Optik: Untuk meningkatkan ketajaman visual dengan mengganti jaringan host yang
buram atau terdistorsi oleh jaringan donor yang sehat. Indikasi yang paling umum
dalam kategori ini adalah keratopati bulosa pseudophakia, diikuti oleh keratokonus,
degenerasi kornea, keratoglobus dan distrofi, serta jaringan parut akibat keratitis dan
trauma.
Terapi: Untuk menghapus jaringan kornea meradang yang tidak responsif terhadap
pengobatan dengan antibiotik atau anti-viral.
Kosmetik: Untuk memperbaiki penampilan pasien dengan bekas luka kornea yang
telah diberi warna keputihan atau buram ke kornea.
dystrophies epitel dan stroma. Keuntungan dari teknik ini dibandingkan teknik ketebalan
penuh 'konvensional' adalah:
penggunaan obat, hampir tidak ada kemungkinan penolakan graft dan luka lebih aman.
Infeksi : karena kornea tidak memiliki pembuluh darah (dibutuhkan nutrisi dari
aqueous humor) penyembuhan jauh lebih lambat dari luka di kulit. Sementara luka
masih dalam proses penyembuhan, ada kemungkinan terinfeksi oleh berbagai
mikroorganisme.
Risiko
ini
diminimalkan
dengan
profilaksis
antibiotik
(menggunakan obat tetes mata antibiotik, bahkan ketika tidak ada infeksi).
Kegagalan graft : dapat terjadi setiap saat setelah kornea ditransplantasikan, bahkan
bertahun-tahun atau dekade kemudian. Penyebabnya bisa bermacam-macam,
meskipun biasanya akibat cedera atau penyakit baru. Pengobatan dapat berupa medis
atau bedah, tergantung pada kasus individu.