CASE 2 GEA Manda
CASE 2 GEA Manda
KESEHATAN
ANAK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
SURAKARTA
NO RM : 00371912
SAJIAN KASUS II
Gastroenteritis akut dengan Dehidrasi Ringan-Sedang
Diajukan Oleh :
Rahma Lionita Lamandawati
J510155092
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2016
1
Nama :
An. A
Umur :
11 bulan
ILMU
KESEHATAN
ANAK
KEDOKTERAN
Jenis
ANAM FAKULTAS
Ruang : MUHAMMADIYAH
UNIVERSITAS
NESIS SURAKARTA
Kelami
n:
Laki-
Melati
Kelas :
NO RM : 00371912
II
laki
Nama Lengkap
An. A
Nama :An. A.
Jenis Kelamin : Laki-laki
Umur : 11 bulan
Ruang : Melati
Kelas : II
Karanganyar,01/07/2015
Umur
: 11 bulan
Nama Ayah
Bp. A
Umur
: 30 tahun
Pekerjaan Ayah
Wirausah
Pendidikan Ayah: SMA
Nama Ibu
Ny. N
Umur
: 29 tahun
Pekerjaan Ibu
PU di Sekolah
Pendidikan Ibu : SMA
Alamat
Karangpandan Karanganyar
Tanggal Masuk RS
UTAMA
: BAB cair
KELUHAN
TAMBAHAN
ILMU
KESEHATAN
ANAK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
SURAKARTA
PEMERIKSAAN OLEH
NO RM : 00371912
03 Juni 2016
PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan Umum: compos mentis, tampak rewel
Vital Sign
HR : 132x/menit
RR : 32x/menit
Suhu: 37,1C
Status Gizi
BB/TB: 8,8kg/ 68 cm
BMI : 19,03 kg/m2
Z scores :
BB/U
: gizi baik
Kesimpulan :
Status gizi pasien baik menurut WHO
PEMERIKSAAN KHUSUS
Kulit
Kepala
Mata
Hidung
Leher
Kesan
Cor
a. Inspeksi
b. Palpasi
c. Perkusi
ILMU
KESEHATAN
ANAK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
SURAKARTA
NO RM : 00371912
Paru
Pemeriksaan
Inspeksi
Depan
Palpasi
Perkusi
Auskultasi
Inspeksi
Belakang
Kanan
Simetris
Kiri
Simetris
Palpasi
massa (-)
Perkusi
Sonor (+)
Auskultasi
SDV (+), Rh (-), Wh (-)
Kesan : Pada pemeriksaan fisik paru dalam batas normal
massa (-)
Sonor (+)
SDV (+), Rh (-), Wh (-)
Abdomen
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
Inspeksi
Auskultasi
Perkusi
Palpasi
Hepar
Lien
Anogenital
Lengan
Kiri
Kanan
Kiri
Gerakan
: bebas
bebas
bebas
bebas
Tonus
: normal
normal
normal
normal
Trofi
: entrofi
eutrofi
eutrofi
eutrofi
Klonus Tungkai
: (-)
(-)
(-)
Reflek fisiologis
(-)
ILMU
KESEHATAN
ANAK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
SURAKARTA
NO RM : 00371912
(+) normal
Refleks patologis
Meningeal Sign
Sensibilitas
Kesan : extremitas superior et inferior dan status neurologis dalam batas normal
PEMERIKSAAN LABORATORIUM DARAH RUTIN
Pemeriksaan
HEMATOLOGI
Hemoglobin
Hematokrit
Leukosit
Trombosit
Eritrosit
MPV
PDW
INDEX
MCV
MCH
MCHC
HITUNG JENIS
Limfosit%
Monosit%
Eosinofil%
Basofil%
Gran%
03 Juni 2016
Hasil
Nilai Rujukan
Satuan
10,8 (L)
37,0
12,35 (H)
283
4,54
8,0
15,7
14,00 18,00
32,00 44,00
5-10
150-300
4,50 5,50
6,5 12,00
9,0 17,0
g/dl
%
103/ ul
103/ ul
103/ ul
fL
81,4 (L)
23,8 (L)
29,2 (L)
82,0 92,0
27,0 31,0
32,0 37,0
fL
Pg
g/dl
21,1 (L)
4,2
1,7
0,5
72,5 (H)
25,0 40,0
3,0 9,0
0,5 5,0
0,0 1,0
50,0 70,0
%
%
%
%
%
RINGKASAN ANAMNESIS
Pasien laki-laki usia 11 bulan, datang ke IGD RSUD Karanganyar dengan keluhan BAB cair
5x, sebanyak gelas belimbing tiap kali BAB, BAB cair seperti air berwarna kekuningan,
lendir (-), darah (-), ampas (-), disertai mual (+), muntah (+), demam (+), keringat dingin (-),
batuk (-), minum banyak (+), mata cekung (+), air mata masih keluar (+), BAK (+) berkurang.
