Anda di halaman 1dari 34

STRATEGI NASIONAL

SISTEM KESEHATAN JIWA

Direktur Jenderal Bina Upaya Kesehatan


Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
2015

STRATEGI PEMBANGUNAN
NORMA PEMBANGUNAN KABINET KERJA
Memulihkan dan menjaga
keseimbangan antarsektor,
antarwilayah dan antarkelompok
sosial dalam pembangunan

Membangun untuk manusia


dan masyarakat
Mewujudkan pertumbuhan
ekonomi, pembangunan
sosial dan pembangunan
ekologi yang berkelanjutan

Mewujudkan perekonomian yang


inklusif, berbasis ilmu pengetahuan
dan teknologi, dan keunggulan
sumber daya manusia

3 DIMENSI PEMBANGUNAN
DIMENSI
PEMBANGUNAN
MANUSIA

DIMENSI PEMBANGUNAN
SEKTOR UNGGULAN

Pendidikan

Kedaulatan Pangan

KESEHATAN
Perumahan
Kepastian dan
Penegakan Hukum

Kedaulatan Energi &


Ketenagalistrikan

DIMENSI PEMERATAAN
& KEWILAYAHAN
Antar kelompok
Pendapatan
Antar wilayah

Kemaritiman
Pariwisata dan Industri

KONDISI PERLU
Keamanan dan
Ketertiban

Politik &
Demokrasi

Tata Kelola & RB

QUICK WINS DAN PROGRAM LANJUTAN LAINNYA

PROGRAM INDONESIA SEHAT

Paradigma
Sehat
Program

Pengarusutamaan kesehatan
dalam pembangunan
Prom prev sebagai pilar utama
upaya kesehatan
Pemberdayaan masyarakat

Penguatan
Yankes
Program

Peningkatan Akses
Peningkatan Mutu
Regionalisasi Rujukan

Jaminan
Kesehatan
Program

Benefit
Sistem pembiayaan: asuransi azas
gotong royong
Kendali Mutu dan Kendali Biaya
Sasaran: PBI dan Non PBI

Indikator

Indikator

Kota Sehat
Kecamatan Sehat

Jumlah Kecamatan yang


memiliki minimal 1 Puskesmas
yang terakreditasi
Jumlah Kab/Kota yang memiliki
minimal 1 RSUD yang
terakreditasi

Tanda kepesertaan
KIS Kartu BPJS
Indikator:

Total coverage
3

MENGAPA PELAYANAN KESEHATAN PRIMER ?


1.
2.

Pelayanan primer merupakan tulang punggung pelayanan kesehatan


Upaya kesehatan masyarakat pada Pelayanan Kesehatan Primer, yang
menitikberatkan kegiatan Promosi dan Prevensi akan mendorong meningkatnya
peran serta dan kemandirian masyarakat dalam mengatasi berbagai faktor
resiko kesehatan.
3. Upaya Kesehatan Perorangan yang baik pada Pelayanan Kesehatan Primer, akan
mendukung pengurangan jumlah pasien yang perlu dirujuk dan mengurangi
masa rawat di Rumah Sakit
4. Pelayanan Kesehatan Primer akan mendukung pelaksanaan Jaminan Kesehatan
Nasional
5. Pelaksanaan Pelayanan kesehatan primer akan berbeda antar wilayah karena :
Kondisi geografis dan demografis
Kemampuan fiskal daerah dan individu
Status kesehatan masyarakat
Perhatian PEMDA pada pembangunan kesehatan di wilayahnya

PERAN PELAYANAN KESEHATAN PRIMER

DAMPAK

PROSES
STRATEGIS YG
HARUS
DILAKUKAN

1. TERWUJUDNYA MASYARAKAT PEDULI KESEHATAN JIWA


2. TERWUJUDNYA
PELAYANAN KESEHATAN
JIWA & NAPZA YANG
KOMPREHENSIF
4.TERWUJUDNYA
YANKESWA & NAPZA
DI TINGKAT PRIMER
& RUJUKAN

