BLOK 18
Pendahuluan
Pada praktikum ini mahasiswa akan mengamati efek berbagai obat yang bekerja melalui saraf
otonom, baik itu simpatis maupun parasimpatis. Golongan obat otonom banyak digunakan
sehari-hari untuk menanggulangi berbagai macam penyakit, oleh karena itu pemahaman
mendasar mengenai farmakodinamik, farmakokinetik, indikasi, kontra indikasi, efek
samping, dan interaksinya merupakan bekal yang sangat berharga bagi para mahasiswa,
terlebih lagi karna dalam praktikum ini dapat mengamati sendiri efek apa yang ditimbulkan
oleh berbagai macam obatt otonom pada orang percobaan.
Praktikum pada orang percobaan akan dilakukan dengan desain tersamar ganda-plasebo
kontrol dimana baik instruktur, orang percobaan dan pengamat yang melakukan observasi
tidak mengetahui obat apa yang diminum orang percobaan. Hal ini dimaksudkan agar tidak
ada faktor subyektif dan efek plasebo reaktor, sehingga hasil percobaan lebih obyektif dan
akurat mengggambakan efek farmakodinamik obat otonom.
Perlu diperhatikan eek obat otonom memperlihatkan variasi intensitas efek yang besar dan
dipengaruhi keadaan tonus saraf otonom seseorang pada keadaan tertentu. Misalnya,
propanolol tidak akan memperlihatkan efek nyata pada orang yang sedang beristirahat, maka
untuk melihat efek farmakodinamiknya pada sistem kardiovaskular, orang percobaan perlu
melakukan latihan fisik seperti berlari di tempat untuk merangsang kerja jantung. Selain itu
juga efek peningkatan tekanan darah sistolik dan timbulnya takikardi akubat pemberian
efedrin yang akan bervariasi pada tiap individu.
Dasar Teori
Obat-obat otonom adalah obat yang dapat memengaruhi penerusan impuls dalam SSO
dengan
jalan
mengganggu
sintesa,
penimbunan,
pembebasan,atau
penguraian
saraf
simpatis,
dan
Golongan
simpatolitik
(menghambat)
untuk
simpatis
dan
Sasaran belajar
1. Mampu mengenal efek farmakodinamik, farmakokinetik, indikasi, kontra indikasi,
dan efek samping berbagai obat otonom.
2. Mampu menjelaskan arti percobaan tersamar ganda-plasebo kontrol
3. Mampu melakukan dan mengamati efek farmakodinamik obat otonomm pada orang
percobaan dengan kerjasama kelompok yang baik.
4. Mampu menginformasikan hal-hal yang perlu diketahui pasien sebelum menggunakan
obat otonom.
Efedrin 25mg
Propanolol 20mg
Plasebo
Persiapan
1. Pilihlah tiap kelompok 2 orang oercobaan yang tidak mempunyai riwayat asma
bronchial, tukak lambung, gangguan ritme jantung, dan hipertensi karena menjadi
kontraindikasi beberapa obat otonom.
2. Orang percobaan harus puasa 4 jam sebelum percobaan dimulai, agar absorpsi obat
berlangsung dengan baik.
3. Hewan coba: 4 ekor marmot.
4. Alat yang dipakai: Tensimeter, stetoskop, penggaris, gelas ukur, gelas beker,
metronom
5. Obat-obat yang diperlukan:
-
Efedrin 25mg
Propanolol 20mg
Plasebo
Obat-obat otonom dan placebo diatas dikemas dalam kapsul yang sama bentuk,
besar, dan warnanya.
Tatalaksana
1. Lakukanlah pengukuran tanda vital: tekanan darah, frekuensi nadi, frekuensi nafas
dan ukuran lebar pupul (usahakan dalam cahaya konstan), pada orang percobaan
yang berbaring di atas meja laboratorium. Tiap kelompok terdiri 2 orang
mahasiswa sebagai orang percobaan dan lainnya bertindak sebagai pengamat.
2. Lakukan 2 kali dengan interval 5 menit dan cari nilai rata-ratanya sebagai
parameter dasar.
3. Ukur produksi saliva yang dirangsang dengan mengunyah permen karet sellama
lima menit dan ditampung dalam gelas beker, lalu diukur degnan menggunakan
gelas ukur. Catat sebagai parameter dasar. Permen karet dikunyah dan liur boleh
ditelan sampai habis rasa manisnya, baru kemudian hasil liur kunyahan berikutnya
yang ditampung selama lima menit. Cucilah gelas beker dan gelas ukur tiap
selesai penampungan liur.
