Sprinkle System and Installation PDF
Sprinkle System and Installation PDF
NAMA ANGGOTA:
1. Rika Sri Amalia
(16309863)
2. Yogi Oktopianto
(16309875)
3. Yurista Vipriyanti
(16309876)
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
LATAR BELAKANG
Kebakaran merupakan bencana yang disebabkan oleh api yang tidak dikehendaki
yang dapat menimbulkan kerugian yang besar baik berupa harta benda maupun jiwa manusia.
Saat ini kebakaran sudah menjadi masalah nasional, karena bukan saja merugikan individual,
melainkan meliputi instalasi atau sarana vital yang menguasai hajat hidup orang banyak
seperti pabrik, pembangkit tenaga listrik, pelabuhan, dan instalasi-instalasi lainnya. Faktor
terbesar yang menyebabkan kebakaran adalah adanya nyala api dan listrik.
Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1970 yaitu tentang tujuan umum K3
yang termasuk penanggulangan kebakaran yang bertujuan untuk melindungi tenaga kerja dan
orang lain, aset perusahaan dan lingkungan masyarakat. Dan yang tertera pada ketentuan
pasal 3 ayat (1) huruf b,d,q bahwa penanggulangan kebakaran meliputi pencegahan,
pengurangan
dan
pemadaman
kebakaran,
memberikan
kesempatan
jalan
untuk
menyelamatkan diri pada waktu kebakaran serta pengendalian penyebaran panas, asap dan
gas. Selain itu pada Kepmenaker 186/Men/1999 yang menjelaskan bahwa perusahaan wajib
mencegah, mengurangi dan memadamkan kebakaran di tempat kerja.
1.2
PERUMUSAN MASALAH
Perumusan masalah dalam perancangan sistem sprinkler adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana menentukan jumlah sprinkler yang sesuai dengan karakteristik gedung
perkantoran.
2. Bagaimana cara pemasangan sistem sprinkler pada gedung perkantoran.
1.3
TUJUAN PENULISAN
Tujuan penelitian ini adalah:
1. Untuk menetukan jumlah sprinkler yang sesuai dengan karakteristik Gedung
Perkantoran.
2. Untuk menentukan pemasangan sistem sprinkler pada gedung Perkantoran.
3. Untuk menentukan jumlah volume air yang dibutuhkan untuk perancangan sistem
sprinkler.
4. Untuk menentukan kebutuhan pipa dan daya pompa pada sistem Sprinkler.
1.4
BATASAN MASALAH
Batasan masalah dalam penelitian ini adalah:.
1. Perancangan sprinkler pada gedung perkantoran.
2. Tidak membahas masalah sistem kelistrikan dan estimasi biaya.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1.2
SISTEM SPRINKLER
Sistem sprinkler adalah suatu sistem yang bekerja secara otomatis dengan
memancarakan air bertekanan ke segala arah untuk memadamkan kebakaran atau setidaktidaknya mencegah meluasnya kebakaran. Instalasi sprinkler ini dipasang secara
tetap/permanen di dalam bangunan yang dapat memadamkan kebakaran secara otomatis
dengan menyemprotkan air di tempat mula terjadi kebakaran.
1.2.1
pancaran ke atas
pancaran ke bawah
pancaran ke dinding
3.
Alternatif Sistem Pipa Basah dan Pipa Kering (Combined Dry Pipe-Preaction).
Sistem ini biasanya dipasang tanpa pemanas air, dimana dalam sistem basah ada
kemungkinan air membeku pada musim dingin. Sehingga sistem ini biasanya
dioperasikan pada musim panas untuk sistem basah dan sistem kering pada musim dingin.
Jika hendak mengoperasikan dengan sistem basah, maka dry valve harus diubah
fungsinya ke sistem basah dan ini biasanya dapat dilakukan dengan cepat.
Untuk ruangan yang lebarnya lebih kecil atau sama dengan 3,7 m, cukup
dilengkapi dengan sederet sprinkler sepanjang ruangan. Untuk ruangan yang
lebarnya antara 3,7 m sampai 7,4 m harus dilengkapi dengan deretan sprinkler.
