Anda di halaman 1dari 6

terhadap orang-orang lain, baik terhadap Ahlul Kitab, sahabat dan kerabat maupun

terhadap musuh sekalipun.


Pada ayat 8 ini Allah memerintahkan kepada orang-orang yang beriman agar
mereka senantiasa menjadi penegak kebenaran atas dasar ketaatan kepada Allah.
Mereka harus menjadi pribadi-pribadi yang jujur dan baik yang segala amalannya
dilakukan atas dasar ikhlas karena Allah, baik amal yang bersifat duniawi maupun
ukhrawi.
Setiap mukmin harus selalu melaksanakan amar makruf nahi mungkar
semata-mata karena Allah dan bertujuan hanya untuk mencari keridlaan-Nya.
Sehubungan dengan ini Allah memerintahkan kepada setiap orang yang akan
menjadi saksi dalam suatu perkara agar menjadi saksi yang adil dan jujur. Dia
harus menyatakan kebenaran kepada Hakim sesuai dengan yang betul-betul dia
ketahui agar Hakim memberi putusan hukum berdasarkan kebenaran. Seseorang
tidak boleh memberikan kesaksian atau penjelasan yang mengada-ada karena suatu
pengaruh, baik yang sifatnya menguntungkan maupun merugikan salah satu pihak.
Dan bahkan dalam suatu hadist, Rosululloh menyuruh agar bersaksi berdasarkan
kebenaran sekalipun itu tidak diterima oleh hakim.
Seseorang mukmin tidak dibenarkan memberikan kesaksian palsu atau berat
sebelah, utnuk dapat menolong atau merugikan kapada salah satu pihak yang
sedang berperkara, baik karena rasa kasih sayang, hubungan kerabat, pengaruh
salah satu pihak.
Asy-Syahadah (kesaksian) di sini, maksudnya ialah menyatakan kebenaran
itu. Ayat ini menegaskan bahwa setiap mukmin harus dapat berlaku adil dalam
segala situasi, baik terhadap musuh maupun terhadap kawan. Rasa keadilan tidak
pandang bulu, harus dapat mengatasi hawa nafsu, kepentingan pribadi, kelompok,
rasa kasih sayang, atau rasa benci.
Keadilan merupakan tujuan dan inti dari pada hokum. Setiap orang dalam
hati nuraninya butuh kepada keadilan. Allah menegaskan perlunya bersikap adil
itu, karena keadilan merupakan jalan terdekat kepada taqwa terhadap Allah.

Kalau terjadi ketidakadilan pada suatu masyarakat atau umat itu, apapun
sebabnya maka akan lenyap kepercayaan umum dan pada saat itu pula akan timbul
berbagai macam maksiat dan kerusakan dan hancurlah segala hubungan dalam
masyarakat serta menghancurkan sendi-sendi kehidupan social kemasyarakatan.
Untuk lebih mempertegas perintah-Nya, Allah memberi peringatan kepada
setiap mukmin agar takut akan kemarahan dan siksaan Allah, yang diakibatkan
oleh kecurangan, berlaku aniaya, berat sebelah dan ketidak-adilan. Bencana dan
hukuman Tuhan adalah berlaku umum tidak hanya menimpa hamba-Nya yang
berbuat maksiat dan berbuat tidak adil, tetapi juga menimpa kepada hamba-hambaNya yang paling dekat kepada keadilan sekalipun. Memang hal itu sudah
merupakan hukum alam (sunnatullah). Allah juga mengingatkan bahwa Ia Maha
Mengatahui terhadap semua yang dilakukan manusia, baik yang nyata maupun
yang tersembunyi.
Sudah banyak bukti yang menunjukkan bahwa individu-individu atau
bangsa itu berlaku tidak adil akan ditimpa oleh kehinaan dan kenistaan. Tatanan
masyarakat akan hancur. Kalau suatu masyarakat itu tidak menegakkan amar
makruf nahi mungkar dan berlaku adil maka Allah akan menimpakan kehidupan
dan kenistaan kepada pribadi yang bersangkutan dan juga kepada keluarga dan
masyarakatnya. Kemudian di akhirat kelak mereka dikatagorikan sebagai orangorang yang merugi dan mendapat kesengsaraan.
Pada ayat 9 Allah SWT menjanjikan kepada orang-orang yang beriman dan
beramal saleh akan diberikan ampunan dan pahala besar. Maksudnya iman dan
amal saleh dapat menutup dan menghapus dari dalam hati bekas-bekas perbuatan
yang sudah-sudah, seperti berlaku tidak adil atau perbuatan negative lainnya yang
melekat pada dirinya. Sehingga hati, kemudian diliputi cinta kepada kebenaran dan
ditepati-Nya, sebagaimana tersebut alam firman-Nya dalam surat Ali Imran ayat 9
sebagai berikut :