4. Bila hasil tampungan liur banyak busanya, tambahkan 1 ml alkohol 70% atau
hingga busa berkurang dan permukaan air liur lebih mudah diukur. Dalam
perhitungan jangan lupa mengurangi angka yang terukur dengan banyaknya
alkohol yang dipakai.
5. Dengan manset tensimeter tetap terikat pada lengan atas (untuk mempermudah
dan mempercepat pengukuran), OP diminta untuk berlari di tempat sesuai bunyi
metronom selama 2 menit (dengan kecepatan 120 kali angkat kaki/menit; 60 kali
kaki kanan, 60 kali kaki kiri). Kaki diangkat cukup tinggi, 30 cm dari lantai,
sehingga latihan fisik meningkatkan sistolik sampai 30mmHg daan denyut nadi
30-50 kali/ menit.
6. Setelah berlari selama 2 menit segera ukur tanda-tanda vital dalam keadaan
berbarring sebagai parameter latihan fisik.
7. Mintalah obat pada instruktur, dan tiap O.P. meminum obatnya setelah pencatatan
kode obat oleh kawannya.
8. Sambil OP berbaring, catat kembali tanda tanda vital pada menit 20, 40, dan 80.
9. Pada menit 80 OP diminta melakukan latihan fisik yang sama dan segera ukur
tanda-tanda vital.
10. Berdasarkan hasil observasi anda, diskusikan dan tentukan obat apa yang
diminum teman anda tadi, dan cocokkan dengan instruktur yang memegang kode
obat tadi. Bila anda melakukan tata laksana dengan baik, maka 'tebakan' obat yang
diminum kawan anda sama dengan yang tertera di kodenya.
Bandingkan dengan data dari kelompok lain dan amati juga gejala yang mungkin timbul
dalam 24 jam berikutnya.
HASIL PENGAMATAN
N
o
Kode obat 33
Sebelum
Minum Obat
Tanda-tanda Vital
Menit 0
Menit 20
Menit 40
Menit 80
1.
Tekanan darah
120/80 mmHg
100/60 mmHg
110/70 mmHg
90/60 mmHg
2.
Nadi
77 kali/menit
100 kali/menit
88 kali/menit
80 kali/menit
3.
Nafas
18 kali/menit
23 kali/menit
20 kali/menit
20 kali/menit
4.
Lebar pupil
0,3 cm
0,7 cm
0,4 cm
0,5 cm
Saliva
6 ml
3 ml
2 ml
3 ml
Setelah lari
1
Nadi
105 kali/menit
112 kali/menit
Tekanan darah
140/100 mmHg
150/70 mmHg
Frekuensi napas
obat
Ekstrak belladona
Propanolol
OP B: Rence
N
o
Tanda-tanda Vital
Minum Obat
Menit 0
Menit 20
Menit 40
Menit 80
1.
Tekanan darah
130/90 mmHg
130/90 mmHg
2.
Nadi
78 kali/menit
113 kali/menit
3.
Nafas
26 kali/menit
29 kali/menit
29 kali/menit
28 kali/menit
4.
Lebar pupil
0,6 cm
0,5 cm
0,5 cm
0,6 cm
Saliva
10ml
12ml
15ml
20ml
Setelah lari
1
Nadi
125 kali/menit
102 kali/menit
Tekanan darah
145/75 mmHg
160/90 mmHg
Frekuensi napas
38 kali/menit
37 kali/menit
Plasebo
Jenis
(sebenarnya)
Efedrin
obat
OP A : No. 33
OP B : No. 103
Berdasarkan data parameter tanda vital tubuh, kami menebak bahwa obat tersebut
adalah plasebo.
Obat yang sebenarnya diberikan adalah efedrin. Kesalahan MENEBAK terjadi akibat
tekanan darah yang tetap konstan dengan sedikit kenaikan selama berbaring maupun setelah
latihan. Selain itu OP juga telah merasa lapar sehingga kami berpikir sekresi liur yang terus
meningkat terjadi akibat persepsi laparnya.
PEMBAHASAN OBAT
1. Propranolol
Propranolol adalah tipe beta-blocker non-selektif yang umumnya digunakan dalam
pengobatan tekanan darah tinggi. Obat ini adalah beta-blocker pertama yang sukses
dikembangkan.
Indikasi:
Digunakan untuk mengobati atau mencegah gangguan yang meliputi migrain, arrhythmias,
angina
pectoris,
hipertensi,
menopause,
dan
gangguan
kecemasan.