Untuk ruangan yang panjangnya lebih dari 9,2 m (bahaya kebakaran ringan)
atau lebih dari 7,4 m (bahaya kebakaran sedang) deretan sprinkler harus
dipasang selang-seling, sehingga setiap kepala sprinkler terletak pada garis
tengah antara dua kepala sprinkler yang berhadapan.
Untuk ruangan yang lebarnya lebih dari 7,4 m deretan kepala sprinkler jenis
konvensional (dipasang pada langit-langit) harus dipasang pada langit-langit di
tengahtengah antara dua deret kepala sprinkler sebagai tambahan sepanjang
ruangan pada tiap sisinya.
Berdasarkan NFPA 15 jarak maksimum antar sprinkler 3,7 meter sehingga jari
jari jangkauannya adalah 1,85 meter. Kemudian dapat dihitung jumlah
kepala sprinkler tiap luas bangun, yaitu:
Luas Sprinkler/perlindungan
= R2
Luas Bangunan
= PxL ...........(2.1)
Jumlah Sprinkler
....(2.2)
Keterangan:
R = Jari-jari sprinkler (1,85 m)
P = Panjang conveyor (m2)
L = Lebar conveyor (m2)
Dalam perencanaan ini jarak antar sprinkler menurut model E Spray nozzles vk
810 vk 817 yang digunakan adalah 3 meter agar area perlindungan bisa
terjangkau seluruhnya.
khusus seperti tempat-tempat terbuka atau untuk tempat khusus lainnya. Kepala sprinkler
dengan ukuran lubang yang lebih kecil boleh digunakan untuk daerah atau keadaan yang
tidak membutuhkan air sebanyak yang dipancarkan oleh sebuah kepala sprinkler dengan
ukuran lubang nominal 10 mm. Kepala sprinkler dengan ukuran lubang nominal lebih besar
dari 10 mm boleh digunakan untuk daerah atau keadaan yang membutuhkan air lebih banyak
dari jumlah yang dipancarkan oleh sebuah kepala sprinkler dengan ukuran lubang nominal 10
mm. Kepala sprinkler dengan ukuran lubang nominal lebih besar dari 10 mm yang
mempunyai ulir pipa besi 10 mm tidak boleh dipasang pada sistem sprinkler terbaru.
1. Ukuran lubang kepala sprinkler
Ukuran nominal lubang kepala sprinkler yang dibenarkan untuk masing-masing
sistem bahaya kebakaran adalah sebagai berikut:
Tabel 2.2 Ukuran lubang kepala sprinkler
2. Konstanta k
Konstanta k untuk ketiga ukuran lubang kepala sprinkler tersebut di atas adalah
sebagai berikut:
Tabel 2.3 Konstanta k
Pemilihan tingkat suhu kepala sprinkler tidak boleh kurang dari 30C di atas suhu
ruangan.
-
Kepala sprinkler dalam ruangan tersembunyi atau pada ruang peragaan tanpa
dilengkapi ventilasi harus dari tingkat suhu antara 79C - 100C.
Kepala sprinkler yang digunakan untuk melindungi peralatan masak jenis komersial,
tutup mesin pembuat kertas atau yang dipasang dalam dapur pengering harus dari
tingkat suhu tinggi.
Apabila ada langit-langit atau atap yang dipasang di atas oven, maka pada langitlangit atau atap tersebut sampai radius 3 m harus dipasang kepala sprinkler dengan
tingkat suhu yang sama dengan 141C
Catatan:
Perasediaanan kepala springkler cadangan harus meliputi semua jenis dan tingkat
suhu dari kepala springkler yang terpasang.
Apabila terdapat lebih dari 2 sistem, maka jumlah persediaan springkler cadangan
harus ditambah 50% dari ketentuan tersebut di atas.
Air tetap dapat didistribusikan ke titik sprinkler walaupun salah satu area pipa
mengalami kerusakan.
Semburan air sprinkler lebih stabil, meskipun seluruh titik sprinkler dibuka.
