Anda di halaman 1dari 7

II.2.

Alur produksi
Adapun alur produksi dari tahu adalah sebagai berikut :

TUNGGUIN GAMBAR DARI GEA YAA!!!!


Gambar 1. Alur produksi
A Penyimpanan bahan
Alur produksi dimulai dengan penyimpanan bahan. Bahan yang telah datang dari
pemasok disimpan di tempat penyimpanan. Terdapat dua tempat penyimpanan, tempat
penyimpanan pertama berada di dalam ruangan dan tempat penyimpanan kedua berada di
luar ruangan yang terpapar sinar matahari secara langsung. Lingkungan tempat
penyimpanan kurang bersih terlebih lagi pada penyimpanan yang berada diluar. Tempat
penyimpanan ini dibagi menjadi dua karena keterbatasannya lahan yang tersedia untuk
menyimpan di dalam ruangan. Pekerja mengangkat bahan dari mobil pemasok dengan
posisi awal membungkuk, mengangkat bahan baku dengan kedua tangan dan
meletakkannya di salah satu pundak lalu diletakkan di tempat penyimpanan. Berat bahan
baku satu karungnya kurang lebih 50 kg. Pekerja tidak menggunakan APD yang
seharusnya digunakan seperti sarung tangan.
a

(b)

Gambar 2. Tempat penyimpanan bahan baku di dalam ruangan (a), tempat penyimpanan di luar
ruangan (b)

B Perendaman bahan baku


Alur kedua adalah perendaman bahan baku berupa kacang kedelai. Pada proses
ini pekerja mengangkat karung berisi kedelai dengan menggunakan pundaknya secara
berkali-kali dari tempat penyimpanan yang biasanya di luar ruangan terlebih dahulu ke
tempan perendaman. Saat pekerja mengangkat karung kedelai, posisi pekerja terlebih
dahulu membungkuk untuk mengambil karung kedelai tersebut lalu diletakkan pada salah
satu pundaknya. Setelah bahan baku diangkut dari tempat penyimpanan, kedelai di tuang
ke dalam drum-drum dan direndam dengan menggunakan air sumur selama kurang lebih
2,5 jam, kemudian setelah direndam kacang kedelai diangkat dan disisihkan. Pada bagian
ini pekerja yang mengerjakan sama dengan pekerja yang mengangkat bahan baku.
Pekerja dibagian ini ada dua orang. Pekerja menggunakan alat pelindung diri berupa
sepatu boots namun tetap tidak menggunakan sarung tangan.

Gambar 3.
Tempat

perendaman

kacang kedelai
C Penggilingan
Alur

bahan
ketiga

adalah penggilingan kacang kedelai. Kacang kedelai yang telah direndam dan disisihkan
digiling dengan menggunakan mesin penggiling. Mesin penggiling yang dipergunakan
dinyalakan sejak pukul 05.00 sampai pukul 15.00 WIB. Hasil dari proses penggilingan
ini menghasilkan dua bahan yaitu sari kedelai untuk pembuatan tahu dan ampas tahu
untuk pakan ternak. Pekerja yang bekerja pada proses ini merupakan pekerja yang sama
dari saat proses pengangkutan dan perendaman bahan baku berjumlah 2 pekerja. Pada
bagian ini, pekerja tidak mengenakan sarung tangan dan hanya mengenakan sepatu boots

untuk melindungi kakinya dari genangan air sisa rendaman. Pekerja dengan posisi berdiri
menyendok kedelai yang sudah disisihkan airnya diletakan di baskom lalu dituangkan ke
mesin penggiling. Letak mesin penggiling yang agak tinggi menyebabkan pekerja sedikit
sulit untuk mengangkat kedelai ke dalam mesin penggiling. Pekerjaan ini dilakukan
berulang- ulang. Pekerja juga jarang minum disaat bekerja hal ini hanya dapat dilakukan
jika waktu istirahat. Mesin penggiling ini mengeluarkan bising sebesar 88 dB. Kedua
pekerja mengaku awalnya terganggu dengan suara bising tersebut namun lama kelamaan
menjadi terbiasa. Paparan bising yang terdengar kurang lebih dirasakan selama 10 jam.

