Anda di halaman 1dari 7

TUGAS KTITIK ARSITEKTUR

KRITIK NORMATIF

Armando J. D. N. R. Amaral
0906092574

JURUSAN ARSITEKTUR
FAKULTAS SAINS DAN TEKNIK
UNIVERSITAS NUSA CENDANA

KRITIK NORMATIF
Kritik normatif adalah mengkritisi sesuatu baik abstrak maupun konkrit sesuai
dengan norma, aturan, ketentuan yang ada.
Hakikat Kritik normatif :
-

Hakikat kritik normatif adalah adanya keyakinan (conviction) bahwa di lingkungan


dunia manapun, bangunan dan wilayah perkotaan selalu dibangun melalui suatu

model, pola, standard atau sandaran sebagai sebuah prinsip.


Melalui suatu prinsip, keberhasilan kualitas lingkungan buatan dapat dinilai.
Suatu norma tidak saja berupa standard fisik yang dapat dikuantifikasi, tetapi juga

non fisik yang kualitatif.


Norma juga berupa sesuatu yang tidak konkrit dan bersifat umum dan hampir tidak
ada kaitannya dengan bangunan sebagai sebuah benda konstruksi.
Dan karena kompleksitas, abstraksi dan kekhususannya kritik normative perlu
dibedakan dalam metode sebagai berikut :

Metode Doktrin (satu norma yang bersifat general, pernyataan prinsip yang tak

terukur)
Metode Sistemik (suatu norma penyusunan elemen-elemen yang saling berkaitan

untuk satu tujuan)


Metode Tipikal (suatu norma yang didasarkan pada model yang digeneralisasi

untuk satu kategori bangunan spesifik)


Metode Terukur (sekumpulan dugaan yang mampu mendefinisikan bangunan
dengan baik secara kuantitatif)

STASIUN KARET, JAKARTA PUSAT


Kereta api merupakan salah satu transportasi yang banyak diminati oleh banyak
orang ketika berpergian. Ya, hampir sebagian besar para pekerja di area
jabodetabek

menggunakan

transportasi

kereta

api,

karena

bukan

saja

pencapaiannya yang lebih cepat tanpa harus menikmati kemacetan di jalan, juga
harga tiketnyapun yang terjangkau.

Dan salah satu stasiun yang melayani KRL jabodetabek adalah stasiun karet.
Stasiun karet merupakan stasiun kereta api yang terletak di Tanah Abang, Jakarta
Pusat. Stasiun ini hanya melayani KRL Jabodetabek. Stasiun ini terbilang ramai,
karena letaknya yang dikelilingi oleh bangunan-bangunan perkantoran yang setiap
harinya selalu ramai dengan aktifitas pulang-pergi orang-orang khususnya yang
bekerja di wilayah perkantoran sekitar stasiun tersebut.

Nah, seperti kita ketahui bahwa stasiun kereta api merupakan tempat untuk
menaikkan dan menurunkan penumpang yang menggunakan jasa transportasi
kereta api dan juga memiliki fasilitas didalamnya.
Fasilitas stasiun kereta api umumnya terdiri dari :

- Fasilitas parkir di muka stasiun


- Tempat penjualan tiket dan loket informasi
- Peron atau ruang tunggu
- Ruang kepala stasiun
Ruang PPKA (Pengatur Perjalanan Kereta Api) beserta peralatannya, seperti sinyal,
wesel (alat pemindah jalur)
Ketika pertama kali saya menginjakkan kaki di stasiun ini. Ada hal yang berbeda
yang saya lihat dan rasakan. Ya, peron stasiunnya tidak cukup besar seperti pada
peron-peron stasiun sebelumnya, khususnya di sebelah peron paling belakang untuk
ke arah Tanah Abang sedangkan peron arah untuk penumpang yang menuju Bogor
ukurannya sedang. Berbeda dengan beberapa stasiun lainnya, peron di stasiun ini
tidak terlalu luas.

Selain ukurannya yang kecil, peron di stasiun ini tidak banyak menyediakan bangku
untuk para calon penumpang duduk menunggu kereta, sehingga banyak
penumpang yang berdiri atau bahkan duduk di bawah kolom atap yang di bagian
bawahnya berbentuk lingkaran dengan diameter yang tidak terlalu besar. Apalagi

ketika jam pulang kerja, dengan kondisi stasiun yang penuh dan ramai dengan para
calon penumpangnya, dapat mengurangi tingkat kenyamanan dan keamanan.
Terdapat bangku di area depan, untuk ke arah belakang bangku untuk penumpang
tidak ada.

Seperti kita ketahui, bahwa peron adalah tempat naik turun para penumpang di
stasiun, jadi peron adalah lantai pelataran tempat para penumpang naik-turun dan
jalur rel melintas di stasiun. Jika peronnya kecil, bagaimana para penumpang dapat
menikmati fasilitas yang ada, yang dapat memberikan kenyamanan dan keamanan
ketika berada di tempat tersebut. Melihat karena ukurannya yang lebih kecil jika
dibandingkan bukan hanya pada stasiun besar, tapi pada staiun kecil lainnya, seperti
stasiun cawang, stasiun duren kalibata, stasiun tanjung barat dan sebagainya, yang
memiliki ukuran peron yang lebih luas (cukup memuhi standar) dan dapat
memberikan kenyamanan dan keamanan para penumpang.

Selain itu juga, karena lokasinya yang dekat dengan jalan raya, saya juga tidak
melihat adanya fasilitas parkir di area stasiun tersebut. Dan ketika saya tanyakan
kepada petugas disana, rupanya memenag tidak ada. Mungkin juga karena banyak
para penumpang yang langsung naik angkutan umum setelah tibanya dari stasiun.
Meskipun demikian, selain fasilitas peron, fasilitas-fasilitas lain yang ada di stasiun
ini terbilang cukup baik, seperti area orang-orang yang ingin menge-tap kan kartu
untuk gate in dan gate out yang ukurannya cukup luas, sehingga cukup banyak
menampung orang yang mengantri untuk masuk dan keluar, dan tersediannya toilet
dan tempat penjualan tiket serta ruang informasi yang cukup baik.

Anda mungkin juga menyukai