3. TERWUJUDNYA UPAYA
KESWA DAN NAPZA BERBASIS
MASYARAKAT

5. TERWUJUDNYA
YANKESWA & NAPZA DI %
LUAR SEKTOR KESEHATAN

6. TERWUJUDNYA
PROGRAM PROMOSI
DAN PREVENSI
KESWA DAN NAPZA

16. TERWUJUDNYA PENGANGGARAN BIDANG KESEHATAN JIWA & NAPZA

OUTCOME

KEUANGAN

PETA STRATEGI KESEHATAN JIWA 2014-2019

7. TERWUJUDNYA
INTEGRASI DAN
KERJASAMA KESWA DAN
NAPZA DALAM
PROGRAM LP/LS

8. ADVOKASI KESEHATAN JIWA & NAPZA

9. TERWUJUDNYA
PERENCANAAN
PROGRAM KESWA &
NAPZA YANG TERPADU

SUMBER DAYA
KESEHATAN

12. TERWUJUDNYA
DUKUNGAN KEBIJAKAN
DAN REGULASI
KESWA & NAPZA

10. TERWUJUDNYA
PENELITIAN DAN
EVALUASI KESWA DAN
NAPZA

13. TERWUJUDNYA SDM


KESWA & NAPZA YANG
KOMPETEN

11. TERWUJUDNYA SISTEM


INFORMASI KESWA &
NAPZA BERBASIS DATA DAN
PENGETAHUAN

14. TERWUJUDNYA
PERBEKALAN KESWA
SESUAI PEDOMAN

15.
TERWUJUDNYA
DATA KESWA &
NAPZA

Masalah Keswa di Pelayanan


Primer
World Health Organization (WHO) 24% pasien
di pelayanan primer memiliki diagnosis
gangguan jiwa.
Gangguan jiwa yang sering ditemukan:
DEPRESI, ANSIETAS DAN PENGGUNAAN NAPZA
baik sebagai diagnosis tersendiri maupun
KOMORBID dengan diagnosis FISIKNYA
(Integrating Mental Health into Primary Care,
2008)

Kesenjangan Pengobatan (Treatment Gap)


Gangguan Jiwa
Di negara-negara berkembang rendah-menengah
termasuk Indonesia, kesenjangan pengobatan
gangguan jiwa dapat mencapai >90% hal ini
berarti bahwa <10% orang dengan gangguan jiwa
diterapi di fasilitas kesehatan.

(Kohn, Saxena, Levav, Saraceno; 2004)

WHO Action Plan 2013- 2020:


Target: service coverage for
severe mental disorders ( pychosis,
bipolar-moderate-severe
depression) have increased by 20%
ASEAN Mental Health Taskforce
Psychosis treatment-rate
(facility-based) percentage
RPJMN 2015-2019
Persentase penderita gangguan
psikotik yang mendapat pelayanan
KESWA di fasyankes

Depresi, Psikosis termasuk Bipolar, Epilepsi/ Kejang,


Gangguan Perkembangan (anak dan remaja) , Gangguan
Tingkah laku (anak dan remaja), Demensia, Gangguan
penggunaan alkohol, Gangguan penggunaan zat , Suicide

7 Alasan Penting
Pelayanan Keswa di Pelayanan
Primer
1. Beban (burden) akibat gangguan jiwa sangat besar

2. Masalah kesehatan jiwa dan kesehatan fisik saling terkait dan


mempengaruhi
3. Kesenjangan pengobatan (treatment gap) pada masalah kesehatan
jiwa sangat besar
4. Pelayanan kesehatan jiwa di Puskesmas meningkatkan akses
masyarakat dalam mendapatkan kebutuhan akan pelayanan keswa
5. Pelayanan kesehatan jiwa di Puskesmas meningkatkan rasa
menghargai terhadap Hak Asasi Manusia
6. Pelayanan kesehatan jiwa di Puskesmas terjangkau secara ekonomi
oleh masyarakat
7. Pelayanan kesehatan jiwa di Puskesmas menghasilkan outcome
kesehatan secara umum yang lebih baik
World Health Organization (WHO) & World Organization of Family Doctors (Wonca):
Integrating Mental Health into Primary Care, 2008

SKN 2012 Perpres


72/2012

PSIKOLOG?

PELAYANAN KESEHATAN
PRIMER

UKM

UKP

Peningkatan dan Pencegahan


1.
2.
3.
4.

Pelayanan peningkatan
Pelayanan pencegahan
Pengobatan
Pemulihan

Pengobatan dan pemulihan


1.
2.
3.
4.

