Struktur Baja
dengan Metode
LR
F
II
PERENCAATAAAT
STRUKTUR BAJA
DENGAN METODE LRFD
(Sesuai SNI 03-1729-2002)
PERENCANAAN
STRUKTUR BAJA
DENGAIV
METODE
LRFD
Sesuai SNI 03-1729-2002)
AGUS SETIAWAN
.4$
PENERBIT ERLANGGA JI. H. Baping Raya No. 100 Ciracas, Jakarta 13740
9 8 6 5 4 3 2
PRAKATA
khususnya di Indonesia.
Semarang, November 2008
Agus Setiawan
DAFTAR ISI
Prakata
Daftar Isi
vii
B a b 1 P E N D A H U LUA N 1
1.1
1.2
1.3
1.4
1.5
1.6
Perencanaan Struktur 1
Behan 3
Konsep Dasar LRFD 5
Peluang Kegagalan
8
Indeks Keandalan 9
Desain LRFD Struktur Baja
11
25
B a b 3 B ATA N G TA R N 2 9
3.1
3.2
3.3
3.4
3.5
3.6
3.7
3.8
Pe n d a h u l u a n 2 9
Tahanan Nominal 31
Luas Netto 32
Efek Lubang BerselangSeling pada Luas Netto
Luas Netto Efektif36
Geser Blok (Block Shear)
41
Kelangsingan Struktur Tarik 44
Transfer Gaya Pada Sambungan
46
Soalsoal Latihan
47
33
viii
DAFTAR ISI
B a b 4 B ATAN G T E K A N 5 0
4.1
4.2
4.3
4.4
4.5
4.6
4.7
4.8
4.9
4.10
Pen da hu l ua n 5 0
Tekuk Elastik Euler 50
Kekuatan Kolom 51
Pengaruh Tegangan Sisa
52
Kurva Kekuatan Kolom Akibat Tegangan Sisa 52
Tahanan Tekan Nominal
56
Panjang Tekuk 57
Masalah Tekuk Lokal 61
Komponen Struktur Tekan Tersusun
61
Tekuk Torsi dan Tekuk Lentur Torsi
66
Soal-soal Latihan
79
5.1
5.2
5.3
5.4
5.5
5.6
5.7
5.8
Pendahuluan 81
Lentur Sederhana Profil Simetris
Perilaku Balok Terkekang Lateral
Desain Balok Terkekang Lateral 85
Lendutan Balok 88
Geser pada Penampang Gilas 91
Beban Terpusat Pada Balok
94
Teori Umum Lentur 99
Soal-soal Latihan 107
81
82
7. 1 Pen d a hu l ua n 1 3 7
7.2 Jen is-jenis Sambungan 138
7.3 Jenis-jenis Las 138
7.4 Pembatasan Ukuran Las Sudut 139
7.5 Luas Efektif Las 140
7.6 Tahanan Nominal Sambungan Las
7.7 Geser Eksentris-Metoda Elastik
7.8 Geser Eksentris-Metoda Plastis
7.9 Behan Eksentris Normal pada Bidang
Soal-soal Latihan 153
141
146
148
Las
152
127
DAFTAR ISI
8.1
8.2
8.3
8.4
8.5
Pendahuluan
156
Torsi Murni pada Penampang Homogen
Pusat Geser (Shear Center)
159
Tegangan Puntir Pada Profit I
165
Anatogi Torsi dengan Lentur
172
Soalsoal Latihan
176
156
178
210
216
B a b 11 B A L O K K O L O M 2 4 6
11.1 P end ah ul ua n 246
11.2 Persamaan Diferensial untuk Kombinasi Gaya Aksial dan Lentur
11.3 Faktor Perbesaran Momen
252
11.4 Desain LRFD Komponen Struktur BalokKolom
254
11.5 Perbesaran Momen untuk Struktur Tak Bergoyang
255
11.6 Perbesaran Momen untuk Struktur Bergoyang
255
11.7 Tekuk Lokal Web pada Komponen Struktur BalokKolom
Soalsoal Latihan
277
282
248
256
ix
DAFTAR ISI
12.3 Lebar
Efektif Balok
Komposit
284
12.4 Sistem
Pelaksanaan
Komponen
Struktur
Komposit
288
12.5 Kuat
Lentur
Nominal
292
12.6
Penghubung
Gescr
295
1
2
.
7
B
a
l
o
k
K
o
m
p
o
s
i
t
p
a
d
a
D
a
e
r
a
h
M
o
m
e
n
N
e
g
a
t
i
f
3
0
4
1
2
.
8
L
e
n
d
u
t
a
n
3
0
6
12.10 Kolom
Komposit
315
Soal
soal
Latihan
320
Bab 13
SAMBUNGA
N PADA
KONSTRUK
SI
BANGUNAN
GEDUNG
322
13.1
Sambungan
Balok Induk
dengan Balok
Anak
322
13.2
Sambungan
BalokKolom
324
13.3
Sambungan
BalokKolom
Diperkaku
325
13.4
Sambungan
Penahan
Momen
327
13.5
Sambungan
BalokKolom
dengan
Pengaku
329
Soal
soal
Latihan
332
LAMPIRAN
JAWABAN SOAL
SOAL
LATIHAN
DAFTAR
PUSTAKA
1NDEKS
Pendahuluan
TUJUAN PEMBELAJARAN
Sesudah mempelajari bab ini, rnahasiswa diharapkan dapat:
Mendefinisikan semua jenis beban yang bekerja pada suatu
struktur bangunan
Menyusun kombinasi pembebanan berdasarkan konsep LRFD
Pokok-pokok Pembahasan Bab
1.1 Perencanaan Struktur
1.2 Beban
1.3 Konsep Dasar LRFD
1.4 Peluang Kegagalan
1.5 Indeks Keandalan
1.6 Desain LRFD Struktur Baja
2 BAB 1 PENDAHULUAN
1.2 BEBAN
a.
4 BAB 1 PENDAHULUAN
Bahan Bangunan
Berat
Baja
Beton
Beton bertulang
Kayu (kelas I)
Pasir (kering udara)
7850 kg/m'
2200 kg/m'
2400 kg/m'
1000 kg/m3
1600 kg/m3
Komponen Gedung
Spcsi dart semen, per cm tehal
Dinding Bata merah 1/2 barn
Penutup asap genring
Penutup lantai ubin semen per cm tebal
21 kg/m2
250 kg/m=
50 kg/m'
24 kg/m'
b.
c.
6 B A B 1 PEN D A HU LU A N
x.
x = _______________________________________________________1.1
dengan x adalah nilai rerata, x, adalah data ke-i dan N
Ar 1
1.2
1fx
00<x<a
1.4
m
P(x)=
exp
427
2 1 a
dengan p(x) merupakan peluang terjadinya variabel x sebagai
fungsi dari nilai rerata in = x dan Standard Deviasi 6, dari
suatu data yang terdistribusi normal. Bentuk kurva PDF
tidak selalu terpusat pada sumbu koordinat namun tergantung dari perubahan m dan 6. Beberapa bentuk kurva PDF
untuk m dan 6 yang berbeda ditunjukkan dalam Gambar 1.3.
Selanjutnya
didefinisikan
pula
fungsi
distribusi
probabilitas, P(x) yang dirumuskan sebagai:
p(x) = f p(x)dx
1.5
x
Gambar 1.3 Kurva Fungsi Kerapatan Probabilitas
<x
< 00) =
p(x)dx =1
1.6
:\11
+
= Vin(1+ V2)
1.7
1.8
5.Faktor Bias
Faktor bias, X merupakan rasio antara nilai rerata dengan
nilai nominal.
A=
1.9
8 BAB 1 PENDAHULUAN
<
Q)
1.10
ft/r)
Vq)
Q , R
g(R,Q)
1.11
=R-Q
1.12
la
n :
an
an
ng
reV2
-
t
i
t
i
s
a
s
i
Jr
Sedangkan untuk
Q.
R dan Q
yang
1.14
1- 17,,
Vi?
V02
adalah
nilai rerata,
dengan R dan
a alah
dan dan
(7 () adalah
V R fungsi
koefisien variasi dari tahanan
beban, standar
serta F(deviasi,
) adalah
distribusi kumulatif. Fungsi distribusi kumulatif adalah integrasi
dari f(x) dengan batas integrasi adalah dari -00 hingga u dan akan
menghasilkan nilai peluang di mana x lebih kecil daripada u. Hasil
integrasi ini diperlihatkan dengan daerah yang berarsir dalam
Gambar 1.5.
1.5 INDEKS KEANDALAN
Alternatif lain yang lebih mudah untuk menentukan peluang
kegagalan adalah dengan menggunakan indeks keandalan (3.
Prosedur ini akan dibahas dengan menggunakan distribusi
lognormal sesuai persamaan 1.11, sebab distribusi lognormal akan
dapat menccrminkan distribusi aktual serta R dan Q secara lebih
akurat daripada distribusi normal. Selain itu, perhitungan secara
numerik untuk fungsi g(R,Q) akan lebih stabil dengan menggunakan
rasio R/Q daripada selisih R - Q.
0 0
10
BAB 1 PENDAHULUAN
f(g)
Daerah kegagalan
Luas daerah = pf
g = In(R Q)
- In[
Gambar 1.6 Indeks Keandalan p umiak R dan Q Lognormal.
g
Jika tahanan R dan beban Q keduanya terdistribusi lognormal serta tidak sating
terkorelasi,
maka nilai rerata dari
g(R,Q)
adalah:
1.14
g=In Q
serta standar
deyiasinya adalah:
V1/12 + V,2
1.15
dengan R dan Q
adalah
adalah
R dan
Dengan menyamakan /3.6 dengan
1.17
Hubungan antara p1 dcngan /3 dapat dihitung dengan menggunakan persamaan: p1 =
460.exp(-4,30)
in 460
Pf ,
10 ' < p f <10-9
atau
4,3
TABEL 1.3 HUBUNGAN ANTARA PELUANG KEGAGALAN DAN
INDEKS KEANDALAN
0
2,50
3,00
3,50
4,00
4,50
5,00
5,50
Pf
0,99E-02
1,15E-03
1,34E-04
1,56E-05
1,82E-06
2,12E-07
2,46E-08
P1
1,00E-02
1,00E-03
1,00E-04
1,00E-05
1,00E-06
1,00E-07
1,00E-08
2,50
3,03
3,57
4,10
4,64
5,17
5,71
1.16
1.18
1 . 6 D E S A I N L R F D S T R U K T U R B A J A 11
: Q = 4870 kN.m
: R = 7040 kN.m
aQ
CT = 1,05
= 415 kN.m
VR = 0,075
JAWAB:
Indeks keandalan, /3, dapat dihitung menggunakan persamaan 1.16,
terlebih dahulu harus
dihitung R dan V Q :
= XR.R = 1,05(7040) = 7390 kN.m
V = (7(2 = 415 =
0,085 Q Q 4870
Gunakan persamaan 1.16 :
3
I nR// Q
IV
in 739
+V
,9/4/ 870)
3,68
N10,075 +0,058
2
1.19
1.20.6
1.20.c
1.20.d
1.20.e
1.20.f
12
BAB 1 PENDAHULUAN
dengan:
1) adalah beban mad yang diakibatkan oleh berat konstruksi
permanen, termasuk dinding, lantai atap, plafon, partisi temp,
tangga dan peralatan layan temp
L
adalah beban hidup yang ditimbulkan oleh penggunaan gedung,
termasuk
kejut,
tetapi tidak termasuk beban lingkungan seperti angin, hujan, dan lain
lain
adalah beban hidup di atap yang ditimbulkan selama perawatan
oleh
pekerja,
peralatan,
dan material atau selama penggunaan biasa oleh orang dan benda
bergerak
H adalah beban hujan, tidak termasuk yang diakibatkan genangan
air
W adalah beban angin
E adalah beban gempa yang ditcntukan dad peraturan gempa y, =
0,5 bila L < 5 kPa, dan y , = 1 bila L > 5 kPa. Faktor beban
untuk L harus sama dengan 1,0 untuk garasi parkin, daerah
yang digunakan untuk pertemuan umum dan semua daerah
yang memikul beban hidup lehih besar dari 5 kPa.
TABEL 1.4 HUBUNGAN KOMBINASI BEBAN DENGAN INDEKS KEANDALAN
Indeks Keandalan, /3
3,0 untuk komponen struktur 4.5 untuk
sambungan
2.5 untuk komponen struktur 1,75 untuk
komponen struktur
n CONTOH 1.2:
Suatu struktur pclat lantai dipikul oleh balok dari profil WF
450.200.9.14 dengan jarak
antar balok adalah sebesar 2,5 m (as ke as). Behan mati pelat lantai
sebesar
2,5 kN/
m' dan beban hidup 4 kN/m2. Hitunglah beban terfaktor yang harus
dipikul oleh balok tersebut sesuai kombinasi I.RFD (SNI 03-1729-2002)!
JAWAB:
Tiap balok harus memikul berat sendiri ditambah beban dari pelat
selebar 2,5 m. D = 0,76 + 2,5(2,5) = 7,01 kN/m
L
= 2,5(4) = 10 kN/in
Karena hanya ada 2 jenis beban yakni beban mati dan beban hidup, maka
hanya perlu diperiksa terhadap kombinasi beban 1.1 dan 1.2 :
= 9,814
(1.20.a) U = 1,4D =
1,4(7,01)
(I.20.b) U = 1,2D +
1,6L +
ataukN/m
= 1,2(7,01) + 1,6(10) + 0,5(0) = 24,412
kN/m Jadi, beban terfaktor yang menentukan adalah
sebesar 24,412 kN/m.
n CONTOH 1.3:
1,6
13
W = 3(1) = 3 kN/m
Periksa terhadap kombinasi pembebanan 1.1 hingga 1.5:
(1.20.a) U = 1,4D = 1,4(6,66) = 9,324 kN/m
(1.20.b) U = 1,2D + 1,6L + 0,5(L atau H)
= 1,2(6,66) + 1,6(0) + 0,5(4,5) = 10,242 kN/m
(1.20.c) U = 1,2D + 1,6(L atau H) + (y 1 .L atau 0,8 W)
= 1,2(6,66) + 1,6(4,5) + 0,8(3) = 17,592 kN/m
(1.20.d) U = 1,2D + 1,3W + y,.L + 0,5(L atau H)
= 1,2(6,66) + 1,3(3) + 0 + 0,5(4,5) = 14,142 kN/m
( 1. 2 0 . e ) U = 0 , 9D + 1, 3 W
= 0,9(6,66) + 1,3(3) = 9,894 kN/m atau 2,094 kN/m
Jadi, beban terfaktor yang hams dipikul profil tersebut adalah
sebesar 17,592 kN/m
nCONTOH 1.4:
Sebuah kolom baja dari suatu struktur bangunan gedung, memikul
beban-beban aksial sebagai berikut: beban coati 85 ton, beban hidup
(far; atap 25 ton, beban hidup dari lantai bangunan 110 ton, beban
angin + 35 ton, beban gempa + 30 ton. Hitunglah beban desain
kolom sesuai kombinasi LRFD!
JAWAB:
Beban-beban yang harus dipikul profit tersebut adalah:
D = 85 ton W
= + 5 ton
L = 25 ton E
= + 30 ton
L = 110 ton
misalkan diambil yl =
0,5
Periksa terhadap kombinasi pembebanan 1.1
hingga 1.6:
(1.20.a) U = 1,4D = 1,4(85) = 119
ton
(1.20.b) U = 1,2D + 1,6L + 0,5L, +
= 1,2(85) + 1,6(110)
0,5(25) = 290,5 ton
(1.20.c) U = 1,2D + 1,6L, + 0,5/,
= 1,2(85) + 1,6(25) + 0,5(110) = 197 ton
( 1. 20. c ) U = 1, 2D + 1, 6L + 0, 8W
= 1,2(85) + 1,6(25) + 0,8(35) = 170 ton
(1.20.d) U = 1,2D + 1,3W + 0,5L + 0,5L,
= 1,2(85) + 1,3(35) + 0,5(110) + 0,5(25) = 215 ton
(1.20.e) U = 1,2D + 1,OF + 0,5L
= 1,2(85) 30 + 0,5(110) = 187 ton atau 127 ton
( 1. 20. f) U = 0, 9D 1, 3 W
= 0,9(85) 1,3(35) = 122 ton atau 31 ton
( 1. 20. f) U = 0, 9D + 1, OF
= 0,9(85) + 1,0(30) = 106,5 ton atau 46,5 ton
Jadi, beban terfaktor yang harus dipikul oleh kolom tersebut adalah
sebesar 290,5 ton.
Faktor Tahanan
14
BAB 1
d .
e .
f .
g .
