Clinical ECG
Pembimbing :
Wijaya
Kusuma
elektrokardiografi.
Dua
masalah
besar
bagi
pembelajaran
elektrokardiografi adalah:
variasi yang besar dalam gambaran elektrokardiografi pada setiap sandapan dari
populasi subyek normal
ECG
dasar
berbentuk
bulat,
defleksinya
kecil,
halus,
mendahului
kompleks QRS.
Kompleks
QRS
melalui
ventrikel
satu, dua, tiga defleksi atau lebih yang bisa dikenal di dalamnya. Ukuran relatif dari
beberapa komponen yang mungkin ada dari kompleks QRS dapat dinyatakan dengan
menggunakan kombinasi dari huruf q, r. s, Q, R, S. Aturan yang disepakati adalah
sebagai berikut: 1. Gelombang positif pertama (Setelah P) diberi label r atau R.
2. Setiap gelombang positif kedua diberi label r atau R.
3. Gelombang negatif (yang turun di bawah garis dasar setelah R) diberi label
gelombang s atau S
4. Sebuah gelombang negatif (setelah P) diberi label q atau Q atau jika mendahului
r atau R
5. Setiap gelombang yang sepenuhnya negatif diberi label qs atau QS.
6. Setiap defleksi besar diberi label dengan huruf kapital, sedangkan defleksi kecil
diberi label dengan huruf kecil.
Gambar 3 menunjukkan dua belas kemungkinan variasi dalam bentuk
gelombang QRS, perhatikan masing-masing nama kompleks QRS.
GAMBAR 3
Aktivasi vektor
Sebuah vektor merupakan sesuatu yang memiliki besar dan arah. Kesepakatan
yang digunakan adalah panah digunakan untuk mewakili arah vektor, sedangkan
panjang panah mewakili besarnya vektor. Pentingnya kombinasi arah dan besarnya
adalah bahwa kekuatan dari sebuah vektor yang tampak tergantung pada arah di mana
vektor itu diketahui/dirasakan.
Gambar 6 menunjukkan vektor dari angin sebagai panah yang menuju arah
Timur, dengan panjang setara dengan 10 unit. Untuk merasakan angin ini seorang
mahasiswa elektrokardiografi telah mendirikan dua kutub vertikal (mencuat keluar dari
tanah) dan telah memasang lembaran tipis aluminium antara dua kutub vertikal tersebut
(A & B). Ia mencoba tiga susunan
peralatan yang berbeda.
Pengaturan
(1)
lembaran
angin.
maksimum
'x'
Defleksi
aluminium
angin,
yakni
berkaitan dengan kecepatan 10 unit (tentu saja hal ini juga terkait dengan sifat
4
lentur dari lembar aluminium tapi kami tidak perlu mempertimbangkan ini lebih
lanjut di sini).
Pengaturan (2) tidak ada defleksi dari lembaran aluminium yang terjadi,
(meskipun besaran dan arah angin tak berubah)
adalah nol.
Poin penting yang perlu dicatat tentang vektor gelombang aktivasi adalah sebagai
berikut:
1) Vektor gelombang aktivasi memiliki besaran dan arah.
2) Besaran vektor yang tampak dari aktivasi tergantung dari arah mana vektor itu
dirasakan / dilihat.
Menggunakan contoh yang sama
seperti pada Gambar 6, pentingnya arah di
mana gelombang aktivasi dirasakan dapat
digambarkan seperti yang ditunjukkan pada
gambar 7 berikut.
'terpolarisasi'.
Artinya.
permukaan
sel
secara
seragam
Setelah depolarisasi diinduksi di setiap area membran sel miokard, maka ini
akan menyebar spontan ke seluruh membran dari sel tersebut dan ke semua sel lain yang
memiliki kontak listrik (Gambar 10). Depolarisasi menyebar sebagai gelombang yang
melintasi membran sel miokard. Gelombang
depolarisasi tersebut memiliki sifat vektor, yaitu
memiliki besaran dan arah, yang besarnya
tergantung hanya pada massa miokardium yang
terdepolarisasi. Sedangkan arahnya tergantung
pada keadaan sebagai berikut :
a. posisi pada permukaan membran di mana
depolarisasi pertama kali diinduksi
b. distribusi anatomi miokardium sebagai
titik awal depolarisasi
Lingkaran hitam tebal mewakili jumlah tak terbatas posisi elektroda yang mungkin
menempati lingkaran yang pusatnya adalah asal gelombang depolarisasi. Dengan
demikian, sandapan rekaman dari posisi A atau B tidak akan merekam defleksi. Sebuah
sandapan di posisi C akan memberikan defleksi positif maksimum dan satu di posisi D
akan memberikan defleksi negatif maksimum. Setiap sandapan diposisikan antara C dan
A, antara C dan B akan menunjukkan defleksi positif yang akan lebih besar atau lebih
kecil tergantung pada apakah itu lebih dekat atau lebih jauh dari C. Sama, defleksi
negatif dari berbagai ukuran yang mungkin akan terjadi menggunakan arah yang
diposisikan antara D dan A atau antara D dan B,
merasakan
aktivitas
elektrik
bumi
untuk
meminimalkan
gangguan.