Efek Samping:
- Efek CNS (kelelahan, depresi, pusing, kebingungan, gangguan tidur);
- Efek CV (gagal jantung, sumbatan jantung, kedinginan, impotensi pada laki-laki);
- Efek berturut-turut (bronchospasma pada pasien yang rentan & obat-obatan dengan beta1
harus digunakan secara selektif pada pasien ini); \
- Efek GI (N/V, diare, konstipasi);
- Efek metabolik (bisa memproduksi hiper atau hipoglikemia, perubahan dalam serum
kolesterol & trigliserid.
Instruksi Khusus:
Gunakan dengan hati-hati pada pasien bronchopasma, asma, atau penyakit sumbatan
pernapasan. Gunakan dengan hati-hati dengan tingkatan block pertama, depresi,
pasien dengan PVD, dan pasien yangmenggunakan insulin.
Pasien jangka panjang sebaiknya tidak berhenti dengan tiba-tiba, harus berhenti
secara bertahap selama 1-2 minggu.
2. Efedrin
Merupakan golongan norepinefrin degan efek farmakologi:
1. Sebagian besar mempengaruhi ketika diberi terapi yang mana
bertentangan dengan hasil yang diharapkan endrogin yang adrenergic
mengalami vasokontriksi di sekeliling neurotransmitter.
2. Peningkatan dipembuluh darah secara diastolic dan sistolik.
3. Reflek bradycardia
Indikasi norephinephrine:
1. Shock karena darah yang mengalir di ginjal terhambat
2. Pengobatan dengan dopamine lebih baik untuk pertolongan pertama.
Efedrin sendiri daya kerjanya atas SSP relative lebih kuat terhadap jantung dan bertahan
lebih lama. Selain bekerja langsung terhadap reseptor di otot polos dan jantung, juga secara
tak langsung dapat membebaskan NA dari depotnya.
Penggunaan utamanya adalah pada asma berkat efek bronchodilatasi kuat (2), sebagai
decongestivum dan midriatikum yang kurang merangsang dibandingkan dengan adrenalin.
Efek sampingnya pada dosis biasa sudah biasa terjadi efek sentral seperti gelisah, nyeri
kepala, cemas dan sukar tidur, sedangkan pada overdosis timbul tremor dan tachycardia,
aritmia serta debar jantung.
3. Ektrak belladona
Ektrak belladona adalah antagonis kompetitif untuk reseptor asetilkolin muscarinic . Hal ini
diklasifikasikan sebagai obat antikolinergik (parasympatholytic).
Secara umum, ekstrak belladona menurunkan aktivitas parasimpatis disemua otot dan
kelenjar. Hal ini terjadi karena ekstrak belladona merupakan antagoniskompetitif dari
reseptor muskarinik asetilkolin (asetilkolin yang utama neurotransmitter yang digunakan oleh
parasimpatis pada sistem saraf). Oleh karena itu, dapat menyebabkan kesulitan menelan dan
sekresi air liur berkurang. Obat ini juga dapat menghambat sekresi keringat melalui sistem
saraf simpatik. Hal ini dapat berguna dalam mengobati hiperhidrosis.
Indikasi:
Gangguan spastik (kejang) pada saluran pencernaan, saluran kemih dan kelamin, saluran
empedu.
Kontraindikasi
Sakit ginjal
Usus tersumbat, ulserativ kolitis parah, atau yang terkomplikasi denga megakolon
Glukoma
Myasthenia gravis
Efek Samping :
Reaksi alergi seperti bengkak pada wajah, lidah atau bibir, sulit bernafas, tenggorokan
terasa tercekik dan gatal-gatal dengan bintik-bintik merah dan bengkak.
efek samping yang ditimbulkan hampir sama dengan ekstrak belladona, dan OP sendiri dalam
kondisi yang kurang baik sebagai obyek pengamatan efek obat.
Sedangkan OP yang mendapatkan propanolol kebanyakan menjawab dengan benar, karena
merupakan satu-satunya obat beta bloker yang digunakan dalam praktikum ini.
KESIMPULAN
Efedrin dan ekstrak belladona memiliki sifat dasar yang sama, yaitu bekerja pada
reseptor adrenergik yang menyebabkan vasokonstrikksi dengan meningkatnya tekanan
darah serta denyut jantung.
Sedangkan propanolol merupakan golongan beta bloker non selektif yang bekerja
pada reseptor kolinergik dengan efek meningkatnya fungsi parasimpatis tubuh, yaitu
vasodilatasi dengan denyut jantung dan tekanan darah yang menurun.