PENDAHULUAN
0=
0
0
0
=
=
=
=
=
=
0=
0,9
0
0,8
5
0,6
0
0,8
5
0,9
0
0,7
5
0,9
0,7
5
2
Material Baja dan
Sifat-sifatnya
TUJUAN PEMBELAJARAN
16
17
800
Tegangan, MPa
18
100
80
500
regangan permanen sebesar 0,2% (0,002 inci/inci)
baja dengan f y = 345 MPa; tipikal untuk baja
dengan f < 450 MPa
tegangan leleh atas
40
Kemiringan
Baja BJ37
400
300
Esc
200
batas elastis
20
daerah plastis
100
Kemiringan E
0
0,005
0,010
Regangan e,
0,015
0,020
0,025
inci/inci
Gambar 2.4 Hubungan teganganregangan tipikal. (Sumber: Salmon & Johnson, Steel
Structures Design and Behavior, 4' ed.)
19
A
daerah
elastis
daerah
plastis
y u
2%
regangan
permanen
Gambar 2.6 Bagian Kurva Tegangan Regangan yang I)iperbesar
: batas elastis
,, 4 :
20
: tegangan putus
: regangan saat mulai terjadi efek strainhardening
(penguatan regangan) : regangan saat tercapainya
tegangan putus
Titiktitik penting ini membagi kurva teganganregangan
menjadi beberapa daerah sebagai berikut:
1.Daerah linear antara 0 dan f, dalam dacrah ini herlaku Hukum
Hooke, kemiringan dari bagian kurva yang lurus ini disebut
sebagai Modulus Elastisitas atau Modulus Young, Ef/E)
2.Daerah elastis antara 0 danf pada daerah ini jika beban
dihilangkan maka benda uji akan kembali ke bentuk semula
atau dikatakan bahwa benda uji tersebut masih bersifat
elastis
3.Daerah plastis yang dibatasi olch regangan antara 2% hingga
1,2-1,5%, pada bagian ini regangan mengalami kenaikan
akibat tegangan konstan sebesar Daerah ini dapat
menunjukkan pula tingkat daktilitas dari material baja
terse-but. Pada baja mutu tinggi terdapat pula daerah
plastis, namun pada dacrah ini tegangan masih mengalami
kenaikan. Karena itu baja jenis ini tidak mempunyai daerah
plastis yang benar-benar datar sehingga tak dapat dipakai
dalam analisa plastis
4.Daerah penguatan regangan (strainhardening) antara E, dan
Untuk regangan
lebih besar dari 15 hingga 20 kali regangan elastis
maksimum, tegangan kernbali mengalami kenaikan namun
dengan kemiringan yang lebih kecil daripada kemiringan
daerah elastis. Daerah ini dinamakan daerah penguatan
regangan
(strainhardening),
yang
berlanjut
hingga
mencapai tegangan putus. Kemiringan daerah ini dinamakan
modulus penguatan regangan (F,)
Dalam perencanaan struktur baja, SNI 03-1729-2002 mengambil
beberapa sifatsifat mekanik dari material baja yang sama yaitu:
Modulus Elastisitas, = 200.000 MPa
E
= 80.000 MPa
Modulus Geser, G
Angka poisson
= 0,30
Koefisien muai
= 12.10 - (1`'C
panjang, a
Sedangkan berdasarkan tegangan leleh dan tegangan putusnya,
SNI 03-1729-2002 mengklasifikasikan mutu dari material baja
menjadi 5 kelas mutu sebagai berikut:
TABEL 2.1 SIFATSIFAT MEKANIS BAJA STRUKTURAL
Jenis
Baja
Iii
BJ
BJ
BJ
BJ
34
37
41
50
55
Tegangan Putus
minimum, 4
(MPa)
340
370
410
500
550
Tegangan Leleh
minimum, f
(MPa)
210
240
250
290
410
Regangan
minimum
(%)
22
20
18
16
13
2.1
2 . 3 K E U L E TAN MATE R I A L
21
-200
-100
100
200
22
2.2
Dengan 6 i, a a, adalah
merupakan tegangan
tegangan
utama,
sedangkan
CT
adalah
< 1
tegangan efektif.
Dalam
banyak
perencanaan
struktur
2.3
+.,a 0- 02
2
2
2
+ 0-2
CT 10- 2
f2 fy2
2.4 fy
Titik leleh untuk kondisi geser murni, dapat ditentukan dari kurva
teganganregangan dengan beban geser, atau dengan menggunakan
persamaan 2.3. Geser murni terjadi pada bidang 45 dari bidang
utama, atau pada saat 6, = 6i, dan tegangan geser T = a,. Substitusikan G, 6 ke persamaan 2.3 sehingga diperoleh:
2
Atau:
T = _____f
Ni3
f2
= 0,6f
2.5
2.6
23
leh
an
an
)),
im
PY
ni
. r-
:y
2
h
it
3
24
400
200
1
800
600
1000
1,0
0,8
0,6
0,4
0,2
0
400
1200
2000
800
1600
Temperatur, F
1,0
io
o_
0. a)
cf)
1,0
o_
0,8
a- co - o o
co-te am
-0
4-
-c)
0_
o_ c E 1:7)
0,6
0 _ 0 , 8s) .
CZ
2E
cci
-5
0,4
co)
cl as co c
c co 0,2
2 a.) 2
E es) co CC CD Q.) 2
400
2000
800
1200
1600
Temperatur, F
(b)Efek Temperatur terhadap Tegangan Putus
0
0 200 1
1
0 400 600 801
0 1000
Temperatur, F
(c)Efek Temperatur terhadap Modulus
Elastisitas
Gambar 2.9 Eta Kenaikan Temperatur [el-ha-lap Sitar-sifat Mekanik
Material Baja. (Sumber: Salmon & Johnson, Steel Structures Design and
Behavior.
ak
na
25
a
C7
)
E (tegangan
putus)
r
t
Kemiringan
elastis
__________Daerah plastis
peningkatan
tegangan
leleh
akibat
penguatan
regangan
penguatan regangan
__ Regangan
Daerah elastis
Regangan permanen
ct,
peningkatan
akibat
penguatan
regangan
peningkatan
tegangan
akibat strain
aging
D
Regangan
Daktilitas setelah
penguatan regangan
dan strain aging
Faktor Pengaruh
Tcrnperatur
Tcgangan tarik
Ketebalan material
Kontinuitas 3
dimensi
Takikan
Kcccpatan
pembebanan
Pcrubahan laju
regangan
Las
Efek
Makin tinggi temperatur makin besar peluang
rerjadinya keruntuhan gctas
Keruntuhan gctas hanya dapat- terjadi
di bawah tegangan tarik
Makin tebal material baja, makin besar peluang
terjadinya keruntuhan gctas
Menimbulkan cfck tegangan multiaksial yang
cenderung mengekang proses lelch baja dan
meningkatkan kecenderungan terjadinya
keruntuhan
gems
Adanya
takikan
akan meningkatkan potensi
keruntuhan getas
Makin cepat kelajuan pembebanan, makin
besar Pula peluang terjadinya keruntuhan
getas
Naiknya
kelajuan tegangan akan
meningkatkan potensi keruntuhan gems
Retakan pada las akan dapat beraksi sebagai
suatu takikan
2 . 9 S O B E KA N L A M E L A R
27
)a
in
in
tit
,/transversal
Arah penggilingan
Z = Arah ketebalan
Gambar 2.12 Arah Gilas, Arah Transversal, dan Arah Ketebalan
28
3
Batang Tarik
TUJUAN PEMBELAJARAN
3.1 PENDAHULU AN
iiki
tn
,
an
ra
tl
1E
(a) pelat
(b) bulat pejal
(h) profil kanal ganda
(i) profil S
JL
L
(c) prof!! kanal
(g) profil WF
3 0 B A B 3 B A TA N G TA R I K
Gambar 3.3 Struktur Rangka Jembaran Kercta Api. (.Somber. Koleksi Pribadi)
3 . 2 TA H A N A N N O M I N A L 3 1
2 TAHANAN NOMINAL
Dalam menentukan tahanan nominal suatu batang tarik, harus diperiksa terhadap tiga macam
kondisi keruntuhan yang menentukan, yaitu:
a.leleh dari luas penampang kotor, di daerah yang jauh dari sambungan
b.fraktur dari luas penampang efektif pada daerah sambungan
c.geser blok pada sambungan
Menurut SNI 03-1729-2002 pasal 10.1 dinyatakan bahwa semua komponen struktur yang
memikul gaya tarik aksial terfaktor sebesar T, maka harus memenuhi:
< 0. T,
3.1
SNI 03-1729-2002 menggunakan notasi N. untuk menyatakan gaya tarik aksial ter faktor, namun dalam buku ini digunakan notasi T untuk membedakan dengan notasi
untuk gaya tekan aksial yang akan dibahas dalam bab selanjutnya. T adalah tahanan
nominal dari penampang yang ditentukan berdasarkan tiga macam kondisi keruntuhan
batang tarik seperti telah disebutkan sebelumnya.
Besarnya tahanan nominal, T, suatu batang tank untuk ripe keruntuhan leleh dan fraktur
ditentukan sebagai berikut:
udi
sa
g.
tk
T = AA .f f
ai
Dengan
3.2
Untuk batang tank yang mempunyai lubang, misalnya untuk penempatan baut, maka luas
penampangnya tereduksi, dan dinamakan luas netto (A). Lubang pada batang menimbulkan konsentrasi tegangan akibat beban kerja. Teori elastisitas menunjukkan bahwa
tegangan tank di sekitar lubang baut tersebut adalah sekitar 3 kali tegangan rerata pada
penampang netto. Namun saat serat dalam material mencapai regangan leleh
= fy/E,
tegangan menjadi konstan sebesar f, dengan deformasi yang masih berlanjut sehingga semua
serat dalam material mencapai e), atau lebih. Tegangan yang terkonsentrasi di sekitar lubang
tersebut menimbulkan fraktur pada sambungan.
0--
max
3f
rerata
3 2 B A B 3 B A TA N G TA R I K
ri
1 4
3.3
3 1 f
CONTOH 3.1:
Hitting luas netto, An dari batang tank berikut ini. Baut yang digunakan
berdiameter 19 mm. Lubang dibuat dengan metode punching.
Lubang baut
Pelat
019mm
6 x 100 mm
JAWAB:
Luas kotor,= 6 x 100 = 600
mm 2 Lebar lubang` = 19 + 2
= 21 mm
A = A ( lebar lubang x tebal pelat )
7
= 600 6(21) = 474 mm2 < 85%.A
510 mm2)
OK
3.4
33
3. 3
Lubang baut dapat diletakkan berselang-seling seperti dalam Gambar 3.5. Dalam SN1 03 1729-2002 pasal 10.2.1 diatur mengenai cara perhitungan luas netto penampang dengan
lubang yang diletakkan berselang-seling, dinyatakan bahwa luas netto hares dihitung
berdasarkan luas minimum antara potongan 1 dan potongan 2.
isi
lis
Ga mbar 3.5 Kerun tuhan P ot on gan 1 -1 c lan
ut
n-
lg
1 -
-is
in
,t,
ih
!zi
dl
An = A n.d.t
2:
An = A
4,'
t = Leh] penampang
d
= diameter lubang
n
= banyak lubang dalam satu potongan
s,u = jarak antar sumbu lubang pada arah sejajar dan tegak lurus sumbu komponen struktur
n CONTOH 3.2:
Tentukan A n ,,, ) minimum dari batang tank berikut ini, baut = 19 mm, tebal pelat 60 mm
JAWAB:
H 55
60
60
100
--e75
34
B A B 3 B A TA N G T AR I K
2
2
A n = 1 7 70 - 3 ( 2 1 ) ( 6 ) + 55 x 6 + 5 5 x 6 = 1 5 1 3 m m 2
4x60 4x100
Potongan ABC:
An = 1770-3(21)(6)+ 55 2 x 6 50 2 x 6 = 1505,125 mm 2
4x60 4x100
Periksa terhadap syarat A < 0,85.Ag
0,85.A = 0,85(1770) = 1504,5 mm 2
Jadi A minimum adalah 1504,5 mm 2 .
Jika sambungan yang diletakkan berselang-seling tersebut dijumpai pada
sebuah profil
siku, kanal atau WF, maka penentuan nilai u dapat dilakukan
sebagai berikut:
O
g, + 92 -
c. Frotil W
CONTOH
3.3:
0
An =
0
0
35
Hitung A, minimum dari batang tarik berikut, yang terbuat dari profil
siku L 100.150.10. Dengan 0 lubang = 25 mm.
JAWAB:
______________
6
0Luas kotor,
Lebar
A
g
5
lubang
Potongan
5
it
AC:
2
= 2420 mm
( tabel profil baja )
0 ____________
= 25 + 2 = 27
mm
A n = 2420 2(27)00)
= 1880
mm2
2
75 75
Potongan 6
0ABC: A n = 2420 - 3(27)00) + 75 x10
Periksa terhadap syarat An < 0,85.A g
1978,3
+ 75' x10
0,85Ag = 0,85(2420) = 2057
mm2
Jadi An minimum adalah 1880 mm2.
CONTOH 3.4:
Hitunglah luas netto dari profil CNP 20 berikut ini, jika baut yang
digunakan berdiameter 16 mm.
JAWAB:
50 + 30
8,5
= 71,5
50
O00(
100
:)
50
4 @ 50
Ukuran lubang = 16
Potongan 1: An =
3220
Potongan 2: An =
3220
IIII
2
+ 2 = 18
- 2(18)mm- 8,5(18) = 2653 mm 2
(11,5)
50 2 x(11,5+8,5)/2 50 2 x8,5
- 2(18) -2(18)(8,5) +
(11,5)
4x 100
4x 71, 5
= 2640,54 mm2
mm2
36
B A B 3 B A TA N G TA R I K
xl
x = [max(x 1 , x 2 )]
Gambar 3.6 Nil
H
x
Hi
x
Apabila gaya tank disalurkan dengan mcnggunakan alat sambung las, maka
akan ada 3 macam kondisi yang dijumpai, yaitu:
1.bila gaya tank disalurkan hanya oleh las memanjang ke elemen bukan
pelat, atau oleh kombinasi las memanjang dan melintang, maka: A = A
2.bila gaya tank disalurkan oleh las melintang saja:
37
1
-
untuk
,a
3.5:
pelat 10 x 250 mm
pelat 10 x 150 mm
J
A
W
A
B
:
K
o
n
d
i
s
i
I
e
l
e
h
:
OTC =
OAK"; =
0,90(10)(150)
(250) = 33,75 ton
Kondisi fraktur:
1
,
5
w
=
2
2
5
m
m
>
/
=
2
0
0
m
m
>
w
=
1
5
0
m
m
>
U
=
0
,
7
5
A
,
=
U
.
A
=
0
,
7
5
(
1
0
)
0
5
0
)
=
1
1
2
5
m
m
2
OT = O.A , f =
0,75(1125)(410)
= 34,6 ton
Jadi, tahanan tarik
rencana dari
komponen struktur
tersebut adalah
sebesar 33,75 ton.
CONTOH 3.6:
Hitunglah tahanan
tarik rencana dari
profil siku 50.50.5
yang dihubungkan
pada suatu pelat
buhul seperti pada
gambar berikut.
Mutu baja adalah BJ
37
t
Tu
50
JAWAB:
Karena pada ujung
profil siku juga
terdapat sambungan
las, maka nilai U
harus dihitung
b
e
r
d
a
s
a
r
k
a
n
p
e
x = 14 mm
r
s
a
m
a
a
n
1
-
T
0
,
9
K
o
n
d
i
s
i
I
e
l
e
h
:
OT , = tpA g fy =
0,90(480)(240) =
10,368 ton
Kondisi fraktur:
14
U = 1--z = 1
To = 0,72 <0,9
(OK)
OT = 0-A e f u =
0,75(345,6)(370)
= 9,59 ton
Jadi, tahanan tarik
rencana dari
komponen struktur
tersebut adalah
sebesar 9,59 ton.
CONTOH 3.7:
Tentukan
tahanan
tarik
rencana
dari
profil
WF
300.150.6,5.9
pada
gambar berikut ini,
jika
baut
yang
digunakan mempunyai
diameter 19 mm.