Hipotesis Segitiga Einthoven
Gambar 13 menunjukkan jantung di pusat segitiga sama sisi, diagram ini merupakan
Hipotesis Segitiga Einthoven. Hipotesis ini, yang diterbitkan pada tahun 1913, yang
bunyinya adalah sebagai berikut:
1
Jumlah
dari
semua
kekuatan
listrik
yang
Penempatan pada tiga ekstremitas yang digunakan dalam sandapan tungkai (R, L
dan F) membentuk sebuah segitiga sama sisi dengan dipole yang terletak di
tengahnya.
Jadi jantung dapat dianggap terletak di tengah sebuah segitiga sama sisi,
apeksnya adalah dua bahu serta pangkal paha kiri, yang merupakan titik penginderaan
efektif dari koneksi lengan kanan, lengan kiri dan kaki kiri (R. L dan F) (gambar 14 ).
Jika otot diatur seperti pada Gambar 15, maka L berada pada sudut kanan dari
arah depolarisasi vektor oleh karena itu menunjukkan tidak menunjukkan defleksi. R
melihat
vektor
menjauhi
sehingga
Penjumlahan Vektor
Jika dua vektor atau lebih bertindak secara bersamaan pada obyek yang sama,
maka vektor-vektor itu dapat ditambahkan
bersama-sama. Hasil dari penambahan ini
adalah
sama
dengan
jumlah
aritmatika
besaran vector-vektor itu hanya jika vectorvektor itu bertindak dalam arah yang sama.
Secara umum, vektor dapat ditambahkan dengan membangun genjang vektor. (Gambar
17). Vektor OB dan OA bertindak secara bersamaan memiliki efek yang sama seperti
vektor OR yang bertindak sendiri. OR disebut resultan dari OA dan OB. tanda panah
OR mewakili vektor resultan dalam besar dan arah.
Pengurangan Vektor
Karena sandapan anggota tubuh bipolar
mencatat
perbedaan
antara
vektor
ke
terminal
negatif
Hal ini memerlukan langkah yaitu kita harus harus memahami vektor negatif, vektor
negatif dapat dianggap hanya sebagai vektor yang bertindak pada arah yang berlawanan.
Jadi pada Gambar 18, vektor OC adalah negatif dari vektor OA.
Vektor OB + OA = vektor OR
vektor OB - vektor OA = vektor OB + Vektor OC = vektor OR
negatif,
secara
efektif
melihat
Enam
Sandapan
Ekstermitas
sandapan
bidang
frontal)
( sandapan
9
gambaran yang mirip dengan F dan F cenderung untuk menunjukkan gambaran yang
mirip dengan III.
Koneksi acak
Telah dibuat referensi sebelumnya untuk koneksi "acak" dalam sandapan ekstremitas
unipolar. Dinyatakan bahwa jika semua tiga sambungan dalam bidang frontal (mis.
lengan kanan, lengan kiri dan kaki) bergabung bersama-sama defleksi yang dihasilkan
adalah nol. Berdasarkan sandapan R, L, dan F, masing-masing membuat sudut 120
dengan sandapan yang berdekatan (gambar 23). Pada
gambar 23 vektor QRS membuat sudut
dengan
lengan
kiri
dan
kaki
bersama-sama
dan
sandapan
menggunakan
terminal
pusat
untuk
merupakan standart prosedur dalam perekam EKG. Hal ini membuat tidak ada
perbedaan morfologi dari setiap defleksi.
Bentuk
Umum
Bidang
dari
miokard
Kompleks
diatur
QRS
sejajar
di
Enam
Sandapan
Ekstermitas
untuk
depolarisasi
sandapan
II.
menyebar
Karena
hal
ini
tepat
searah
sandapan
II
gelombang
depolarisasi
tapi
kurang
yang
lebih
kecil.
Karena
gelombang
depolarisasi mendekati I dan III pada sudut yang sama dua sandapan ini menunjukkan
defleksi yang sama.
L terletak tepat pada sudut bidang dan karena itu menunjukkan defleksi nol, R
terletak di belakang gelombang depolarisasi dan merekam defleksi negatif.
