Anda di halaman 1dari 24

KELAS IX

BAB I
PERUBAHAN SOSIAL BUDAYA
Perubahan

menjadi

kata

yang tidak

asing bagi

manusia.

Perubahan senantiasa hadir dalam kehidupan manusia. Dari waktu ke


waktu tidak ada sesuatu yang tetap dalam kehidupan manusia.
Perubahan yang terjadi tidak seketika atau terjadi secara mendadak,
tetapi perubahan juga bisa terjadi secara perlahan-lahan. Perubahan
terjadi pada dua aspek, yaitu: materiil atau kebendaan dan immaterial
(non kebendaan).
Suatu peristiwa atau kejadian dari proses perubahan sosial tidak mesti
diorientasikan pada isu kemajuan atau progress semata, sebab tidaklah
mustahil bahwa proses perubahan sosial itu justru mengarah ke isu
kemunduran atau kearah suatu regress, atau mungkin mengarah pada
suatu degradasi pada sejumlah aspek atau nilai kehidupan dalam
masyarakat

yang

bersangkutan.

Suatu

proses

regresi

atau

kemunduran dan degradasi (luntur atau berkurangnya suatu derajat


atau kualifikasi bentuk-bentuk atau nilai-nilai dalam masyarakat),
tidak hanya suatu arah atau orientasi perubahan secara linier, tetapi
tidak jarang terjadi karena justru sebagai dampak sampingan dari
keberhasilan suatu proses perubahan. Sebagai contoh perubahan
aspek iptek, dari iptek yang bersahaja ke iptek yang modern (maju),
mungkin menimbulkan kegoncangan-kegoncangan pada unsur-unsur
atau

nilai-nilai

yang

tengah

berlaku

dalam

masyarakat

yang

bersangkutan, yang sering disebut sebagai culture-shock atau kejutankejutan

budaya

yang

terjadi

pada

tatanan

kehidupan

masyarakat yang tengah menghadapi berbagai perubahan.

suatu

A. Pengertian Perubahan Sosial Budaya


Dalam kehidupan masyarakat sehari-hari tentu mengalami
perubahan demi perubahan. Perubahan tersebut dapat berupa
perubahan yang kecil pengaruhnya terhadap masyarakat itu dan
ada pula perubahan yang berpengaruh sangat besar terhadap
struktur masyarakatnya. Dilihat dari gerak perkembangannya ada
perubahan yang berjalan lambat dan ada juga perubahan yang
berjalan cepat.
Perubahan merupakan suatu keadaan yang berbeda dengan
sebelumnya, sehingga jika kita membahas tentang perubahan
selalu

mempergunakan

perbandingan

secara

kronologis

(perbedaan waktu). Kita baru dapat mengatakan ada perubahan,


jika tahu bagaimana awalnya dan bagaimana sekarang. Dalam
proses perubahan selalu diawali dengan adanya ketidaksesuaian di
antara

unsur-unsurnya,

baik

unsur

sosial

maupun

unsur

kebudayaan, namun akhirnya masyarakat dapat menyesuaikan diri


terhadap perubahan-perubahan tersebut (reorganisasi).
Dalam Sosiologi dikenal istilah perubahan sosial (social
change) dan perubahan budaya (cultural change). Perubahan sosial
(social

change)

diartikan

sebagai

perubahan-perubahan

yang

menyangkut struktur sosial ataupun lembaga-lembaga sosial.


Definisi semacam ini dikemukakan antara lain oleh Kingsley Davis
dan Selo Soemardjan. Sedangkan perubahan kebudayaan (cultural
change) adalah perubahan yang berkaitan dengan kebudayaan
masyarakat, khususnya menyangkut sistem nilai. Sebenarnya
kedua konsep tersebut tidak perlu dibedakan secara tajam. Sebab,
antara kebudayaan dan struktur dalam suatu masyarakat terdapat
hubungan yang sangat erat, saling mempengaruhi dan saling

mendukung satu sama lain. Beberapa contoh perubahan sosial


budaya, misalnya:
a. Perubahan sosial
1) Sistem

dan

mengalami

struktur
perubahan.

pendidikan
Misalnya,

di

Indonesia

dahulu

selalu

wajib

belajar

ditempuh selama 6 tahun (untuk tingkat SD saja), namun


sekarang wajib belajar menjadi 9 tahun (SD 6 tahun
dilanjutkan dengan SMP 3 tahun)
2) Dahulu Pesantren merupakan lembaga pendidikan yang
secara khusus mendalami pelajaran agama Islam. Namun kini
Pesantren menjadi lembaga pendidikan yang multi-disipliner.
Tidak

hanya

mendalami

ilmu

agama

saja,

tapi

juga

mempelajari ilmu lain seperti TIK (Teknologi Informasi dan


Komunikasi), bahasa Inggris, dan lain sebagainya
b. Perubahan budaya
Masyarakat

yang

semula

seragam

dalam

kebudayaannya,

menjadi beraneka budaya. Contohnya kebiasaan lama yang


melakukan pengobatan melalui bantuan seorang dukun dengan
memakai

mantra-mantra,

kini

menjadi

pengobatan

yang

dilakukan oleh dokter berdasarkan pengetahuan medis


c. Perubahan sosial yang diikuti oleh perubahan budaya
Desa menjadi kota kecil; daerah agraris menjadi kawasan
industri.
Perubahan tersebut dapat mengakibatkan perubahan pada
tingkah laku, kebiasaan dan adat istiadat penduduk. Contohnya,
kota-kota

besar

pembangunan

di

mall

Indonesia

saat

(supermarket).

ini

marak

Masyarakat

dengan

yang

dulu

berbelanja di pasar tradisional dengan sistem pembayaran uang


tunai kini beralih ke pasar modern (mall dan supermarket).
Sistem

pembayaran

di

mall

atau

supermarket

dapat

menggunakan kartu kredit atau kartu ATM. Hal inilah yang


dapat mendorong timbulnya budaya konsumerisme di dalam
masyarakat.
Gambar 5.1: Tren belanja di mal
Keterangan: Sudah ada

Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa perubahan sosial


merupakan variasi dari cara hidup yang telah diterima, baik karena
perubahan kondisi geografis, kebudayaan material, komposisi
penduduk, ideologi maupun adanya difusi atau penemuan baru
dalam masyarakat. Perubahan sosial juga merupakan segala
perubahan
masyarakat,

pada

lembaga

yang

kemasyarakatan

mempengaruhi

sistem

di

dalam

sosialnya,

suatu

termasuk

didalamnya nilai-nilai, sikap dan pola perilaku di antara kelompokkelompok dalam masyarakat.
Agar dapat lebih memahami pengertian perubahan sosial budaya,
berikut ini akan diberikan contoh ilustrasi singkat yang
menggambarkan
proses perubahan sosial dalam masyarakat desa
Pertama
Masyarakat desa yang jauh dari keramaian kota sekalipun tidak
luput dari perubahan. Bagi orang yang tidak mengetahui susunan
dan

kehidupan

masyarakat

desa

di

Indonesia,

maka

akan

berpendapat bahwa masyarakat desa itu bercirikan statis, tidak


maju dan tidak berubah. Namun pendapat itu salah, karena setiap
masyarakat

pasti

mengalami

perubahan,

hanya

bentuk

perubahannya berjalan secara lambat tidak secepat masyarakat di

kota. Saat ini orang-orang desa sudah mengenal perdagangan, alatalat tranportasi modern, mengikuti berita-berita lewat radio dan
televisi, bahkan dapat mengoperasikan handphone (HP) dan
internet.
Gambar 5.2: Bertani merupakan jenis pekerjaan yang menjadi ciri
masyarakat desa Keterangan: sudah ada

Tugas:
Perhatikan gambar 5.2!
Sistem pertanian yang digunakan dalam gambar di atas sudah
dapat digolongkan dalam pertanian modern. Deskripsikan halhal yang mendukung pernyataan di atas! Setelah itu
presentasikan di depan kelas!
Kedua
Handphone (HP) masuk desa, telah membawa perubahan besar
dalam kehidupan masyarakat di daerah pedesaan. Awalnya HP
sebagai digunakan oleh sebagian kecil warga masyarakat sebagai
alat komunikasi untuk menghubungi kerabat/ saudara yang berada
di kota bila sewaktu-waktu ada kepentingan mendadak. Seiring
dengan perkembangan zaman, maka saat ini hampir semua
masyarakat desa memiliki HP, karena HP dianggap bukan lagi
sebagai

barang

mewah.

Dari

keadaan

tersebut,

perubahan-

perubahan lainnya menjadi semakin terbuka, yang juga berdampak


pada sistem sosial kemasyarakatan, seperti timbulnya stratifikasi
sosial yang didasarkan atas kepemilikan harta benda (contoh:
mobil, rumah mewah, sepeda motor, dll).
Gambar 5.3: Penggunaan kamera digital
Keterangan: sudah ada

Tugas
Kemukakan beberapa contoh perubahan sosial-budaya yang terjadi
di lingkungan tempat tinggalmu. Kemudian catatlah dalam
selembar kertas dan kumpulkan kepada gurumu!

Berdasarkan kedua contoh ilustrasi di atas dan mengacu pada


teori perubahan sosial menurut Soedjono Soekanto, maka prosesproses perubahan sosial dapat diketahui dengan ciri-ciri tertentu,
antara lain:
a. Tidak ada masyarakat yang berhenti perkembangannya, karena
setiap masyarakat akan mengalami perubahan baik cepat atau
lambat
b. Perubahan terjadi pada lembaga kemasyarakatan tertentu, dan
diikuti oleh perubahan-perubahan pada lembaga-lembaga sosial
lainnya
c. Perubahan

sosial

yang

cepat

biasanya

diikuti

dengan

disorganisasi yang bersifat sementara, karena berada dalam


proses penyesuaian diri. Disorganisasi ini akan diikuti oleh
reorganisasi yang mencakup pemantapan kaidah-kaidah dan
nilai-nilai baru
d. Perubahan tidak dapat dibatasi hanya pada bidang kebendaan
atau spiritual saja, karena kedua bidang itu mempunyai ikatan
yang timbal balik
Gambar 5.4 (BARU)
Kerjasama pada saat acara pernikahan (rewang) di Jawa lambat laun
mulai mengalami perubahan, yang digantikan dengan Catering
Sumber: Dokumen Pribadi

B. Faktor Pendorong Perubahan Sosial


Berdasarkan uraian di atas, maka perubahan yang terjadi di
masyarakat

dapat

berupa

perubahan

sosial

dan

perubahan

kebudayaan. Faktor-faktor yang menyebabkan perubahan tersebut


antara lain:

1. Faktor internal
Yang dimaksudkan dengan faktor internal adalah faktor
yang berasal dari dalam diri masyarakat, baik sebagai individu
maupun sebagai kelompok. Faktor ini bisa muncul ke permukaan
dan bisa juga tersembunyi.
Faktor internal dapat disebabkan oleh hal-hal sebagai berikut:
a. Adanya kejenuhan atau ketidakpuasan individu terhadap
sistem nilai yang berlaku dalam masyarakat
b. Adanya individu yang menyimpang dari sistem yang berlaku.
Apabila penyimpangan ini dibiarkan, maka akan diikuti oleh
individu-individu lainnya, sehingga terjadi perubahan
c. Adanya penemuan-penemuan baru (inovasi) yang diterima
oleh

anggota

masyarakat

dan

membawa

perubahan

kebudayaan
d. Adanya perubahan dalam jumlah dan komposisi penduduk.
Jumlah penduduk yang terus meningkat baik disebabkan oleh
pertambahan alami maupun adanya kaum pendatang, akan
menyebabkan terjadinya perubahan-perubahan penggunaan
lahan.