14180
0
1-100
65
80 +100 =136,75
2
2
by
0
6,
0d
40
000
40
0 0
____________________________________________jl.
atu
I
---------------)
A, = 0,85.A
Ae = 0,75.A
tog
A, = 0,85-A
A. = 0,90-A
(e) WF, blh
A. = 0,90-A
> 2/3
< 2/3
(f) T, blh
39
4 0 B A B 3 B ATAN G TAR I K
JAWAB:
Menghitung luas :retro profit:
Potongan
= 4678 - 4(9)(19+2) = 3922 mm -1
Potongan
A
4678 - 4(9)(19+2)
2(6,5)(19+2) + 2 40i(6,5+9)/2
4x136,75
= 3694,34 mm`
85% A = 0,85(4678) = 3976,3 mm 2
Jadi, A =: 3694,34 mm 2
Karena tiap bagian profit tersambung, maka distribusi tegangan terjadi
secara merata pada bagian Hens dan web, sehingga nilai 1.i dapat
diambil sama dengan 1,0.
Kondisi
rhT = {1)A,.f = 0,90(4678)(240) = 101,04 ton
Kondisi fraktur:
A = U. A = 1,0(3694,34) = 3694,34 mm 2
= 0,75(3694,34)(370) = 102,52 ton
Jadi, tahanan tank rencana dari komponen struktur tersebut adalah
sebesar 101,04 ton.
CONTOH 3.8:
Suatu pelat baja setebal 20 mm disambungkan ke sebnah pelat
buhul dengan alat sambung baut berdiameter 19 mm. Tika mute
baja BT 37, hitunglah beban kerja maksimum yang dapat dipikul
oleh pelat tersebut (beban kerja terdiri dari 20% beban marl dan
80% beban hidup)
JAWAB:
Menghitung luas
netto, A.: Pot.1-2-3:
A,,
20(320 - 3(19 + 2)) = 5140 mm 2
01
04
4 @ 6 0 60
02
320
05
0
1-50--h- 80 --,
Pot. 1-4-2-5-3:
= 20(320 - 5(19 + 2)) + 4. 80 2 x 20 = 6433,3 mm :
Pot. 1-4-5-3:
A
4 x 60
= 5786,6 mm2
41
Pot. 1-4-6:
Arr
= 20( 320 - 3( 19 + 2)) + 80 x 20 50 2 x 20 5881, 63 mm
4x60 4x60
)ada
m.
utn
0%
3.5.b
Gambar
3.10
kuat leleh
Tahanan
nominal
suatu struktur tarik
ditentukan oleh tiga
macam
tipe
keruntuhan
yakni
leleh
dari
penampang
brutto,
fraktur
dari
penampang
efektif
dan geser blok pada
sambungan. Sedapat
mungkin
dalam
mendisain
suatu
komponen
struktur
tarik,
keruntuhan
yang terjadi adalah
leleh
dari
penampang
bruttonya,
agar
diperoleh
tipe
keruntuhan
yang
daktail.
CONTOH 3.9:
Bila
rasio
beban
hidup dengan beban
coati adalah sama
dengan 3, LID = 3,
hitunglah beban kerja
yang dapat dipikul
oleh
profil
L
100.100.10, dengan
baut berdiameter 16
mm yang disusun
seperti dalam gambar
berikut. BJ baja 37 (f
= 240, f = 370 )
5 x 50
J
A
W
A
B
N N N N
0
V A
0
0
T :40
:
K
o
n
d
i
s
i
l
e
l
e
h
:
=
=
0,9(19
20)
(240) =
41,472
ton
Kondisi fraktur:
A nt = 1920
- 10(16 +
2) = 1740
mm 2 (90,6
% A g)
A n , = 1920
- 2(10)(16
+ 2) + 50 2
x10 _
4 x 40
A
menentuka
n = 85% Ag
= 0,85 x
1920 =
1632 mm2
U
= 1-
.V
1716,25
mm 2 (89,4 %
A g)
2,
2
- 0,86
A, = U.A n =
0,86 x
1632 =
1403,52
mm 2
0
4
x
5
0
.
T
n
=
=
0
,
7
5
(
1
4
0
3
,
5
2
)
3
7
0
=
3
8
,
9
5
t
o
n
J
a
d
i
,
t
a
h
a
n
a
n
r
e
n
c
a
n
a
,
T
d
=
3
8
,
9
5
t
o
n
7
'
d
>
T
=
1
,
2
D
+
1
,
6
L
38,95 =
1,2D +
1,6(3D) =
6D
Diperoleh D =
6,49 ton dan L
= 19,47 ton.
Beban kerja, D
+ L = 6,49 +
19,47 = 25, 96
ton.
Bila digunakan
baut berukuran
besar
(jumlahnya
menjadi lebih
sedikit) atau
bila tebal
pelat sayap
cukup tipis,
maka perlu
ditinjau
keruntuhan
geser blok.
CONTOH
3.10:
Hitunglah
tahanan
rencana
komponen
struktur tank
berikut, yang
terhuat
dari
profil
L
80.80.8. Mutu
baja BJ 37.
Diameter baut
19 mm.
3.6
GESER BLOK
43
akn
i
;am
tha
n
tgla
h
mm
= 22 6
JAWAB: Kondisi
leleh:
0A gi f = 0,9(1230)(240) = 26,568 ton
Kondisi fraktur:
2
A = 1230 - 8(19 + 2) = 1062 mm
n
4.4,
= 0,6,fu.Am, + fy.Ag,
L
tebal
profi l
JAWAB: Kondisi
leleh:
0.T = 0.A g f = 0,9(1920)(250) = 43,2 ton
Kondisi fraktur:
A n = 1920 mm 2
852
U = 1- - 1 27_ - 0,624
44
B A B 3 B A TA N G TA R I K
Ay = 1920 mm2 x
= 28.2 mm
Pelat 10 mm
A g r = 100(10) = 1000 mm 2
A = 2750 mm2
A = 1000 mm2
0,6(410)(2750) = 67,65 ton
= 410(1000) = 41 ton
>
= 0,61;.A + 4.A
gi
= 0,6(410)(2750) + (250)(1000) =
69,4875 ton
(p.1" = 0,75 x 69,4875 = 10,515 ton
Jadi, tahanan tank rencana dari profi l terscbut adalah sebesar 36,84
ton.
nCONTOH 3.12:
Suatu struktur rangka batang dengan pembebanan scperti pada
gambar berikut: Periksalah apakah batang AB cukup kuat menahan
45
3. 7 K E L A N G S I N G A N S TR U K TU R TAR I K
411
1
1
1
1k.
A
7.5 ton
1 5 ton
70 70 7
15ton
15ton
JAWAB:
15ton
Tcrlebih dahulu hams dicari besar reaksi pada titik B serta gaya batang AB,
dengan menggunakan rumus-rumus dasar ihnu statika.
=0
- R,,(1.2) + 15(3 + 6 + 9) + 7,5(6) + 15(4)
= 0 R,. = 31,25 ton
Dengan cam Ritter melalui potongan 1, dapat dicari bcsarnya gaya
barang AB:
D15 ton
p =0
0 4
S 13 (4)
31,25(3) = 0
/.;
Al
S = 23,4375 ton
L 300
= 141,5 < 240
7,12
Kondisi lelch:
0.7;= Q f.A o = 0,90(240)(2)(940) = 40,608 ton
Kondisi fraktur:
A
mm
jik
a
adala
Ambil U = 0,85
OK
1
0
3
50
100
100
50
I-60+60+60H
a.
JAWAB:
A,
0,9(1422)(370)
= 1422 mm2
(79%.Ag)
0,9
= 47,35 ton
1602 mm2
(89%.Ag)
=
= 0,9(1483,2)(370) =
50,35 ton T, = 50,35 10,9 =
55,94 ton
Jadi, T maksimum adalah 47,35 ton.
P.:
47
SOAL-SOAL LATIHAN
SOAL-SOAL LATIHAN
pak
gay
a
ikt
Bila
=2 1
0 0 0
Gambar P.3.1
= 3.2 Sebuah batang tarik dari pelat berukuran 10 min x 190 mm, harus
memikul beban coati
sebesar 110 kN dan beban hidup 200 kN. Mutu baja BJ 41 dan
diameter baut 25 mm.
Dengan mengasumsikan
An, periksalah kecukupan batang
tersebut!
10 mm x 190 mm
0 0
0
0
Gambar P3.2
125
mm_
16 mm x 125
mm
125
mm
16 mm x 125
mm
is
= 3.3 Hitunglah besamya luas efektif, A& pada tiaptiap komponen struktur
tarik berikut ini!
(a)
Gambar P3.3
las
(b)
las
3.4 Scbuah batang tarik dari profil siku tunggal seperti pada gambar (dari
baja dengan mutu
BJ 41). Jika baut yang digunakan berdiameter 22 mm, hitunglah
tahanan tarik rencana dari batang tersebut!
48
L 75.75.7
40
75
40
Gambar P 3.4
55
150
Gambar P.3.5
60
Gambar P3.7
SOAL-SOAL LAT1H AN
49
3.8 Profit siku 100.100.12 disambung dengan baut berdiameter 19 mm seperti pada
gambar.
Jika mum baja yang digunakan adalah BJ 37. berapakah tahanan tarik
50
50
50
50
:65
Gambar 3. 8
bau
t
=.3.9 Hitunglah tahanan geser blok dari suatu komponen struktur tarik berikut, jika
mum baja
BJ 41 dan diameter baut yang dipakai adalah 22 mm!
Serr
a
ntu
k
= 3.10Hitunglah beban tarik terfakmr maksimum yang dapat dipikul oleh batang tarik
4 0
n
las
baja
7 5 7 5
______
4 0
CNP 20
60
100
nga
n
50
Gambar P.3.10
t = 10 mm
berikut,
dengan mernpertimbangkan pengaruh geser blok. Mum baja yang
digunakan adalah BJ 37 dan diameter baut 19 mm.
Pilihlah profi t siku yang cukup ekonomis yang dapat digunakan untuk
batang bawah dari suatu konstruksi kuda-kuda baja (BJ 37) berikut
ini. Semua batang disambung dengan menggunakan las memanjang.
= 50 kN (tipikal)
8 @ 2,75 m = 22 m
2.75 m
4
Batang Tekan
TUJUAN PEMBELAJARAN
4.1 PENDAHULUAN
Gambar
4.1
Kolom Euler
4 . 3 K EK U ATAN K O L O M 51
to
4.2
Sehingga dari 4.1 dan 4.2 diperoleh suatu persamaan diferensial linear
orde dua dengan koefisien konstan:
cr y P
dx' EI +y
4.3
Dengan mengubah K 2 = P/EI, maka solusi persamaan 4.3 adalah:
y(x) = A.sin Kx + B.cos Kx
4.4
Dari kondisi Batas:
y(0). 0
0 = 0 +B --)B= 0
y(L) = 0
0 = A sin KL
4.5.a
4.5.b
Solusi dari 4.5.b ada tiga kemungkinan, A = 0 yang berarti tak ada
lendutan, KL = 0 yang berarti tak ada beban, serta KL = N.7r (N =
1,2,3,...). Sehingga diperoleh:
N 2 . 7 2
K 2 = _______ =
L2
EI
4.6
Atau dari 4.6, dengan N = 1 (N ditctapkan sedemikian hingga P
memberikan tingkat energi
4.7
yang minimum), diperoleh:
EI
L
ami
ngdar
i
4.8
pe
r-
3 KEKUATAN KOLOM
Kolom ideal yang memenuhi persamaan Euler, harus memenuhi anggapananggapan se)mbagai berikut:
Lam
1. kurva hubungan tegangan-regangan tekan yang sama di
seluruh penampang
bar
2. tak ada tcgangan sisa
3.kolom benar-benar lurus dan prismatis
4.beban bekerja pada titik berat penampang, hingga batang
melentur
5 2 B A B 4 B A TA N G T E K A N
= _______________________E'A=.A
(LI r)2
4. 9
dengan:
E t = tangen Modulus Elatisitas ada
tegangan P A = luas kotor
penampang batang kL/r = rasio
kelangsingan efektif
k = faktor panjang
efektif
panjang batang
r = jari-jari girasi
P/A
P/A
akibat tegangan
sisa
leleh
inelastik
Pp/A
elastik
(a)
(b)
53
4.9
fy
72E
inelastik f-
\2
elastik
can
s;ga
ini
x
0
20
90 110
,ar
:egangan = Et.E)
I;arnbar 4.3 tegangan pada Serat Sejarak x dati Sumbn Regangan Nol Akibat Lentur
:aka kontribusi momen lentur dari tegangan pada satu sera adalah:
ITT
4.10
4.11
4.12
5 4 B A B 4 B ATAN G T E K A N
1
=
M
=
4.13
E'I
Sehingga:
E' I = 2 m = E x d4 0
1
4.14
4.15
= I SEI x`dA
A
4.17
E = E x2c/A = E
4.18
4.16
A (lastik)
7 E'
7r2E I
A' I
Atau
E
(I II)
P =
= f A
(kL 10'
g
g
'
7"E
fy
0
=
2
tr
atau A =
fr
4.19
55
JAWAB:
4.13
Akibat beban luar, regangan yang timbul dalam nap serat bahan adalah sama. Hingga
ter-
4.14
4.15
Setelah sebagian dari penampang mengalami leleh, maka beban
k
11
<
11
4.16
fy/3
4.1 Saat bekerja beban I = P/A < 2f/3, fseluruh penampang masih elastik, sehingga E = E,
:
y
8
atau mengingat persamaan 4.16 menghasilkan E' = E (karena fe = I), sehingga:
4. 1 9
I= 2(1/12)(f )(b / 2)3 . (b I 2)-'
1
_______ =
3
3
I
2(1/12)()(b)
b
8
atau ___
k L = A
7x' (200000)
= 111,072
(2 /3)(240)
( t i t i k 1)
Bila bekerja gaga f. = P/A > 2f/3, ujung Hens akan mulai mengalami
leleh, yang berakibat < I, sehingga:
/ 2(1/12)(ff')(b / 2)3
_
I
2(1 I 12)(tf)(b)3
=
k .L=
(b 12)3 1
b'
72E(I, I I)
(kL I r)
8(kI. I r)2
=
72(200000)
(2 / 3)(8)(240) = 39, 27
(titik
2)
= P/A = f, maka:
E
: = 8(k L I r) 2
k.
____ = A =
r
71'2(200000)
= 32,06
(8)(240)
(titik
56
B A B 4 B A TA N G T E K A N
k.L
____ = A =
r
(200000)
240
(titik
4)
= 90,69
fy
kurva Euler
2/3 f
32,06 39,27
I
0
90,69 111,072
0,35 0,433
1,225
4.20
D e n g a n : 0 = 0, 8 5
/V = beban terfaktor
= kuat tekan nominal komponen struktur = A f
Tegangan kritis untuk daerah clastik, dituliskan
sebagai:
f, _ 77'E _
1
sehingga
4.21
4.22
4.23
4 . 7 PAN J A N G T E K U K 5 7
D e n ga n be sa r n ya w d it e n tu ka n ole h A, ya i tu :
Untuk A < 0,25
( titik 4)
maka
Untuk
=1
4.24.a
1,43
= _____________________________________________4.24.b
1,6-0,67A
maka Lv = 1, 25A2
> 1,2
4.24.c
PANJANG TEKUK
Kolom de nga n ke kangan ya ng besar terha dap r ota si dan translasi pada uj ungujungn ya
(contohn ya tumpua n jepit) a ka n ma mpu menaha n be ban ya ng le bih besar diba ndingkan
dengan kolom ya ng mengala mi r ota si ser ta tra nsla si pada ba gia n tumpua n ujungn ya (c on tohn ya adala h tumpuan se ndi). Sela in kondisi tumpuan ujung, besar be ban ya ng da pat
diter ima ole h suatu komponen str uktur te kan juga tergantung dari panjang efe ktifn ya .
Se ma kin ke cil pa njang efektif sua tu komp one n struktur te kan, ma ka se ma kin kec il pula
Garis putus
menu nj u kkan
posisi kolom
pada saat
tertekuk
1
li
terfakto
4.20
Varga
K teoretis
0,5
0,7
K desain
0,65
0. 80
1,0
1,2
1,0
2,0
2,0
1,0
2,10
2,0
4.21
jepit
sendi
4.22
Keterangan
1.T1
4.2:
58 BA B 4 B ATAN G TEKA N
Panjang
efektif
suatu kolom secara
sederhana
dapat
didefinisikan sebagai
jarak di antara dua
titik
pada
kolom
tersebut
yang
mempunyai
momen
sama dengan nol, atau
didefinisikan
pula
sebagai
jarak
di
antara dua titik belok
dari
kelengkungan
kolom. Dalam
perhitungan
kelangsingan
komponen
struktur
tekan
komponen
struktur
yang digunakan harus
dikalikan suatu faktor
panjang tekuk k untuk
memperoleh panjang
efektif
dari
kolom
tersebut.
Besarnya
faktor panjang efektif
sangat
tergantung
dari
kondisi
perletakan
pada
ujung-ujung
komponen
struktur
tersebut.
