Anda di halaman 1dari 2

MANAJEMEN FASILITAS & KESELAMATAN

MFK 1
Peraturan tentang fasilitas rumah sakit:
Persyaratan gedung (regulasi khusus untuk gedung tinggi)
Fasilitas pendukung lainnya (listrik,air, pemadaman kebakaran, evakuasi)
Fasilitas di dlm RS (lift, genset, dll)
MFK 2
Rencana tertulis bentuk jadinya adalah program, maka kita harus bikin maksud dan tujuan MFK 2 (8
point). Buat program MFK: Mengumpulkan peraturan perundangan berkaitan dengan fasilitas.
MFK 3
Ada program untuk memonitor semua aspek dari program manajemen risiko fasilitas/ lingkungan
terjemahannya salahharusnya there is a program to monitor all aspects of the facility/environment
management program.
MFK 4
Judul program MFK: program monitoring area berisiko tinggitugasnya sekuriti; program pengawasan
keamanan, contoh program patroli sekuriti rutin, CCTV. Lihat tempat monitor CCTV ada orang/tidak?kalo
tidak ada lebih baik tidak pasang CCTV. Lihat lama penyimpanan bisa berapa lama kapasitasnya?fungsi
paling penting dari CCTV adalah prevention; kita bisa lihat orang yang akan berbuat jahat. Bagaimana
caranya supaya semua orang teridentifikasi di RS? ID card, semua orang di rs harus punya, yang
terdaftar di kita. Untuk detailer, cara paling gampang buat kartu anggota yang berlaku setahun sekali.
Setiap datang tukar ktp dengan id card, dikasih waktu berapakali seminggu dia boleh datang. Untuk
ruangan khusus seperti tempat penyimpanan bayigunakan id card khusus, misalnya elektronik untuk
mencegah penculikan bayi.
JCI tidak peduli yang ada di rs siapa, yang penting dia harus menuruti peraturan yang ada di rs. Semua
orang harus diperlakukan sama. Gunanya id card ialah untuk memastikan orang yang ke rs kita
teridentifikasi dengan benar.
Program berikutnya: inspeksi fasilitas fisik; gedung dengan perabotannya. Ini tanggung jawab bagian
maintenance; jadwal pemeliharaan, bukti pemeriksaan fasilitas fisik terkini.
RS biasanya anggaran untuk MFK paling besar; siapkan saja catatannya.
Anggaran pemeliharaan lift harus ada, system penanganan kebakaran: sprinkler, apar, dll harus ada
anggaran untuk pemeliharaan karena setiap tahun harus ganti. Kalau tidak diganti tidak lulus akreditasi.
RS mengidentifikasi bahan dan limbah berbahaya; konsekuensinya setiap lantai harus kita identifikasi
bahan b3 yang ada dan punya daftar bahan b3 yang ada dirawat inap semua kelas. Masing2 harus
punya daftar bahan berbahaya dan beracun. Tidak cukup, harus disertai dengan Material Safety Data
Sheet (MSDS). Yang disebut bahan berbahaya dan beracun: bayclin, alcohol, h2o2, klorhexidin, formalin,
ISS semua harus ada msds nya, cari di browsing atau dari brosur barangnya. Di farmasi bahan
berbahaya dan beracun ada digudangnya.
Penanganan, penyimpanan dan penggunaan yang aman ada di msds.
Bikin perencanaan kalau b3 tadi tumpah, buat system pelaporan insiden yang ada di PMKP. Buat SOP
penanganan tumbahan b3, selain itu kita harus punya satu alat yang disebut spill kit (alat untuk
menangani tumpahan bahan berbahaya dan beracun).
APD pada tumpahan b3 harus dibuat.
Setiap bahan b3 harus ada label b3;labelnya bagaimana? Browsing banyak diinternet, mengacu pada
msds lagi. Harus cetak stiker label b3 , alcohol diruangan pastikan ada label b3.

Tidak peduli siapapun yang kerja di Rs harus tau penanganan bahan berbahaya dan beracun; nanti saat
survey akan ditanya.
Yang harus dilakukan: identifikasi HVA (hazard vulnerability analysis) harus dibuat setiap tahunnya.
Ancaman; keracunan makanan, banjir, bom, angin tornado, dlldidapat dari hasil HVA.
Setahun sekali kita harus bikin disaster drill, bencana yang sesuai dengan HVA kita. Setiap uji coba pasti
ada masalah, bisa tidak direspon atau respon tidak sesuai dengan prosedur yang seharusnya.
Setiap akhir ujicoba harus diketahui oleh semua orang, nanti ada yang ditanya jawab oleh surveyor.
Yang paling bagus, siapkan smoke detector, jangan tunggu api keluar.
Seluruh area pasien, tempat kerja staf dimasukkan ke dalam program; seluruh area punya mekanisme
pencegahan kebakaran; smoke detector, sprinkler.
Kebakaran akan terjadi jika ada tiga unsur bersatu: panas, oksigen dan bahan yang mudah terbakar.
Maka seluruh mekanisme penahanan kebakaran bertumpu pada itu; kalo bisa area tidak terlalu panas,
oksigen jangan berlebihan; tidak ada bahan yang mudah terbakar. Struktur yang benar adalah antara
satu ruangan dan ruangan lain tertutup rapat sampai atas, jadi kebakaran tidak menyebar.
Asesmen risiko kebakaran ketika sedang ada pembangunan gedung ; sedapat mungkinjika lagi akreditasi
tidak sedang membangun karena asesmen risiko infeksi dan asesmen risiko kebakaranbanyak yang
tidak memenuhi syarat.
Containment asap: kompartemen agar kebakaran yang terjadi tidak menyebar ke ruangan lain.
Apakah rs harus punya rem/jalur perosotan? Tidak wajib. Mahal dan spacenya besar. jalur evakuasi pakai
lift bencana. Jika kebakaran terjadi di ram, ram tidak bisa dipakai, jadi yang penting bukan ram nya tapi
jalur evakuasinya. Bisa lewat tangga darurat; harus ada minimal 2; kiri kanan/ depan belakang.
Pintu area penting pasien harus ada pintu alternative; ugd, ruang rawat.
Pintu darurat harusnya tidak bisa dibuka dari luar tujuannya agar orang tidak bisa masuk ke dalam lagi,
dan mencegah orang bingung salah arah. Syarat pintu darurat lain adalah harus tahan api, tidak semua
pintu besi tahan api; ada tulisannya fire resistant.
Harus diinspeksi, dipelihara dan ditest; smoke detector: lihat lampunya berkedip?
Harus ada pelatihan penanganan kebakaran.
Kalau penanganan bencana tidak bicara semua staf; kalo kebakaran semua staf harus dilatih minimal
setahun sekali.

Anda mungkin juga menyukai