Gambar 4. Proses penggilingan bahan


baku
D Pemasakan
Alur keempat adalah pemasakan sari kedelai. Setelah digiling, sari kedelai
kemudian dimasak selama 5-10 menit. Tempat memasak hanya ada satu dengan letak
yang tinggi, kurang lebih 1,5 meter dan pekerja pada proses memasak ini hanya
berjumlah 1 orang. Karena letak memasak yang tinggi, pekerja harus berdiri dan terpapar
panas dari kompor, sedangkan pekerja tampak tidak mengenakan pakaian atas karena rasa
panas di lingkungan kerjanya. Pekerja hanya menggunakan sepatu boots sebagai alat
pelindung diri tidak menggunakan sarung tangan, masker, maupun penutup kepala.

Gambar 5. Proses Pemasakan

Proses memasak dimulai sejak pukul 06.00


sampai 15.00 WIB. Tidak ada rotasi ataupun
perpindahan bagian dari satu bagian ke bagian
lainnya, sehingga pekerja terus menerus terpapar
panas dari udara di dekat kompor dan air panas
disekitarnya. Oleh karena itu, pekerja berisiko
terkena penyakit kulit jika terus tidak menggunakan
alat pelindung diri. Pekerja juga bisa mengalami
dehidrasi akibat paparan uap panas yang dialami
karena pekerja juga jarang minum di sela sela
bekerja hanya dilakukan bila waktu istirahat.
E Penyimpanan sari kedelai
Alur kelima adalah penyimpanan sari kedelai di dalam drum-drum. Pada tahap ini
sari kedelai yang telah dimasak ditempatkan di dalam drum dengan menggunakan selang
yang tersambung dari tempat pemasakan, kemudian disaring dengan menggunakan kain
penyaring. Setelah itu sari kedelai diendapkan selama 5 menit. Setelah mengendap sari
kedelai diberi garam sebanyak 4 kilogram untuk 1 drum yang berisi 100 kilo sari kedelai.
Setelah itu, ditunggu selama setengah jam untuk mengentalkan. Pada proses ini
lingkungan kerja terasa panas, bising, dan banyak air tahu panas yang menggenang.
Pekerja pada proses ini hanya ada 1 orang yang bekerja dengan memakai sepatu boots
tanpa menggunakan sarung tangan, masker, dan penutup kepala. Posisi pekerja pada
bagian ini melakukan gerakan berulang berupa membungkuk dan berdiri.
Gambar 6. Sari kedelai yang telah dimasak di masukkan ke dalam drum-drum untuk
disaring

dan

dikentalkan.

Perhatikan tangan pekerja yang


tidak mengenakan sarung tangan
meskipun
panas.

sari

kedelai

tersebut

Gambar 7. Penyimpanan sari kedelai


F Pencetakan tahu
Alur keenam adalah pencetakan tahu. Sebelum tahu tersebut dicetak, tahu ditakar
dengan

menggunakan

sendok

takar,

kemudian tahu dibungkus dengan kain


pembungkus. Pada proses ini terdapat 6
pekerja yang melakukan gerakan berulang
membungkuk dan berdiri. Maisng- masing
pekerja ini dapat mencetak kurang lebih
10 tahu besar dalam satu menit. Pekerja
ada yang menggunakan sepatu boots dan
ada yang hanya menggunakan sandal
jepit. Semua pekerja tidak menggunakan
sarung tangan, masker dan penutup
kepala.

Lingkungan

kerja

banyak

genangan air tahu yang panas sisa dari


perasan tahu.
Gambar 7. Proses pencetakan tahu

G Pengupasan pembungkus tahu.

Alur ketujuh adalah pengupasan tahu dari pembungkusnya yang kemudian tahu
diletakkan di dalam kontainer. Pada alur ini pekerja berjumlah 6 orang yang bekerja
dengan posisi berdiri terus menerus tanpa melakukan peregangan dan mampu mengupas
tahu sebanyak 1 kontainer (40 tahu besar) dalam 1 menit. Pekerja ada yang menggunakan
sepatu boots dan ada yang hanya menggunakan sandal jepit. Semua pekerja tidak
menggunakan sarung tangan, masker, dan penutup kepala.

Gambar 8. Proses pengupasan tahu

H Pengemasan
Alur kedelapan adalah pengemasan tahu yang telah jadi kemudian dimasukkan ke
dalam bak-bak motor pengecer tahu. Pekerja memindahkan satu persatu tahu dari
kontainer ke dua buah bak

motor pengecer. Posisi pekerja disini berdiri dan

membungkuk secara berulang ulang. Kurang lebih 50 buah tahu besar yang dimasukan
tiap baknya. Pekerja di bagian ini berjumlah 8 orang, tanpa menggunakan alat pelindung
diri.

Anda mungkin juga menyukai