Artinya :
Sesungguhnya Allah tidak akan menyalahi janji.

Yang bermaksud dengan amal saleh jalan setiap pekerjaan yang baik,
bermanfaat, dan patut dikerjakan, baik pekerjaan ubudiyah, seperti shalat, puasa,
zakat, haji, dan lain-lain, maupun pekerjaan sosial seperti menolong fakir-miskin,
peduli pada nasib anak yatim, dan amal-amal sosial lainnya. Kepedulian tersebut
merupakan perwujudan dari rasa keadilan sosial dan keadilan ekonomi.
Ketimpangan ekonomi dan kesenjangan sosial dan dalam kebrutalan, yang ada
akhirnya akan menghancurkan tata sosial yang rukun dan tenteram. Maka
menciptakan keadilan ekonomi dan sosial merupakan bentuk amal saleh yang
besar pahalanya.
Sedangkan pada ayat 10 Allah SWT memperingatkan kepada orang-orang
yang mengingkari ayat-ayat Allah akan dijadikan penghuni neraka jahim.
Mengingkari ayat-ayat Allah berarti mengingkari atau tidak mau mempercayai
Allah dan Rasul-Nya, menolak ajaran yang di bawa oleh Rasul, baik sebahagian
maupun keseluruhan. Pengertian ayat-ayat Allah di sini meliputi ayat-ayat
Qauliyah yang terdapat dalam Al-Quran maupun ayat-ayat Kauniyah yang
merupakan tanda-tanda kebesaran dan kekuatan Allah yang terdapat pada alam ini.
Keserasian alam dan konsistensinya dalam prosesnya masing-masing, tentu ada
yang mengatur dan menciptakannya. Itulah Tuhan Maha Kuasa. Seseorang tidak
hanya dapat membuktikan hukum-hukum Kauniyah (hokum-hukum alam) tetapi
juga mempercayai pencipta-Nya. (DEPAG : 2002, hal. 199-202)
Kesimpulan :
Uraian tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa :
1. Allah memerintahkan kepada setiap orang yang beriman agar senantiasa
menjadi penegak kebenaran dan menjadi saksi yang adil dan jujur sematamata karena Allah.
2. Kebencian atau kecintaan terhadap suatu kelompok atau kepada sesuatu
tidak boleh mendorong seseorang untuk tidak jujur dan tidak berlaku adil.
3. Allah memerintahkan kepada orang-orang yang beriman supaya berbuat adil
dalam memberikan kesaksian tanpa melihat latar belakang orang yang
berperkara.