3. Deluge System
Adalah sistem yang menggunakan kepala sprinkler yang terbuka
disambungkan pada sistem perpipaan yang dihubungkan ke suplai air melalui
suatu valve. Valve ini dibuka dengan cara mengoperasikan sistem deteksi yang
dipasang pada area yang sama dengan sprinkler. Ketika valve dibuka, air akan
mengalir ke dalam sistem perpipaan dan dikeluarkan dari seluruh sprinkler yang
ada.
4. Preaction System
Adalah suatu sistem yang menggunakan sprinkler otomatis yang
disambungkan pada suatu sistem perpipaan yang mengandung udara, baik yang
bertekanan atau tidak, melalui suatu sistem deteksi tambahan yang dipasang pada
area yang sama dengan sprinkler. Pengaktifan system deteksi akan membuka
suatu valve yang mengakibatkan air akan mengalir ke dalam sistem perpipaan
sprinkler dan dikeluarkan melalui sprinkler yang terbuka.
5. Combined Dry Pipe-Preaction
Adalah sistem pipa berisi udara bertekanan. Jika terjadi kebakaran,
peralatan deteksi akan membuka katup kontrol air dan udara dikeluarkan pada
akhir pipa suplai, sehingga sistem akan terisi air dan bekerja seperti wet pipe
system. Jika peralatan deteksi rusak, sistem akan bekerja seperti sistem dry pipe.
pada ujung slang terjauh dengan ukuran 40 mm (1 inci), dirancang sesuai seperti tertera
pada tabel 2.3 perancangan yang menggunakan cara.
Tangki gravitasi
Tangki yang diletakkan pada ketinggian tertentu dan direncanakan dengan baik
dapat diterima sebagai system penyediaan air. Kapasitas dan letak ketinggian tangki harus
memberikan aliran dan tekanan yang cukup.
Tangki bertekanan
Tangki bertekanan yang direncanakan dengan baik dapat diterima sebagai sistem
penyediaan air. Tangki bertekanan harus dilengkapi dengan suatu cara yang dibenarkan
agar tekanan udara dapat diatur secara otomatis. Apabila tangki bertekanan merupakan
satu-satunya system penyediaan air, sistem tersebut harus juga dilengkapi dengan alat
tanda bahaya yang memberikan peringatan apabila tekanan dan atau tinggi muka air
dalam tangki turun melampaui batas yang ditentukan. Tanda bahaya harus dihubungkan
dengan jaringan listrik yang terpisah dengan jaringan listrik yang melayani kompresor
udara. Tangki bertekanan hanya boleh digunakan untuk melayani sistem sprinkler dan
sistem slang kebakaran yang dihubungkan pada pemipaan sprinkler. Tangki bertekanan
harus selalu terisi air 2/3 penuh, dan diberi tekanan udara ditambah dengan 3 X tekanan
yang disebabkan oleh berat air pada perpipaan sistem sprinkler di atas tangki kecuali
ditetapkan lain oleh pejabat yang berwenang.
Sumber air untuk kebutuhan hidran dapat berasal dari PDAM, sumur artesis,
sumur gali dengan system penampungan, tangki gravitasi, tangki bertekanan
reservoir air dengan sistem pemompaan.
.....(2.3)
Keterangan:
H
h1
hp
.(2.4)
hp=
Ha
pipa, belokan belokan, reduser, katup katup, dan sebagainya. Di bawah ini
akan diberikan cara perhitungannya satu persatu.
-
Head kerugian
Head kerugian yang terjadi pada instalasi disebabkan oleh gesekan
didalam pipa. Pengaruh kecepatan terhadap rugi-rugi pada instalasi
dinyatakan dalam bilangan reynold yang didefinisikan sebagai berikut:
Re =
(2.5)
Keterangan:
Kekentalan mutlak cairan dapat dilihat pada tabel 2.8 dibawah ini.