Kelompok & Masyarakat

Pelayanan pengobatan
Pelayanan Pemulihan
Pelayanan peningkatan &
pencegahan
Gaya hidup sehat (healthy life style)
Perorangan & Keluarga

TITIK BERAT PELAYANAN PRIMER


UKM dan tidak ada pelayanan spesialistik
11

LAYANAN KESEHATAN
DI PELAYANAN PRIMER
Permenkes No. 75 tahun 2014 tentang
puskesmas, layanan kesehatan di puskesmas :
Dalam melaksanakan tugas Puskesmas
menyelenggarakan fungsi:
a. penyelenggaraan UKM tingkat pertama di
wilayah kerjanya; dan
b. penyelenggaraan UKP tingkat pertama di
wilayah kerjanya.

PSIKOLOG?

UKM- KESWA
DI PELAYANAN PRIMER

UKM ESENSIAL

UKM PENGEMBANGAN

Pelayanan Promosi Kesehatan


Masyarakat
a. Penyuluhan Kesehatan Jiwa
dan NAPZA
b. Penyuluhan kesehatan jiwa
bagi ibu hamil dan
menyusui
c. Penyuluhan kesehatan jiwa
masyarakat dan NAPZA
pada populasi berIsiko
(LIFE CYCLE)

Pelayanan NAPZA :
Konseling Adiksi dan
Program Wajib Lapor
Pecandu Narkotika

PSIKOLOG?

Continuum of
Care

Lansia

Pelayanan bagi
anak SMP/A &
remaja

Pelayanan
bagi anak
SD

Pelayanan
bagi balita
Persalinan,
nifas &
Pemeriksaan neonatal
Kehamilan

Pelayanan
bagi bayi

Pelayanan
PUS & WUS

Konseling
Pranikah

Deteksi Dini
Keswa Ibu
Hamil
Stimulasi Janin
dalam
Kandungan

Deteksi dni
Keswa Bulin,
Bufas dan Buteki

Deteksi dini
keswa lansia
(demensia/
depresi, dll)

Keswa Renaja
Konseling: Adiksi
HV/AIDS
Life skill remaja
Mindfulness
Deteksi Dini
keswa anak usia
sekolah

Pemantauan
perkembangan
Deteksi Dini
Keswa Anak
Pola asuh dan
tumbuh kembang
anak
Deteksi dini pd
Kesehatan jiwa:
gg perkembangan
terintegrasi pada semua
anak

siklus hidup. kegiatan LP/LS


, semua Fasyankes

PSIKOLOG?

i.

UKP-KESWA
DI PELAYANAN PRIMER

Kasus medis yang dapat diselesaikan secara tuntas di


Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) sesuai
Permenkes No. 5 tahun 2014
155 Diagnosis ICD 10
Kompetensi 4A Standar Kompetensi Dokter Indonesia
Khusus Keswa Kompetensi 4A dan 3B ( Insomnia, Demensia,
Gangguan Campuran Ansietas dan Depresi, Gangguan Psikotik)

i.
ii.

Kasus medis yang membutuhkan penanganan awal sebelum


dilakukan rujukan;
Kasus medis rujuk balik (Surat Edaran Menkes No. 32 tahun
2014 ) DM, hipertensi, Jantung, Asma, PPOK, Epilepsi,
Skizofrenia, Sirosis Hepatis, stroke dan SLE

Permenkes No. 5 tahun 2014


tentang Panduan Praktek Klinis Bagi Dokter
155 Diagnosis ( ICD-10)

STANDAR KOMPETENSI DOKTER INDONESIA

(Perkonsil No 11 Tahun 2012)

Kompetensi
4A

Kompetensi
3A

Insomnia

Gangguan
Campuran Cemas
dan Depresi

Demensia

Gangguan Psikotik

16

SIAPA PELAKU PELAYANAN KESEHATAN JIWA DI LAYANAN PRIMER?


PERAN PSIKOLOG?