Lahan

pertanian

semakin

terbatas

menimbulkan

intensifikasi penggunaan lahan melalui penerapan berbagai


teknologi,

sehingga

struktur

sosial

akan

mengalami

perubahan sebagai akibat heterogennya jumlah penduduk.


Gambar 5.5 : Intensifikasi Pertanian
Keterangan: sudah ada
e. Semakin
penduduk,

meningkatnya
meningkatnya

pengetahuan
pengetahuan,

dan

pendidikan

wawasan

dan

pendidikan penduduk akan semakin mengembangkan ide,


gagasan, dan kebutuhan manusia.

Contoh: seorang yang kuliah di perguruan tinggi, pada saat


mengerjakan tugas atau belajar akan membutuhkan mesin
tik, kalkulator, komputer dan peralatan lain yang lebih banyak
dan cepat
f. Sistem terbuka lapisan masyarakat (open stratification)
Sistem

ini

memungkinkan

kedudukan sosialnya

seseorang

karena

untuk

menaikkan

ada rasa tidak puas

atas

kedudukan sosialnya sendiri. Keadaan ini disebut dengan


status-anxiety.
g. Kondisi masyarakat yang heterogen dan bersifat terbuka.
Banyaknya penduduk dengan berbagai latar pendidikan,
pendapatan,

mata

pencaharian

dan

adat

istiadat

menyebabkan kondisi individu dalam masyarakat berada


dalam

kondisi

persaingan

dan

peniruan

sesuatu

yang

dianggap lebih baik.


Contoh:
Pak Amir mampu menyekolahkan anaknya ke perguruan
tinggi terkenal. Anak Bapak Tio pun berkeinginan untuk
melanjutkan sekolahnya ke perguruan tinggi yang sama.
Andi makan di meja makan mempergunakan sendok dan
garpu. Heru pun meniru cara makan Andi tersebut
2. Faktor eksternal
Faktor eksternal merupakan faktor-faktor yang terdapat di
luar masyarakat yang menyebabkan terjadinya perubahan sosial.
Sebagai contoh: demografi, penjajahan, lingkunan, bencana
alam, dan agama.
Faktor yang berasal dari luar masyarakat dapat disebabkan
karena:

a. Bencana alam, misalnya gunung meletus, banjir, gempa dan


sebagainya.

Bencana

alam

menyebabkan

perubahan

lingkungan. Perubahan lingkungan ini menuntut pola adaptasi


yang berbeda dari sebelum terjadinya bencana. Perubahan ke
arah

kemunduran

(regress)

ini

seringkali

menimbulkan

goncangan-goncangan dalam kehidupan masyarakat. Orang


menjadi lupa terhadap norma dan adat istiadat yang berlaku,
pokoknya mereka dapat mempertahankan diri dari bencana
tersebut.
Contoh:
Gempa bumi dan tsunami yang terjadi di Aceh telah
membawa perubahan besar dalam kehidupan masyarakatnya.
Mereka harus menata kembali sistem pemerintahan, sosial,
ekonomi, pendidikan, dan lainnya. Perubahan yang terjadi di
Aceh merupakan contoh perubahan sosial budaya yang
kompleks dan membutuhkan waktu lama untuk kembali
menjadi stabil.
Gambar 5.6

Bagian kecil situasi Aceh pasca gempa dan

Tsunami
Keterangan: sudah ada

b. Peperangan,

tidak

hanya

akan

meningkatkan

angka

kematian, tetapi juga akan menyebabkan rusaknya berbagai


sarana

dan

prasarana

kebutuhan

hidup,

seperti

lahan

pertanian, sekolah, rumah, dan sebagainya. Kekacauan politik


akan diikuti dengan kekacauan sosial, ekonomi, dan mental
penduduknya.

Peperangan

ini

seringkali

diikuti

dengan

penaklukan atau penjajahan oleh bangsa lain yang menang.


Masuknya ideologi baru dan tata cara lainnya dari negara
Tugas. Carilah artikel koran, majalah,
atau internet tentang dampak yang
ditimbulkan dari peperangan!

penjajah. Semua itu secara langsung atau pun tidak akan


merubah kehidupan masyarakat dan kebudayaannya.
c. Kontak

dengan

masyarakat

lain

yang

berbeda

budayanya. Adanya interaksi dengan kelompok lain yang


berbeda

kebudayaannya

akan

semakin

memperluas

pengetahuan dan wawasan budaya asing sehingga timbul


sikap toleransi dan penyesuaian diri. Sikap ini adalah awal
terjadinya perubahan dalam masyarakat.
Contoh:
Bali

merupakan

dikunjungi

oleh

salah

kota

wisatawan

di

Indonesia

dalam

dalam

yang
luar

ramai
negeri.

Komunitas-komunitas masyarakat itu membawa budayanya


sendiri-sendiri, hingga tidak heran bila masyarakat di Bali
sudah mulai terbuka dan menerima masuknya budaya asing.
Sikap toleransi dan adaptasi terhadap budaya-budaya asing
itu lambat laun mengakibatkan perubahan sosial budaya
dalam masyarakat Bali, seperti: bahasa Inggris, Jepang,
Perancis dan lain-lain menjadi bahasa pengantar dalam
pariwisata.

