Anda di halaman 1dari 4

Manifestasi Gagal Jantung Kiri

Gagal jantung kiri terjadi bila curah (output) ventrikel kiri kurang dari volume total darah
yang diterima dari jantung kanan melalui sirkulasi pulmoner. Akibatnya terjadi bendungan di
sirkulasi paru, dan tekanan darah sitemik turun.
Dispnea terlihat bila cadangan jantung berlebihan. Pada saat cairan mulai mengumpul dalam
kapiler pulmonal, pembentukan edema interstitial menyebabkan defek pada oksigenasi.
Saturasi oksigen darah menurun, menyebabkan kemoreseptor merangsang pusat pernapasan.
Pada awalnya frekuensi pernapasan meningkat selama latihan dan selanjutnya bahkan pada
saat istirahat. Napas pendek pada aktivitas fisik (dispnea pada aktivitas fisik) adalah gejala
umum dan relatif dini. Individu ini dapat mengeluh sesak napas bila berjalan atau setelah
makan banyak.
Ketidakmampuan bernapas dalam posisi telentang disebut ortopnea. Edema pulmonal
interstisial dan alveolar mungkin ada setiap waktu. Posisi duduk tegak dipilih sehingga cairan
turun ke dasar paru, yang membuat bernapas lebih mudah.
Dispnea nokturnal paroksismal mengacu pada awitan episode akut dispnea malam hari.
Penyebab kondisi ini tidak diketahui, tetapi dianggap akibat dari perbaikan kinerja jantung
pada malam hari selama posisi terlentang. Ini menyebabkan peningkatan reabsorpsi cairan
yang telah terakumulasi dalam setengah bagian tubuh bawah ke dalam vena sistemik, dimana
cairan ini dikembalikan ke jantung. Peningkatan cairan yang kembali membebani ventrikel
kiri, menyebabkan kongesti pulmonal akut sampai individu ini mengambil posisi ortopneik
(duduk)
Asma kardial (asma jantung) merupakan istilah yang telah digunakan untuk menggambarkan
mengi karena spasme bronkus yang diakibatkan oleh gagal jantung. Bronkiolus dapat

bereaksi terhadap peningkatan cairan dalam alveoli, berkonstriksi, dan menghasilkan


karakteristik mengi.
Edema pulmonal adalah kondisi akut yang dapat diakibatkan oleh permeabilitas membraan
alveolo-kapiler yang tidak normal. Tanda dan gejala edema pulmonal adalah dispnea akut,
pernapasan tersengal-sengal, ansietas berat, nadi lemah dan cepat, peningkatan tekanan vena,
dan penurunan keluaran urine, kulit dingin dan lembab, kebiruan atau sianotik, batuk disertai
dengan dahak putih, bercak merah muda, atau mungkin ada sputum berdarah.banyak
serangan secara bertahap berkurang dalam 1 sampai 3 jam, biasanya berkurang dengan
pengobatan, tetapi dapat berjalan dengan cepat menjadi syok dan kematian.
Manifestasi Gagal Jantung Kanan
Gagal jantung kanan terjadi bila curah ventrikel kanan kurang dari masukan dari sirkulasi
vena sistemik. Sebagai akibatnya, sirkulasi vena sistemik terbendung, dan curah ke paru-paru
menurun.
Tanda dan gejala dari gagal jantung kanan dikarakteristikkan oleh edema dependen dan
pitting yang dapat dilihat pada sternum atau sakrum pada individu yang berbaring, serta pada
kaki dan tungkai individu yang duduk. Pembesarna limpa dan hati dapat menyebabkan
tekanan pada organ sekitar, keterlibatan pernapasan, dan disfungsi organ. Ikterik dan masalah
koagulasi dapat terjadi pada gagal jantung kanan tidak terdekompensasi, lama, dan berat.
Asites juga terjadi bila gagal jantung kanan berat dan dapat menyebabkan testriksi
pernapasan dan tekanan abdomen. Efusi pleural juga dapat terlihat karena peningkatan
tekanan kapiler. Distensi vena jugularis terjadi dan dapat diukur di tempat tidur. Pada gagal
jantung murni yang tidak dicetuskan oleh gagal jantung kiri, gejalanpulmonal minimal
sampai tidak ada. Edema perifer mungkin masif dan secara bertahap mempengaruhi
kebanyakan jaringan tubuh, suatu kondisi yang disebut anasarka.