Prosedur
penentuan
nilai
k
dilakukan
dengan
analisa
tekuk
terhadap suatu kolom,
dan
cara
analisa
tersebut tidak dibahas
dalam buku ini.
SNI 03-1729-2002
pasal
7.6.3.1
memberikan
daftar
nilai faktor panjang
tekuk untuk berbagai
kondisi
tumpuan
ujung
dari
suatu
kolom. Nilai k ini
diperoleh
dengan
mengasumsikan
bahwa kolom tidak
mengalami goyangan
atau translasi pada
ujung-ujung
tumpuannya.
Nilai
k
untuk
komponen
struktur
tekan dengan dengan
kondisi-kondisi
tumpuan ujung yang
ideal seperti dalam
Gambar 4.5 dapat
ditentukan
secara
mudah dengan menggunakan
ketentuanketentuan di atas,
namun untuk suatu
komponen
struktur
tekan
yang
merupakan
bagian
dari suatu struktur
portal kaku seperti
dalam Gambar 4.6,
maka nilai k harus
dihitung berdasarkan
suatu
nomogram.
Tumpuan-tumpuan
pada
ujung kolom
tersebut
ditentukan
oleh hubungan antara
balok dengan kolomkolom lainnya. Portal
dalam Gambar 4.6.a
dinamakan
sebagai
portal
bergoyang
sedangkan
portal
dalam Gambar 4.6.6
disebut sebagai portal
tak
bergoyang
(goyangan
dicegah
dengan
mekanisme
kerja dari bresingbresing
yang
dipasang).
(
a
)
(
b
)
Gambar 4.6
Portal Kaku
Bergoyang dan
Tanpa Goyangan
Nilai
k
untuk masing
masing
sistem portal
tersebut
dapat dicari
dari
nomogram
dalam
Gambar 4.7.
Terlihat
dalam
Gambar
4.7
bahwa nilai k
merupakan
fungsi dari GA
dan G8 yang
merupakan
perbandingan
antara
kekakuan
komponen
struktur yang
dominan
terhadap
tekan (kolom)
dengan
kekakuan
komponen
struktur yang
relatif bebas
terhadap
gaya
tekan
(balok). Nilai
G ditetapkan
berdasarkan
persamaan:
'
L
G=_______
L
L
b
4.25
4 . 7 PAN J A N G TE K U K 5 9
ak di
atau
)
alam
uktu
r
njan
g
3ndi
si
ilai k
tidak
teku
k en
gan
ujun
g
tpua
n
men
gyang
a
nilai
kolo
m
Po r t a
l
amba
r
kerja
G1).7.6-2)
n CONTOH 4.2:
oogra
m iari
G,1
omina
n
JAWAB:
3 m
K
soot
10
0
5.03.0
10
GA
59.0
100
9
5.0
3
0
0.8
1.0
0
0.
8
08:
06
=07
0
C.4
- 0.7
04
0
3
0
6
01-
0
2
x130 0 -50 0
30
20
5.0
- -40
10 0
30
40
20
90
8
700
60
50
0
10.0
30
20
15
100.
0
30
20
90
10.0
80
7.0
60
50
40
3.0
2.0
1 0 .
1.
0.1
0
0.5
a) Kornponen Struktur lak
bergoyang
6 0 B A B 4 B ATAN G TE K A N
Faktor kekakuan masingmasing elemen:
L (cm)
ILL
4720
350
13,486
4720
300
15,73
WF 250.125.6.9
4050
350
11,57
WF 250.125.6.9
4050
300
13,5
GH
WF 200.200.8.12
4720
350
13,486
HI
WF 200.200.8.12
4720
300
15,73
BE
WF 450.200.9.14
33500
600
55,83
I (cm')
Elemen
Profil
AB
WF 200.200.8.12
BC
WF 200.200.8.12
DE
EF
CF
WF 400.200.8.13
23700
600
39,5
EH
WF 450.300.11.18
56100
900
62,33
WF 400.300.10.16
38700
900
43
S (I/L)c / S (I/L)b
A
B
(13,486+15,73) 155,83
0,523
15,73 / 39,5
0,398
(11,57+13,5) / (55,83+62,33)
0,212
13,5 / (39,5+43)
0,164
10
10
10
(13,486+15,73) / 62,33
0,469
15,73 / 43
0,366
GA
GB
AB
10
0,523
1,80
BC
0,523
0,398
1,15
DE
10
0,212
1,72
EF
0,212
0,164
1,07
GH
10
0,469
1,79
HI
0,469
0,366
1,18
4. 9 K O MP O N E N S TR U K T U R TE K A N TE R S U S U N
61
4.2
6
4.2
7
kLx
r
Dan pada arah sumbu bebas bahan harus dihitung kelangsingan ideal4.2
A:
zy
71
= .A'Y + A
2 '
da n
kL
A = ______ dan A =
r
Dengan:
LL
arah y
k
i
x" y, rni n
rn
6 2 BA B 4 BATAN G TEKAN
612
t,
>101
4.29
_________L_.
L__ _1
d
b11.250/NIfy
d I t 335Af y
bF / 2t, 250/NifrT,
h I t, 5_ 6654(
-4-
DIt5 22000 f
t
1- b-.4J
It
-s
blt< 6251
h / .665/NiTy
b/t5..250/&,
b I t 625/ /f
b I t 200/ f: -
b t 250/ If y
h 1 t 5_ 665/1(
PenanTAT::
4.9
4.29
K O M P O N E N S T R U K T U R TE K A N T E R S U S U N 6 3
1,2 2.,
4.30
A' 50
a' = 298 mm
b = 201 mm t = 9
C o b a p r o fi l W F 3 0 0 . 2 0 0 . 9 . 1 4
inm
64
B A B 4 B ATA N G T E K A N
t = 14 mm
r = 18 rnm
h = d-2(t f + r o ) = 234 mm
r = 126 mm
ry = 47,7 mm
A = 8336 mm2
JAWAB:
Periksa kelangsingan penampang:
Fl e n s
b/2
201
= 7,18
2x14
250
= 16,14
250
J240 612
OK
<A
tf
Web
h234
= 26
OK
665
665
f, N/240
h <
= 42,92
tw
0,8x4500
= 28,57
126
A \ if
28,57 \ I
1,6-0,67k
= A240 =Y 0,3149
=
71 E
7r 200000
0,25<k<1,2-3W=
1,43
_________________
120
1,43 u.)
____________ = 0,73<1
1,0295 =
' 1,6(0,67x0,3149)
4.f= =A
ton
0,85x194,3
Arah sumbu lemah (sumbu y):
OK
4 . 9 K O MP O N E N S TR U K T U R TE K A N TE R S U S U N
65
k.L
0,8x4500
A = ___Y =
= 75,47
47,7
= Ay \t if y
` ) E 7
0,25 < A
=
1,6 (0,67x0,832)
N=A.f =A
cv.
=
240
1,372
=
1,372
= 0,97<1
120
_ ____________
=145,82 ton
.N 0,85x145,82
OK
OK
Jadi, profil WF 300.200.9.14 cukup untuk memikul beban tekan
terfaktor 120 ton.
OK
t = 14 mm
A = 4609 mm2
rg
= 29,8 mm
= 62,9 mm
CONTOH 4.4:
Rencanakan komponen struktur tekan berikut, yang menerima beban
aksial tekan terfaktor, N = 60 ton. Gunakan profil T. Panjang batang 4000
mm, dengan kondisi tumpuan
jepitjepit. Mutu baja BJ 37.
Coba
profi l T125.250 d =
125
mm b = 250 mm
t W = 9 mm
JAWAB:
Periksa kelangsingan penampang:
Flens
bt
250
= 8,93
2.t f 2 x14
250 250
= 16 , 1 4
f -s/2.40
bt
2.t r
OK
We b
OK
d125
=13,88
t
9
3 3 5 3 3=
5 21,62
\ Ty V240
d
<A
OK
66
B A B 4 B A TA N G T E K A N
240
= A f = A
= 4609. 1, 4963 = 73,93 ton
60
______ = _____________ = 0,95-5 <1
0N
0,85x73,93
OK
41,335
240
=
0,
4556
200000
1,43
= ____________
1,6-0,67A
1, 43
1,6(0,67.0,4556)
=A
N.
0 AT
=A
= 1,1043
120
= 0,705 <1
0,85x100,16
OK
67
c.
Tekuk lemur torsi, yang terjadi al:1).dt kombinasi da.ri tekuk
lentur dan tekuk
torsi. Batang akan terlentur dan terpuntir secara bersamaan. Tekuk
lentur torsi dapat terjadi pada penampang-penampang dengan sate
sumbu simetri saja seperti profil kanal, T, siku ganda, dan siku
tunggal sama kaki. Selain itu juga dapat terjadi pada penampangpenampang tanpa sumbu simetri seperti profit siku tunggal tak sama
kaki dan profil Z.
Gambar 4.11.a menunjukkan sebuah komponen struktur tekan
dengan penampang melintang berbentuk silang, sedangkan Gambar
4.11.b adalah sebuah potongan sepanjang 4 dari komponen struktur
tersebut. Pada suatu potongan elemen dA bekerja gaya tekan fdil.
Pada awainva tegangan yang terjadi adalah scragam pada seluruh
panjang elemen
)K
k
Gambar 4.10 Tiga Macam Model Tekuk Komponen Struktur Tekan
\\
K
sebab beban tekan (a)
yang
bekerja
konsentris.
Akibat
beban
Tekuk
Lentur adalah
(b) Tekuk
Torsi
(c) Tekuk
Lentur
yang bekerja akhirnya suatu titik yang tcrletak sejarak Torsi
z dari ujung
elemen akan tertekuk seperti pada Gambar 4.11.c. Perpindahan pada
titik tersebut dari posisi awalnya adalah sebesar u + du. Dar; Gambar
4.11.a diperoleh hubungan:
u = r0
4.32
dengan f adalah sudut puntir dan r adalah jarak dari pusat geser ke
dA.
Jumlahkan momen-momen terhadap sumbu z dalam Gambar 4.9.b:
dTv = r.dQ.dr = 0
4.33
4.34
4.35
68
B A B 4 B ATAN G T E K A N
(c)
(d)
Gambar 4.11 Tekuk
Lentur Torsi pada
Penampang Berbentuk
Silang
dQ
dr =
u + du
d' M
(a)
____
dr f
dA ti
61
_____
4.36
dz2
dz
dz2
Bagilah persamaan
4.33 dengan dz, dan
substitusikan
hasilnya ke dalam
persamaan
4.36:
dT,, +
f r.
dQ
dT,
Q.dr
.4
dz
( d2 M
d'uj
___dz'
+
.1- dz: dr f 614 dz2
M.dr
3.
dz
(M+dM)dr t)
.dr
dz
fdA
(M + dM)dr
(Q + dQ) dry
dA
= 04.38
dT, + i r '612 M
dr f i rd u .dA
=0
4.39
d z .I
2
2
A dz
.,
Karena
M
adalah
momen
per
satuan
r, maka
momen
pada
elemen
dA (=
t.dr)
adalah
M.dr,
sehingg
a:
dz
d2u
dr u
Mdr = ________= E
dz2
12 dz2
69
4.40
= GJ- do ,
d20Substitusikan dTv/dz
ke dalam persehingga
dT
samaan 4.41:
-G J .0" +
E.t3
12
4.42
dr + f .0" j r2 dA = 0
Dengan mengingat
3
bahwa:
1
r 2 dr = 4x -.r 3 = 4.b
3
A
3
dan f r2.di4 = I, (Ii, adalah Inersia polar)
4.43
4.44
C)
E.1-3
atau 9
imaan
ah
idal
+(f I n -G J).0" = 0
4.46
4.47
4.36
4.39
4.45
4.38
4.49
fI -G-J
P
4.50
EC,,
Kz + B.cos Kz + Cz + D
4.51
du\ z 0 = 0
(
dz1
0 = A.K + C
70
B A B 4 B ATAN G TE K A N
du z = L = 0
= A.Kcos KI.
B.Ksin KL + C
dz
Eliminasikan C dan D
dari
keempat
persamaan
tersebut
sehingga diperolch dua
bud, persamaan linear:
A(sin KL KL) +
B(cos KL 1) = 0
A(cos KL 1)
B.sin KL
2
2)
KL
cos
=0
4.5
3
Persamaan
4.53
terpenuhi, jika K112 =
TC atau KLI2 = 4,49.
Substitusikan nilai akar
terkecil
ke
dalam
persamaan
4.50,
sehingga
didapatkan
tegangan
kritis
minimum:
+
I
P
\2__
(1/ X L)
2
4.54
LP
d2u/dz2 = 0 pada z = 0
dan z = L, serta 0 = 0
pada kedua ujung
kolom, maka diperoleh
besar tegangan kritis:
f, =
G J 7 2 E.C
4.55
L2 .1
4.56
1p (KLy.ip
Dengan
k
adalah
faktor panjang efektif
yang tergantung pada
tumpuan ujung kolom,
k = 1/2 untuk jepit dan
k = 1 untuk sendi.
Persamaan
4.56
berlaku untuk profilprofil
dengan
dua
sumbu
simetri
(sebagai
contoh
adalah profil silang
dan
profil
WF).
Selanjutnya
dapat
ditentukan
jari-jari
girasi
profil
yang
dapat
menimbulkan
tekuk
lentur
torsi,
yaitu
dengan
cara
menyamakan f r dari
persamaan 4.8 dan f c ,
dari persamaan 4.56:
7
EGI 72E-6
= ____+
______
I
kg,/
P (K0 2
2
'
LP
4.56
4.57
,
C +0,041(k1)
2
Lps
uah
71
CONTOH 4.5:
Tentukan ripe keruntuhan komponen struktur tekan berikut ini, jika
diketahui bahwa panjang kolom tersebut adalah 4,5 m dan pada ujungujung kolom tidak terjadi momen torsi (kekangan jepit).
JAWAB:
2.a
2.b
I=I=
1
b = 15 cm
an
:an
Ip s = I + I = 5400 cm 4
b = 15 cm
53
j = 4. 1 .6 3 .t = 4. 1 .15(12) 3
3
3
= 34,56 cm4
L15 cm -1-15 cm -J
cil
b34-3 (15x1,2)3 C
9
9
54
rz
2
ar
5
it
,
3
2x15 3 x1,2
= 2700 cm
3
=648 cin6
=
6,124
cm 72
2648 + 0,04(34,56)(450/2)2
rt
= 13,08 cm2
5400
= 3,62 cm
,\12700
r b = 200 1 1itf= 13
L____, ,....-1 ---1
i
w=
3
=2140576=1 4
h = 400
.... 1
2
13)
(1740.104)/4
n.
J z- - 12(200)(13) 3 + (3708) 3 ]
Cu =h2.1) /4
= (400
=65149515.10 4 mm 4
= V2560,91+0,0003361 2
r, min = 50,60 mm (dicapai jika L = 0 mm)
karena rt min > ry, (= 45,4 mm), maka profil ini ridak akan mengalami
tekuk lentur torsi, dan keruntuhannya akan ditentukan oleh tekuk lentur
terhadap sumbu y.
SNI 03-1729-2002
pasal 9.2 mensyaratkan
pemeriksaan terhadap
tekuk lentur torsi untuk
profil-profil siku ganda
dan profil T. Dinyatakan
bahwa
kuat
tekan
rencana akibat
tekuk lentur torsi,
komponen
struktur
tekan yang terdiri dari
siku
ganda
atau
T,
berbentuk
memenuhi:
harus
4.58
<
N,21,
Dengan:
= 0,85
Ni,.n=
Ag ',dt
fit
2H
4 f,
4.59
(1,,,+4, ) 2
Dan:
GJ
kr
1)2
Iy
=
A
H =1
Keteranga
4.60
2
2
+xo + Yo
X0 +Yo
_2
4.61
2\
4.62
ro
Data profil
A = 1410
mm2 ex =
30,5 mm e
y= 15,6 mm
I =112.104
mm`'
= 39,6.10 4 mm 4
r = 28,2
mm
x
r = 16,8
mm r q =
12,8 mm t
= 8 mm
tp
A
L
V
L
ie
10
eY
I._
60]
JAWAB:
orsi
ibat
73
Periksakelangsingan penampang b 90 n
Flens
.tau
10
200200
penampang tak kompak
1-f y
12,91
A.1240
b 200
___<
.59
t 114,
Web
60
61
OK
Al
62
ku
OK
1.875.331,2 mm4
= 6-1 =600 L,= 600
_____________ = 46,875<50
12,8
t;i
or
BJ
Ap,op=
A r ri
poin
= k.L y = 0,8x3000
_________ = 93,06
25,7878
Kelangsingan ideal:
2 _Fri2
Al
46,8752 = 104,1989
2
Ary = 93,06 +22
A ty
( =
200000
= 1,1489
7 4 B A B 4 B A TA N G T E K A N
0,25<
1,43
cU = _______________
1,6-0,67/1
<1,2
1,43
________________ = 1,722
1,6(0,67x1,1489)
N = Ag.f. = A,.______ =2820240
w..