Massa ventrikel kiri jauh lebih besar dari kanan sehingga pengaruh ventrikel
miokardium kanan dapat diabaikan. Kompleks QRS merupakan depolarisasi dari kedua
ventrikel miokardium. Aktivasi ventrikular (depolarisasi) dimulai di septum interventrikular bagian atas pada sisi kiri. Septum interventrikular mengalami depolarisasi
dari kiri ke kanan. Depolarisasi menyebar ke septum menuju apeks jantung dan
kemudian secara progresif di sepanjang dinding bebas dari ventrikel kiri tetapi selalu
dari endocardium ke pericardiun. Gambar 27 (b) dan (c) menunjukkan arah dan
besarnya (mis.vektor) dari masing-masing perwakilan lima fase depolarisasi.
Dengan demikian bukan panah tunggal yang mewakili depolarisasi dari otot
jantung tetapi lima panah yang mewakili (penyederhanaan) urutan depolarisasi ventrikel
11
(gambar 27 (b)). Pada faktanya arah depolarisasi ventrikel terus berubah dengan jumlah
panah tak terbatas saat itu dan susunan seri tak terbatas dari vektor saat itu juga dapat
divisualisasikan sebagai dalam gambar 27 (c). Di sini vektor diberikan asal mula yang
sama dan garis terputus menunjukkan posisi ujung panah tak terbatas yang saling
berlawanan sekitar garis terputus
Mungkin tidak jelas bagaimana loop vektor menimbulkan defleksi QRS dari form yang
ditampilkan. Karena itu untuk mempertimbangkan secara rinci bagaimana loop vektor
ditunjukkan pada gambar 28 menimbulkan morfologi QRS di dua sandapan ekstermitas,
misalnya L (Gambar 29) dan II (gambar 30)
Pada gambar 29 loop vektor bergerak nyata menuju L dan menjauh dari L. Oleh
karena itu QRS di L memiliki gelombang negatif dan gelombang positif. Gerakan
utama dari loop vektor berada tepat pada sudut kanan dari L, karena itu tidak
memberikan
defleksi
besar
di
L.
yang kecil
kompleks jenis"qr" .
Pada gambar 30 vektor awalnya bergerak menjauh dari lead II (fase satu) dan
secara singkat berbalik arah (fase kedua). Loop kemudian bergerak menuju Lead II (fase
tiga) sampai
adalah murni ditandai untuk mengidentifikasi posisi sumbu. Ini menjadi masuk akal
untuk menandai titik 0 , a30 , a60 , a90 dan seterusnya, yang melewati searah jarum
jam dan sebagai 0 , b30 , b60 , b90 dst, yang melewati berlawanan arah jarum jamtapi ini bukan konvensi yang diterima. Penggunaan tanda '+' dan '-' dengan cara ini
sering menimbulkan kebingungan karena kecenderungan untuk menyamakan mereka
dengan positif atau negatif dari defleksi QRS. Satu atau dua contoh dapat membantu
untuk menghilangkan kebingungan yang mungkin terjadi dapat dilihat pada gambar 33.
Pada gambar 33 (a) menunjukkan loop vektor identik dengan yang ditunjukkan
pada lead II (yaitu 'poin' loop vektor ), dengan menggunakan sistem referensi heksaksial
sekarang kita lebih tepat mengatakan "sumbu listrik adalah +60 ". Sisi kanan dari
Gambar 33 (a) menunjukkan tampilan kompleks QRS di sandapan ekstermitas. QRS
tertinggi (paling positif) yang terjadi dalam sandapan tersebut terletak pada sumbu
paling dekat (Lead II).
Dalam contoh (b) 'titik' loop vektor di sepanjang L dan karena itu sumbu
menuju L. Sekali lagi kita sekarang dapat mengatakan, 'Sumbunya adalah -30 '. Sisi
kanan dari angka 33 (b) menunjukkan tampilan QRS di sandapan ekstremitas. Seperti
yang selalu terjadi, sandapan yang paling dekat dengan sumbu, menunjukkan QRS
kompleks
tertinggi
(paling
dari
kompleks
sandapan
QRS
apapun.
sandapan
prekordial
masing-masing
termial
(rekaman)
positif
galvanometer terhubung ke elektroda pada sisi yang disepakati pada dinding dada.
Karena koneksi ke terminal negatif galvanometer adalah
"secara acak" yang dibentuk bersama dari gabungan
sandapan R, L, dan F, sandapan dada "V" dan ditunjuk V ,
V , V , V , V , dan V . Ketentuan standar anatomi dari
elektroda prekordial telah disepakati antara British Cardiac
Society dan American Heart Association dan ditampilkan
pada Gambar 34
14
Gambar 35: Penampang horisontal melalui dada pada tingkat ventrikel (dilihat
dari atas) mencatat bahwa v1 dan v2 berhadapan dan
terletak dekat dengan dinding bebas dari ventrikel
kanan, letak v3 dan v4 dekat septum interventrikular
dan v5 dan v6 berhadapan dengan dinding bebas dari
ventrikel kiri tetapi dipisahkan oleh jarak yang cukup
besar. V4 biasanya pada puncak jantung. Catatan,
khususnya v6 perlu diperhatikan seberapa jauh sekitar
axilla. Electrocardiographer pemula menempatkan V5 dan V6 terlalu anterior dan tidak
mendapatkan rekaman ventrikel kiri yang benar.