Tabel 2.7 Sifat-sifat fisik air (Air di bawah 1 atm dan air jenuh di atas 100 C)
(Sumber: Sularso,1996)
-
..................................................................................(2.6)
Keterangan:
hf : Head karena kerugian gesekan/ friction (m)
f
..(2.7)
Keterangan:
hf = f
.. (2.8)
.(2.9)
Keterangan:
D : Diameter dalam saluran (m)
R : Jari-jari lengkung sumbu belokan (m)
Keterangan:
Hsv
Pa
Pv
Hs
: Head isap statis (m) bertanda positip (+) jika pompa terletak
di atas permukaan zat cair yang diisap, dan bertanda negatip (-) jika di
bawah.
HLS
HN
Daya air
Energi yang secara efektif diterima oleh air dari pompa persatuan
waktu daya air, yang dapat ditulis sebagai berikut:
Pw = 0,163 x x Q x H..............................................................................(2.12)
Pw
Daya poros
Daya poros yang diperlukan untuk menggerakkan sebuah pompa
adalah sama dengan daya air ditambah kerugian daya didalam pompa. Daya
ini dapat dinyatakan sebagai berikut:
P = Pw / p ........................................................................................(2.13)
P
= V . I ..(2.14)
Pout
= vf . P . mc ..(2.15)
Keterangan:
Pin
Pout
= Tegangan (Volt)
vf
mc
BAB III
DATA UMUM PROYEK
3.1
DATA PROYEK
a. Nama Proyek
: Alamanda Tower
b. Fungsi Bangunan
: Gedung Perkantoran
c. Lokasi
3.2
: 52.768 m2
b. Luas Tanah
: 12.050 m2
Jumlah (m)
Basement 3
3650
Basement 2
3788
Basement 1
3645
Dasar (1)
1301
Mezzanine
768
Lantai 2-29
39088
Atap/ME
Jumlah
528
52768
3.3
3.4
FUNGSI BANGUNAN
a. Lantai Basement 3 s.d. Basement 1
: Car Parking
: Commercial Room
: Office Room
d. Lantai Atap
: M/E Room
Mulai
Studi Literatur
Perumusan Masalah
Pengumpulan Data
1. Layout Gedung
2. Data Teknis
Perancangan Sistem Sprinkler :
1. Menghitung Jumlah Sprinkler
2. Menghitung Kebutuhan Air
3. Menentukan Dimensi dan Penempatan Bak
Reservoir
4. Menghitung Head Total dan Daya Pompa
Kesimpulan dan
Saran
Selesai
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1
UMUM
Dalam perancangan sprinkler
ini,
perlu
x2
x2
(2 R) 2
2x 2
4R 2
x2
4(2,3m) 2
x2
10,58m 2
10,58m 2
3,25 m
8. Daerah yang dilindungi adalah semua ruangan kecuali kamar mandi, toilet dan
tangga yang diperkirakan tidak mempunyai potensi terjadinya kebakaran
9. Sprinkler overlap bagian
4.2
= 3,45 m
Maka, L
= 3,45 m x 3,45 m
= 11,9 m2
Lantai Basement 3
Luas lantai yang direncanakan = 3650 m2
Jumlah total sprinkler yang dibutuhkan :
luas
L
3650
11,9
Lantai Basement 2
Luas lantai yang direncanakan = 3788 m2
Jumlah total sprinkler yang dibutuhkan :
luas
L
3788
11,9
Lantai Basement 1
Luas lantai yang direncanakan = 3645 m2
Jumlah total sprinkler yang dibutuhkan :
luas
L
3645
11,9
luas
L
1307
109,83 110 buah sprinkler
11,9
Lantai Mezzanine
Luas lantai yang direncanakan = 768 m2
Jumlah total sprinkler yang dibutuhkan :
luas
L
768
11,9
Lantai 2-29
Luas lantai yang direncanakan = 39.088 m2
Jumlah total sprinkler yang dibutuhkan :
luas
L
39.088
11,9
luas
L
528
11,9
Luas
Jumlah
(m)
Sprinkler
Basement 3
3650
307
Basement 2
3788
319
Basement 1
3645
306
Dasar (1)
1301
110
Mezzanine
768
65
Lantai 2-29
39088
3285
528
44
52768
4436
Atap/ME
Jumlah
4.3
tersebut. Volume kebutuhan air sprinkler perlu diperhatikan sehingga tidak menyebabkan
kelebihan air pada sprinkler tersebut. Perhitungan volume kebutuhan air sprinkler per gedung
dapat menggunakan rumus :
Rumus : V = Q x T ..(4.2)
Dimana :
V
V(kebutuhan air)
=QxT
= 225 dm3/menit x 30 menit
= 6.750 dm3 = 6,75 m3
4.4
yang dibutuhkan dalam menjaga faktor keamanannya, dapat ditentukan kosntruksi bak
airnya, yaitu:
Panjang = 5 meter
Lebar = 3 meter
Kedalaman = 5 meter
Vbak air = p x l x k
= 5 m x 3 m x 5 m = 75 m3
Selisih volume V
V
Tinggi freeboard
t (freeboard) =
V
A .....(4.4)
Dimana :
A = Luas penampang bak air
t (freeboard) =
V
A
41,41
15
2,76 m
4.5
Sumber : www.starpipeproducts.com, ASTM A-888 and CISPI 301 Pipe & Fittings
4.6
1.