UU NO. 36 / 2014
TENTANG TENAGA KESEHATAN
Pasal 11 Tenaga Kesehatan dikelompokkan :

Tenaga Medis
TENAGA PSIKOLOGI KLINIS
Tenaga Keperawatan
Tenaga kebidanan
Tenaga kefarmasian
Tenaga kesehatan masyarakat
Tenaga kesehatan lingkungan
Tenaga gizi
Tenaga keterapian fisik
Tenaga keteknisian medis
Tenaga teknik biomedika
Tenaga kesehatan tradisional

UU NO.18 / 2014 TENTANG KESWA


SDM DI BIDANG KESWA
Pasal 37 (1) SDM Kesehatan Jiwa terdiri dari :
Tenaga kesehatan dengan kompetensi dibidang
kesehatan jiwa TERMASUK PSIKOLOG KLINIS
Tenaga profesional lainnya
Tenaga lain yang terlatih dibidang kesehatan jiwa

SDM KESEHATAN JIWA


DI INDONESIA
Tenaga kesehatan jiwa profesional: 1.07 per 100,000 populasi.
Psikiater: + 773 (0,32 per 100.000 populasi)
Psikolog klinis: 451 (0,15 per 100.000 populasi)
Perawat jiwa: 6.500 (2 per 100.000 populasi)
Distribusi tidak merata, hanya terdapat di kota besar.
% puskesmas dengan petugas yang pernah mengikuti
pelatihan kesehatan jiwa: baru 46.5% (Rifaskes 2011)
tahun dan jenis pelatihan?

KEBIJAKAN
PELAYANAN KESEHATAN PADA ERA JKN

PELAYANAN KESEHATAN PADA ERA JKN


Permenkes 71 tahun 2013 tentang
pelayanan kesehatan pada JKN
Penyelenggara pelayanan kesehatan
Fasilitas Kesehatan tingkat pertama (FKTP) dan
Fasilitas Kesehatan rujukan tingkat lanjutan
(FKTRL) .
Pelayanan kesehatan komprehensif pelayanan
kesehatan promotif, preventif, kuratif, rehabilitatif

PERAN FASKES TINGKAT PERTAMA


DI ERA JKN (1)

GATE KEEPER

Penyelenggara

pelayanan

kesehatan

dasar

yang

berperan sebagai kontak pertama dan penapis rujukan


sesuai dengan standar pelayanan
23

PERAN FASKES TINGKAT PERTAMA


DI ERA JKN (2)
Sehat (70%*)

Mengeluh Sakit (30%*)

FKTP
80 %
KIE, Self care
Promosi Kesehatan

FKRTL
20%

UKBM( Posyandu,
Posyandu Lansia, Posbindu
PTM, Polindes, Poskesdes,
Desa Siaga)
*Sumber : Susenas 2010

SEVERITY LEVEL
FKTP

II

60-80%

10-20%

FKRTL
10-20%
(SEKUNDER)
FKRTL
(TERTIER) 10-20%

III
10-20%

20-80% 10-20%
10-20%

20-80%

PELAYANAN KESEHATAN
DI FKTP
Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama
merupakan pelayanan kesehatan non
spesialistik yang meliputi:

administrasi pelayanan;
pelayanan promotif dan preventif;
pemeriksaan, pengobatan, dan konsultasi medis
tindakan medis non spesialistik, baik operatif
maupun non operatif;

PELAYANAN KESEHATAN
DI FKTP
a. kasus medis yang dapat diselesaikan secara tuntas di
Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama diatur dalam
Permenkes No.5 tahun 2014 tentang Panduan Praktik Klinik
bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan Primer

b. kasus medis yang membutuhkan penanganan awal


sebelum dilakukan rujukan;
c. kasus medis rujuk balik;
d. pemeriksaan, pengobatan, dan tindakan pelayanan
kesehatan gigi tingkat pertama;
e. pemeriksaan ibu hamil, nifas, ibu menyusui, bayi dan
anak balita oleh bidan atau dokter; dan rehabilitasi medik
dasar.

SEKILAS DANA KAPITASI


Dana Kapitasi : besaran pembayaran per-bulan yang
dibayar dimuka kepada FKTP berdasarkan jumlah
peserta yang terdaftar tanpa memperhitungkan jenis
dan jumlah pelayanan kesehatan yang diberikan.
FKTP didefinisikan sebagai fasilitas kesehatan yang
melakukan pelayanan kesehatan perorangan yang
bersifat non spesialistik untuk keperluan observasi,
diagnosis, perawatan, pengobatan dan atau pelayanan
kesehatan lainnya
Yang termasuk dalam kategori FKTP antara lain
puskesmas, klinik pratama dsb.