15
(iv) V1-V6 semua pada bidang horisontal. Masing-masing sandapan merupakan bagian
dari miokardium ventrikel dan memberikan informasi rinci tentang daerah setempat.
(v) aVL, I, V5 dan V6 semua melihat ke bagian anterolateral dari jantung dan akan
sering menunjukkan tampilan yang mirip satu sama lain.
(vi) II, III dan aVF semua melihat ke dinding inferior jantung, dan akan sering
menunjukkan tampilan yang mirip satu sama lain.
Catatan 1
Pembagian menjadi tiga "fase" hanyalah masalah kenyamanan untuk
memfasilitasi pemahaman EKG prekordial. Ketiga fase ini tidak berhubungan dengan
lima fase ventrikuler depolarisasi yang mempertimbangkan QRS kompleks di sandapan
ekstrimitas. Kedua pembagian ini dipilih untuk mempermudah pemahaman.
16
Catatan 2
Sandapan ekstrimitas yang jauh dari jantung akan menghasilkan defleksi yang dominan
dan dapat mengabaikan pengaruh dari ventrikel kanan. Sedang pada sandapan
prekordial (terletak dekat jantung) dipengaruhi tidak hanya oleh
kekuatan utama ventrikel tapi juga oleh gelombang aktivitas dari
myokardium yang dekat elektroda.
kita
dapat
kecil dari V5. Adalah normal juga bila gelombang R pada V5 lebih kecil daripada
V4, asalkan gelombang R pada V6 juga lebih kecil daripada gelombang R pada V5.
2) Ukuran gelombang negatif yang mengikuti gelombang r ( gelombang s atau S ) bisa
atau tidak bisa meningkat dari V1 ke V2, tetapi terus menurun setelahnya.
3) Arah inisiasi dari QRS adalah naik (positif) pada V1, V2 dan V3, tapi mengarah
turun (negatif) pada V4-V6. Maka, V1-V3 menunjukkan gelombang inisiasi r dan
pada V4-V6 menunjukkan gelombang inisiasi q.
Konsep ini diilustrasikan pada gambar 42.
Catatan :
Garis AB. Ini menggambarkan bahwa gelombang R pada setiap prekordial lead
menjadi lebih besar daripada lead sebelumnya dalam seri V1-V6.
Garis CD. Namun tetaplah normal bila gelombang R pada V6 lebih kecil daripada
V5.
Garis EF. Adalah normal juga bila gelombang R pada V5 lebih kecil daripada V4,
asalkan gelombang R pada V6 juga lebih kecil dari V5.
Garis JI. Ukuran gelombang S berkurang secara progresif diseluruh prekordial lead
dan akhirmya menghilang sama sekali.
Garis GH. Ukuran gelombang S pada V2 seringkali lebih besar daripada V1.
R yang direkam mungkin lebih kecil di V6 daripada di V5. Untuk alasan yang
sama itu mungkin lebih kecil pada V5 daripada V4, tapi dalam situasi ini akan
selalu lebih kecil di V6 daripada V5.
3) Gelombang positif tinggi di sadapan prekordial kiri dihasilkan oleh depolarisasi
dari dinding ventrikel kiri (fase 3, gambar 40). Proses yang sama menimbulkan
gelombang S yang mendalam di sadapan prekordial kanan (fase 3, gambar 39).
Oleh karena itu, sama seperti peningkatan tinggi gelombang R (pada umumnya)
dari V1 ke V6 sehingga kedalaman gelombang S berkurang.
Sekarang
kita
harus
mempertimbangkan
variasi
20
Dalam posisi normal antara jantung, V1, V2, dan V3 lebih ke ventrikel kanan
dan V4, V5, V6 lebih ke ventrikel kiri (gambar 45). Arah depolarisasi dari septum
interventrikular adalah dari kiri ke kanan dan oleh karena itu menuju V1, V2, V3 dan
menjauh dari V4, V5, V6. Oleh karena itu tiga sandapan pertama menunjukkan
gelombang awal positif (r) dan
tiga
sandapan
kedua,
tiga
sandapan
awal
gelombang
dari
kedua
sandapan ini terjadi antara V3 dan V4 dan disebut zona tansisi. Zona transisi menandai
garis septum ventrikel (garis AB gambar 45a).
