Antisipasi Risiko
Studi Kelayakan Bisnis
Dosen Pengampu: Zulfitra, S.Si, MM
PENGANTAR
Dalam studi kelayakan bisnis, yang dipandang hendaknya bukan hanya
sisi optimismenya saja, melainkan sisi pesimistismenya juga, yaitu berupa
risiko-risiko bisnis yang mungkin terjadi. Ini dimaksudkan agar analisisnya
menjadi berimbang. Paparan analisis risiko bisnis dapat dikaji secara
kuantitatif maupun kualitatif. Di pertemuan akan memaparkan secara
ringkas dengan pendekatan kualitatif. Risiko-risiko apa saja yang mungkin
terjadi dan bagaimana rencana untuk mengendalikannya.
Pembahasan akan dimulai dengan penjelasan mengenai
pengertian risiko. Pendapat para ahli mengenai risiko cukup banyak. Salah
satunya adlah pendapat Silalahi (1997), yang mengartikan bahwa:
Risiko
Risiko
Risiko
Risiko
Risiko
adalah
adalah
adalah
adalah
adalah
Risiko
Risiko
Risiko
Risiko
Risiko
seperti ibadat dan kantin, serta situasi kerja yang tidak aman. Beberapa
dari contoh ini mungkin kelihatan seperti tidak pernting bagi manajemen,
tetapi hal ini sebenarnya dapat menimbulkan masalah besar.
Proses rekrutmen tenaga kerja dengan kualitas tidak memadai alan
menambah risiko bagi kinerja perusahaan kelak. Sampai sekarang ini,
pencarian tenaga kerja di banyak perusahaan masih dikelola dengan
kurang baik. Hal ini sebagian disebabkan oleh adanya pertimbanganpertimbangan pribadi serta sulitnya penilaian secara efektif. Pengukuran
IQ sama sekali tidak mengidentifikasikan apakah calon pekerja itu akan
bekerja dengan baik atau tidak secara sistematis.
3. Risiko dalam Hubungan Industri dan Perselisihan
Perusahaan harus melakukan penilaian-penilaian mengenai kemungkinan
adanya pemogokan, memikirkan kerusakan apa yang dapat terjadi, dan
menganalisis bagaimana hal ini dapat diantisipasi, termasuk di dalamnya
perihal membangun buffer stocks dan memindahkan produksi pada
pabrik-pabrik yang lainnya.
Kebanyakan perselisihan dapat diramalkan. Hal ini dapat terlihat
dari hubungan antar manajemen dan serikat kerja yang secara perlahanlahan memburuk. Keluhan-keluhan dapat menumpuk selama bertahuntahun, dan tenaga kerja yang loyal dan percaya merasa telah
diperlakukan secara
tidak
adil.perusahaan hendaknya
memiliki
mekanisme untuk mamastikan bahwa keluhan-keluhan karyawan
didengan dan ditanggapi secara serius. Manajemen harus berusaha
menyampaikan alas an-alasan untuk memperbaiki dan memperoleh
persetujuan dari serikat tenaga kerja sebelum perubahan-perubahan
dilaksanakan.
4. Stress dan Pelayanan Kesehatan yang Buruk
Ketegangan, bersamaan dengan kebiasaan makan yang buruk dan
merokok, dapat menyebabkan penyakit jantung coroner. Kebiasaan bolos
kerja menjadi suatu indicator dari seorang tenaga kerja yang merasa
kecewa. Tingkat kekecewaan dikatakan disebabkan oleh komunikasi yang
buruk dan kegagalan untuk memotifasi para karyawan.
Menurut survei yang dikutip Sadgrove diinformasikan bahwa
ketegangan pikiran karena pekerjaan akan membuat seseorang
mengambil waktu istirahat. Menurut survey yang dilakukan oleh Haris
Research, ada sebanyak 28% pekerja Hong Kong yang mengaku biasa
bolos kerja, seperti yang terjadi pada 27% orang-orang Amerika, dan 20%
penduduk Britania Raya. Di Spanyol, Negara yang paling sedikit
berhubungan dengan ketegangan pekerjaan, hanya 5% yang mengatakan
mengambil waktu istirahat. Ketidakpuasan dengan pekerjaan menyebar
5. Etika
Pelanggaran etika makan lama makin dirasakan sebagai suatu risiko bisnis
yang utama. Berita banyak melansir perihal pelanggaran etika selain
kasus pelanggaran pidana dan perdata lainnya yang memiliki konsekuensi
serius bagi reputasi perusahaan serta keuntungan-keuntungan masa
depan. Di bawah ini dapat diihat bagaimana perusahaan dapat
meningkatkan dan menangani etika-etika perusahaannya.
a. Konflik di dalam bisnis
Banyak isu mengenai konflik di dalam bsinis. Seperti diketahui bahwa
tujuan bisnis adalah memperbesar keuntungan dan memperkecil biaya.
Bila dijabarkan secara dangkal hal ini berarti perusahaan memberikan
Kebijakan pemerintah.
