PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Salah satu ion logam yang kita ketahui adalah nikel. Logam nikel
merupakan salah satu logam yang berasal dari golongan logam transisi. Ion logam
nikel dalam suasana basa akan membentuk suatu kompleks merah dengan
dimetilglioksim. Hal tersebut dapat dibuktikan melalui proses ekstraksi dalam
rangka penentuan nikel sebagai kompleks nikel-dimetilglioksim. Ekstrasi dalam hal
ini dapat diartikan sebagai suatu proses pemisahan suatu zat baik itu zat padat
maupun zat cair dengan menggunakan bantuan pelarut. Pelarut- pelarut yang
biasanya digunakan adalah pelarut organik dan berdasarkan pada prinsip like
dissolve like.
Proses pemisahan atau ekstraksi yang dilakukan dapat terdiri atas beberapa
metode tergantung pada alat yang digunakan untuk mengekstraksi suatu zat, yaitu
dapat terdiri atas ekstraksi dengan menggunakan alat soxhlet maupun ekstraksi
yang bersifat cukup sederhana dengan menggunakan corong pisah. Ekstraksi
menggunakan alat soxhlet umumnya digunakan untuk memisahkan suatu cairan
dari suatu padatan dengan menggunakan pelarut cair, ekstraksi ini biasa disebut
dengan ekstraksi padat cair. Sedangkan ekstraksi menggunakan corong pisah
termasuk dalam ekstraksi cair-cair.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
Tujuan pada percobaan ini yaitu untuk menentuan nikel sebagai kompleks
nikel-dimetilglioksim dengan ekstraksi.
Sering kali campuran bahan padat dan cair (misalnya bahan alami) tidak
dapat atau sukar sekali dipisahkan dengan metode pemisahan mekanis atau termis
yang telah dibicarakan. Misalnya saja, karena komponennya saling bercampur
secara sangat erat, peka terhadap panas, beda sifat-sifat fisiknya terlalu kecil, atau
tersedia dalam konsentrasi yang terlalu rendah (Hermiati dkk., 2013).
Proses Ekstraksi untuk definisi pemisahan kimia merupakan cara
memisahkan zat terlarut melalui dua buah pelarut (biasanya cair) yang dapat
melarutkan zat tersebut namun kedua pelarut ini tidak dapat saling melarutkan
(immiscible). Sampel dilarutkan dalam rafinat yang berada dalam kontak dengan
ekstraktan sehingga terjadi perpindahan molekul zat terlarut karena perbedaan
kelarutan didalam kedua jenis pelarut (Wonorahardjo, 2013).
Ekstraksi digunakan untuk memisahkan senyawa organik dari larutan air
atau suspense. Langkahnya adalah mengocok mengocok larutan air atau suspensi
dengan pelarut organik yang tidak bercampur dengan air. Kemudian didamkan
sehingga terbentuk lapisan dan selanjutnya dipisahkan. Solute (zat terlarut) atau
bahan yang akan dipisahkan terdistribusi diantara kedua lapisan (organik dan air)
berdasarkan kelarutan relatifnya (Anwar dkk., 1994).
1. Alat
2. Bahan
C. Prosedur Kerja
Hasil
A. Hasil Pengamatan
1. Data Pengamatan
Konsentrasi
Absorbansi
5 ppm
0,525
10 ppm
0,54
15 ppm
0,56
20 ppm
0,591
25 ppm
0,7
Sampel
0,664
2. Kurva Standar
y = 0.008x + 0.4629
R = 0.8248
Absorbansi
0.6
0.5
0.4
Absorbansi
0.3
Linear (Absorbansi)
0.2
0.1
0
0
10
15
20
25
30
Konsentrasi (ppm)
3. Perhitungan Konsentrasi Nikel
Dik: y =0,664
y= 0.008x + 0.4629
Dit: x = ?
Penyelesaian :
0,664
= 0,008x + 0,4629
25 ppm
=x
=x
B. Pembahasan
Senyawa maupun unsur tertentu baik itu logam maupun nonlogam
dapat dideteksi atau diidentifikasi dengan metode tertentu sehingga dapat
diketahui kandungannya dalam suatu sampel. Metode ekstraksi merupakan
prinsip hukum lambert beer dimana suatu larutan dengan warna tertentu dapat
diukur absorbansinya lalu ditentukan konsentrasinya berdasarkan pada panjang
gelombang.
Berdasarkan hasil pengamatan diperoleh nilai absorbansi yang
semakin besar jika konsentrasi larutan yang digunakan juga semakin besar. Hal
tersebut bisa dilihat dari larutan yang konsentrasinya 5 ppm memiliki nilai
absorbansi sebesar 0,525 dan mengalami peningkatan hingga konsentrasi 25
ppm yaitu memiliki nilai absorbansi sebesar 0,7 ppm. Grafik persamaan y yang
diperoleh juga bernilai postif dimana hal tersebut menunjukkan bahwa kedua
variabel yang digunakan berbanding lurus satu sama lain, yaitu nilai dari
variabel y akan semakin besar dengan semakin besarnya nilai dari variabel x.
Konsentrasi nikel sebagai kompleks nikel-dimetilglioksim
adalah sebesar 25 ppm.
yang diperoleh
V. KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
Anwar, C., Bambang, P., Harno, P., dan Tutik, 1994, Pengantar Praktikum Kimia
Organik. Yogyakarta: Kemendikbud.
Harini B.W., Dwiastuti R., dan Wijayanti L.W., 2012, Aplikasi Metode
Spektrofotometri Visibel untuk Mengukur Kadar Curcuminoid pada
Rimpang Kunyit (Curcuma domestica), Jurnal Sains Kimia, Vol. 2 (4).
Hermiati, Rusli, Naomi, Y.M., Mersi, S.S., 2013, Ekstrak Daun Sirih Hijau dan
Merah sebagai Antioksidan pada Minyak Kelapa, Jurnal Teknik Kimia, Vol.
2 (1)
Neldawati, Ratnawulan dan Gusnedi, 2013, Analisis Nilai Absorbansi dalam
Penentuan Kadar Flavonoid untuk Berbagai Jenis Daun Tanaman Obat,
Jurnal Pilar Of Physics, Vol. 2
Wonorahardjo, S., 2013, Metode-metode Pemisahan Kimia, Akademia Permata,
Jakarta