Untuk

itu

Sekolah

Dasar

di

Bali

mulai

mengajarkan bahasa-bahasa tersebut dalam bidang studi


Muatan Lokal.
Tugas
Setelah membaca info sosial mengenai Kampung Naga, carilah
contoh komunitas masyarakat lain yang memiliki pola kehidupan
hampir sama dengan masyarakat Kampung Naga. Setelah itu,
presentasikan hasilnya di depan kelas!
C. Faktor Penghambat Perubahan Sosial Budaya
Perubahan sosial budaya tidak selamanya berjalan dengan
lancar. Ada perubahan yang berjalan secara perlahan, sebagai

akibat adanya faktor penghambat. Faktor penghambat yang dapat


memperlambat perubahan sosial budaya itu adalah:
1. Adanya perasaan puas terhadap struktur budaya yang ada
2. Adanya perasaan takut akan timbulnya goncangan-goncangan
dalam masyarakat
3. Kurang mengadakan hubungan dengan masyarakat lain yang
berbeda budayanya
4. Adanya hambatan bahasa dan geografis dalam berinteraksi
dengan masyarakat lain
5. Adanya prasangka jelek dan curiga terhadap masyarakat lain
yang berbeda budayanya
6. Kurangnya pengetahuan, wawasan, dan perkembangan
pendidikan yang lamban
7. Sikap masyarakat yang sangat tradisional
8. Adanya kepentingan-kepentingan yang telah tertanam dengan
kuat atau vested interests
9. Hambatan-hambatan yang bersifat ideologis
10.

Adat atau kebiasaan. Nilai bahwa hidup ini pada

hakikatnya buruk dan tidak mungkin diperbaiki


Kampung Naga

INFO SOSIAL

Kampung Naga merupakan perkampungan


tradisional dengan luas areal kurang lebih 4 ha.
Lokasi obyek wisata Kampung Naga terletak
pada ruas jalan raya yang menghubungkan
Tasikmalaya Bandung melalui Garut, yaitu
kurang lebih pada kilometer ke-30 arah kota
Tasikmalaya.
Kehidupan
mereka
berbaur
dengan
masyarakat modern, beragama Islam, tetapi
masih kuat memelihara adat
istiadat
leluhurnya, seperti Upacara bulan Mulud atau
Alif dgn melaksanakan Pedaran (pembacaan
sejarah nenek moyang). Proses ini dimulai
dengan mandi di sungai Ciwulan dan wisatawan
boleh mengikuti acara tersebut dengan syarat
harus patuh pada aturan di sana.
Bentuk bangunan di Kampung Naga sama semua baik rumah,
mesjid, patemon (balai pertemuan) dan lumbung padi. Atapnya
terbuat dari daun rumbia, daun kelapa, atau ijuk sebagai penutup

Berikut ini akan diberikan contoh ilustrasi yang


menggambarkan
sikap hidup masyarakat tradisional yang dapat menghambat
perubahan sosial budaya
Dalam masyarakat tradisional dikenal adanya budaya alonalon waton kelakon, yang artinya biar lambat asal selamat,
takkan lari gunung dikejar. Filsafat tersebut berdampak pada
ketidakdisiplinan waktu dalam setiap aktivitas. Hal tersebut
dapat

menyebabkan

program-program

kegiatan

menjadi

terlambat, bahkan sering pula menjadi gagal


Pada

masyarakat

berdasarkan
sedangkan

pada
pada

tradisional,
keturunan
masa

para

pejabat

(bangsawan,

sekarang

ini

ditentukan

bertuah/sakti)

pejabat

diangkat

berdasarkan prestasi kerjanya.


Dalam masyarakat tradisional ditemukan alat pembersih dari
benda-benda alamiah. Juga wangi-wangian secara alamiah,
yaitu yang berasal dari akar-akaran, buah-buahan, serta
bunga-bungaan.
pembersih
Misalnya

serta

Dalam

perkembangannya

wangi-wangian

ditemukan

jenis-jenis

dibuat
sabun,

sekarang
secara

alat

kimiawi.

bermacam-macam

parfum, dan macam-macam pewangi ruangan.


Tugas
Berikanlah beberapa contoh dari adat atau kebiasaan masyarakat
di lingkungan tempat tinggalmu yang dapat menghambat
perubahan sosial budaya. Kemukakanlah secara lisan di depan
kelas!

D. Bentuk-bentuk Perubahan Sosial Budaya


Perubahan sosial budaya baik yang direncanakan maupun
yang tidak direncanakan pada intinya adalah pengupayaan ke arah
yang lebih baik dengan mencoba mereduksi dampak negatif dari
perubahan itu sendiri. Siklusnya dapat dicerna melalui adanya
rekayasa sosial (social engineering), rekontruksi sosial (social
recontruction). Pada tahap ini akan muncul sikap menerima
(receive) ataupun berupaya menolaknya (defence). Kemudian,
dalam upaya menghindari bentrok budaya (paling tidak dalam
paradigma pemikiran) maka pada saat itu dibutuhkan agen-agen
perubahan

(social

agent)

sebagai

media

penyampai

agenda

perubahan itu. Apabila perubahan itu muncul sebagai yang tidak


direncanakan, maka peran itu akan digantikan oleh sosok atau
figur yang dapat menjembatani perubahan yang sedang terjadi.
Dengan begitu, perubahan yang sedang terjadi dan akan
terjadi,

maupun

direncanakan

yang

tidak

direncanakan

akan

mengalami

ataupun

tidak

benturan

(kurang)

kebudayaan

(peradaban) pada masyarakat saat ini. Justru dengan demikian,


yang terjadi adalah memperkaya khasanah kebudayaan nasional
dan bukan pergeseran. Dengan demikian, hipotesa kebudayaan
selanjutnya

adalah

tidak

akan

pernah

terjadi

pergeseran

kebudayaan apalagi upaya meninggalkan budaya lokal. Meskipun


pada tataran performa seolah-olah kebudayaan itu telah bergeser
atau ditinggalkan. Perubahan yang demikian itu justru harus
dimaknai

sebagai

upaya

pemberdayaan

dan

pemerkayaan

kebudayaan itu sendiri sebagai sistem makna (system of meaning).