1,722
= 39,3
ton
/It
,y+frz
2H
1
_
2H
ft =
(f,y+f-J2
f Y+
( ,
1 I1
frz)2
G.J A.ro
G=
200000
= 76923 MPa
2(1+ v) 2(1+0,3)
J = 1 b.t 3 = 2
y0 = e
.60.10 3 + 1 3 .(90-10).10 3
3
_ 2
co,1,722
f a t = 1 3 4 , 41 M Pa
= 93333,3
mm4
=0
+x,+y,
N1,. =g fit = =
2820
134,41
= 37,9 ton
xo x+.Y0
= 1 0+25 ,5` = 0,4526
H
1187,84
3acti, tekuk lentur torsi
menentukan. 0c.N
f, nit = 0,85 x
= 139,373 MPa
37,9 = 32,2 ton
o.N it
Profil J
_30
_____ = 0,93<1
32,2
60.90.10 cukup kuat.
75
nCONTOH 4.8:
Sebttah komponen struktur tekan dengan beban aksial terfaktor
panjang batang 4,5 m. Rencanakan komponen struktur tersebut dari dua buah profil kanal tersusun,
rencanakan pula dimcnsi pelat kopelnya. Mum baja BJ 37.
JAWAB:
75
10
75
I = 1910. 10' m m
148.10' mm`'
r = 77 mm
200
21,4 mm
t f =11,5 mrn
t = 8,5 mm
t - 10 mm
I)
Fl ens
75
11,5
250
250
______= _____
.
6,52
A1240
= 16,137
b 250
OK
t
h 200
We b
____ = 23,53
8,5
t .,,
665
665
r7,
-11'
.V240
= 42,92
OK
OK
<
L =
= 23,36<50
OK
Arab sumbu x.
0,653:4500
=
= 37,99
77
(= 37,99) > 1,22(=
28,032)
k.L,
OK
76 B A B 4 B ATAN G TE K A N
Arah sumbu y:
I
= 2 (l y, + Ag(e),
+ t/2)2 )
= 2 (148.104 +
3220
y
= V _________
A p , / ,
6440 = 33,01
A
= kl, = 0,65x4500
= 88,61 mm
ri
33,01
Kelangsingan ideal:
= Ai 2 188,612+-223,362
OK
= 91,64
Karena Iry>
bahan
E
0,25 <
1,2
(20,1
+
5)2)
7.017.264,4 mm4
91,64 AI 240
7r200000 = 1,0105
1,4
3
1,6-0,67
co , =
A.
A p4/ = 2 x 3220 =
6440 mm 2
1 , 4 3
Co =
1,6
(0,67x1,0105)
N = =1,549
A
= 99,78
A ___=
6440
=
ton
gr
2
4
0
g
1,5
49
0,.N= 0,85 x
99,78 = 84,8 ton
Nu_ ______
=0,94<1
.N 84,8
Perhitungan dimensi
pelat kopel:
Syarat kekakuan pelat
OK
I
P
1,
11)
I _?_10.148.104 50,2
500
P
/, >1485920 mm 4
(t =
77
(alh)2
(50,2/1/
5
10
= 29
)2
29x200000
k.E _
= 171
1,1 _____11
240
k .E
f
y
k,<1,1 ' sehingga
fy
V = 2.0,6fy.21,= 2(0,6)(240)(110)(8) =
25,344 ton 0V, = 0,9 V = 0,9(25,344) =
22,8 ton
OK
OK
n CONTOH 4.9:
Sebuah kolom dari profil baja (BJ 37) dengan panjang batang 5 m,
mempunyai tumpuan ujung sendi-sendi. Pada arah sumbu lemah diberi
sokongan lateral di tengah bentang. Beban aksial terfaktor, N = 75 ton.
Pilihlah profil WF yang mencukupi kebutuhan kolom tersebut.
JAWAB:
Coba profil INP 30:
Data INP
30: d =
300 mm b
mmmm
2500 t=a , 125
= 10,8
I
I
I
= 16,2 mm
h = 241 mm
tf
I
I
I
I
2500 A = 6910 mm
= 9800.10 4 mm 4
I = 451.10 4 mm 4
r, = 119 mm
r = 25,6 mm
r--
7 8 B A B 4 B A TA N G T E K A N
Periksa
kelangsingan
penampang:
/712
125
Flens
2
x
1
6,
2
170
170
_
1
0
,
9
7
\
2
4
0
b/2
170
<
______
pena
mpan
g
komp
ak
Ad
i
W e b
2 4 1
=
______
=
22,31
t,
10,8
1680
1689=108,44
f,
1,
240
1
6
8
0
<
t,,,- \ /f,
penamp
ang
kompak
2
5
0
0
,
7
,
6
5
6
r
> A (barang
menekuk ke
arah sumbu
lemah)
E
IT
AI
2
0
0
0
0
0
97,
656
=
1,0
768
0,25 < A < 1,2
w = 1,6
0,672
1,43
1
,
4
3
( 0 , =
=
1 , 6 2 7 7
1,6
(0,67x1,0
768
240
N
:
f
A
,
=
6
9
1
0
1
,
6
2
7
7
=
1
0
1
.
8
8
t
o
n
7
5
_____ =
_____
=0,866<1
1p,..N 86,6
SOAL-SOAL LATIHAN
79
3AL-SOAL LATIHAN
=1 1 P.4.3
/MY
WF 400.400.13.21
(BJ 37)
WF 300.300.10.15
(BJ 41)
Gambar P.4.2
Gambar P.4.1
Gambar P.4.3
P.4.6
P.4.9
8 0 B A B 4 B A TA N G T E K A N
P.4.11Sebuah komponen struktur tekan didesain agar mampu menahan beban
tekan aksial yang
terdiri dari beban mati 500 kN dan beban hidup 1000 kN. Batang ini
memiliki panjang 8,5 m dan pada jarak 3,5 m dari tepi atas dipasang
pengekang lateral dalam arah sumbu lemah. Dengan menggunakan
mutu baja BJ 41 pilihlah profil WF yang ekonomis ! (turnpuan ujung
adalah sendi).
P.4.12 Suatu portal bergoyang terdiri dari kolom WF 200.200.8.12 dan balok
WF 250.125.6.9,
mutu baja BJ 37. Tiap batang disusun sedemikian rupa sehingga
lentur terjadi dalam arah sumbu kuat. Asumsikan k = 1,0. Hitunglah
besarnya k untuk kolom-kolom portal tersebut dengan menggunakan
nomogram yang add. Hitunglah pula tahanan tekan rencana dari
kolom tersebut!
5
Gambar P.4. 1 2
1
yang
mjan
g
umbu
(turn
5.6.9.
Jalam
5
Komponen Struktur Lentur
TUJUAN PEMBELAJARAN
S,
5.1
Iy
5.2
M . c, M, . c ,
sehingga f = _______________________________________________________5.3
Dengan:
M.
= tegangan lentur
momen lentur arah x dan y
=
M
o
d
u
l
u
s
p
e
n
a
m
p
a
n
g
a
r
a
h
x
d
a
n
=
M
o
m
e
n
I
n
e
r
s
i
a
a
r
a
h
x
d
a
n
y
= jarak dari titik berar
ke tepi serat arah x dan
y
Gambar
5.1
menunjukkan
beberapa
penampang
yang
mempunyai minimal satu bu.1.sumbu simetri.
S =
1T
cy
Gambar 5.1
Modulus
Penampang Berbagat Tipe Profi l
Simetri
5
Y
M =M =Sf
5.4
S =
M < My,
Tegangan pada
(a)
Level Behan lierbed
E=E 6 f
E>E1, 6=f y
M = Myx
(b)
<
< Mp
(c)
E E
M=M
(d)
5 . 3 P E R I L A K U B A L O K TE R K E K A N G L ATE R A L
1+.
Daerah elastis
Gambar 5.3
83
Daerah plastis
6=f
M ________= Z
5.6
M.
Untuk profil WF dalam lentur arah sumbu kuat (sumbu x), faktor bentuk
berkisar antara 1,09 sampai 1,18 (umumnya 1,12). Dalam arah sumbu
lernah (sumbu y) nilai faktor bentuk bisa mencapai 1,5.
CONTOH 5.1:
Tentukan faktor bentuk penampang persegi berikut, dalam arah
sumbu kuat (sumbu x)! JAWAB:
,
Z,--=2[b- , =
h
/=
2 4=
1
S = -b.h3
12
________
1
SF h/2
=1
12 . b . h - = 3 =1,5
2
1 .12.
,
11
6
2
n CONTOH 5.2:
Tentukan faktor bentuk dari profil WF berikut, terhadap sumbu y!
d
i
t-
84 BAB 5
K
O
M
P
O
N
E
N
S
T
R
U
K
T
U
R
L
E
N
T
U
R
J
A
W
A
B
:
Z
=
2
(d
-2t
)
".t
4)
2
4
1
Z
=
,
+
4
-.
(d2t
.
I .
'
=
2[1
1,.
93
+
I____
.
(d 2
/,.
=
1
f.
1
(d
2t
).t
,
6
S.
I.
1
,
1
=
_____
=
11.17
H- .(d
2t t)
_______
3
b/2
6
D
a
n
fa
kt
or
b
e
nt
u
k
1.
z t
201
SF
=
2
1,
5
S
,
t3
.
t
+
P
a
d
a
sa
at
ta
h
a
n
a
n
m
o
m
e
n
pl
as
ti
s
M
te
rc
a
p
ai
,
p
e
n
a
m
p
a
n
g
b
al
o
k
ak
a
n
te
ru
s
b
e
rd
ef
or
m
as
i
d
e
n
g
a
n
ta
h
a
n
a
n
le
nt
ur
k
o
ns
ta
n
/I/
,
k
o
n
di
si
in
i
di
n
a
m
ak
a
n
se
n
di
pl
a
st
is
.
P
a
d
a
su
at
u
b
al
o
k
te
rt
u
m
p
u
se
d
er
h
a
n
a
(s
e
n
di
ro
l),
m
u
nc
ul
n
ya
se
n
di
pl
as
ti
s
di
d
ae
ra
h
te
n
g
a
h
b
e
nt
a
n
g
ak
a
n
m
e
ni
m
b
ul
ka
n
si
tu
as
i
ke
ti
d
ak
st
a
bi
la
n,
ya
n
g
di
n
a
m
ak
a
n
m
e
k
a
ni
s
m
e
k
er
u
ntu
h
a
n.
S
ec
ar
a
u
m
u
m
,
k
o
m
bi
n
as
i
a
nt
ar
a
3
se
n
di
(s
e
n
di
se
b
e
n
ar
n
ya
d
a
n
se
n
di
pl
as
ti
s)
ak
a
n
m
e
n
g
ak
ib
at
ka
n
m
ck
a
ni
s
m
e
ke
ru
nt
u
h
a
n.
D
al
a
m
G
a
m
ba
r
5.
4
su
d
ut
ro
ta
si
e
el
as
ti
k
da
la
m
da
er
ah
be
ba
n
la
ya
n
M,
hi
n
g
ga
se
ra
t
te
rl
u
ar
m
e
nc
a
p
ai
k
u
at
le
le
h
fy
p
a
d
a
sa
at
S
u
d
ut
ro
ta
si
ke
m
u
di
a
n
m
e
nj
a
di
in
el
as
ri
k
p
ar
si
al
hi
n
g
g
a
m
o
m
e
n
pl
as
ti
s
M
p
te
rc
a
p
ai
.
K
et
ik
a
se
n
di
pl
as
ti
s
te
rc
a
p
ai
,
k
ur
va
M
-O
m
e
nj
a
di
h
or
iz
o
nt
al
d
a
n
le
n
d
ut
a
n
b
al
ok
te
ta
p
bc
rt
a
m
b
a
h.
D
a
n
p
a
d
a
te
n
g
a
h
b
e
nt
a
n
g
ti
m
b
ul
ro
ta
si
O,
,
ya
n
g
m
e
n
g
ak
ib
at
ka
n
le
n
d
ut
a
n
b
al
ok
ta
k
la
gi
ko
nt
in
u.
A
g
ar
p
e
n
a
m
p
a
n
g
m
a
m
p
u
m
e
nc
a
p
ai
O,
ta
n
p
a
m
e
ni
m
b
ul
ka
n
ke
ru
nt
u
h
a
n
ak
ib
at
ke
ti
d
ak
st
a
bi
la
n
in
i,
m
ak
a
h
ar
us
di
pc
n
u
hi
ke
ti
g
a
m
ac
a
m
sy
ar
at
ya
k
ni
ke
ka
n
g
a
n
la
te
ra
l.
p
er
b
a
n
di
n
g
a
n
le
b
ar
d
a
n
te
b
al
H
e
ns
(b
/tf
),
p
er
b
a
n
di
n
g
a
n
ti
n
g
gi
d
a
n
te
b
al
w
e
b
(h
/c
).
q=
beb
an
laya
n
Dak
tilit
as
Kel
eng
kun
gan
u=
010
p
(a)
karakteristi
k momenrotasi
Gambar
5.4 Sendi
Planis
dan
Kurva
MM
persyaratan: 0b-M,
Dengan: o h = 0, 90
M n = tahanan momen nominal
M terfaktor
= momen nlentur akibat beban
MP____
berlacla
igah
7111
1ikan
tak kompak
__________________
M r
3erat
istik
ijadi
Masi
:
that
kompak
10-
b/t
Gambar 5.5 Tahanan Momen Nominal Penampang Kompak dan Tak Kompak
:
ESAMPANG KOMPAK
Zf
5.8
Dengan: M p = tahanan
momen plastis Z =
modulus plastis
kuat leleh
:
= mr. =
Dengan: f
f ).s
adalah:
5.9
= tahanan leleh
f,
= t eg an ga n si sa
S = modul us penampang
8 6 B A B 5 K O M P O N E N S T R U K T U R L EN T U R
-/1.
M + _______M.
5.10
11111111111111111111111111111110
= 1,2D+1,6L=
1,2(350)+1,6(1500)
2820 kg/m = 2,82 ton/m
12 m
I
- .
8
ZY =
.tj
4
2 =d2(ro+tf)
- ")
(d-2t .)
350
=7
=9,21
x19
h 350-2(20+19)
=22,67
12
170
?
f,
16
80
i f,,
\d
170
= 10,97
,
A12
40
370 \
if, -f.
2550
6 = 108,44
A124
0
1
80
1,
370 - 28,37
,
A/ 240-70
= 164,6
A/240
2550
5 , 4 D E S A I N B A L O K TE R K E K A N G L ATE R A L
10
87
Penampang kompak!
Z. = b.t f -(dt I )+ 1 .t ,.(d-21 1 -) 2
.da
) fi t
OK
Untuk f; = 450
MPa Coba profil
350.350.12.19
b
350
=
=9,21
24( 2x19
h
350-2(20 +19)
= =
= 22,67
t
12
xp
170170
=
f y A450
8 , 0 1
16801680
= _______________=79,2
,\Ify
-\450
370
370
1 8 , 9 8
Alf} -\/450-70
25502550
120,2
A/450
(4-4
f) d/2
300 =10
2 x 1 5
10
170
170
h 300-2(18+15)
== 23,4
-\1450
370
=
1 8 , 9
A1450-70
370
1680
1680 =
79,2
A1450
2550 2550
j450____________________120,2
88
= Z.. f = 1464750(450) =
65,91 ton.m =(f-f).s x = (;y-
fr) d72
= ( 450 70 ) .
101
51, 68 t on . m
300/2
20400=
'____M +-~ M
OK
16.E./
10 1 ' 4 _ 5 ( 1 L 2 \ L 2 _ 5 M G -L 2
384.EI 488q0.iEI 48 El.
A
1 1 2
A
2 P.b(3L2 4b2)
=i
A L / 2 L/2
_ L
5 m8 . MI
4
H - 3 M 2)
2 mi .L 2 m-2.L 2
48 El 16H
5 m .L
A L/2
=
5 . 5 L E N D U TA N B A L O K 8 9
Karena M o = M + 0, 5( M, + M 2 ), maka
5..L 2 (iv
48-ET \s
0,1.M,)
JAWAB:
qu =
1,2 D + 1,6L
111111111111
111111111 A
balo
k.
atau
tidak
amp
u-
q,
8 i"
= 17,28 ton.m
Perh
, =
M
17 ,28.10 7
O - f 0,90X240 = 800000 mm3 = 800 cm3
h
b
2.t
=8,33
2x12
h 294-2(12+18)
170
200
170
= 29,25
370
370
f)
/240-70
2550 = 255
0
N, If A/24
0
Penampang kompak!