Tidak terdapat riwayat penyakit dahulu yang berhubungan dengan penyakit sekarang.
Tidak terdapat riwayat penyakit pada keluarga yang ditularkan pada pasien.
Riwayat ANC baik, persalinan spontan, riwayat PNC baik.
5
ILMU
KESEHATAN
ANAK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
SURAKARTA
NO RM : 00371912
: 132x/menit
RR
: 32x/menit
Suhu : 37,1C
Inaktif
Tidak didapatkan
Diagnosa Kerja
Gastroenteritis Akut dengan dehidrasi ringan-sedang
ILMU
KESEHATAN
ANAK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
SURAKARTA
NO RM : 00371912
RENCANA PENGELOLAAN
Rencana Tindakan
-
Rencana Terapi
-
Pemberian cairan
Maintenance : (8,8 x 100 = 1000) = 880 cc 8 9 tpm makro
10 tpm makro KAEN3A
Terapi dehidrasi ringan-sedang :
Rehidrasi oral dengan oralit 75 cc/kg BB dalam 3 jam
Serta bila disertai muntah infus
75 cc/kg BB dalam 3 jam
Inj. Cefotaxime 250mg/12jam
inj. deksamethason 2 mg/12 jam
Lacto-B 2x1 sachet
Zink 2 x 10 mg tab
Paracetamol syrup cth I (kp)
Rencana Edukasi
- Menjelaskan kepada orangtua pasien mengenai penyakit yang diderita pasien.
- Menjaga kebersihan tangan serta rajin cuci tangan
- Memperhatikan kebersihan lingkungan
- Memperhatikan kebersihan makanan dan minuman yang dikonsumsi
-
Menjelaskan kepada keluarga bila gejala timbul lagi untuk dibawa kembali ke dokter atau RS
dan juga bila disertai dengan diare cair, diare berdarah, muntah berkali-kali, anak tampak lemas
dan mengantuk, serta malas minum
PROGNOSIS
Quo ad vitam
: ad bonam
: ad bonam
ILMU
KESEHATAN
ANAK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
SURAKARTA
NO RM : 00371912
FOLLOW UP
Tgl S
Diare Akut
Observasi KU dan VS
Inf KN3A 10 tpm
x/mnt, S : 37,1C
Status gizi : gizi baik
Status generalisata
Kepala : ukuran normocephal
Mata : Ca (-/-), si (-/-), reflek
makro
Inj. Cefotaxime
250mg/12 jam
Inj. Dexamethasone
2mg / 12 jam
Lacto-B 2x1 sachet
Zinc 2x tablet
cahaya (+/+)
Leher : pembesaran limfonodi
leher (-),
Thorax : simetris, retraksi (-),
ketinggalan gerak (-), BJ I-II
normal reguler, SDV (+/+) Rh
(-/-) Wz (-/-)
Abd : distended (-), turgor
kulit baik
Extremitas : extremitas
superior et
inferior dalam batas normal
04/
06/
16
Pasien semalam BAB
cair (+) 1x, berwarna
kuning, lendir (-),
darah (-), muntah 1x
ketika minum obat,
pasien minum lebih
banyak, BAK (+)
berkurang pampers
Diare Akut
mnt, S : 36,7C
Status gizi : gizi baik
Status generalisata
Kepala : ukuran normocephal
Mata : Ca (-/-), si (-/-), reflek
cahaya (+/+)
Leher : pembesaran limfonodi
leher (-),
Thorax : simetris, retraksi (-),
ketinggalan gerak (-), BJ I-II
8
ILMU
KESEHATAN
ANAK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
SURAKARTA
NO RM : 00371912
ILMU
KESEHATAN
ANAK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
SURAKARTA
NO RM :
PEMBAHASAN
Diare akut merupakan penyakit yang ditandai dengan buang air besar (BAB) pada bayi
atau anak lebih dari 3x perhari, disertai dengan perubahan konsistensi tinja menjadi cair dengan
atau tanpa lendir dan darah serta berlangsung kurang dari 14 hari. Perubahan konsistensi terjadi
karena peningkatan volume air dlam tinja akibat ketidakseimbangan antara absorbsi dan sekresi
intestinal.
