Anda di halaman 1dari 3

BAB III

KESIMPULAN
Kor pulmonal merupakan suatu keadaan timbulnya hipertrofi dan dilatasi
ventrikel kanan tanpa atau dengan gagal jantung kanan, timbul akibat penyakit
yang menyerang struktur atau fungsi paru atau pembuluh darahnya. Kor pulmonal
dapat terjadi secara akut maupun kronik penyebab akut tersering adalah emboli
paru masif dan biasanya terjadi dilatasi ventrikel kanan. Penyebab kronik
tersering adalah penyakit paru obstruktif kronik (PPOK) dan biasanya terjadi
hipertrofi ventrikel kanan. Patogenesis Kor pulmonal sangat erat kaitannya
dengan hipertensi pulmonal yang terjadi akibat mekanisme vasokonstriksi,
remodeling dinding pembuluh darah pulmonal, dan trombosis in situ.
Pemeriksaan penunjang untuk mengetahui secara pasti tejadinya Kor pulmonal
adalah dengan kateterisasi jantung kanan (Swan-Ganz catheterization) namun
metode ini invasif. Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan untuk
mendukung

diagnosa

Kor

pulmonal

diantaranya

adalah

pemeriksaan

laboratorium, pemeriksaan pencitraan (foto toraks, ekokardiografi, CT scan), serta


pemeriksaan EKG. terapi medis untuk kor pulmonal kronik umumnya difokuskan
pada pengobatan penyakit paru yang mendasari dan meningkatkan oksigenasi dan
fungsi ventrikel kanan dengan meningkatkan kontraktilitas ventrikel kanan dan
mengurangi vasokonstriksi paru. Namun, penanganan tersebut mungkin berbeda
untuk beberapa tingkat pada kasus yang akut, yaitu dengan memprioritaskan pada
stabilisasi pasien. Terapi oksigen, diuretik, vasodilator, digitalis, teofilin, dan
terapi antikoagulasi merupakan modalitas yang berbeda yang digunakan dalam
pengelolaan jangka panjang untuk pengobatan kor pulmonal kronik. Edukasi yang
sangat pernting yang diberikan kepada pasien yaitu mengenai

pentingnya

kepatuhan pengobatan, karena perawatan yang tepat pada kondisi hipoksia dan
kkondisi medis yang mendasari terjdinya kasus tersebut dapat meningkatkan
mortalitas dan morbiditas. Komplikasi kor pulmonal termasuk sinkop, hipoksia,
edema, kongesti hati , dan kematian. 13

16

DAFTAR PUSTAKA
1

Kurt J. Isselbacher, Eugene Braunwald, Jean D. Wilson, Joseph & Martin,


Anthony S Fauci, Dennis L Kasper, edis bahasa Indonesia; Ahmad H. Asdie
Prof. dr. Sp.PD, ke : Prinsip-prinsip Ilmu Penyakit Dalam Harrison, edisi 15,
volume 3, 2002, hal. 1222-1226.

Harun S, Ika PW. Kor Pulmonal Kronik. Dalam Buku Ajar Ilmu Penyakit
Dalam, Ed 4. Jakarta. Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam

Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. 2006; 1680-81


Han MK et all. Pulmonary disease and the heart. Medscape. 2007;116(25):

2992-3005.
Sovari AA. Cor Pulmonale: Overview of Cor Pulmonale Management.
Medscape. 2011. Available at http://emedicine.medscape.com/article/154062-

overview#showall
Fauci AS, Dennis LK, dkk. Heart Failure and Cor Pulmonale. Dalam
Harrisons Principles of Internal Medicine 17th ed. United States of America.
The McGraw-Hill Companies, Inc. 2008; 217-244

Dines DE, Parkin TW. Some Observation on the Value of the


Electrocardiogram in Patient with Chronic Cor Pulmonale. Mayo Clinic-Proc

2005; 40: 745-750


Anderson JR, Nawarskas JJ. Pharmacotheurapetic management of pulmonary
arterial hypertension. Medscape. 2010;18(3): 148-162. Available at

http://www.medscape.com/medline/abstract/20395700
Allegra et al. Possible Role Of Erythropoietin In The Pathogenesis Of

Chronic Cor Pulmonale. Nephrol Dial Transplant. 2005. 20: 2867


Price SA, Wilson LM. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit.
Vol 3. Jakarta:EGC.2005.

10 Burnside JW. McGlynn TJ. Adams Diagnosis Fisik. Edisi ke-17.


Jakarta:EGC.1995.
11 Ohira H, Beanlands RS, Davies RA, Mielniczuk L. The role of nuclear
imaging in pulmonary hypertension. J Nucl Cardiol. 2014 Aug 27.
12 Weitzenblum E. Chronic p Pulmonale. Dalam : Education in Heart. 2003;
89:225-30. http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC1767533/

17

13 Hoeper MM. Drug treatment of pulmonary arterial hypertension: current and


future agents. Drugs. 2005. 65(10):1337-54.

18

Anda mungkin juga menyukai