Bergerak di sandapan prekordial dari V1 ke V6 posisinya dapat dikenali baik
dari perubahan defleksi yang dominan negatif ke dominan positif atau oleh perubahan
defleksi dari inisiasi positif ke inisiasi defleksi negatif. Kedua pengertian ini tidak selalu
menunjukkan titik transisi yang identik/tepat tetapi transisi pada kenyataannya terjadi
pada zona tersebut. QRS biasanya menjadi dominan positif sebelum (membaca dari V1
ke V6) perubahan defleksi awal dari positif ke negatif. Itu juga harus dicatat bahwa
gelombang q di sandapan prekordial kiri tidak jarang sangat kecil sehingga sulit untuk
melihat. Jika gelombang ini tidak terlihat, zona transisi hanya dapat ditentukan dari
posisi dominan perubahan dari negatif (di sandapan prekordial kanan) ke defleksi
dominan positif (di sandapan prekordial kiri).
Posisi menengah yang normal antara jantung ditunjukkan pada Gambar 45 (a),
dengan jantung yang ditampilkan dalam penampang horizontal thoraks dilihat dari
bawah. Garis AB, yang menunjukkan zona transisi, terletak di sepanjang septum
interventrikular. Sumbu rotasi adalah rotasi yang mungkin melewati dari bawah ke atas
dan oleh karena itu melewati bawah 'ke' bidang kertas dari ilustrasi dari gambar 45.
Sehingga rotasi searah jarum jam dan berlawanan adalah dalam presentasi ini.
Dengan rotasi jantung searah jarum jam, lebih dari ventrikel kanan menjadi
dasar sandapan prekordial dan zona transisi berpindah dari posisi tengah antara V3 dan
V4 ke posisi lebih ke kiri dadadalam gambar 45 (b) sebenarnya ke V5/V6. Sebaliknya,
pada rotasi berlawanan jarum jam zona transisi bergerak lebih lanjut ke kanan dada
dalam gambar 45 (c) sebenarnya ke V1/V2.
gelombang q diambil sebagai kriteria) atau antara V4 dan V5 (jika defleksi positif
yang dominan diambil sebagai kriteria)
Catatan :
(i)
jantung searah jarum jam dan berlawanan arah jarum jam hanya mengacu pada variasi
dalam bentuk kompleks QRS prekordial.
(ii)
Tampilan pada Gambar 46 (a), 46 (b), dan 46 (c) adalah normal. Dua fitur yang
Posisi intermediet
(gambar 47-1)
22
ventrikel
kanan.
V1
menunjukkan kompleks QS karena seperti aVR, (yang hampir selalu melihat ke dalam
rongga jantung) itu melihat ke dalam rongga jantung (lihat halaman 54).
Rotasi berlawanan arah jarum jam yang ekstrim (47-3)
Semua sandapan menunjukkan qR
kompleks,
yaitu
kesemuanya
bahwa
dengan
dan
diperbesar
gambar
48
pada
(a)
dan gambar 48
(b).
Setiap elektrokardiogram harus menyertakan sinyal kalibrasi 1 millivolt.
Keuntungan atas perekam yang disesuaikan sampai sinyal kalibrasi mencapai jarak
vertikal 10mm pada skala tersebut. Semua nilai normal untuk voltage pada EKG
tergantung pada kalibrasi normal yang dicapai. Semua nilai normal untuk pengukuran
waktu tergantung pada kecepatan standar perekaman yaitu 25mm per detik.
Skala yang digunakan (asalkan kalibrasi tegangan dan kecepatan kertas standar)
untuk mengukur tegangan dan durasi dari berbagai bagian dari kompleks QRS dapat
dilihat pada gambar 49.
23
Tinggi
Tinggi
gelombang
dalam
mm
R.
dari
Kedalaman gelombang Q.
Kedalaman dalam mm dari
semua
(mendahului
gelombang R) gelombang
inisiasi
negatif
dibawah
garis dasar.
Total durasi QRS. Waktu dalam detik dari munculnya kompleks QRS (baik
gelombang inisiasinya negatif atau positif) sampai pada akhir QRS kompleks
(baik gelombang akhirnya negatif atau positif)
Ventricular activation time. Waktu dalam detik dari awal gelombang q sampai
puncak gelombang R. Ini hanya bisa diukur pada sandapan yang menunjukkan
tipe qR dari QRS kompleks.
(iii) durasi maksimal : total durasi QRS pada sandapan apapun tidak boleh melebihi
0,10 detik (2 1/2 kotak kecil)
(iv) kriteria gelombang q :
durasi gelombang q precordial tidak boleh sama atau lebih dari 0,04 detik (satu
kotak kecil).
24
gelombang q precordial tidak boleh memiliki kedalaman lebih dari 1/4 tinggi
gelombang R pada sandapan yang sama..
(v) ventricular activation time : pada sandapan yang menghadap ventrikel kiri (yang
menunjukkan qR kompleks) tidak boleh melebihi 0.04 detik (satu kotak kecil).