Perubahan sosial dan kebudayaan dapat dibedakan ke dalam


beberapa bentuk, yaitu:
1. Perubahan Lambat dan Perubahan Cepat
Perubahan bisa berjalan lambat, yaitu melalui beberapa
tahapan. Seperti halnya rangkaian perubahan kecil yang saling
mengikuti dengan lambat. Hal ini sering disebut dengan
evolusi. Pada evolusi perubahan terjadi dengan sendirinya
tanpa rencana atau kehendak tertentu. Namun ada pula
perubahan yang cepat terjadi, seperti pada revolusi yang
segalanya bisa berubah dengan seketika. Contohnya Revolusi
Industri di Inggris, dimana perubahan-perubahan terjadi dari
tahap

produksi

menggunakan

tanpa

mesin.

mesin

menuju

Perubahan

ke

tersebut

tahap

produksi

dianggap

cepat,

karena mengubah sendi-sendi pokok kehidupan masyarakat,


seperti sistem kekeluargaan, hubungan antara buruh dengan
majikan dan seterusnya. Suatu revolusi dapat berlangsung
dengan didahului oleh suatu pemberontakan (revolt, rebellion)
yang

kemudian

menjelama

menjadi

revolusi.

Misalnya,

pemberontakan para petani di Banten pada tahun 1888 yang


didahului dengan suatu kekerasan, sebelum menjadi revolusi
yang mengubah sendi-sendi kehidupan masyarakat. Menurut
Soerjono

Soekanto,

dalam

kajian

Sosiologi

syarat-syarat

terjadinya suatu revolusi, antara lain:


a) Harus

ada

keinginan

umum

untuk

mengadakan

suatu

perubahan. Di dalam masyarakat harus ada perasaan tidak


puas terhadap keadaan, dan harus ada suatu keinginan untuk
mencapai perbaikan dengan perubahan keadaan tersebut

b) Adanya seorang pemimpin atau sekelompok orang yang


dianggap mampu memimpin masyarakat tersebut
c) Pemimpin

yang

dapat

menampung

keinginan-keinginan

masyarakat untuk kemudian merumuskan serta menegaskan


rasa tidak puas tadi menjadi program dan arah gerakan
d) Pemimpin tersebut harus dapat menunjukkan suatu tujuan
pada masyarakat. Artinya adalah bahwa tujuan tersebut
terutama sifatnya konkret dan dapat dilihat oleh masyarakat.
Di samping itu diperlukan juga suatu tujuan yang abstrak,
misalnya perumusan suatu ideologi tertentu
e) Harus ada momentum, yaitu saat di mana segala keadaan
dan faktor sudah tepat dan baik untuk memulai suatu
gerakan. Apabila momentum keliru, maka revolusi dapat
gagal
2. Perubahan Kecil dan Perubahan Besar
Perubahan-perubahan kecil adalah perubahan-perubahan
yang terjadi pada unsur-unsur struktur sosial yang tidak
membawa pengaruh langsung bagi masyarakat. Contoh: mode
pakaian
membawa

yang

selalu

pengaruh

mengalami
apa-apa

perubahan,

bagi

tidak

masyarakat

akan
secara

keseluruhan. Hal ini karena mode pakaian tidak mengakibatkan


perubahan-perubahan

pada

lembaga

kemasyarakatan.

Sebaliknya, perubahan besar akan berpengaruh pada berbagai


lembaga kemasyarakatan. Contoh: proses industrialisasi yang
berlangsung pada masyarakat agraris merupakan perubahan
yang akan membawa pengaruh besar pada masyarakat karena
akan mempengaruhi hubungan kerja, sistem kepemilikan tanah,

hubungan

kekeluargaan,

stratifikasi

masyarakat,

dan

seterusnya.
Gambar 5.7:
Mode pakaian yang selalu mengalami
perubahan
Sumber: Rakyat Bengkulu (BARU)
Tugas
Perhatikan teman-teman di kelasmu! Apakah ada di antara
temanmu yang memiliki potongan (mode) rambut yang selalu
berganti-ganti? Apakah perubahan mode rambut temanmu itu
membawa perubahan pada teman-teman di kelasmu? Tulislah
pendapatmu di buku tugas kemudian kumpulkan kepada guru!
3. Perubahan yang dikehendaki (intended change) atau perubahan
yang direncanakan (planned change) dan perubahan yang tidak
dikehendaki (unintended change) atau perubahan yang tidak
direncanakan (unplanned change)
Perubahan

yang

dikehendaki

atau

direncanakan

merupakan perubahan yang diperkirakan atau yang telah


direncanakan terlebih dahulu oleh pihak-pihak yang hendak
mengadakan perubahan di dalam masyarakat. Pihak yang ingin
mengadakan perubahan disebut dengan agent of change, yaitu
bisa terjelma pada seseorang atau sekelompok orang yang
mendapat kepercayaan masyarakat sebagai pemimpin satu atau
lebih lembaga-lembaga kemasyarakatan.
Sedangkan perubahan sosial yang tidak dikehendaki atau
yang tidak direncanakan merupakan perubahan-perubahan yang
terjadi tanpa dikehendaki, berlangsung di luar jangkauan
pengawasan masyarakat dan dapat menyebabkan timbulnya
akibat-akibat sosial yang tidak diharapkan masyarakat. Hanya
saja

apabila

berlangsung

perubahan

yang

tidak

bersamaan

dengan

dikehendaki

suatu

tersebut

perubahan

yang

dikehendaki, maka perubahan tersebut mungkin mempunyai


pengaruh

yang

demikian

besarnya

terhadap

perubahan-

perubahan yang dikehendaki. Namun bisa jadi dalam kehidupan


masyarakat, justru perubahan yang tidak dikehendaki sangat
diharapkan dan diterima oleh masyarakat. Demikian pula
sebaliknya.