Cara penularan diare umumnya melalui fekal-oral yaitu dengan perantara makanan atau
minuman yang tercemar oleh enteropatogen atau melalui kontak langsung antara tangan dengan
barang yang tercemar tinja penderita atau kontak tidak langsung melalui lalat (melalui 4F yaitu
finger, flies, fluid, field).
Pada kasus ini, pasien berusia 11 bulan, keluhan yang didapatkan adalah BAB cair 5x
sebanyak gelas belimbing, ampas (-), warna kekuningan, lendir (-), darah (-), disertai dengan
mual dan muntah, lendir (-), darah (-), pilek (-),batuk (-), demam (+), keringat dingin (-), rewel
(+), haus (+), mata cekung (+), air mata masih keluar (+), BAK (+) berkurang. Dari
pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum pasien cukup, kesadaran compos mentis, HR 132
x/ menit, RR : 32 x/menit, dan S: 37,1C, berat badan 8,8 kg. Pada pasien ini terdapat tanda
dehidrasi seperti rewel (+), kehausan (+), mata cekung/cowong (+).
Infeksi merupakan penyebab utama timbulnya diare dan umumnya berasal dari golongan
virus, bakteri, dan parasit. Penyebab dasar diare akut karena infeksi adalah non inflammatory
yang ditimbulkan oleh enteropatogen melalui produksi enterotoksin oleh bakteri, serta
inflammatory diare yang disebabkan oleh invasi secara langsung dan produksi sitotoksin oleh
bakteri. Kuman patogen penyebab diare akut pada anak yaitu Rotavirus, Escherichia coli
enterotoksigenik, Shigella, Campylobacter jejuni,
ILMU
KESEHATAN
ANAK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
SURAKARTA
NO RM :
karena organisme yang menginfeksi saluran cerna bagian atas seperti bakteri yang
memproduksi enterotoksin, Giardia, Cryptosporidium, serta enterik virus.
Diagnosis diare akut pada anak dapat ditegakkan melalui anamnesis, pemeriksaan fisik,
serta pemeriksaan penunjang. Pada pemeriksaan fisik sangat penting untuk menilai dehidrasi
pada anak dan menentukan status dehidrasi apakah sebagai dehidrasi berat, dehirasi ringansedang, ataukah tanpa dehidrasi. Selama anak diare, terjadi peningkatan hilangnya cairan dan
elektrolit (natrium, kalium dan bikarbonat) yang terkandung dalam tinja cair anak. Tanda
utama dehidrasi dapat dilihat dari tingkat kesadaran, turgor kulit abdomen, serta rasa haus.
Untuk menilai derajat dehidrasi dapat digunakan penilaian obyektif dengan perbandingan berat
badan sebelum dan sesudah menderita diare sedangkan penilaian subyektif dengan
menggunakan kriteria WHO, skor Maurice King, dan lain-lain.
Pada pasien ini terdapat tanda-tanda dehidrasi, yaitu rewel (+), rasa haus (+), mata
cekung (+), air mata masih keluar sedikit (+), BAK (+) berkurang, namun turgor kulit abdomen
masih baik. Berdasarkan hal tersebut, maka pasien ini dapat dikategorikan menderita dehidrasi
ringan-sedang menurut WHO.
Penentuan Derajat Dehidrasi menurut WHO
TANDA/GEJAL
A
TANPA
DEHIDRASI
DEHIDRASI
RINGANSEDANG
DEHIDRASI
BERAT
Keadaan umum
Baik, sadar
* Gelisah, rewel
Mata
Normal
Cekung
Air mata
Ada
Tidak ada
Tidak ada
Basah
Kering
Sangat kering
Rasa haus
* Haus, ingin
minum banyak
Turgor kulit
Kembali cepat
* Kembali lambat
* Kembali sangat
lambat
1 tanda * ditambah
1 tanda * ditambah
CATATAN
11
ILMU
KESEHATAN
ANAK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
SURAKARTA
NO RM :
TERAPI
A
B
C
Penanganan diare dapat dilaksanakan dengan menggunakan lima pilar penatalaksanaan
diare yang ditetapkan oleh Depkes RI bersama IDAI, yang meliputi:
1.
2.
3.
4.
5.
Pada pasien ini telah diberikan terapi rehidrasi oral dengan oralit 75 cc/kg BB selama 3
jam serta dilanjutkan pemberian terapi dengan dosis 10 cc/kg BB tiap diare atau muntah. Pada
an.A untuk maintenance cairan diberikan infus KAEN3A agar kebutuhan cairan dan elektrolit
dalam tubuh tercukupi sehingga pasien tidak jatuh dalam kondisi dehidrasi berat.