Perubahan permintaan di pasar.
Perang harga.
Pemalsuan.
Performance produk yang rendah
Promosi yang kurang baik.
Kesalahan dalam merek.
Kegagalan dalam mengembangkan produk baru.
Masalah distribusi.
4. Pemalsuan
Pemalsuan atas merek suatu produk merupakan ancaman bagi
perusahaan. Merek adalah satu darisekian sasaran pemalsuan, apalagi
jika merek tersebut terkenal. Pemalsuan merek, selain akan mengurangi
pendapatan, juga akan mengurangi reputasi perusahaan karena biasanya
kualitasnya dari barang yang menggunakan merek palsu tidaksebaik yang
asli.
5. Performance Produk yang Rendah
Hambatan mempromosikan suatu produk justru dapt muncul dari kinerja
produk yang ternyata rendah. Ini sangat berbahaya karena konsumen
hanya kana membeli produk yang dapat memuaskan kebutuhannya,
sehingga hanya priduk dengan kinerja terbaik saja yang akan menjadi
pemimpin pasar. Kinerja produk di sini termasuk di dalamnya mengenai
preihal kekuatan, kemudahan operasional, dan dapat dipercaya, termasuk
dengan bagaimana layanan purna jualnya.
6. Promosi yang Kurang Baik
ini, pola partnership antara perusahaan dan para pemasok lebih banyak
dipakai. Dengan terciptanya hubungan yang lebih dekat dengan pemasok,
berarti kualitas barang yang dipasok dapat meningkat serta masalahmasalah pengiriman barang pun dapat dikurangi.
Efisiensi persediaan barang di gudang dapat dilakukan dengan
menggunakn prinsip Just In Time (JIT). Prinsip ini bertujuan untuk
mengurangi bertambahnya gudang-gudang karena bertambahnya stock
barang ehingga dapat memperkecil risiko terhadap barang maupun biaya
yang diakibatkannya. Akan tetapi, bagaimanapun bagusnya suatu ide,
ternyata ada kelemahan-kelemahannya, antar lain:
Kemacetan lalulintas akan berakibat pada gagalnya pasokan barang
sesuai dengan waktu yang trelah ditentukan sehingga proses produksi
menjadi rawan dan berisiko tinggi untuk gagal.
Meningkatnya frekuensi transportasi dsri pemasok ke perusahaan sudah
tentu meningkatkan polusi.
Jika pesanan dikurangi maka akan timbul masalah pada sisi pemasok
yaitu biaya persediaan barang dipemasok.
Selain JIT, ada yang disebut Electronic Data Interchange (EDI). EDI
adalah suatu metode yang berguan untuk memberikan pesan-pesan
kepada para pemasok melalui jaringan computer. Siste EDI yang canggih
dapat menilai proses produksi di pabrik pemasok tanpa banyak
melibatkan unsur manusia. Dengan memperceopat komunikasi antara
konsumen dan pemasok dan dengan menghimdari risiko hilangnya kertaskertas kerja, maka konsumen dapat mengurangi risiko-risikonya. EDI juga
dapat digunakan secara proaktif d=sebagai alat pemasaran oleh pemasok
agar produknya dapat diterima oleh pelanggan.
sebesar Rp. 11.500,- per satu US$. Olelh karena nilai tukar dapat
berfluktuasi dan diperkirakan pada tiga bulan mendatang nilai rupiah akan
melemah terhadap US$ maka perusahaan melakukan transaksi kontrak
forward dengan bank, misalkan dihasilkan perjanjian bahwa nilai kurs
Rp.12.500,- per satu US$ selama kurun waktu 3 bulan.
Mengendalikan risiko valas adalah terutama pada bagaimana
memperoleh dana dan bagaimana dana itu dialokasikan dalam investasi.
Dana dalam bentu mata uang mendominasi dalam investasi ini nilainya
dapat berfluktuasi. Ini bias menguntukan atau merugikan perusahaan
dalam hal, misalnya, naik atau turunya nilai penjualan dan meningkat
atau menurunya baiya. Perubahan kurs valas ini dapat dilihat dari tga sisi,
yaitu:
ai
+ ap
Atau
Kd =
{( pi x a i ) p }
x 100
Di mana:
Kd
I
ai
ap
pi
P
= biaya utang
= suku bunga pinjaman valas
= tambahan bunga karena pinjeman kurs
= tambahan pokok pinjaman karena perubahan kurs
= pokok pinjaman dan bunga
= pokok pinjaman
tampak bahwa telah terjadi tambahan biaya sebesar 8,48% yaitu dari
pengurangan 14,48%-6% merupakan kerugian transaksi valas, oleh
karenanya perlu dimasukkan dalam perhitungan pajak. Bagi
perusahaan yang sudah go internasional, pasar swap dapat digunakan
untuk membiayai investasi internasionalnya karena dengan pasar ini
pengendalian terhadap risiko suku bunga dan fluktuasi valas dapat
ditingkatkan. Pasar swap ada tiga jenis, yaitu: