenjar getah bening.2
parotid, atau duktus Stensons. Kelenjar submandibula adalah yang kedua terbesar,
tapi hanya memberikan 60-65% dari total volume saliva. Letaknya dibawah
mandibula di fosa submandibula, posterior dari kelenjar sublingual. 3 Duktus yang
berhubungan dengan kelenjar submandibula adalah duktus submandibula, atau
duktus Whartons.
hanya 10% dari total volume saliva. Letaknya difosa sublingual, anterior dari
kelenjar submandibula, dari dasar mulut. Duktus pendek yang berhubungan dengan
kelenjar sublingual terkadang berkombinasi membentuk duktus sublingual, atau
duktus Bartholins.3
Kelenjar saliva minor merupakan kelenjar saliva minor lebih kecil dari kelenjar saliva
mayor, namun jumlahnya lebih banyak. Kelenjar saliva minor termasuk kelenjar eksokrin,
namun duktus mereka lebih pendek daripada duktus kelenjar saliva mayor. Ada juga kelenjar
saliva minor yang bernama von ebners salivary glands, terhubung dengan papilla lingual
circumvallate, dibagian posterior permukaan dorsal lidah. Kebanyakan kelenjar saliva minor
memiliki sel mucus yang banyak, kecuali kelenjar von ebner yang hanya terdiri dari sel serous.
Kelenjar parotis adalah merupakan kelenjar terbesar pada mayor dibanding
keduannya. Kelenjar parotis terletak tepat di depan dan bawah telinga.bersama
kelenjar submandibular dan sublingual yang merupakan dua kelenjar lain yang
berpasangan yang memproduksi saliva. Nervus facialis sangat penting karena keberhasilan
tehnik operasi pada semua jenis operasi tiroidektomi tergantung pada pemeliharaan saraf ini.
Nervus facialis membagi kelenjar parotis menjadi dua lobus yaitu lobus profunda dan
4
superfisial. L o b u s
Tumor ganas
Tumor keras dan berbatas tidak tegas
Tumbuh lambat
Benjolan
konsistensi
padat,
adenoma
dan
dengan
gambaran
ini
pleomorphic adenoma.
5
Diagnose differential
Parotitis epidemika
Enyakit virus menyeluruh, akut,
Adenoma submandibular
- Merupakan bentuk tumor
Etiologi
a) Idiopatik
Merupakan yang paling sering dijumpai. Siklus ulserasi yang
sangat nyeri dan penyembuhan spontan beberapa kali di dalam 1
tahun. Infeksi virus, defisiensi nutrisi, stress emosional.5
b) Genetik
Resiko tumor/ kanker yang paling besar di ketahui ketika ada
kerabat utama dari pasien dengan tumor / kanker yang diturunkan
secara dominan autosom. Onkogen merupakan segmen DNA yang
menyebabkan sel meningkatkan atau menurunnya produk produk
penting yang berkaitan dengan pertumbuhan dan difesiensi sel yang
akibatnya sel memperlihatkan penyebaran dan pertumbuhan yang
tidak terkendali semua sifat sifat kanker fragmen fragmen genetic
ini dapat merupakan bagian dari virus virus tumor.5
c) Bahan bahan kimia
Obat
obatan
perkembangan
kanker
hormonal
tertentu
tertentu
telah
berkaitan
terbukti.
dengan
Hormone
bukan
untuk
mendapatkan
kanker
tertentu.
Sel
sel
yang
radiasi, faktor genetik, dan karsinoma pada dada.Sebagian besar tumor pada kelenjar liur terjadi
pada kelenjar parotis, dimana 75% - 85% dari seluruh tumor berasal dari parotis dan 80% dari
tumor ini adalah adenoma pleomorphic jinak (benign pleomorphic adenomas). Prevalensi tumor
ganas yang biasanya terjadi pada orang dengan usia lebih dari 40 tahun adalah 25 % tumor
parotis, 50 % tumor submandibula, dan satu setengah sampai dua pertiga dari seluruh tumor
kelenjar liur minor adalah ganas. Keganasan pada kelenjar liur sebagian besar asimtomatik,
tumbuhnya lambat, dan berbentuk massa soliter. Rasa sakit didapatkan hanya 10-29% pasien
dengan keganasan pada kelenjar parotisnya.
Patofisiologi
Teori sel cadangan merupakan teori yang paling banyak digunakan. Teori ini menyatakan
bahwa pertumbuhan sel sel tumor dipicu oleh sel sel cadangan (stem cell) yang berasal dari
sistem duktus kelenjar parotis. Tipe tumor bergantung pada stem cell dan differensiasi stem cell
pada tahap transformasi sel normal menjadi sel tumor. Stem cell dari duktus interkalaris menjadi
karsinoma kistik dan karsinoma sel asinik. Stem cell dari duktus ekskretoris akan berkembang
menjadi karsinoma mukoepidermoid, karsiinoma sel skuamosa, karsinoma duktus salivaorius.