4. Keadilan harus ditegakkan dalam segala hal karena keadilan itu, berbuat
kebaikan dan berlaku jujur menumbuhkan ketentraman, kebahagiaan, dan
kesejahteraan, sedangkan ketidakadilan akan menumbuhkan kehinaan dan
kesengsaraan.
5. Allah berjanji akan memberikan ampunan dan pahala yang besar bagi orang
yang beriman dan beramal saleh.
6. Allah menyatakan bahwa orang-orang yang sengaja mengingkari dan
mendustakan ayat-ayat-Nya akan dimasukkan ke neraka jahim. (DEPAG :
2002, hal. 202)
Surat An-Nahl ayat 90



Terjemah :
Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat kebajigan,
memberi kepada kaum kerabat, dan Allah melarang dari perbuatan keji,
kemungkaran, dan permusuhan. Dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu
mengambil pelajaran.. (An-Nahl: 90)
Penjelasan
Pada ayat-ayat yang lalu Allah menjelaskan azab yang akan menimpa orangorang kafir pada hari kiamat serta kesaksian Nabi-nabi pada umatnya saat itu. Al
Quran sebagai petunjuk bagi umat Islam dalam menghadapi kehidupan hari
kiamat adalah alasan Nabi terhadap umatnya untuk mengemukakan kesaksiannya.
Maka dalam ayat ini Allah menjelaskan pokok-pokok isi kandungan Al-Quran
sebagai pegangan hidup di dunia bagi umat Islam untuk menuju kebahagiaan
akhirat.

Ayat 90 An-Nahl ini sangat dalam pengertiannya. Dalam suatu riwayat dari
Rasulullah SAW menyatakan :

Artinya
Dan ayat yang paling luas lingkupnya dalam Al-Quran tentang kebaikan
dan kejahatan ialah ayat dalam surat An-Nahl (yang artinya) : Sesungguhnya Allah
menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat kebajikan.
Dalam ayat ini Allah memerintahkan hambanya-Nya tiga perkara, yaitu
berlaku adil, berbuat kebajikan, dan memberi sedekah kepada kerabar dan
melarang melakukan tiga perkara yaitu berbuat keji, mungkar, dan bermusuhan.
1. Belaku Adil
Adil artinya sama, atau seimbang atau menempatkan sesuatu pada
tempatnya (proporsional). Kata adil diartikan sama, maksudnya seseorang
memperlakukan seseorang atau sesuatu sama sesuai dengan haknya atau tidak
membedakan seseorang atau sesuatu dengan yang lain sesuai dengan, haknya.
Adil berarti seimbang, maksudnya identik dengan kesesuaian (keproporsional),
lawan kata kezaliman. Perlu dicatat bahwa keseimbangan tidak mengharuskan
persamaan kadar kecil atau besar, sedangkan kecil dan besarnya ditentukan oleh
fungsinya yang diharapkan darinya. Sedangkan adil dalam pengertian
menempatkan sesuatu pada tempatnya berarti perhatian terhadap hak-hak
individu atau sesuatu dan memberikan hak-hak itu kepada setiap pemiliknya.
Lawannya adalah kezaliman, dalam arti pelanggaran terhadap hak-hak pihak
lain.
Melaksakan keadilan bagi manusia berarti mewujudkan kesamaan hak,
memberikan keseimbangan dan memberikan hak-hak kepada setiap pemiliknya.
Adanya hak menuntut kewajiban atau tanggung jawab, tetapi adanya kewajiban
bukan berarti merampas hak.

Dengan demikian sikap adil ini meliputi mewujudkan keseimbangan dalam


hidup, persamaan dalam hak dan pemberian hak dan menghindari merampas
orang lain atau berbuat zalim. Baik adil terhadap dirinya sendiri, anggota
keluarganya maupun adil terhadap orang.
Keadilan akan mendatangkan kebahagian kalau hak-haknya dijamin dalam
masyarakat. Namun bila hak-haknya dirampas, golongan atau individu yang
kuat menindas yang lemah, maka kegoncangan dan kekacauan sulit dihindari,
kebencian, dengki, dan dendam akan mudah timbul, dan pada giliran nanti akan
membawa ke pada kehancuran manusia.
Karenanya, Islam menegakkan keadilan guna memelihara kelangsungan
hidup masyarakat manusia. Banyak ayat Al-Quran memerintahan manusia
berbuat adil dan melarang kezaliman.

Anda mungkin juga menyukai