INFO SOSIAL
DPR Minta Pemerintah Lindungi Pasar Tradisional
Selasa, 07 Juni 2005 | 02:09 WIB
TEMPO Interaktif, Jakarta:Beberapa anggota Komisi VI DPR
meminta Departemen Perdagangan melindungi pasar tradisional dari
serbuan hypermarket. Saya usul dalam APBN-P ada anggaran untuk
memproteksi pasar tradisional, kata Didik J Rachbini, dari Fraksi Partai
Amanat Nasional, Senin (6/5), saat rapat dengar pendapat dengan Sekjen
Perdagangan.
Didik mengatakan saat ini keberadaan hypermarket telah mengancam
pasar tradisional. Lokasi hypermarket dinilai tidak sesuai jika berada di
tengah kota. Di luar negeri, lanjut Didik, hypermarket ditempatkan di
pinggir kota.
Menurut Irmadi Lubis, Wakil Ketua Komisi VI, kebijakan pemerintah tidak
mencerminkan perlindungan pada pasar tradisional. Hal ini tercermin
dengan tidak dimasukkannya perlindungan pasar dalam negeri, pasar
tradisional salah satunya, dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah
(RPJM). Akibatnya, dari rencana anggaran yang diajukan pemerintah sampai
tahun 2006 tidak ada mata anggaran untuk perlindungan pasar dalam
negeri.
Menanggapi permintaan anggota Komisi VI, Dirjen Perdagangan
Dalam Negeri Ardiansyah Parman mengatakan kewenangan memberikan
izin lokasi hypermarket ada di pemerintah daerah, sehingga pihaknya tidak
bisa berbuat banyak. Departemen Perdagangan hanya memberikan izin
operasi.
Sebelum izin operasi dikeluarkan, ijin lokasi harus sudah disetujui
oleh pemerintah daerah. Ada kewajiban menyusun Amdal, apakah
pendirian hypermarket akan mengangu sektor ekonomi, kata dia.
Menanggapi aspirasi ini, Ardiansyah mengatakan pihaknya akan
mengajukan peraturan presiden untuk mengatur pasar modern, sehingga
instansi terkait secara bersama mempunyai tugas dan fungsi dalam
penataan pasar. Namun, izin lokasi tetap di tangan pemerintah daerah.
Karena yang punya lokasi dan yang menentukan rencana tata ruang itu
Pemda.
Sumber:
http://www.tempointeraktif.com

Tugas
Bacalah artikel di atas, kemudian jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut
ini!

Apakah di daerah/ kota tempat tinggal kalian juga marak dengan


pembangunan mall dan supermarket?
Apakah kalian juga berbelanja di mall atau supermarket tersebut
bersama dengan orang tua? Jelaskan alasan-alasannya!

E. Arah Perubahan Sosial Budaya


Dalam mempelajari perubahan sosial budaya perlu dilihat ke
arah mana bergeraknya. Perubahan dalam suatu masyarakat
biasanya bergerak dengan arah menuju pada sesuatu yang baru,
dengan meninggalkan faktor-faktor yang diubah. Arah perubahan
sosial budaya dapat menuju pada hal yang benar-benar baru dan
ada pula yang menuju pada sesuatu yang sudah pernah ada di
masa lampau. Yang dimaksudkan orientasi atau arah perubahan di
sini meliputi beberapa orientasi, antara lain:
1. perubahan dengan orientasi pada upaya meninggalkan faktorfaktor atau unsur-unsur kehidupan sosial yang mesti ditinggalkan atau
diubah,
2. perubahan dengan orientasi pada suatu bentuk atau unsur yang
memang bentuk atau unsur baru,
3. suatu perubahan yang berorientasi pada bentuk, unsur, atau
nilai yang telah eksis atau ada pada masa lampau.
Dalam memantapkan orientasi suatu proses perubahan, ada
beberapa faktor yang memberikan kekuatan pada gerak perubahan
tersebut, yang antara lain adalah sebagai berikut:
1. suatu sikap, baik skala individu maupun skala kelompok, yang
mampu menghargai karya pihak lain, tanpa dilihat dari skala
besar atau kecilnya produktivitas kerja itu sendiri

2. adanya

kemampuan

untuk

mentolerir

adanya

sejumlah

penyimpangan dari bentuk-bentuk atau unsur-unsur rutinitas,


sebab pada hakekatnya salah satu pendorong perubahan adanya
individu-individu yang menyimpang dari hal-hal yang rutin.
Memang salah satu ciri yang hakiki dari makhluk yang disebut
manusia itu adalah sebagai makhluk yang disebut homo deviant,
yaitu makhluk yang suka menyimpang dari unsur-unsur rutinitas
3. mengokohkan suatu kebiasaan atau sikap mental yang mampu
memberikan

penghargaan

(reward)

kepada

pihak

lain

(individual, kelompok) yang berprestasi dalam berinovasi, baik


dalam bidang sosial, ekonomi, dan iptek
4. adanya atau tersedianya fasilitas dan pelayanan pendidikan dan
pelatihan yang memiliki spesifikasi dan kualifikasi progresif,
demokratis,

dan

terbuka

bagi

semua

fihak

yang

membutuhkannya.
Gambar 5.8: Masyarakat Suku Dani di Pedalaman Irian Jaya lambat laun
mulai
mengalami perubahan dalam tata cara berpakaian. Sumber:
www.kompas.com (BARU)

F. Tipe-Tipe Perilaku Masyarakat Dalam Menyikapi Perubahan


Setiap kehadiran sesuatu hal yang baru di tengah-tengah
masyarakat, secara langsung maupun tidak langsung membawa
pengaruh terhadap kehidupan manusia, begitu pula halnya dengan
perubahan sosial-budaya yang terus terjadi dalam masyarakat
Indonesia. Dalam beberapa segi kehidupan, ada yang berjalan
cepat dan tidak terkendali. Perubahan sosial-budaya itu bukan
hanya

bagian

dari

usaha

manusia

untuk

terus-menerus

meningkatkan kualitas hidup (faktor internal), tetapi juga sebagai


akibat dari proses modernisasi dan globalisasi (faktor eksternal).