Manifestasi klinis
Neoplasma kelenjar ludah biasanya merupakan massa yang tumbuh lambat dan berbatas
tegas. Jika ditemukan rasa nyeri, pertumbuhan cepat kelemahan saraf atau parestesia, tanda
tanda limfodenopati servikal, perlekatan pada kulit ataua otot dibawahnya itu merupakan tanda
tanda keganasan.
Neoplasma parotis : pembengkakan di depan telinga dan kesulitan untuk mengerakan
salah satu sisi wajah. Paralisis nervus facialis sering didapat pada pasien neoplasma parotis
maligna. Adanya bengkak biasanya mengurangi kepekaan daerah tersebut terhadap rangsang dan
kesulitan untuk menelan. Keluhan pasien biasanya benjolan yang soliter, tidak nyeri, jika ada
nyeri berarti terdapat keganasan, bisa terdapat pembesaran kelenjar getah bening bila ada
metastase.
Komplikasi
Komplikasi akibat pengangkatan tumor parotis dapat timbul terutama bila dilakukan
parotidektomi. Komplikasi yang dapat timbul :
a) Sindrom Frey
Reinervasi yang bersilang dari jalur otonom kelenjar parotis ke kelenjar keringat,
sehingga serabut parasimpatis yang dirangsang oleh penciuman, pengecapan, akan
mempersarafi kelenjar keringat dan pembuluh darah. Hal ini berakibat timbulnya keringat
dan kemerahan di sekitar kulit pada region parotis pada waktu mengunyah.3
b) Kelumpuhan saraf fasialis
Kelumpuhan ini lebih sering terjadi pada indakan parotidektomi total dari pada
paratidektomi superfisial dan akan semakin berkurang jika hanya melakukan
paratidektomi subtotal. Kelumpuhan ini gterjadi akibat tarikan yang dilakukan saat
operasi atau trauma operasi. Kelumpuhan ini bisa bersifat sementara atau menetap.
Paralisis ini dapat mengakibatkan keratitis karena mata sulit menutup dengan baik.
Pemotongan cabang saraf mengakibatkan paralisis otot bersangkutan.3
c) Fistula kelenjar liur
Merupakan komplikasi yang sering muncul setelah dilakukan parotidektomi
dimana air liur akan berkumpul di daerah bekas operasi, sehingga cairan yang terkumpul
ini akan keluar melalui celah sehingga terbentuk fistula. Kondisi ini biasanya akan
berhenti sendiri karena air liur yang terkumpul dapat di serap kembali atau dapat dihisap
dengan spuit.3
Prognosis
Tumor yang diangkat secara komplit dapat sembuh secara total. Pada pengangkatan yang
tidak komplit akan mengalami kekambuhan atau bahkan bermetastase. Kekambuhan tumor ini
dapat diprediksi dengan imunohistokimia. Ekspresi mucin khususnya MUC1 pada adenoma
pleomorfik merupakan marker untuk prediksi kekambuhan.3
Tatalaksana
Dilakukan tindakan bedah. Tindakan bedah yang dilakukan adalah pengangkatan tumor
secara komplit. Sisa tumor dapat terjadi kekambuhan dan menjadi ganas. Tehnik
pengangkatannya :
9
1) Parotidektomi Total
Pengangkatan secara total dengan mengangkat saraf facialis atau merawat saraf
facialis. Tindakan ini di indikasikan untuk tumor jinak yang mengenai kedua lobus
parotis / tumor ganas parotis.6
2) Paroditektomi Superfisial
Pengangkatan tumor parotis dengan mengangkat lobus superfisial baik dengan
sekalian saraf facialis atau merawat saraf facialis. Di indikasikan untuk tumor jinakyang
hanya mengenai lobus superfisial.6
3) Paraditektomi medial
Pengangkatan lobus profunda baik dengan pengangkatan saraf facialis atau
tidak.diindikasikan untuk tumor yang mengenai lobus profunda.6
Kesimpulan
Kelenjar paratos merupakan kelenjar saliva terbesar. Kelenjar ini bisa mengalami
gangguan dengan sebab yang belum secara pasti diketahuinya. Adanya tumor pada kelenjar ini
juga merupakan salah satu kelianan yang dapat terjadi. Apabila adanya tumor pada kelenjar ini
maka bisa timbul gejala yaitu sulitnya untuk menutup mata dengan sempurna. Penatalaksanaan
pada kasus ini dapat dilakukan dengan pembedahan secara komplit tanpa meninggalkan sisa
untuk mengurangi kemungkinan relaps kembali.
Daftar Pustaka
1.
2.
3.
4.
5.
6. Schartwz SI. Intisari prinsip prinsip ilmu bedah. Jakarta : Penerbit EGC;2000.h.256-7.
10