Bila muntah atau penderita jatuh dalam kondisi dehidrasi berat maka dipasang infus
dilanjutkan terapi untuk dehidrasi berat yaitu bila usia anak <1 tahun diberikan infus kristaloid
(RL, Asering) 30 cc / kg BB dalam 1 jam dilanjutkan 70 cc/kg BB dalam 5 jam berikutnya
lalu dilakukan evaluasi. Bila usia anak > 1 tahun diberikan 30 cc/ kg BB dalam jam
dilanjutkan 70 cc/kg BB dalam 2 jam berikutnya lalu di evaluasi. Minum diberikan bila
pasien sudah mau minum yaitu sekitar 5 cc/kg BB ( oralit)
Pemberian Zinc pada pasien ini bertujuan untuk mengurangi lama dan beratnya diare,
serta dapat mengembalikan nafsu makan anak. Dosis Zinc untuk anak dibawah umur 6 bulan
adalah 10 mg (1/2 tablet) per hari dan untuk anak di atas umur 6 bulan 20 mg (1 tablet) per
hari. Zinc mempunyai efek terhadap fungsi imun atau terhadap struktur dan fungsi saluran
cerna pada proses perbaikan epitel saluran cerna selama diare. Zinc diberikan 10-14 hari
berturut-turut meskipun anak telah sembuh dari diare.
ASI dan makanan tetap diteruskan sesuai umur pasien untuk mencegah kehilangan berat
badan serta pengganti nutrisi yang hilang. Berdasarkan hasil lab pada pasien ini didapatkan
angka leukosit yang cukup tinggi, sehingga perlu diberikan antibiotik. Angka leukosit yang
cukup tinggi menunjukkan bahwa telah terjadi infeksi atau peradangan pada pasien.
Nasihat diberikan kepada orang tua untuk segera kembali ke RS atau dokter apabila
gejala timbul lagi dan juga bila disertai dengan diare cair, diare berdarah, muntah berkali-kali,
12
ILMU
KESEHATAN
ANAK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
SURAKARTA
NO RM :
anak tampak lemas dan mengantuk, serta malas minum. Nasihat lain kepada orang tua yaitu
agar menjaga kebersihan tangan serta rajin cuci tangan, memperhatikan kebersihan lingkungan,
dan memperhatikan kebersihan makanan dan minuman yang dikonsumsi.
Secara umum penanganan diare akut bertujuan untuk mencegah atau menanggulangi
dehidrasi serta gangguan keseimbangan elektrolit dan asam basa, mengobati kausa diare yang
spesifik mencegah dan menanggulangi gangguan gizi.
Pemberian probiotik pada anak dengan diare dianjurkan, karena probiotik dapat
meningkatkan kolonisasi bakteri probiotik di dalam lumen saluran cerna, sehingga seluruh
epitel mukosa usus telah diduduki oleh bakteri probiotik melalui reseptor dalam sel epitel usus,
sehingga tidak terdapat tempat lagi untuk bakteri patogen untuk melekatkan diri pada sel epitel
usus dan akhirnya kolonisasi bakteri patogen tidak terjadi.
Pencegahan diare dapat dilakukan dengan cara mencuci tangan setiap kali beraktivitas,
menjaga penggunaan air bersih, menjaga kebersihan makanan dan minuman, serta
meningkatkan nilai gizi makanan pada anak.
DAFTAR PUSTAKA
Poorwo, et al., 2003. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Anak :Infeksi & Penyakit Tropis, Ikatan
Dokter Indonesia, Bagian Ilmu Kesehatan Anak FKUI:Jakarta
13
ILMU
KESEHATAN
ANAK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
SURAKARTA
NO RM :
Pudjiadi et al, 2010, Diare Akut, pedoman Pelayanan Medis Ikatan Dokter Anak Indonesia
Jilid I. Penerbit :IDAI Jakarta
Subijanto, Manajemen Diare pada Bayi dan Anak. Devisi Gastroenterologi Lab/SMF Ilmu
kesehatan Anak Unair/RSUD.Dr.Soetomo Surabaya
Soebagyo, B.2008. Diare Akut Pada Anak.UNS press Surakarta
Wawan, I.W, 2010, Probiotik sebagai Terapi Diare Akut pada Bayi dan Anak, SMF Ilmu
Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Udayana/RSUP Sanglah Denpasar
14