Selanjutnya dihitung I perlu untuk memenuhi syarat lendutan.
M L = 1 -1200.872 = 18,75 ton.m =
18,75.10 Nmm 8
(untuk memeriksa syarat lendutan, hanya beban hidup saja yang
dipertimbangkan)
5-q.L 4 5.M.L 2
A=
384.EI 48.E/
5.M.L2
5x9,6.107 x80002
Ix perlu = _______________________________
48..
E(
48 x 200000 x 8000
300
- 12000.10 4 mm 4 =
12000 cm'
Cek lendutan:
A
_ 5.q.L4
5-M.L2
5x9,6.10x80002
384.EI 48.E/
48 x 200000 x 13600.104
= 23,53 mm < L ( = 26,67 mm)
300
Dalam contoh soal ini tampak bahwa kondisi batas layan (lendutan) lebih
menentukan daripada kondisi batas tahanan, dalam proses desain profil
yang aman.
n CONTOH 5.5:
Rencanakanlah komponen struktur balok baja berikut ini dengan
menggunakan profil WF seekonomis mungkin. Asumsikan terdapat
kekangan lateral yang cukup pada bagian flens
tekan profit. Disyaratkan pula bahwa lendutan
tidak botch melebihi L/300. Gunakan mutu baja BJ 37!
P (D = 4 ton;L = 10 ton)
4m
8 m
JAWAB:
Asumsikan profil kompak!
M 41 640'
M = M = _______=
- 46,22.10
p
n
0 , 9 Nmm
= 1,2(4) +
5.
Pu4 4 x 20,8x8
- 41,6 ton.m
41,6.10
Nmm
5 .6 G E SE R PA DA PE N A M PA N G G I L A S
91
46,22.10
________________ - 1925,83cm3
f1,
240
Z, perlu
ijut nya
840,85
Periksa syarat
kelangsingan profil:
h
2(16+20)
b1500 200
- 6,25 - 42,8
tu,
10
2.t. 2 x 16
<
<
170
=1680
10,97
- ____ - 108,44
All
Pcnampang kompak!
M = z,f ) , = 2096,36,103(240) = 50,31 ton.m
= 0,90(50,31) = 45,281 ton.m > 42,4611
entukar
an profi t
ton.m
48E/
48 x lendutan:
200000 x 47800 x 10000
Periksa terhadap
syarat
3
P.1
10.104 X 8 00 03
Amax
= 11,16 mm < 300 (= 26,66 mm)
la bagian
Gunakan
5.11
C y 2
f.dA
5.12
+ dC' = f( f -Pdf)dA
5.13
92 B AB 5 KO MPO N EN STR UK TU R LE N TU R
f
(a)
(b)
wrirs
um
dA ____
f+df
C
yt
dz
(c)
Gambar 5.6
Penurunan Persamaan
tegangan Geser
'
df
5.14
df.cM
dM y
I
5.15
m-
Y2
dC' = d
5.16
5.17
' 2
f .dA
dz t . I
1,1
5.18
/.t
Dengan V adalah gaya geser, dan Q
adalah statis momen terhadap garis
y2
rata-rata luas penampang web, dengan mengabaikan efek dari lubang alat pengencang,
"-F dC
yaitu:
=
=
Ad.t,
V
5.19
n CONTOH 5.5:
Hitung distribusi tegangan geser elastik pada profi l WF
350.350.12.19 yang memikul
beban geser layan sebesar 95 ton. Hitung pula berapa besar gaya
geser yang dipikul oleh
flens dan berapa yang dipikul oleh pelat web.
Tegangan pada pertemuan antara flens dan web:
V = 95 ton = 95.10 4 N
Q = 350( 19)( 175 - 9,5) = 1100575 mm 3
i - d C " 9 5 . 1 0
x 1 1 0 0 5 7 5
l
cueb
- 216,2 MPa
40300.10 4 x 12
95.1(6:1100575
v - _________________ - 7,41 MPa
fien
40300.10 4 x 350
Tegangan pada sumbu netral:
Q = 1100575 +
1/2 (175-19) 2 (12)
= 1246591 mm 3
95.10 4 x1246
591
216,2 MPa
5.16
244,88 MPa
5.1
7
bag
5.14
5.15
40300.10 4 x12
- 244,88 MPa
350__
1______119
t- 1____
175
___________ 1 2
175
7,41 MPa
(a)
Gaya geser yang dipikul oleh flens dan web, masing-masing adalah: Vans = 2
(1/2)(7,41)(19)(350) = 4,927 ton
f
web
95.104
Dalam contoh 5.5 tampak bahwa gaya geser sebagian besar dipikul
oleh web jika web dalam kondisi stabil (artinya ketidakstabilan akibat
kombinasi geser dan lentur tak terjadi). Kuat geser nominal pelat
web ditentukan oleh SNT 03-1729-2002 pasal 8,8.3, yaitu:
=
0,60.4A,
5.20
De ng an : f = k uat le l e h w eb
2=1, = luas penampang web
Persamaan 5.20 dapat digunakan bila dipenuhi syarat kelangsingan
untuk tebal pelat web sebagai berikut:
h 1100
5.21
t
"
n CONTOH 5.6:
Tentukan tahanan geser rencana profil WF 300.300.10.15, data
profil:
d = 300 mm
Mutu baja BJ 37 (f = 240 MPa, f u
370
MPa)
b = 300
mm =
15 mm t
= 10
mm
h = d-2 (r 0 + t 1 ) 300- 2 (18+15) = 234 mm
Cek persamaan 5.21:
t,
h
1100
= 71
fy
= 23,4
10
234
1100
/ 240
< 0.R n
5.23
Dengan: (/) = faktor reduksi
R = kuat tumpu nominal pelat web akibat beban
terpusat
5 . 7 B E B A N T E R P U S AT PAD A B A L O K
95
web
adi)
.
5.24
0,90
5. 25
web
k
= 1,0
adalah tebal pelat sayap ditambah jari-jari
peralihan, mm
/V adalah dimensi longitudinal pelat perIcrakan, minimal
sebesar k , turn
5.21
k
________
T
N+5k
IN+2,5k---1
___01
45'
N
N = panjang dukung
k = jarak dari muka
>
sayap terluar ke
kaki lengkungan
badan (yang
diberikan dalam)
AISC Manual
5.26
cud
_
itu.
bersama dengan
dimensi
(penampang)
R = beban terpusat yang disalurkan ke gelegar
Gambar 5.7 Balok dengan Behan Terpusat
Ri=0,',t,2 1+77
tf
0,79
j> d 12;n =
3N/d = 3N
0,39 j . 112
se
=
4 N
0,2
bila:N/d
>0,2
96 BA B 5 K O MP O NE N S TR U K TUR LEN TU R
4. Tekuk web
R
,
n=
b2
terhadap rotasi
pada posisi kerja
Ru:
h b
untuk
<2,3
R
tu , L b
h b f
1+0,4
Lb
\3
5.27
C .E.tn 3 .t
r
Jika - b> 2 3 t, Lb
b.Jika sisi tekan
Hens tak dikekang
terhadap
untuk:
rotasi
untuk h b
M<_M1
f <17
tu, Lb
Cr.E.tu,3 .t f
3
h2
Jika
(
, b
h bf >1,7 tw Lb
3,25
t L
wLb
1,62
0,4 h
R1
0 = 0,85
5 . L entur p ad a pel a t
w eb
3 ____________
R =24,084
WE
5.28
71
= 0,90
CONTOH 5.7:
5.28
P,
=
60
ton
P
.
60
ton
1
1
:3
,2
=
60
to
n
T 3
u2
60
to
n
300
3000
6000
3000
300
5 . 7 B E B A N TE R P U S AT PAD A B A L O K
97
5.2
7
5.2
yf
[1:4x200
, 800
f
tf
)(14
0 , 2 26
(200000 x 240 x 26
14
=
60
E fl f. t f
t,
\
1
(800 sz.)
A
= 0,75(0,39)(14)2 h bf =
Lb
14
2 300
6000
4.
terhadap rotasi)
_____________ 8 0 0
___________________ 54
14
300
6000
bf
Lb
n CONTOH 5.8:
Tentukan dimensi bearing plat untuk tumpuan balok, bila diketahui
reaksi tumpuan akibat beban mati, D = 10 ton, dan reaksi akibat
beban hidup, L = 20 ton. Balok yang digunakan WF 350.350.12.19 (k
= 39 mm). Balok ini terletak di atas beton yang mempunyai
f
22,5 MPa.
JAWAB:
1,2D + 1,6L = 1,2(10) + 1,6(20) = 44 ton
R n = R/(1) = 44/1,0 = 44 ton
N=
'
2,5k =
fy,.tu,
440000
240x12
(2,5x39) = 55,27 mm 60 mm
Al
erbi
440000
P_______________ - 23000 mm2
0,85.f', 0,85x22,5
R n = 0,39. 1 ;
1+3__________
R = 0,39x12
t t,
160 ( 12 y 5
1+3
200000x240x1
350 19
9
8/2
Ar M=
=
Mu 1884195-39) .N
= 228758,4.N
(P.Z.f; >
tt
0.X.AT42..fy
t2 >
M 4
, masukkan harga-harga yang
0,9 xfy xN
Gambar 5.9
Akan
n gah
M = M cos yl
m, = M sin y
bidang
beban
sumbu
potongan
a-anetral
y
Perhatikan pula potongan sejarak z pada Gambar 5.10. Syarat kesetimbangan dalam free
body dipenuhi bila:
0
fa-dA = 0
A
5.29
10 0 B A B 5 KOM P O N EN S T R U K T U R L EN T U R
5.30
EM = 0 )
5.31
fx.a.d
A. A
Momen M dan M positif bila menghasilkan lentur positif, artinya
lentur yang mengakibatkan tekan pada bagian atas balok dan tarik pada
bagian bawah.
LENTUR DALAM BIDANG YZ
proporsional
k 1 .y
A
y
5. 32
k, f y.dA = 0 A
M = k, f y2
=
5. 33
5. 34
5. 35
= k, xy.dA = k y l
Persamaan 5.33 menunjukkan bahwa x haruslah sumbu berat. Dari persamaan 5.34 dan 5.35
memberikan:
MM
k= ' =________
5.36
sebagai:
tang= ____ =
proporsional
5.30
5.38
hingga 5.31 memberi hasil:
5.39
5.40
5.41
G = k,.y
k 2 fx.dA=0
Leng-
Mx=
k 2 xy = k 2 .1 x y
M
f x 2 . d A = k 2 1,
A
5.32
Dan
sud
ut y
har
usla
h:
M
t
a
n
g
=
_
'
Ian
5.34
5.36
5.37
ka
;ga:
=
M
Dalam kasus
penampang yang
memiliki paling
sedikit
satu
sumbu simetri I y
= 0 dan tan y =
0, maka beban
dan
lentur
terjadi
dalam
bidang xz.
LENTUR DI LUAR BIDANG
XZ DAN YZ
Tegangan total a
merupakan
penjumlahan dari
tegangan akibat
lentur
dalam
bidang xz dan yz.
6 = k + kyx
5.43
M
k2 =
9, k I +
.
1
5
.
4
4
.
M = k .1 + k2
5.45
y
xy
Menyelesaika
n persamaan 5.44
dan 5.45 serta
substitusi
ke
persamaan
5.43
akan diperoleh:
M I -My I"2
CT = _______________________________________
'
Persamaan
5.46 merupakan
persamaan umum
lentur,
dengan
mengasumsikan:
balok
lurus,
prismatis, sumbu
x dan y adalah
dua sumbu berat
saling
tegak
lurus,
material
elastik linear, tak
ada
pengaruh
puntir.
Bila penampang
mempunyai setidaknya
satu sumbu simctri,
maka dengan mensubstitusikan I y = 0,
persamaan
5.46
menjadi:
0.=
_Mx
x
X
+ I v
Dari
persamaan
5.37 dan
5.42
didefinisikan
tang =________________
My
Bila
tegangan dalam
sumbu
netral
sama dengan nol,
6
dalam
persamaan 5.46
dapat disubstitusi
dengan
nol,
selesaikan untuk
x/y
akan
diperoleh bentuk:
x
y
2
M -m .1
/ ./ -1
x
" Y
y
5.47
5.48
102 B A B 5 K O M P O N E N S T R U K T U R L E N T U R
tan
M'
M
ditulis sebagai:
- t a l l y /
tan a =
5.49
xy
tang
5.50
n CONTOH 5.9:
Sebuah
profil
WF
400.400.13.21
dikenai beban yang membentuk sudut
50 terhadap sumbu vertikal. Hitung
kemiringan sumbu netral!
DataprofilWF400.400.13.21:
mm. = 66600.10mm4 dan/=
22400.104
4
tang=tan85
tana = tany
/,
tana =
22400
.tan(85 )
66600
a=
s u75,42
mbu netral
n CONTOH 5.10:
Balok dengan bentang 3 m memikul
beban merata 0,75 ton/m (termasuk
berat sendiri). Digunakan profil siku tak
sama
kaki
L
75.170.10.
Hitung
tegangan pada titik A, B, dan C, bila
profil dapat melentur dalam arah
sembarang dan hitung pula bila profit
diasumsikan hanya melentur pada
bidang vertikal saja.
I
= [170(85 62,1)(-15,2 + 5)
5
bidang
beban
+ 65(-62,1 + 5)(32,5 + 10
15,2)110
I
/
7
0
9
.
1
0
4
m
m
4
8
8
,
2
.
1
0
4
m
m
4
= 1410325,5 ram/1
6
2
,
1
m
m
1
5
,
2
m
m
ulis
75
.49
170
.50
AB
.dap
= 0,75 tonim
1 Mill I
_____________L - 3 m M.
= 1 = 0,84375 tm
8
M. = 0,84375.107
Nmm
M= 0
IY -I
7
0,84375.10
488,
2.104.107,9 - (1410325,5x
-15,2))
fA= Y 2 -
(7
09
x8
8,
2.
10
8
(-
1
4
1
0
3
2
5,
5)
2
=
+
1
4
5,
8
8
M
P
a
M (/
-/.,.x)
0,84375.10
488,2.104.107,9 (-1410325,5x5,2))
fB _________
I./ 2-/
(7
0
9
x
8
,2
8
-)1
0
(4
-1
0
3
2
2
5
)xY
y
fc =
=
+
17
3,7
9
MP
a
111(1,,.y1, .x
I I:y - I
y
(709x
Lentur dalam bidan g
vertikal raja:
M, .y
0,84375.10 7
.107,9 _
tA = tB =
=
709.104
128,4 MPa
x
fc1V1
0,84375-107-62,1
= - 7 3 ' 9 M Pa
709.104,-Y
Persamaan-persamaan
umum
lentur
di
atas
berlaku
hanya
untuk
material yan g elastik linear
(G < 4). Bila material telah
mencapai
batas
plastis,
maka persamaan berikut
dapat
dipakai
untuk
material
yan g
memiliki
palin g tidak satu sumbu
simetri.