Gelombang T Prekordial
Pembaca akan senang mengetahui bahwa, dari setiap sudut pandang, gelombang
T lebih sederhana dari kompleks QRS dan kisaran normalnya lebih mudah untuk
dipahami.
Kriteria Normal Gelombang T pada sandapan prekordial sebagai berikut :
V1. Pada dewasa normal 80% memiliki gelombang T yang tegak lurus, 20%
memiliki gelombang T yang datar atau terbalik. Walaupun ditemukan
gelombang T yang terbalik pada V1 tidak bisa dikatakan abnormal (kecuali bila
pada EKG sebelumnya pada orang yang sama gelombang T nya tegak lurus).
V2. Pada 95% dewasa normal menunjukkan gelombang T yang tegak lurus dan
5% memiliki gelombang T yang datar atau terbalik pada V2. Walaupun hanya
ada
kebetulan dan hal ini tidak menunjukkan keabnormalitas. Tetapi, bila muncul
gelombang T terbalik pada V2 sedangkan pada rekaman sebelumnya tegak lurus
pada orang yang sama, ini dikatakan abnormal. Lebih lanjut, bila ditemukan
gelombang T terbalik pada V2 dengan gelombang T tegak lurus pada V1 (yang
mana lebih sering memiliki inversi gelombang T pada subyek normal daripada
V2) ini dikatakan abnormal.
umum gelombang T sebaiknya tidak kurang dari 1/8 dan tidak lebih dari 2/3 dari
tinggi gelombang R sebelumnya pada setiap sandapan V3 V6.
26
5. Segmen ST tidak boleh menyimpang lebih dari 1 mm di atas atau di bawah garis
iso-listrik dalam penunjuk prekordial.
Pada gambar 51 interval TP jelas terlihat dan posisi horizontal interval TP menandai
garis iso-listrik. Dalam hal ini mudah dikenali dan pada tingkat yang sama sebagai
segmen PR dan interval ST. Namun, interval TP tidak selalu dapat dikenali dan ketika
itu dikenali tidak selalu pada tingkat yang sama sebagai segmen PR atau interval ST.
Ketika detak jantung yang cepat, gelombang P dapat dimulai sebelum gelombang T dari
kompleks sebelumnya telah selesai dan tidak akan ada selang / jeda TP (Gambar 52).
Segmen ST didefinisikan sebagai interval antara akhir kompleks QRS dan awal
gelombang T. Interval ini lebih mudah dlihat dalam beberapa sandapan daripada yang
lain. Jika kita melihat serangkaian prekordial normal itu adalah jelas bahwa segmen ST
lebih jelas dalam prekordial kiri daripada sandapan prekordial kanan (Gambar 53).
Segmen ST dapat dilihat dengan baik dalam V4, V5, dan V6 tapi samar-samar terlihat
dalam V2 dan V3 (dalam gambar tersebut penampilannnya normal).
27
atrium
kanan.
Vektor
tersebut
yang
karenanya
atrium
kanan.
Oleh
Gelombang P
Tegak di V4 - V6; tegak atau biphasic di V1, V2. Jika biphasic maka komponen
negatif harus memiliki wilayah yang lebih kecil dibanding komponen positif.
S-T segmen
Harus tidak menyimpang di atas atau di bawah garis iso-listrik oleh lebih dari
1mm. hati-hati harus dilakukan dalam mendiagnosis ST elevasi segmen normal
di petunjuk prekordial kanan kecuali mencolok
Gelombang T
Tegak di V4 - V6 sering terbalik di V1, mungkin terbalik di V2 asalkan mereka
juga terbalik di V1 dan sebelumnya tegak di V2. Secara umum, tinggi
gelombang T harus tidak lebih dari 2/3 dan tidak kurang dari 1/8 dari tinggi
gelombang R sebelumnya di salah satu petunjuk V3 - V6.
QRS Kompleks
a. Morfologi
V1 menunjukkan rS dan V6 menunjukkan pola qR. Ukuran gelombang r
meningkat secara bertahap mulai V1 ke V6, meskipun mungkin juga lebih rendah
28
antara V5 dan V6 atau antara V4 dan V5 dan antara V5 dan V6. Gelombang S di V2
mungkin lebih dalam dari di V1 tapi dari mulai dari V2 kedalaman gelombang S
menurun. Bagian awal dari defleksi QRS adalah positif di sandapan prekordial kanan,
kemudian menjadi menurun dari V1 ke V6 dan defleksi awal yang positif akan menjadi
negatif. Ketika keadaan ini tercapai, menunjukkan bahwa zona transisi telah terjadi.