SEKILAS DANA KAPITASI


NORMA TARIF KAPITASI
Tarif Kapitasi Maksimal (Rp)
No

Norma Kapitasi
(Ketersediaan)

Klinik/RS Kelas D
Pratama/Klnik
Pratama

Puskesmas
6000

Tarif Kapitasi Maksimal (Rp)

5500

5000

4500

3500

3000

10.000

Dr.
Praktek

Drg.
Mandiri

8000

8000

2000

Dokter Umum
a. 1 org
b. Min. 2 org

Dokter Gigi

Bidan/Perawat

V
V

Lab. Sederhana

Apotek/Pelayana
n Obat

Perawat
Gigi

SEKILAS DANA KAPITASI


Mendapat
layanan primer
dr puskesmas
ketika sakit

peserta
Membayar iuran
bulanan

Membayar dana
kapitasi ke
puskesmas tiap
bulan

puskesmas
Mendapat
layanan rujukan
ke rumah sakit
bila diperlu

BPJS Kesehatan

= Alur dana
= Alur layanan

Membayar
klaim ke RS
sesuai tarif INACBGs

Rumah sakit

SEKILAS DANA KAPITASI


Peruntukan dana kapitasi :
Sekurang-kurangnya 60% untuk pembayaran
pelayanan jasa dan sisanya digunakan untuk
dukungan operasional layanan kesehatan di FKTP.
Layanan operasional dialokasikan untuk obat, alat
kesehatan, dan bahan medis habis pakai dan
kegiatan operasional pelayanan kesehatan lainnya.

SEKILAS DANA KAPITASI


Alur Penggunaan & Pertanggungjawaban Dana Kapitasi Pada Puskesmas Non-BLUD
BPJS Kesehatan
Membayar
dana kapitasi
per bulan ke
rekening
bendahara
Puskesmas

Puskesmas
Membuat
RKA
Puskesmas
Bulanan dan
disahkan
oleh Dinas
Kesehatan
Menggunaka
n dana
kapitasi
sesuai RKA
Membuat
LPJ
penggunaan
dana kapitasi
bulanan
kepada
Dinas
Kesehatan

Dinas
Kesehatan
Memverifika
si dan
persetujuan
LPJ
Puskesmas
Menyampaik
an SP3B
termasuk
sisa dana
kapitasi yang
belum
digunakan
oleh
puskesmas
pada tahun
anggaran
kepada PPKD

Dinas
Keuangan
Daerah
Memverifika
si dan
menyetujui
SP3B dari
Dinas
Kesehatan
Mencatatkan
penggunaan
dana kapitasi
sebagai PAD
sebagai
pendapatan
lain-lain

TERIMA KASIH

Strategi
Menurunkan Treatment Gap
3 (tiga) strategi dalam menurunkan treatment gap bagi
gangguan jiwa berdasarkan survei yang dilakukan pada WPA di
60 negara (2010):
1. meningkatkan jumlah psikiater dan profesional
kesehatan jiwa lainnya
2. meningkatkan keterlibatan penyedia layanan
kesehatan jiwa non-spesialis yang terlatih
dengan baik
3. keterlibatan aktif orang yang terkena dampak
gangguan jiwa secara langsung (ODMK dan
keluarga)
Patel V, et al. Reducing the treatment gap for mental
disorders: a WPA survey. World Psychiatry, 2010

STRATEGI PEMBANGUN KESWA


1. Integrasi upaya kesehatan jiwa di layanan kesehatan primer
penguatan tenaga kesehatan non-spesialis dan pemberdayaan
masyarakat penguatan UKJBM melalui desa siaga
bimbingan teknis dari tenaga kesehatan jiwa profesional dan
penguatan sistem rujukan
penguatan pembiayaan dan ketersediaan obat bagi layanan keswa

2. Penguatan koordinasi lintas program dan lintas sektor dalam


pembangunan kesehatan jiwa masyarakat -- Perpres?
3. Meningkatkan kerjasama dalam memenuhi kebutuhan akan
data/informasi/evaluasi keswamas.

Anda mungkin juga menyukai