xD 2
3,14 x(0,201676) 2
4
0,03 m 2
Re
VxD
0,125 x0,201676
0,801 x 10 -6
31.472,53
Dalam perancangan ini pipa yang digunakan adalah pipa besi. Bahwa nilai e atau
kekasaran untuk besi (cast iron) adalah 0,00085 dimana diameter pipa berukuran 8
maka nilai relative roughness (e/D) sebesar 0,0014
Dapat diketahui bahwa nilai friction factor (f) sebesar 0,021 dengan nilai e/D 0,0014
dan nilai Re = 31.472,53
LxV 2
2xDxg
Hf
Hf
0,021
Dimana :
5 x(0,125) 2
2 x 0,201676 x 9,81
0,04 m
g adalah nilai ketetapan gravitasi 9,8 m/s2 dan L adalah panjang pipa terjauh 5 m.
e. Kerugian pada perubahan geometri (Minor losses)
- Kerugian head katup
Kerugian head katup dengan diameter pipa utama pengeluaran 8 yang mana katup pada
pipa pengeluaran ini menggunakan katup hisap (dengan saringan) maka nilai fv = 1,84
V2
2 xg
hf
fv
hf
1,84
0,125 2
1,47 x10 3 m
2 x 9,81
2.
xD 2
3,14 x(0,150876) 2
4
0,02 m 2
= Q/A
= (3,75x10-3 m3/s) / (0,02 m2)
= 0,188 m/s
Re
VxD
0,188 x0,150876
0,801 x 10 -6
35.411,60
Dalam perancangan ini pipa yang digunakan adalah pipa besi. Bahwa nilai e atau
kekasaran untuk besi (cast iron) adalah 0,00085 dimana diameter pipa berukuran
6 maka nilai relative roughness (e/D) sebesar 0,0019
Dapat diketahui bahwa nilai friction factor (f) sebesar 0,023 dengan nilai e/D
0,0019 dan nilai Re = 35.411,60
LxV 2
2xDxg
Hf
Hf
0,023
20 x(0,188) 2
2 x 0,150876 x 9,81
5,49 x10 3 m
Dimana:
g adalah nilai ketetapan gravitasi 9,8 m/s2 dan L adalah panjang pipa terjauh 20 m.
e. Kerugian pada perubahan geometri (Minor losses)
- Kerugian pada belokan pipa
Belokan pada pipa utama pengeluaran sebesar 900 yaitu berupa lengkungan dengan
nilai f :
3, 5
0.5
D
0,131 1,847
2R
0,150876
0,131 1,847
2 x0,075438
90
3, 5
90
90
0.5
1,978 m
Maka nilai f dari belokan dari pipa utama pengeluaran sebesar 90 0 adalah 1,978 m.
V2
2 xg
hf
hf
1,978
1,88 2
2 x 9,8
0,36 m
= 5,49x10-3+ 0,36
= 0,37 m
3.