Sebagaian orang mendefinisikan juga zona transisi sebagai daerah di mana defleksi
menjadi dominan positif. Kedua definisi tidak selalu menemukan daerah yang sama
tetapi mereka biasanya sepakat dalam perkiraannya. Ketika zona transisi di daerah V3 /
V4 posisi jantung tidak berotasi searah jarum jam atau berlawanan tetapi dalam posisi
intermediate / posisi menengah. Ketika zona transisi antara V2 dan V3 atau antara V1
dan V2 maka jantung berotasi berlawanan arah jam. Ketika zona transisi antara V4 dan
V5 atau V6 - V5 maka jantung berotasi searah jarum jam.
b. Ukuran
Paling tidak satu gelombang R di sandapan prekordial harus melebihi 8 mm dan
gelombang R tertinggi di sandapan prekordial tidak boleh melebihi 27 mm. Gelombang
S terdalam di sandapan prekordial tidak boleh melebihi 30mm. Jumlah gelombang R
tertinggi di sandapan prekordial kiri dan gelombang S terdalam di sandapan prekordial
kanan tidak boleh melebihi 40 mm. Total durasi QRS pada sandapan apapun tidak boleh
melebihi 0,10 detik. Gelombang q prekordial tidak boleh sama atau melebihi 0,04 detik
dalam durasi, tidak boleh memiliki kedalaman lebih dari satu seperempat ketinggian
gelombang R yang mengikuti mereka. Waktu aktivasi ventrikel harus tidak melebihi
0,04 detik.
Penampilan yang normal sandapan ekstremitas
Hanya tiga kriteria yang dibutuhkan untuk menentukan kompleks QRS yang normal.
Kriteria ini meliputi:
I)
II)
III)
Dengan
cara
ini
akan
memberikan
cara ini (berdasar hipotesis Einthoven). Axis diukur dengan mengacu pada sistem
heksaksial. (gambar 56).
(II)
Jika jumlahnya lebih negatif, sumbu harus mengarah menjauh dari lead
pertama dan estimasi awal posisinya harus diubah oleh 150 arahnya
dijauhkan dari posisi lead pertama. (Dalam contoh ini dari + 90 ke +
105 atau dari - 90 ke - 105 ).
30
(III)
Jika jumlah sebenarnya adalah nol estimasi awal sumbu tidak perlu
diubah.
Perkiraan
ini
sekarang
benar
paling
dekat
15.
Contoh lain yang dapat membantu untuk memperjelas teknik ini adalah sbb:
Pada Gambar 58 enam sandapan ekstremitas
aljabar dari defleksi QRS yang paling hampir sama dengan nol di aVL. Axis QRS
kemungkinan pada sudut kanan ke lead ini yaitu + 60 dan - 120 . Salah satu
kemungkinan arah +60 (lead II) menunjukkan defleksi dominan positif dari kompleks
QRS. Dari dua kemungkinan arah karena itu axis berada di sepanjang sandapan II,
yaitu pada + 60 .
Pemeriksaan lebih lanjut dari kompleks QRS di sandapan aVL menunjukkan
bahwa jumlah aljabar dari QRS kompleks dalam sandapan ini sedikit lebih negatif.
Dengan demikian perlu untuk membuat penyesuaian/koreksi dari hasil awal (axis +60 )
dan untuk memindahkan axis 15 menjauhi sandapan aVL (karena QRS sedikit negatif
di Lead aVL). Dengan demikian perkiraan akhir dari sumbu adalah + 75 dan ini
dikoreksi dengan 15.
31
Gambar 60 menyediakan empat set lead limb yang pembaca dapat berlatih
menentukan sumbu. Gunakan diagram dari sistem rujukan heksaksial yang telah
dibahas.
Jawaban:
(A)
+30
(b)
-15
(c)
-60
(d)
-45
Teknik memperoleh jawaban: (A) (i) jumlah QRS aljabar paling dekat dengan nol di III. Oleh karena sumbu
adalah salah +30 atau -150. (ii) -150 terletak di aVR, sedang QRS negatif di aVR
sehingga sumbu mengarah jauh dari aVR, sehingga dari dua alternatif yang benar harus
+30 (Ini memberikan sumbu ke 30 terdekat). (iii) Pemeriksaan kembali III
menunjukkan jumlah aljabar QRS secara efektif nol, sehingga tidak ada penyesuaian
axis 15, hasil akhir sumbu adalah +30 .
(B) (i) jumlah QRS aljabar paling dekat dengan nol di aVF, oleh karena sumbu
mungkin 00 atau 180, (ii) Nol derajad terletak di I, dan QRS positif di I sehingga
sumbu adalah 0 . Hal ini akurat untuk 30, (iii) Pemeriksaan kembali aVF
menunjukkan bahwa QRS tidak persis nol, tetapi sedikit negatif sehingga sumbu QRS
dikoreksi menjauhi dari AVF sebesar 15. Hasil akhir menjadi Karena itu kita harus
mengubah penilaian dari 0 menjadi - 15 .