M
____________+M'<1
Ob'itc Ob.Mn
Den g an: M
a
d
a
l
a
h
m
o
m
e
n
diri)
.
dan
t
e
r
f
a
k
t
o
r
a
d
a
l
a
h
t
a
h
a
n
a
n
l
e
n
t
u
r
n
o
m
i
n
a
l
=
0
,
9
0
n CONTOH 5.11:
Rencanakanlah struktur gording pada suatu rangka atap dengan ketentuan
sebagai berikut:
ketentuan
Jarak antar gording
= 1,25 m
Jarak antar kuda-kuda = 4 m
Sudut kemiringan atap = 25
Penutup atap genteng, berat = 50
kg/m 2
Tekanan tiup angin
= 40
kg/m2
lip channel 150.65.20.3,2, dengan
JAWAB:
datadata:
Coba menggunakan profil
light
Ix = 332.104 mm4
I
= 54.104 mm4
3
3
Z = 44,331.10 mm Z
3
3
= 12,268.10 mm
Beban mati:
Berat gording
Berat atap = 1,25(50)
q
Beban hidup:
Di tengahtengah
gording P
Beban angin:
Tekanan angin
Koefisien angin tekan
Koefisien angin hisap
w
tekan
(i)
Insap
150
=7,51 kg/m
=62,5 kg/m
=70,01 kg/m
= 100 kg
= 0,1
= 40 kg/m2
=0,02a 0,4
= 0,02(25)
0,4
=0,4
=0,1(40)
(1,25)
=0,4(40)
(1,25)
= 5 kg/m
= 20
kg/m
Akibat beban
mad:
q = 70,01 kg/m
qx = q.cos 25 = 70,01(cos 25) =
63,45 kg/m qy = q.sin 25 =
70,01(sin 25) = 29,59 kg/m
M = - 1 (63,45)(4)2
fltuan
= 126,9 kg.m
(29,59)(2)2
= 14,795 kg.m
8
Akibat beban hidup: P = 100 kg
M = _ 1 (P-cos
= 1 _ (100)(cos
25)(4) = 90,631 kg.m
4
4
M = 4 (Psin ot).L 4 (100)(sin 25)(2) = 21,131 kg.m
Y
Akibat angin:
Karena beban angin bekerja tegak lurus
sumbu x sehingga hanya ada angin tekan: M
=
(5)(4)2 = 10 kg.m
angin hisap:
1
- 8 (-20)(4) 2 = -40 kg.m
Kombinasi Beban:
Kombinasi Behan
1.U= 1,4 D
2.U = 1,2D + 0,5L
3. U = 1, 2D + 1 ,6 L
U = 1,2D + 1,6L, + 0,8W
4.U = 1,2D + 1,3 W +
5.U = 0,9D 1,3 W
Arah x (kg.m)
Arah y (kg.m)
177,66
197,5955
297,2896
305,2896
210,5955
127,21
74,21
/2
20,713
28,3195
51,5636
51,5636
28,3195
13,3155
13,3155
305,2896.104
51,5636.104
- 0,32 + 0,39 = 0,71 < 1,0
0,9 x 10639440 Y 2 -0,9-2944320
OK
10 6 B A B 5 K O M P O N E N S T R U K T U R L E N T U R
C.A1my
no,
C, .1t4"
as
vn
Dengan ketentuan:
(1)
b
J
114 :
Untuk b /d <
0,5
c = 1,0
01/
ny
Untuk 0,5 < < 1,0 :
c = 1,6
Untuk b r /d < 0,3 :
= 1,0
>
:
Untuk 0,3 < b f /d <
B = 0,4 + b ./d
1,0
f
'
1,0
n CONTOH 5.12:
Periksalah kekuatan profil WF
250.250.9.14 untuk memikul
momen akibat beban mati M D,
= 2 ton.m, M D = 0,6 ton.m
serta momen akibat beban
hidup M L = 6 ton.m dan /11
=
2,8
ton.m.
Asumsikan
terdapat
sokongan
lateral
yang cukup untuk menjaga
kestabila - n struktur. Gunakan
mutu baja BJ 37!
. 11/
JAWAB:
Hitung momen terfaktor dalam
arah x dan y:
M
=
1
,
2
(
2
)
+
1
<1,0
,
6
(
6
)
=
1
2
t
o
n
.
m
M
u
y
=
1
,
2
(
0
,
6
)
+
1
,
6
(
2
,
8
)
=
5
,
2
t
o
n
.
m
Periksa kelangsingan
penampang:
h= 250
= 8,93 <
10,97)
2t1 2x14
h
250-2(14+16)_
1680
- 21,1
t,
P
e
n
a
m
p
a
n
g
k
o
m
p
a
k
!
H
i
t
u
n
g
r
a
s
i
o
b
f
/
d
17 0
AlfY
(= 108,44)
9
(-
b l = 250
- =- 1 - p e r i ks a d e n g a n
p e r s a m a a n 5. 5 2 da n 5. 53
d 250
Mx.
= MX
=
Z I f y
=
936,
89.1
03(2
40) =
22,4
8536
ton.
m M
= My
= ZJ;
=
442.
103(
240)
=
10,6
08
ton.
m
ny
Karena M, = M re M il ) , = M pj
serta
dengan
mengambil
nilai C = C = 1,0 dan (0,4 +
b/d) = 1,4, maka persamaan
5.53 lebih menentukan!
,1,4 (
.A/ )
1,4
tlX
+ ________UY
\. Ob M 7/), ,/
011.11
1,0x12
x 5,2
0,9 x22,48536,
<1 ,0
/ iny
+1
1,4
02
1,0
,0,9x10,608
OK
SOALSOAL LATIHAN
lari
NI
= 5.1 Suatu komponen struktur lentur terbuat dari dua buah pelat sayap
ukuran 12 mm x 190
mm dan pelat badan ukuran 9 mm x 425 mm. Mum baja yang
digunakan adalah BJ 41.
a)Hitunglah modulus plastis penampang (Z) dan momen plastis (Al)
dalam arah sumbu kuat
b)Hitunglah besarnya modulus penampang elastis (5) dan momen
leleh (M) dalam arab sumbu kuat
.52
.53
= 5.2 Suatu komponen struktur lentur terbuat dari dua buah pelat sayap yang
berbeda, yaitu
12 mm x 300 mm (sayap atas) dan 12 mm x 175 mm (sayap bawah)
serta pelat badan ukuran 9 mm x 400 mm. Hitunglah besarnya
modulus plastis penampang dalam arah sumbu kuat dan hitung
pula besarnya momen plastis yang bersangkutan. Gunakan mum
baja BJ 37!
nati
dan
esta
-
= 5.3 Suatu balok baja seperti pada gambar terbuat dari profil WF
500.200.10.16 (dari baja
BJ 37), dengan kekangan lateral menerus pada sisi liens tekan.
Periksalah apakah profil tersebut mencukupi untuk memikul beban
seperti pada gambar!
P, =
50 kN
= 20 kN/
INUMMINUIMINUMMINUMMI
4,5 m
4,5 m
Gambar P.5.3
= 5.4 Sebuah balok dengan panjang 7,5 m tertumpu dengan sendi pada
ujung kanan, dan
tertumpu dengan rol pada jarak 1,5 m dari ujung kiri seperti pada
gambar. Hens tekan balok terkekang lateral secara menerus.
Periksalah apakah profil WF 250.125.6.9 dari baja BJ 41 mencukupi
untuk memikul beban-beban tersebut! (beban sudah termasuk berat
sendiri profil)
= 5 kN/m;
= 20 kN/m
1111111111111111111111111111119011111111111
I/7
t
(0,4
1,5 m
6 m
Gambar P.5.4
but.
OK
ujungnya, dan
digunakan sebagai suatu komponen struktur lentur. Bagian sayap
tckan terkekang lateral
secara menerus dan mutu baja yang digunakan adalah BJ 37.
Jika
rasio
LID
=
3,
hitunglah
beban kerja total yang diperbolehkan bekerja (dalam kN/m) pada
balok tersebut!
1 0 8 B A B 5 K O MP O N E N S T R U K T U R L E N T U R
PD = 40 kN/m; P L = 50 kN/m
7fr
4m
4m
Gambar P.5.6
aomi
s J
37).
Sambungan Baut
TUJUAN PEMBELAJARAN
balok
puan.
umpu
adala
h
.
umbu
;umb
u
u
baja
1 PENDAHULUAN
A = 4 ff[d
0,974312
n
Dengan: d b adalah diameter nominal baut
n
adalah jumlah ulir per mm
6.1
1 1 0 BA B 6 S A M BU NG A N B A U T
Diameter
(mm)
6.35 - 104
12.7 25.4
510
12.7 38.1
Proof Stress
585
725
825
(MPa)
6.3
0,754b.45
6.4
6.5
R = 2 4.d
'
t f
Rr =
.(MPa)
Tata letak baut diatur dalam SN1 pasal 13.4. Jarak antar pusat
lubang baut harus diambil tidak kurang dari 3 kali diameter
nominal baut, dan jarak antara baut tepi dengan ujung pelat haws
sekurang-kurangnya 1,5 diameter nominal baut. Dan jarak
maksimum
antar pusat lubang baut tak botch melebihi 15tp maksimum t adalah
tebal pelat lapis tertipis
dalam sambungan) atau
200 mm, sedangkan jarak
tepi aksimum hams tidak
melehihi (4t + 100 mm)
atau 200 mm.
za dikeht:-
harus
6.:
yang diaml
;an.
amaan:
Letak Baut
CONTOH 6.1:
Hitung beban kerja tank
maksimum untuk sambungan
tumpu berikut, yang menyatudua buah pelat (BJ 37)
berukuran 16 x 200 mm. Baut
yang digunakan berdiameter
mm, f, b = 825 MPa dan tanpa 2 0 0
dalam bidang geser. Behan
hidup yang bekerja 3
besarnya kali beban mad.
1
22
ulir
40
40 1-75
6.-
tipe
kan
0
T
kompone
n
CrT I
i! !
6.
1
64-J T
11110-T
t 16
112 B A B 6 S AM BU N G A N B AU T
A
A
Ae
Leleh:
JAWAB:
Periksa kekuatan pelat terlebih dahulu, lakukan analisa seperti batang tarik!
= 16(200) = 3200 mm 2
= 3200 - 2( 22 + 3,2 ).16 = 2393,6 mm 2
= An = 2393,6 mm 2
0.T = df A = 0,90(240)(3200) = 69,12 ton
0.T = = 0,75(370)(2393,6) = 66,42 ton
Fraktur:
Tinjau tahanan baut:
1
2
Geser:
= 0.0,54h.m.Ab = 0,75(0,5)(825)(1)( /4-Tc-22 )= 11,76
ton/baut 0,75(2,4)(22)(16)(370) =
23,44 ton/baut
Tumpu: 0.R = 0.2,4.db.tpf
tahanan untuk 4
Tahanan geser menentukan,
baut:
sehingga 0.T = 4 x 11,76
= 47,04 ton
Dari 3 kemungkinan tersebut, 0. T = 47,04 ton yang menentukan.
> Tt,
47,04 > 1,2D + 1,6L
47,04 > 1,2D + 1,6(3D) = 6D
D < 7,84 ton dan L < 23,52 ton
Jadi, beban hidup yang boleh terjadi sebesar D + L = 7,84 + 23,53 = 31,36
ton.
nCONTOH 6.2:
Rencanakan sambungan baut sekuat pelat yang disambung bagi
komponen struktur tarik berikut ini. Pelat dari baja BJ 55 (f = 410
MPa, f t , = 550 MPa). Gunakan baut diameter 19 mm (tanpa ulir di
bidang geser, f, b = 825 MPa). Rencanakan baut diatur dalam dua
baris.
6 x150
T/2 4111-1________________________________________
11110- T
T / 2
10 x 150
JAWAB:
Jumlah luas dua pelat luar lebih besar dari luas pelat tengah, sehingga
perhitungan didasarkan pada pelat yang tengah.
Ag
A
= 10(150) = 1500 mm 2
= [ 150 - 2( 19 + 3,2) ](10) = 1056 mm 2
ton
Fraktur:
0.T,
01.A,
30 60 30
tari
k
met
er
CONTOH 6.3:
Hitung jumlah baut yang
diperlukan oleh komponen
struktur
berikut
yang
memikul beban mati (D = 3
ton) dan beban hidup (L =
15 ton). Gunakan baut
tanpa ulir di bidang geser,
d b = 19 mm, f bb = 825 MPa.
Pelat yang disambung dari
baja BJ 37. Aturlah baut
dalam 2 baris.
T/2 -411
115 0
6 x 250
T
T/2 III-- _____________________________
6 x 250
JAWAB:
Hitung beban tarik
terfaktor,
T
,
=
1,
2
D
+
1,
6
L
=
1,
2(
3)
+
1,
6(
1
5)
=
2
7,
6
to
n
Pe
la
t
te
n
g
a
h
m
e
n
e
nt
u
ka
n
d
al
a
m
p
er
hi
tu
n
g
a
n
ke
k
u
at
a
n:
= 6 x 250 =
1500 mm 2
A
= [ 250 - 2.
(19+3,2)].6 = 1233,6
mm 2
an di-
Max
A = 0,85A g =
T
=
Of
yA
g=
0,9
0(2
= A = 1233,6
40)
(15
00)
=
32,
4
ton
Fra
ktu
r:
0.
T
=
01
..A
e=
0,7
5(3
70)
(12
33,
6)
=
34,
23
ton
O.T.( = 32,4
ton ) >
T. (= 27,6 ton)
OK
Perencanaan baut:
Geser:
O.R =
0.0,5fub
-m-Ab =
0,75(0,
5)(825)
(2)
(1/4 i
192)
=
17,54
ton/bau
t
Tumpu:
= 0.2,44.tpf! =
0,75(2,4)(19)
(6)(370) =
7,59 ton/baut
27,6
baut diperlukan ___= 3,6
-= 4 baut
L 59
114 BA B 6 SA M BU NGA N
B AU T
30
190
30
30
,
=
0
,
6
(
3
7
0
)
(
6
8
0
,
4
)
=
1
5
,
1
t
o
n
4
.
A
n
r
=
3
7
0
(
2
2
6
,
8
)
=
8
,
3
9
t
o
n
Karena
4.
, maka
80
i. 3
An
A
ll
50
=
5
0
0
,
5
4
1
9
+
3
,
2
)
1
(
__9
150
50
6
)
=
4
6
6
,
8
m
m
2
0
,
6
4
,
=
0
,
6
(
3
7
0
)
(
1
1
6
0
,
4
)
=
2
5
,
7
6
t
o
n
f,. Ane
= 370(466,8)
= 17,27 ton
Karena 0,64 ,A.,>
4 maka
= 0. (0,64-A.,+
Ag)
= 0,75 ( 0,6(370)
(1160,4) +
240(100)(6) ) =
30,12 ton > T
6. 3
G E S E R E K S E N TR I S
115
(=
6.7
Dengan: p
rn
0
0
6.8
3 GESER EKSENTRIS
Apabila gaya P bekerja pada garis kerja yang tidak melewati titik berat kelompok
baut, maka akan timbul efek akibat gaya eksentris tersebut. Beban P yang
mempunyai eksentrisitas sebesar e, adalah ekuivalen static dengan momen P
itaupu dikali e ditambab dengan sebuah gaya konsentris P yang bekerja pada
sambungan. Karena baik momen maupun beban konsentris tersebut memberi
i
efek geser pada kelompok baut, kondisi ini sering disebut sebagai geser eksentris.
Dalam mendisain sambungan seperti ini, dapat dilakukan dua macam
pendekatan yaitu:
1. analisa elastik, yang mengasumsikan tak ada gesekan antara pelat yang
kaku dan alat pengencang yang elastik
2. analisa plastis, yang mengasumsikan bahwa kelompok alat pengencang
dengan beban eksentris P berputar terhadap pusat rotasi sesaat dan
deformasi di setiap alat penyambung sebanding dengan jaraknya dari
pusat rotasi.
M = Pe
Oh
Analisa Elastik
Prosedur analisa ini didasarkan pada konsep mekanika bahan sederhana, dan digunakan
sebagai prosedur konservatif. Untuk menurunkan persamaan yang digunakan dalam analisa
ini, perhatikan sambungan yang menerima beban momen M dalam Gambar 6.4.a. Abaikan
gesekan antara pelat, momen sama dengan jumlah gaya dalam Gambar 6.4.b dikalikan
jaraknya ke titik berat kelompok baut.
M=
6.9
R4
Gambar 6.4 Sambungan dengan Beban Momen
R3 ./
..41
Rs
Jika tiap baut dianggap elastik dan mempunyai luas yang sama, maka gaya
R dari tiap baut
d3 d
juga proporsional terhadap jarak ke titik berat kelompok baut tersebut.
R2
d,
=-=
d,
d6
6.10
Atau
=;
d,
R,=
-
d2; ...........;
bentuk:
R =d,'
d
6.11
M=
.d-
R
.114 =
R
d
+=.d d
d + .........., -1=
d,
6.12
=
I
M.d
6.13
Id'
Md
R, =M-d ,
'
M.(16
6.1-t
6.1
117
Apabila gaya R, diuraikan dalam arah x dan y seperti dalam Gambar 6.5,
maka dapat dituliskan komponen gaya dalam arah x dan y:
x
R
R
6.16
R = .1?
d
d
Substitusikan 6.15 ke 6.14 diperoleh:
My
M.x
R= _____________R =_____
6.17
aka:.
lika:6.''
Gambar 6.5
tari
6.1'
dituliskan lagi:
My
Mx
R =________________ R=____________
+If
lx2 y`
Dengan hukum penjumlahan vektor, maka gaya R
didapatkan dari:
6.1
R= IR +R
6.18
6.19
6.20
6.1_
Dengan N adalah jumlah baut. Dan total resultan gaya pada tiap baut yang mengalami gaya
eksentris adalah:
6.1
R=
(R + R)
6.21
CONTOH 6.4:
6.1
b e r i k u t y a n g m e m i k u l g a y a e k s e n t r i s s e p e r t i p a d a g a m b a r.
6.1'
J AWA B :
Baut yang menerima gaya terbesar adalah baut nomor 1, 3, 4, dan 6.