Pipa Pembagi
-
xD2 2
x0,100076 2
0,0078619m 2
Q
A
0,000937
0,0078619
0,1192m / s
Dimana : Kapasitas debit air (Q) yang digunakan adalah 0,00937 m3/s dikarenakan
dalam pipa sudah melalui 4 pembagian aliran dari aliran utama yaitu 0,00375 m3/s.
c. Bilangan Reynolds (Re)
Re
VxD
0,1192 x0,100076
14.892,708
0,801x10 6
Dalam perancangan ini pipa yang digunakan adalah pipa besi. Bahwa nilai e atau
kekasaran untk besi (cast iron) adalah 0,00085 diameter pipa berukuran 4 maka nilai
relative roughness sebesar 0,0025.
Nilai Friction factor (f) = 0,025 dengan nilai 2/D 0,0025 dan nilai Re = 14.892,708.
L.V 2
D.2.g
0,025 x
12000 x0,1192 2
0,100076 x 2 x9,8
2,17 m
Kerugian perubahan geometri pada pipa isap adalah belokan 90 o. Maka nilai f adalah
0,131 1,847.
D
2R
3, 5
0,5
90
0,100076
0,131 1,847
2 x0,050038
3, 5
90
90
0,5
1,978
Maka, nilai f dari belokan dari pipa utama pengeluaran sebesar 90 o adalah 1,978 m
hf
.V 2
2.g
1,978 x
0,1192 2
2 x9,8
0,0014m
Pada pipa utama pengeluaran terdapat 10 belokan, maka kerugian pada pipa :
hf = 10 x 0,0014 m = 0,014 m
-
Diketahui bahwa pada sistem ini terdapat 2 pipa pembagi. Maka head friction pada
sistem ini adalah :
hf
4.
Pipa Cabang
-
xD2 2
x0,04978 2
0,001946m 2
Q
A
0,000234
0,001946
0,120m / s
Dimana : Kapasitas debit air (Q) yang digunakan adalah 0,000234 m3/s dikarenakan
dalam pipa sudah melalui 4 pembagian aliran dari aliran utama yaitu 0,000937 m3/s.
c. Bilangan Reynolds (Re)
Re
VxD
0,120 x0,04978
0,801x10 6
7.457,677
Dalam perancangan ini pipa yang digunakan adalah pipa besi. Bahwa nilai e atau
kekasaran untuk besi (cast iron) adalah 0,00085 diameter pipa berukuran 4 maka
nilai relative roughness sebesar 0,005.
Nilai Friction factor (f) = 0,031 dengan nilai 2/D 0,005 dan nilai Re = 7.457,677
L.V 2
f
D.2.g
4 x0,12 2
0,031x
1,83 x10 3 m
0,04978 x 2 x9,8
Kerugian perubahan geometri pada pipa ini tidak ada karena pipa cabang tidak
menggunakan katup dan tidak ada belokan.
Diketahui bahwa pada sistem ini terdapat 3000 pipa cabang. Maka head friction pada
sistem ini adalah :
= hftot x 3000 = 1,83 x10 3 x 3000 = 5,499 m
hf
xD2 2
x0,0150876 2
0,017869m 2
Q
A
0,00187
0,017869
0,1046m / s
Dimana : Kapasitas debit air (Q) yang digunakan adalah 0,00187 m3/s
dikarenakan dalam pipa sudah melalui 4 pembagian aliran dari aliran utama
yaitu 0,00375 m3/s.
c. Bilangan Reynolds (Re)
Re
VxD
0,1046 x0,150876
19.702,41
0,801x10 6
Dalam perancangan ini pipa yang digunakan adalah pipa besi. Bahwa nilai
e atau kekasaran untuk besi (cast iron) adalah 0,00085 diameter pipa
berukuran 6 maka nilai relative roughness sebesar 0,0019.