TATALAKSANA MITRAL STENOSIS


Prinsip Umum. Stenosis mitral merupakan kelainan mekanik, oleh karena itu obat bersifat
suportif atau simtomatik terhadap gangguan fungsional jantung, atau pencegahan terhadap
infeksi. Beberapa obat-obatan seperti antibiotik golongan penisilin, eritromisin, sulfa,
sefalosporin untuk demam reumatik atau pencegahan ekdokarditis sering dipakai. Obat-obat
inotropik negatif seperti B-blocker atau Ca-blocker, dapat memberi manfaat pada pasien
dengan irama sinus yang memberi keluhan pada saat frekuensi jantung meningkat seperti
pada latihan. Retriksi garam atau pemberian diuretik secara intermiten bermanfaat jika
terdapat bukti adanya kongesti vaskular paru. Pada stenosis mitral dengan irama sinus,
digitalis tidak bermanfaat, kecuali terdapat disfungsi ventrikel baik kiri atau kanan. Latihan
fisik tidak dianjurkan, kecuali ringan hanya untuk menjaga kebugaran, karena latihan akan
meningkatkan frekuensi jantung dan memperpendek fase diastole dan seterusnya akan
meningkatkan gradient transmitral.
Fibrilasi atrium akan muncul akibat hemodinamik yang bermakna karena hilangnya
kontribusi atrium terhadap pengisian ventrikel serta frekuensi ventrikel yang cepat. Pada
keadaan ini pemakaian digitalis merupakan indikasi, dapat dikombinasikan dengan penyekat
beta atau antagonis kalsium. Penyekat beta atau anti aritmia juga dapat dipakai untuk
mengontrol frekuensi jantung, atau pada keadaan tertentu untuk mencegah terjadinya fibrilasi
atrial paroksismal. Bila perlu pada keadaan tertentu di mana terdapat gangguan hemodinamik
dapat dilakukan kardioversi elektrik, dengan pemberian heparin intravenous sebelum pada
saat ataupun sesudahnya.
Pencegahan embolisasi sistemik. Antikoagulan warfarin sebaiknya dipakai pada stenosis
mitral dengan fibrilasi atrium atau irama sinus dengan kecenderungan pembentukan trombus
untuk mencegah fenomena tromboemboli.
Valvotomi mitral perkutan dengan balon.

Intervensi bedah, reparasi atau ganti katup.


Kebanyakan pasien dengan stenosis mitral memiliki keluhan utama berupa sesak napas, juga
fatigue. Pada stenosis mitral yang bermakna dapat mengalami sesak pada akyivitas seharihari, paroksismal nokturnal dispnea, ortopnea atau edema paru yang tegas. Hal ini akan
dicetuskan oleh berbagai keadaan meningkatnya aliran darah melalui mitral atau menurunnya
waktu pengisian diastol, termausk latihan, emosi, infeksi respirasi, demam, aktivitas seksual,
kehamilan serta fibrilasi atrium dengan respon ventrikel cepat.
Tahapan lanjutan yang dapat dilakukan jika seorang pasien menolak dilakukan operasi dan
tidak mau meminum obatnya, maka edukasi tentang hal-hal yang dapat mencetuskan
peningkatan aliran darah melalui mitral atau menurunnya waktu pengisian diastol seperti
yang disebutkan diatas harus dihindari.

Anda mungkin juga menyukai