Menurut Prof.

Dr.

Sunyoto

Usman, perubahan sosial

ditanggapi bermacam-macam oleh masyarakat. Bentuk-bentuk pola


perilaku masyarakat tersebut, antara lain:
a.

Sebagian

kalangan

bekerja

keras

mengejar ketertinggalan dan selalu berupaya meningkatkan


kemampuan yang dimiliki agar tetap relevan dengan tuntutan
dan perkembangan.
Pandangan mereka terbingkai dalam keyakinan bahwa apabila
tidak

mau

mengikuti

tuntutan

perubahan,

maka

akan

ketinggalan zaman. Mereka selalu medambakan kehadiran


kehidupan yang lebih sejahtera, pemikiran yang lebih cerdas,
pelayanan yang lebih berkualitas, pengelolaan organisasi yang
lebih rapi, tata pemerintahan yang lebih demokratis, dan
sebagainya.
Gambar 5.9: Sesuai dengan perkembangan zaman, saat ini telah banyak
sekolah-sekolah
yang menggunakan LCD dalam proses belajar mengajar di kelas
Keterangan: sudah ada

b.

Sebagian kalangan yang lain seakanakan hanya berjalan di tempat, terutama sebagai akibat dari
keterbatasan akses terhadap berbagai bentuk fasilitas organisasi
dan finansial.
Mereka sesungguhnya memiliki kemauan dan semangat untuk
maju, tetapi terbelenggu oleh sistem sosial yang berkembang
dalam masyarakat. Mereka terpinggirkan, dan hampir tidak
memiliki peluang untuk berubah. Kondisi mereka semakin
runyam ketika kalangan yang memiliki akses terhadap fasilitas
organisasi

dan

finansial

tersebut

melakukan

manipulasi,

monopoli, menutup diri dan hanya mengutamakan kemajuan dan


kepentingan kalangannya sendiri (self reproduction class).

Gambar 5.10: Warung angkringan (di Solo dan Yogyakarta), tetap menjadi
tempat makan
primadona bagi golongan menengah ke bawah di tengah
maraknya caf dan restoran
Keterangan: sudah ada

c.

Sebagian

kalangan

yang

lain

justru

melakukan perlawanan terhadap perubahan sosial, terutama


yang

terjadi

bersamaan

dengan

ekspansi

dan

intervensi

kekuatan luar (asing) dalam bentuk kapitalisme bengis yang


menciptakan
ekspansi

dan

ketergantungan.
intervensi

Mereka

semacam

itu

merasakan
dapat

bahwa

melahirkan

hedonisme dan konsumerisme yang bisa merusak sendi-sendi


ekonomi, kedaulatan politik dan kepribadian bangsa ini. Karena
itu harus dilawan.
Dalam konteks ini harus dibedakan antara perlawanan dan
kekerasan, karena tidak selamanya perlawanan itu mereka
lakukan melalui kekerasan. Kekerasan memang bisa merusak
tatanan yang sudah mapan.
Gambar 5.11: Rapat konsolidasi sebelum melakukan unjuk rasa yang
dilakukan Badan
Eksekutif Mahasiswa (BEM) menentang kebijakan impor beras
Keterangan: sudah ada

Tugas
Setelah mengetahui tipe-tipe perilaku masyarakat dalam menyikapi
perubahan, tergolong dalam tipe manakah dirimu dalam menyikapi
perubahan? Uraikan alasanmu. Kemukakan pendapatmu di depan
kelas!

TOKOH : Koentjaraningrat
Beliau adalah guru besar dalam Ilmu Antropologi pada UI, UGM,
Perguruan Tinggi Hukum Militer, dan Perguruan Tinggi Ilmu
Kepolisian. Pada tahun 1985, mendapat Felloship dari Woodrow
Wilson International Center for Scholars, Washington D.C dan
dalam tahun 1987 mendapat fellowship dari NIAS, Wassenaar,
Negeri Belanda. Karyanya sampai sekarang meliputi 80 buah

karangan yang diterbitkan dalam majalah-majalah ilmiah di


dalam maupun di liar negeri, 22 buah buku dan beberapa buah
karangan popular untuk surat kabar.
Sumber: Pokok-pokok Antropologi Sosial

