2011-2-01737-PS Bab3001
2011-2-01737-PS Bab3001
Metodologi Penelitian
3.1
Motorik
kasar
adalah
keterampilan-keterampilan
yang
melibatkan
koordinasi otot-otot besar (Lerner, 2000; McDevitt & Ormrod, 2002; Turner
& Helm, 1991).
Aktivitas
adalah
Indonesia, 2008).
kegiatan,
keaktifan,
kesibukan
(Kamus
Bahasa
bebas
adalah
kapanpun,
merupakan
bagaimanapun
kegiatan
anak
yang
ingin
Hipotesis
3.2
Subjek penelitian dari penelitian ini adalah anak pra-sekolah, yaitu usia 36 tahun. Penulis akan mengambil sampel sebanyak 60 orang. Yaitu 30 anak prasekolah yang mengikuti kursus balet dan 30 anak pra-sekolah yang tidak
mengikuti kursus balet, yang kesehariannya hanya bermain bebas dan tidak
mengikuti kegiatan latihan fisik apapun.
3.2.2
Teknik Sampling
tersebut, yang penting masih dalam populasi. Subjek yang dihubungi biasanya
adalah subjek yang mudah ditemui, sehingga pengumpulan data mudah untuk
dilakukan. Yang penting untuk diperhatikan dalam menggunakan sampel ini
adalah terpenuhinya jumlah yang telah ditetapkan. (Arikunto, 2010).
Berikut ini adalah populasi subjek yang penulis ambil sebagai sampel:
1. Anak-anak pra-sekolah dari sekolah swasta di daerah Jakarta Timur,
dengan batasan usia 3-6 tahun.
3.4
Alat Ukur
Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes yang dibuat oleh
penulis berdasarkan teori motorik kasar dalam buku yang ditulis oleh Bracken
(2004). Alat ukur ini juga merupakan adaptasi dari tesis mahasiswa strata 2 yang
bermana Vitriani Sumarlis, tahun 2005. Lerner (2000) dalam Sumarlis (2005)
menyebutkan beberapa tes yang dapat digunakan untuk mengukur kemampuan
motorik,
yaitu
Bruininks-Osretsky
Test
of
Motor
Proficiency,
Peabody
gerakan-gerakan
dari
item-item
soal.
Anak-anak
memiliki
keterbatasan untuk membaca dan memahami isi item-item yang disediakan, oleh
karena itu peneliti memberikan contoh dari setiap gerakan dan kemudian subjek
menirukan gerakan yang dilakukan.
Untuk skoring disediakan 3 pilihan penilaian (+, , -). Penilaian positif (+)
yaitu bila anak dapat menyelesaikan tugas secara langsung dan adekuat/sesuai.
Penilaian ragu-ragu () akan diberikan bila anak ragu-ragu dalam melakukan
tugas yang diberikan. Selain itu kondisi yang juga akan diberikan penilaian raguragu bila anak diperkirakan memiliki kemampuan yang dinilai tetapi pada saat
penilaian berlangsung kemampuan tersebut tidak muncul atau dimunculkan
secara tidak spontan. Penilaian negatif (-) akan diberikan bila anak tidak dapat
menyelesaikan tugas secara langsung dan adekuat/sesuai (Sumarlis, 2005).
Untuk penilaian positif (+) skor yang diberikan adalah 2, untuk penilaian raguragu () skor yang diberikan adalah adalah 1, dan untuk penilaian negatif (-) skor
yang diberikan adalah 0. Jumlah item tes yang dipergunakan sebanyak 10 item.
Dan rentang skor total yang mungkin untuk diberikan kepada subjek adalah 0
sampai 10.
Validitas adalah kecocokan antara skor tes dan kualitas yang dipercayai
untuk mengukur. Validitas terkadang didefinisikan sebagai jawaban untuk
pertanyaan, Apakah tes mengukur apa yang seharusnya diukur? Untuk
menjawab pertanyaan ini, maka digunakan studi yang sistematis untuk
menentukan apakah kesimpulan dari hasil tes dapat dibenarkan oleh bukti-bukti
(Kaplan, 2009).
Dalam penelitian ini penulis menggunakan content related evidence for
validity untuk merepresentasikan materi (domain behaviour). Sejauh mana
penulis yakin bahwa item-item sudah merepresentasikan sampel tingkah laku
yang perlu batasan tingkah laku dan definisi operasional domain. Di dalamnya
terdapat
expert
judgement.
Singkatnya
terkait
apakah
tes
ini
sudah
Predictive
berguna
untuk
memprediksi
suatu
tingkah
laku,
oleh
salah
satu
observer,
maka
observer
lain
yang
merekam/menangkap perilaku yang dimunculkan. Selain itu tujuan dari interrater reliability ini adalah untuk melihat kekonsistenan dari hasil pengamatan
perilaku (Kaplan & Saccuzzo, 2009).
Hasil dari piloting dengan menghitung dengan Pearson Correlation twotail dari skor total dengan hasilnya adalah 0,929 dengan signifikansi 0.000 <
0.050 yang berarti hasilnya signifikan. Dan setelah melakukan diskusi ulang
antara penulis dan observer dua mengenai penilaian, hasil Pearson Correlation
two-tail dari skor total ketika field meningkat menjadi 0.991 dengan hasil yang
signifikan yaitu 0.000 < 0.050. Menurut Kaplan (2009) reliabilitas dikatakan baik
jika mencapai hasil 0.7. Artinya item-item dalam panduan observasi konsisten
mengukur satu hal. Maka dikatakan bahwa hasil Inter-rater reliability dari
penelitian ini sangat baik.
3.5
Prosedur
3.5.1
Persiapan Penelitian
Pelaksanaan Penelitian
10
dengan metode deskriptif. Dimana metode ini digunakan untuk menemukan fakta
dengan interpretasi yang tepat (Nazir, 2005).Pengumpulan data akan dilakukan
dengan menggunakan alat ukur untuk mengukur kemampuan motorik kasar anak
pra-sekolah.
3.5.3