Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
option=com_content&view=article&id=200:zat-additif&catid=42:widyaiswara&Itemid=206
http://www.lpmpsulsel.net/v2/index.php?option=com_content&view=article&id=200:zat-additif&catid=42:widyaiswara&Itemid=206
http://www.lpmpsulsel.net/v2/index.php?option=com_content&view=article&id=200:zat-additif&catid=42:widyaiswara&Itemid=206
pada produk tekstil atau kertas, Contoh : allura red, sunset yellow, karamel,
dan lain sebagainya.
Penyedap rasa dan aroma, zat kimia yang ditambahkan pada bahan pangan
untuk menguatkan rasa dan meransang lidah dan hidung, Contihnya : kafein,
vetsin (MSG), asam tanin
Pemanis, Zat kimia pemanis untuk memberi rasa manis yang lebih kuat dari
gula(glukosa). Contoh : sakarin 50.000 kekuatan rasa manis relatif terhadap
gula putih.
Pengembangan adonan dan pengenyal (pemantap), Zat kimia yang
ditambahkan untuk memperbaiki tekstur makanan seperti lebih halus, lebih
kental, dan lebih padat/kenyal. Contoh : soda kue (natrium bikarbonat)
untuk mengembangkan adonan roti, kue.
Bahan pengatur keseimbangan asam/basa, bahan ini biasanya digunaka
untuk mengatur derajad keasaman/kebasahan bahan makanan. Contoh
kalium aluminium sulfat (tawas)
Penanbah gizi, zat kimia yang ditambahkan pada makanan untuk
meningkatkan atau mengembalikan mutu makanan karena zat gizinya rusak
pada waktu pengolahan. Contohnya : vitamin C, calsium, kalsiferol, yang
ditambahkan pada susu formula.
Surfaktan, zat kimia untuk memantapkan, mengenyalkan bahan pangan agar
tidak terurai dan teksturnya menjadi lebih halus. Contohnya : lesitin,
gliserin, gelatin, gum arab digunakan pada produk makanan campuran kue,
es krim.
2.10 Sekuestan atau pengikat logam , digunakan untuk mengikat unsur-unsur
logam . Contoh : Natrium sitrat, kalsium asetat, asam tartrat, digunakan pada
produk minyak salad dan ikan dalam kaleng.
Beberapa zat Additif yang dilarang penggunaannya karena mempunyai
dampak yang sangat berbahaya apabila digunakan atau digunakan tidak sesuai
dengan ambang batas yang diperbolehkan antara lain : boraks, formalin, methil
yellow dan rodamin-B, siklamat dan sakarin.
2. Uji Inderawi dan Kadaluarsa
Kriteria ang dapat digunakan untuk menentukan suatu makanan atau
minuman kemasan masih pantas dikonsumsi sulit ditentukan secara kutitatif.
Berbagai analisis laboratorium baik secara kimia, fisik, maupun mikrobiologi
dapat digunakan untuk menilai mutu suatu produk, tetapi acap kali sulit
diinterpretasi tanpa melibatkan uji organoleptik (uji inderawi)
Uji inderawi digunakan dengan menggukan panelis (pencicip yang telah
terlatih) untuk menilai mutu makanan dan minuman kemasan akibat pengaruh
daya simpan. Uji ini dianggap paling praktis dan lebih murah biayanya. Tetapi
ada juga kelemahannya. Misalnya, terdapatnya variasi produk dan variasi
kelompok-kelompok konsumen ynag mungkin tidak bisa terwakili oleh panelis.
Panelis yang berasal dari laboratorium sering bersikap lebih kritis dan mempunyai
kecendrungan untuk menilai lebih rendah terhadap suatu produk.
http://www.lpmpsulsel.net/v2/index.php?option=com_content&view=article&id=200:zat-additif&catid=42:widyaiswara&Itemid=206
http://www.lpmpsulsel.net/v2/index.php?option=com_content&view=article&id=200:zat-additif&catid=42:widyaiswara&Itemid=206
asap (32 %). Daging asap mengandung protein tinggi karena kadar airnya yang
sudah sangat berkurang.
Pemakaian Zat Additif secara berlebihan juga akan menyebabkan dampak
pada kesehatan manusia, apabila dalam pemakian tidak menurut aturan atau
memakai bahan tambahan makanan yang dilarang. Dampak yang ditimbulkan
tidak secara spontan memperlihatkan gejala sampai timbulnya penyakit, namun
dalam jangka waktu tertentu, karena pemakaian Zat Additif tersebut secara
akumulasi tersimpan dalm tubuh kita , tidak keluar dari tubuh.Misalnya :
Zat Pewarna
: allura red menyebabkan reaksi alergi pada pernapasan,
karaml menyebabkan sistem syaraf terganggu, tetrazin
menyebabkan asma
Penyedap Rasa :
Pemanis