INFO SOSIAL

Dakwah Bil-hal Pada Masyarakat Suku Terasing

Sebagai salah satu gerakan perubahan sosial, dakwah pada prinsipnya tidak
melulu menangani masalah ceramah agama lewat mimbar atau pidato di depan
audiennya. Lebih dari itu, ruang lingkup dakwah yang luas, telah membuka akses
dan peluang yang besar untuk membangun dan memberdayakan masyarakat
melalui karya nyata dalam gerakan dakwah sosial, yang disebut pula dengan istilah
dakwah bil-hal.
Salah satu sasaran dari kegiatan dakwah sosial adalah dakwah terhadap
masyarakat suku terasing. Sebagai madu (objek) dakwah, masyarakat suku
terasing merupakan salah satu dari kelompok masyarakat marginal. Dalam hal ini,
masyarakat yang secara sosiologis dikatakan sebagai masyarakat yang
terpinggirkan dari kehidupan perkotaan atau kehidupan perdesaan. Akibat dari
akselerasinya kebijakan pembangunan baik secara kultural maupun struktural,
terpinggirkan dalam proses akumulasi modal, akses dan segala kemajuan
peradaban manusia modern. Di samping tingkat pemahaman, sikap dan persepsi
tentang keagamaannya yang relatif masih rendah.
Masyarakat suku terasing adalah masyarakat yang terisolasi dan memiliki
kemampuan terbatas untuk berkomunikasi dengan masyarakat lain yang lebih
maju. Mereka terkebelakang dan tertinggal dalam pengembangan kehidupan
ekonomi, politik, sosial-budaya, keagamaan dan ideologi (Departemen Sosial,
1989). Mereka dikatakan pula sebagai masyarakat yang keadaan sosial, ekonomi
dan peradabannya masih tergolong sederhana. Biasanya mereka hidup di daerah
sekitar pegunungan, di lereng bukit, di pedalaman hutan serta pantai dengan
kondisi yang sulit dan berat. Akibatnya, mereka tidak bisa mengakses kemajuan
kehidupan sebagaimana yang dirasakan oleh masyarakat lain (Departemen Agama,
1979). Berdasarkan pengertian tersebut, ada sejumlah ciri yang bisa diidentifikasi
dari masyarakat suku terasing dimaksud. Antara lain; (1) lokasi yang menjadi
tempat tinggal mereka terpencil atau terisolir sehingga sulit untuk dijangkau, (2)
terbatasnya komunikasi atau hubungan dengan kelompok masyarakat yang lain,
(3) terbatasnya akses dan kemajuan pembangunan yang bisa mereka nikmati, (4)
tingkat kehidupan sosial dan ekonomi yang masih rendah, (5) tingkat pemahaman,
sikap dan persepsi tentang keagamaan masih relatif rendah.
Di Kalimantan Selatan sedikitnya terdapat sekitar 32.506 jiwa atau 7.724
kepala keluarga hidup terasing. Mereka tersebar di sepuluh daerah, yakni
Kabupaten Banjar, Tapin, Hulu Sungai Selatan, Hulu Sungai Tengah, Hulu Sungai
Utara, Balangan, Tabalong, Tanah Laut, Kotabaru dan Tanah Bumbu. Keterasingan
hidup masyarakat terpencil tersebut disertai tiga permasalahan utama, yakni
perambahan hutan, sosial budaya dan pemilikan tanah. Ditambah kondisi
kesehatan yang masih tradisional, tingkat pendidikan yang rendah, tingkat buta

huruf yang tinggi, kekurangan gizi, tempat tinggal tak layak, lingkungan tidak
sehat, kurangnya komunikasi dan kurangnya interaksi sosial dengan masyarakat
lain, serta lemahnya tingkat pemahaman, penghayatan dan kehidupan keagamaan.
Strategi Dakwah Sosial
Strategi dakwah sosial yang dapat diterapkan dalam rangka pembangunan
masyarakat suku terasing ini antara lain, (1) Keterlibatan dai secara langsung
dalam pengentasan kemiskinan, keterbelakangan dan pencarian solusi dari
serbaneka persoalan kehidupan yang mereka hadapi, (2) Manajemen
pembangunan masyarakat yang baik dan teratur dalam rangka perekayasaan
sosial dan pemberdayaan masyarakat menuju kehidupan yang lebih baik,
peningkatan kualitas SDM, pranata sosial keagamaan serta menumbuhkan
pengembangan perekonomian dan kesejahteraan masyarakat, (3) Peningkatan
sosial budaya masyarakat melalui upaya pentransformasian dan pelembagaan
nilai-nilai Ajaran Islam dalam realitas kehidupan masyarakat luas seperti kegiatan
humaniora, seni budaya, penggalangan ukhuwah islamiyah, pemeliharaan
lingkungan, kesehatan dan lain-lain, (4) Program jaring pengaman sosial (social
safety net) yang lebih menyentuh persoalan kebutuhan primer dan berorientasi
pada kesetiakawanan serta kepedulian sosial, (5) Pemberdayaan (empowerment)
fungsi dan kerjasama institusi sosial yang memiliki visi, misi dan tugas yang sama
dalam menangani problem sosial kehidupan masyarakat, (6) Upaya kondisioning
dalam pemahaman, sikap dan persepsi tentang keberagamaan dan pembangunan
manusia seutuhnya, (7) Membentuk jaringan kerja sama yang terkoordinasi secara
baik sehingga tumpang tindih program dapat dihindari, efisiensi waktu, hemat
tenaga dan biaya yang dikeluarkan.
Kesimpulannya; adanya sinergi, kerjasama dan pemahaman yang baik
terhadap pola kerja dakwah sosial dalam dimensi lintas sektoral (seluruh bidang
kehidupan), akan memberikan andil yang signifikan guna mengembangkan dan
memberdayakan kehidupan masyarakat suku terasing serta mengangkat derajat
kesejahteraan hidup mereka ke arah yang lebih baik.
Oleh: Zulfa Jamalie
Sumber:
http://www.indomedia.com
Tugas
Bacalah dengan seksama artikel di atas, kemudian diskusikanlah secara
berkelompok pertanyaan berikut ini!
1.
Apakah di lingkungan tempat tinggal kalian juga terdapat
Suku Terasing seperti dijelaskan dalam artikel di atas? Sebutkan!
2.
Untuk memperkaya wawasan kalian, carilah artikel sejenis
dari berbagai sumber belajar yang menggambarkan tentang perubahan sosial
budaya yang dialami beberapa Suku Terasing yang ada di Indonesia!
============================

Istilah Penting
akses
finansial
hedonisme

intervensi
monopoli
komunitas
social change
modern
cultural change

Rangkuman
1. Perubahan sosial budaya adalah perubahan yang terjadi dalam
sistem ide, nilai, norma, perilaku, bahasa, teknologi, dan
kebudayaan material lainnya. Perubahan salah satu unsur
kebudayaan tersebut akan mendorong timbulnya perubahan unsur
lain
2. Pola perilaku yang ditampilkan masyarakat dalam perubahan sosial
budaya berbeda-beda. Ada yang bekerja keras mengejar
ketertinggalan, ada yang berjalan di tempat, bahkan ada yang
melakukan perlawanan

Anda mungkin juga menyukai