(C) (i) jumlah QRS aljabar yang paling dekat sama dengan nol di aVR oleh
karena sumbu adalah -60 atau +120. (ii) dari dua kemungkinan +120 terletak pada III
33
sedangkan QRS negatif sehingga sumbu mengarah menjauh dari III dan dari dua
kemungkinan sumbu menjadi -60. (iii) Pemeriksaan kembali aVR menunjukkan bahwa
jumlah aljabar dari defleksi QRS tidak dapat dibedakan dari nol dan penilaian pertama
karena itu tidak memerlukan penyesuaian
(D) (i) Jumlah QRS aljabar terdekat dengan nol di aVR oleh karena
kemungkinan sumbu adalah -60 atau 120. (ii) Dari dua kemungkinan +120 terletak
pada III dan QRS di III dominan negatif sehingga sumbu menjauh dari III menuju -60.
(iii) Pemeriksaan kembali aVR menunjukkan bahwa jumlah aljabar QRS sedikit negatif
karena itu harus dikoreksi dengan 15 menjauh dari aVR menjadi -45.
III
adalah
35
S - T Segmen
Normalitas sama dengan yang diterapkan dalam kasus sadapan prekordial, yaitu,
bahwa S-T segmen tidak boleh menyimpang di atas atau di bawah garis iso-listrik oleh
lebih dari 1mm.
Gelombang T
Secara umum, gelombang T dan QRS di sandapan tungkai serasi, ketika
kompleks QRS tegak gelombang T juga akan tegak dan ketika kompleks QRS
negative maka gelombang T juga negatif. Ini berarti bahwa
gelombang T akan selalu negatif dalam aVR dan akan
selalu positif dalam I dan II. Gelombang T normal juga
dapat menjadi positif atau negatif di aVL, aVF dan II tanpa
menunjukkan kelainan.
Cara
definitif
untuk
menentukan
apakah
sandapan dengan jumlah aljabar defleksi QRS yang hampir nol di sandapan I.
Oleh karena sumbu adalah +90 atau -90, dari dua pilihan +90 terletak di aVF
(ii)
Periksa aVF yang QRS positif sehingga sumbu adalah menuju sandapan ini,
sumbu yang benar adalah + 90 .
(iii)
Sandapan dengan gelombang T yang paling hampir sama dengan nol adalah
sandapan I, oleh karena itu sumbu T kemungkinan -90 atau +90, +90 terdapat
pada sandapan aVF.
36
(II)
(III)
itu
diperlukan
tidak
koreksi
+90.
Kita
menyimpulkan
dapat
bahwa
Jumlah aljabar dari defleksi QRS yang paling dekat ke nol yaitu di sandapan I
(jika aVR terpilih, jawabannya akan sama). Sumbu QRS karena itu baik +90/-90
(II) QRS di aVF positif sehingga sumbu QRS adalah +90 (sampai 30 akurasi).
(III) QRS sedikit negatif dalam Memimpin Karena itu saya sumbu QRS diperkirakan
harus dipindahkan 15 jauh dari Sandapan I memberikan bidang sumbu QRS
depan dari 105 .
Gelombang T yang paling dekat dengan nol di aVR. Sumbu T Oleh karena itu
baik -60 atau +120. Dari jumlah tersebut, +120 terletak pada III Sandapan.
(II) Gelombang T di Sandapan III adalah negatif, sehingga sumbu T tidak +120 dan
harus - 60 .
(III) Re - pemeriksaan aVR menunjukkan gelombang T tidak dapat dibedakan dari
nol dan karenanya sumbu T tidak perlu disesuaikan. Oleh karena itu - 60 .
37
Jadi kita tahu (a) QRS + 105 (b) sumbu T - 60 . Sumbu QRS pasti tidak normal.
Sumbu T berbeda dari QRS oleh +165 dan gelombang T karena itu normal.
Gelombang P.
Gelombang P dihasilkan dari tumpang tindih depolarisasi atrium kanan dan kiri
adalah gelombang, halus bulat (Gambar 66).
Total durasi yang biasanya tidak melebihi 0,12
sec (tiga kotak kecil) dan tinggi biasanya tidak
melebihi 2 - 5 mm (bacaan khusus tersebut benar
untuk setiap sandapan tungkai tetapi hasil terbesar
biasanya di sandapan II)
Gelombang P
(Terbaik dilihat di II) ini harus gelombang bulat kecil. Ketinggian tidak boleh
melebihi 2-5mm. Durasi tidak boleh melebihi 0 -12 detik.
38
S-T Segmen
Harus tidak menyimpang di atas atau di bawah garis iso-listrik oleh lebih dari 1mm
dalam memimpin apapun.
QRS Kompleks
T. Gelombang
Axis bidang frontal QRS komplek dan T depan harus 45 atau kurang.
Kriteria EKG yang harus dipenuhi untuk menyatakan bahwa ritme adalah sinus :
-
39