Nilai Friction factor (f) = 0,024 dengan nilai 2/D 0,0019 dan nilai Re =
19.702,41
.V 2
2.g
0,024 x
0,10406 2
2 x9,8
1,326 x10 5 m
1. Kapasitas aliran (Q) adalah seperdua dari kapasitas aliran discharge pipa utama,
karena aliran terbagi menjadi 2 aliran. Dimana (Q) aliran dari pipa utama adalah
0,064 m3/s
Q1
Q
2
0,00375
1,875 x10 3 m3/s
2
Q
A
0,00187
0,017869
0,1046m / s
Dimana : Kapasitas debit air (Q) yang digunakan adalah 0,00187 m3/s dikarenakan
dalam pipa sudah melalui 4 pembagian aliran dari aliran utama yaitu 0,00375
m3/s.
3. Bilangan Reynolds (Re)
Re
VxD
0,1046 x0,150876
19.702,41
0,801x10 6
Re > 4000, aliran bersifat turbulen
Dalam perancangan ini pipa yang digunakan adalah pipa besi. Bahwa nilai e atau
kekasaran untuk besi (cast iron) adalah 0,00085 diameter pipa berukuran 6 maka
nilai relative roughness sebesar 0,0019.
Nilai Friction factor (f) = 0,023 dengan nilai 2/D 0,0019 dan nilai Re = 19.702,41
.V 2
2.g
0,023x
0,10406 2
2 x9,8
1,2706 x10 5 m
= 5,247 x10 5 m
xD2 2
x0,11176 2
0,0078617m 2
b. Kapasitas aliran (Q) adalah seperempat dari kapasitas aliran discharge pipa
pembagi, karena aliran terbagi menjadi 4 aliran
Q1
Q
4
0,00375
4
9,375 x10
Q
A
9,375 x10 4
0,0078617
0,238m / s
Re
VxD
0,238 x0,100076
0,801x10 6
29.735,44
Dalam perancangan ini pipa yang digunakan adalah pipa besi. Bahwa nilai
e atau kekasaran untuk besi (cast iron) adalah 0,00085 diameter pipa
berukuran 4 maka nilai relative roughness sebesar 0,0025.
Nilai Friction factor (f) = 0,027 dengan nilai 2/D 0,0019 dan nilai Re =
29.735,44
.V 2
2.g
0,027 x
0,238 2
2 x9,8
7,803 x10 5 m
Diketahui bahwa pipa pembagi terdapat 3000 fitting tee, sehingga kerugian
gesekan fitting tee total pada pipa utama adalah :
= 7,803 x10 5 x 3000 = 0,234 m
hf tot
xD2 2
x0,049784 2
0,001946m 2
b. Kapasitas aliran (Q) adalah seperempat dari kapasitas aliran discharge pipa
cabang, karena aliran terbagi menjadi 4 aliran
Q
Q1
4
9,375 x10
4
Q
A
2,34 x10 4
0,001946
0,1204m / s
Re
VxD
0,1204 x0,049784
0,801x10 6
7.484,98
Dalam perancangan ini pipa yang digunakan adalah pipa besi. Bahwa nilai
e atau kekasaran untuk besi (cast iron) adalah 0,00085 diameter pipa
berukuran 4 maka nilai relative roughness sebesar 0,005.
Nilai Friction factor (f) = 0,033 dengan nilai 2/D 0,005 dan nilai Re =
7.484,98
hf
.V 2
2.g
0,005 x
0,1204 2
2 x9,8
3,690 x10 6 m
Diameter
No
Type Pipa
Pipa
(Inchi)
Pipa Isap
(Suction)
Diameter
Diameter
Dalam (m)
Luar (m)
Tebal
Pipa
(m)
Panjang
Pipa
Kecepatan
Terjauh
Aliran (m/s)
(m)
0.201676
0.212852
0.01117
0.125
Pipa Utama
0.150876
0.16002
0.00914
20
0.188
Pipa Pembagi
0.100076
0.111252
0.01117
12000
0.1192
Pipa Cabang
0.049784
0.056769
0.07021
0.12
0.150876
0.16002
0.00914
0.1046
Cross dan
Fitting Tee
Fitting Tee
0.100076
0.111252
0.01117
0.238
Fitting Tee
0.049784
0.056769
0.07021
0.1204
hp
hp
P2
P1
xg
61007,53 48789,3
995,7 x 9,8
1,25 m
= H1 + ha + hp
= 10,31 + 5 + 1,25
= 16,56 m
4.7
8. Disamping pompa-pompa tersebut dapat start secara otomatis melalui pressure switch
dalam panel pompa juga terdapat sarana untuk menstart pompa secara manual, jadi
dalam panel pompa ada switch untuk mengoperasikan sistem secara manual maupun
otomatis.
9. Kapasitas aliran air untuk bahaya kebakaran ringan diperkirakan berkisar 225
liter/menit (SNI 03-3989-2000)
10. Syarat tekanan air minimal tekanan air pada kepala sprinkler (residueal pressure)
harus memenuhi syarat, yaitu : bahaya kebakaran ringan sebesar 2,2 kg/cm2 dengan
masing-masing ditambah dengan perbedaan tekanan antara ketinggian sprinkler
teratas dengan katup kendali
Daya Pompa
Penentuan daya pompa pada sistem ini dapat dihitung pada perhitungan dibawah ini :
-
Pw
x Q x H LT
Dimana :
Pw
x Q x H LT
= 9,765 x 0,00375 x 16,56 m
P = Pw / p
= 0,8132 hp / 70 %
= 1,1617 hp
P(1
)
t
1,1617(1 0,2)
= 1,467 hp = 1,094 KW
0,95
BAB V
PENUTUP
5.1
KESIMPULAN
Berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan, diperoleh kesimpulan sebagai berikut :
1. Gedung perkantoran merupakan hunian dengan bahaya kebakaran ringan (SNI 033989-2000)
2. Jumlah sprinkler yang dibutuhkan untuk gedung perkantoran tersebut dapat dilihat
pada tabel dibawah ini :
Jumlah
Jumlah
(m)
Sprinkler
Basement 3
3650
307
Basement 2
3788
319
Basement 1
3645
306
Dasar (1)
1301
110
Mezzanine
768
65
Lantai 2-29
39088
3285
528
44
52768
4436
Atap/ME
Jumlah
3. Besaran bak air yang dibutuhkan untuk mengoperasikan sistem sprinkler adalah
panjang x lebar x tinggi = 5 m x 3 m x 5 m.
4. Besaran volume kebutuhan air untuk sprinkler adalah 6,75 m3.
Diameter pipa yang dibutuhkan untuk gedung perkantoran tersebut dapat dilihat
pada tabel dibawah ini :
Panjang
Diameter
Tebal
Diameter
No
Type Pipa
Diameter
Pipa
Pipa
Kecepatan
Terjauh
Aliran (m/s)
Pipa
Dalam (m)
Luar (m)
(Inchi)
(m)
(m)
Pipa Isap
1
0.201676
0.212852
0.01117
0.125
(Suction)
2
Pipa Utama
0.150876
0.16002
0.00914
20
0.188
Pipa Pembagi
0.100076
0.111252
0.01117
12000
0.1192
Pipa Cabang
0.049784
0.056769
0.07021
0.12
0.150876
0.16002
0.00914
0.1046
Cross dan
5
Fitting Tee
6
Fitting Tee
0.100076
0.111252
0.01117
0.238
Fitting Tee
0.049784
0.056769
0.07021
0.1204
Daya
Symbol Besaran
Daya
Daya Air
Pw
0,8132 hp
Daya Poros
1,1617 hp
Pm
1,4670 hp
mula
Sumber : Hasil Perhitungan
5.2
SARAN
1. Dalam proses perancangan sistem sprinkler, diperlukan pedoman yang berlaku di
Indonesia, salah satunya adalah SNI 03-3989-2000 mengenai Tata Cara
Perencanaan dan Pemasangan Sistem Sprinkler Otomatik Untuk Pencegahaan
Bahaya Kebakaran pada Bangunan Gedung.
2. Diameter Pipa yang akan digunakan harus berstandar SNI agar tidak terjadi
kegagalan dalam proses pemasangan sistem sprinkler.
DAFTAR PUSTAKA