Pada
baut
nomor
4 bekerja gayagaya:
118
M.y
1500)(75
R= =__________=3 ton
Lx2+1 y2 37500
100
M.x1500x50
R ____________=________
Ix) +1.y
37500
12
R - P -- = = 2 C011 1
N 6
Gaya
total pada
baut
nomor 4:
R=
+(R + R) = V3 2
5 ton
nCONTOH 6.5:
Hitung gaya R yang
bekerja
pada
baut
nomor 4 berikut ini, bila
kelompok baut tersebut
memikul beban P 1, = 5
ton yang membentuk
sudut a terhadap sumbu
horizontal,
di
mana
besarnya tan a =
JAWAB:
e = 160 mm
M = 5 (160) = 800 ton
mm
2 ton
mm
+I y2 = 6(50)2 +
4(75)2 =
37500 mm2
+ (2 + 2) 2 =
e = 75 + 50 = 125 mm
4
(
5
0
)
2
4
(
7
5
)
2
3
2
5
0
0
m
m
2
G
a
y
a
g
a
y
a
y
a
n
g
b
e
k
e
r
j
a
p
a
d
a
a
u
t
n
o
m
o
r
2
:
R ______________
M. y
= 1,85800x75
ton >
X
.
32500
2 7 +1y2
2
M.x800x50
__________,
,_1,23
__________=
ton 1
+I y-
32500
_ P. c o s a 5 x 0 , 8
= 4 = 1 ton
4
>
R
Kii -
P. s i n a 5 x 0 , 6
R =____4
4=
_= 0,75 ton
6 . 3 G E S E R E K S E N TR I S
119
160
150
Pu = 5 ton
terseb
ut
ontal,
nCONTOH 6.6:
Dua buah profil CNP 24 dihubungkan dengan pelat setebal 10 mm,
sebagai alat sambung digunakan baut A325 db = 22 mm (tanpa ulis
dalam bidang geser). Tersedia dua pola baut seperti dalam gambar,
yaitu pola I dan pola II. Pada kondis tersebut bekerja beban terfaktor
P. yang sama besar dan berlawanan arah. Jika diketahui
perbandingan beban hidup dengan beban mad adalah 3 (L = 3D):
a.tentukan pola mana yang lebih balk
b.dengan pola yang lebih baik tersebut, hitung beban kerja
PU
140
220
220
JAWAB:
Pola baut I: baut yang menerima gaya terbesar adalah bautbaut
atas dan bawah M = Pu.( 184 + 72 + 184 ) = 440 Pu
r, = V36 2 +60 2 = 70 mm
R=
M.r, =
440.Pu.70
1r (4x70 )+(2x362)
2
1,3879.P,
= 70 mm
Mr 440.P 70
R=_____=_______, =1,0476.P u
r2
6x70 -
S.
Ternyata pola baut II lebih baik, gaya yang dipikul tiap baut sama besar
dan lebih kecil daripada gaya maksimum baut 1 pada pola I.
Selanjutnya menghitung tahanan satu buah baut:
Geser: O.Ru = 0.0,5fub.m.A6 = 0,75(0,5)(825)(2)(1/41E-22 2)= 23,52 ton
Tumpu:O.R u = 0.2,4.d b .t p f? = 0,75(2,4)(22)(10)(370) = 14,652 ton
Tahanan tumpu menentukan!
1,0476.P < 14,652 ton
< 13,986 ton
13,986 > 1,2D + 1,6L
13,986 > 1,2D + 1,6(3D) = 6D
D < 2,331 ton L < 6,993 ton
Beban kerja yang boleh bekerja D + L < 9,324 ton (= 2,331 + 6,993)
Analisa Plastis
Cara analisa ini dianggap lebih rasional dibandingkan dengan cara
elastik. Beban P yang bekerja dapat menimbulkan translasi dan rotasi
pada kelompok baut. Translasi dan rotasi ini dapat direduksi menjadi
rotasi murni terhadap pusat rotasi sesaat. Lihat gambar 6.6.
P
CG
Titik berat
penyambung (C.G.)
Pusat rotasi
sesaat (I.C.)
Gambar 6.6 Pusat Rotasi Sesaat
kelompok alat
Psino = 0
6.22
=0
IR.cosei Peas =0
i=1
6.23
=0
6.24
=0
i=1
R.d P(e+ = 0
i=1
6.25
Untuk sambungan tipe tumpu, slip diabaikan dan deformasi tiap alat
pengencang proN 7- sional terhadap jaraknya ke pusat rotasi sesaat.
Analisa dilakukan sebagai 0,55
berikut:
=
Ei-
exp(-0,4
6.26
n CONTOH 6.7:
Hitung P n yang boleh bekerja pada sambungan berikut ini, lakukan
analisa plastic. A=a7 sambung yang digunakan adalah baut A325
(d b = 22 mm, f u b = 825 MPa) tanpa dalam bidang geser.
Beban P yang
Iasi dan rotasi
gambar 6.6.
JAWAB:
e = 75 + 50 = 125 mm
R ni = 0,54 b .A b .m = 0,5(825)('/4 122 2 )(1)
= 15,68
ton
ER,..--3d1= 0
R
d,
6.26
= /3,
6.27
=Pje+r)
6.28
= d.
d
=
d.
'
.8,6
Persamaan 6.25 hingga 6.27
diselesaikan dengan trial and
error.
1. Misalkan r 0 diambil
sama dengan 75
mm, proses
hitungan ditabelkan
sebagai berikut:
No. baut x i
1
2
3
4
5
6
25
25
25
125
125
125
yi
d.
A.
R.
(R x i / d.)
Ri.di
75
0
-75
75
0
-75
79,057
25,000
79,057
145,774
125,000
145,774
4,664
1,475
4,664
8,600
14,295
10,053
14,295
15,401
15,223
15,401
4,520
10,053
4,520
13,207
15,223
13,207
1130,090
251,323
1130,090
2245,127
1902,883
2245,127
60,730
8904,640
Coba r o = 51,46 mm
8904,640
(125 + 75)
7,374
8,600
No. baut
1
2
3
4
5
6
x.
1,46
1,46
1,46
101,46
101,46
101,46
y.
d.
A.
R.
(R..x. / d.)
Ri.d,
75
0
-75
75
0
-75
75,014
1,460
75,014
126,171
5,113
0,100
5,113
8,600
6,916
8,600
0,283
2,634
0,283
12,385
15,130
12,385
1089,942
3,845
1089,942
1943,217
101,460
126,171
14,530
2,634
14,530
15,401
15,130
15,401
1535,055
1943,217
43,099
7605,219
= 43,0988 ton
OK
6.29
R.
nCONTOH 6.8:
6.2-
6.2:!
RI21=0
6.30
R x= P
6.31
d.
eb az
Rld= P(e+ro)
JAWAB:
Dengan cara trial and error, diperoleh
.d.
No. Baut
0,09(
1,323
0,091
12,88--.
xi
9,569
9,569
5
6
15,12 -
ro = 59,569 mm.
1
3
4
5,12-
6.32
Yi
9,569
109,569
75
0
-75
75
109,569
109,569
0
-75
di
xi/di
75,60797
9,56900
75,60797
132,77939
109,56900
0,12656
0,00000
0,12656
132,77939
0,82520
535,91272
2,90351
0,82520
1,00000
89,942
' Rnvi
[R <-1
305,2 1
9
6.33
124 BA B 6 SA M B U N G AN BA U T
Dengan:
Rut
ut
= 075f4b-Ab
6.34
6.35.a
R 7 2 = m.0,51L Ab
b
7 , a t a u m.0,41:bAb
6.35.b
(b)
2 profil siku
Profil
struktural
11
2 profit siku
siku
(a)
(c)
(d)
dan Tank
Ov
[OR 1
nv
22
+[
R12
6 .3 6
6 .3 7
____ tarik
o t.R,
1,0
ya:
T1 Z ,
6.34
6.38
6.35.a
6.35.1)
6.39
persamaan 6.37 dengan Ab (luas penampang
dari persamaan 6.34 dan 6.35. diperoleh:
R <
).211
0(0,75.f! ).A,
0(0, 75.f,'
0,75.(0,5-
f!)-A b A 5
ft < r of = 0.(9,75f,b.c 2/;)/
Untuk baut dengan ulir pada
bidang geser diperoleh:
ft<
[of = (I).(0,754b-C
2,5f)]
6.40
Nilai konstanta C dalam
peraturan ditetapkan
besarnya adalah 1,3. Nilai 2
dan 2,5 (koefisien f ur ) dalam
peraturan direduksi menjadi
1,5 dan 1,9.Besarnya nilai 4
f untuk masing-masing mutu
5.b untul
adi sebual
6.3(
A325 dengan ulir
di bidang geser
A325 tanpa ulir di
bidang geser A490
dengan ulir di
bidang geser A490
tanpa ulir di
bidang geser
6.3-
Tipe Baut
04807
1,9f) < 0.621
0-(807
1,54) < 0.621
0.0010
1,9f) < 0.779
0.(1010
1,5f.) < 0.779
1,13x proofload
.0.y 1
_____________
/n
_____________
6.43
Dengan:
V
=
1
,
1
3
.
p
p
r
o
o
f
l
o
a
d
.
m
P
r
o
o
f
l
o
a
d
=
0
,
7
5
6.5 F.
x
A
h
X
p
r
o
o
f
s
t
r
e
s
s
Ab
adalah luas
bruto baut
T
adalah
beban tarik
terfaktor
Pd
adalah
jumlah
baut
nCONTOH 6.9:
Hitung
kecukupan
jumlah baut bagi
sambungan
berikut ini (tipe
tumpu dan tipe
friksi), diketahui
beban terdiri dari
10% beban mad
dan 90% beban
hidup. Baut A325
tanpa ulir di
bidang geser.
P = 1,2(0,1)(35) +
1,6(0,9)(35) P.= 54,6
ton
= P x = 0,8 x 54,6 =
43,68 ton V = P y = 0,6
JAWAB:
35 ton
a
= 143,634
n. A, 6. 1/4 .g.222
0,5.0.f .m = 0,5 x 0,75 x 825 x 1 = 309,375 MPa
b
T
a
r
i
k
:
f
=
8
0
7
1
,
5
1
;
,
=
8
0
7
(
1
,
5
x
1
4
3
,
6
3
4
)
=
5
9
1
,
5
4
9
M
P
a
(
1
).
R
,
c
l
)
.
4
A
b
=
0
,
7
5
x
5
9
1
,
5
4
9
x
1
/
4
.
T
c
.
2
2
2
=
1
6
,
8
6
5
t
o
n
7
.
/
n
=
4
3
,
6
8
/
6
=
7
,
2
8
t
o
n
T./n <
b. Sambungan
ripe friksi
V = 1,13 x p
x proof load
x m
= 1,13 x
0,35 x 1 x
proof
load =
0,3955
p
r
o
o
f
l
o
a
d
=
.
n
.
2
2
2
x
0
,
7
5
x
5
8
5
=
1
6
,
6
8
t
o
n
O
.
V
=
1
x
0
,
3
9
5
5
x
1
6
,
6
8
=
6
,
5
9
7
t
o
n
1
7
.
I
n
=
3
2
,
7
6
/
6
=
5
,
4
6
t
o
n
43,86/
0.17,, 1__ = 6,597 1 ____________________ = 4,038 ton
1,13.proofbad
1,13x16,68
Tn
6.43
tanp
P (beban luar)
Pada saat pemasangan awal, baut mutu tinggi sudah diberi gaya pra tarik
awal T6, hal ini mengakibatkan pelat tertekan sebesar C., dari
keseimbangan gaya:
O K Th
6.44
Beban luar akhirnya bekerja, sehingga keseimbangan gaya sekarang seperti tampak dalam
7
Gambar 6.9.c.:
Tb = pratarik awal
,
P + C./ =
6.45
6.46
Pada saat yang sama tekanan di antara pelat mengakibatkan pelat memendek sebesar:
C C
8 =_____
A ..Er .t
6.47
P
P
Tt
adalah gaya akhir yang bekerja pada baut setelah beban bekerja
Cf
128 BA B 6 SA M B U N G AN BA U T
_C,Cf
Ap.E p
6.48
6.49
1+AlTb
Ab
nCONTOH 6.10:
Baut A325 berdiameter 22 mm menerima gaya tarik aksial seperti
dalam gambar. Jika A = 6000 mm2. Hitung gaya tarik akhir pada baut
(Tf) bila beban kerja terdiri dari 20% beban mati dan 80% beban
hidup.
JAWAB:
O.Rn = 0,754b.0,75.Ab = 0,75(825)(0,75)(1/41c.222). 17,64 ton
Ru = 1,2(0,2R) + 1,6(0,8R) = 1,52 R = 17,64 ton
R
= 11,61 ton
Tb = proof stress x 0,75 Ab = 585(0,75)(1/4-Tc.222)= 16,678 ton
AP 6000
A
=15,784
) 4 7 .7.22 2
T =T6+ A_________________=16,678+1+15,78
1+
Ab
= 17,37 ton
6.51
129
6.4
6.4
c
d
/
d
/
6.52
b1
6.5(
lika
i
th
M.d 12 6.M
I
b.d2
fbi
fb =________
d2
6.54
6.55
T = fth.bp
Substitusikan persamaan 6.52 ke 6.53 diperoleh hubungan: T
6.M.p
CONTOH 6.11:
Hitung beban kerja P dalam sambungan berikut
ini, jika digunakan baut A325, db = 19 mm
(tanpa ulir di bidang geser). Beban yang bekerja
terdiri dari 20% beban mati dan 80% beban
hidup.
;.10
yang
2mpuny
ai
6.51
- 75
40
IN
I
3@80
40
JAWAB:
= 1,2(0,2P) +
1,6(0,8P) = 1,52.P
320-
x801
801 =
d
2
d
3
2
0
2
3
2
0
P
=
1
,
0,40.P
5
2
.
P
________ 0,19P
c/9.1?,, = 0,75(0,5
41') m. Ab = 0,75(0,5)
(825)(1)(1/4.1 -c-192)=
8,77 ton
0.A b .( 807
- 1,5 . f ) <
0.621.4,
=
0,75(807)A b
- 0,75(1,54.A b )<
0,75(621)4,
= 0,75(807)
(t/4)0'0(19 2 )0,75(1,5.4,.A
b)
<
0,75(621)e/41
c-192)
m
a
x
T
=
1
7
,
1
6
1
,
1
2
5
.
V
<
1
3
,
2
t
o
n
S
a
m
a
k
a
n
T
d
e
n
g
a
n
m
a
x
T
u
:
0,4.P
= 17,16 1,125( 0,19 P)
P
= 27,96 ton
Periksa max V dan batas
atas T (13,2 ton):
V
= 0,19.P =
0,19(27,96) =
5,3124 ton < 8,77
ton
= 0,4.P =
0,4(27,96) = 11,184 ton
< 13,2 ton
Sehingga beban kerja P
adalah 27,96 ton.
Cara lain untuk
menganalisa
sambungan kombinasi
geser dan tarik yang
menerima
beban
eksentris
dilakukan
dengan
menghitung
tegangan tarik dalam
baut dengan memakai
teori lentur f = My/I,
atau:
= M.y =
f ________
/
6.56
L A b .y 2
6.57
Y
6.58
CONTOH 6.12:
Hitung jumlah baut (A325, db = 22 mm) untuk
sambungan berikut ini, yang menerima beban
mati D = 3,5 ton dan beban hidup L = 25 ton.
40
n @ 80
4
OK
JAWAB:
ierir
na :
mak
a.
6./
=
M4=
.y8,2875
= 44,2x150x160
ton
y2
128000
4
2
V = " =______= 4,42 ton < 0-Rb, (= 11,76 ton)
n
10
OK
P.
= 807 1,5
2
4 .n.22
4, 42404
1
632,58 MPa
OK
SOALSOAL LATIHAN
P.6.1
Hitunglah beban kerja layan yang dapat dipikul oleh komponen struktur
tarik berikut
ini, jika baut yang digunakan adalah baut mutu tinggi A325
berdiameter 3 /4" dengan ulir di luar bidang geser, sedangkan mutu
pelat baja adalah BJ 37. Diketahui pula bahwa perbandingan beban
hidup dan beban mati adalah 3
(LID = 3).
t = 10
mm
60
60 1.4.4.1
50 1.
60
50'
Gambar P.6.1
P.6.2
_______
t 2 0 m m
t = 1 0 m m
G a m b a r
P. 6 . 2
SOAL-SOAL LATIHAN
133
P.6.3Tentukan jumlah baut yang diperlukan untuk menahan gaya tarik sekuat
profil iL
100.100.10 seperti tampak dalam gambar, untuk beberapa tipe
sambungan sebagai berikut:
Kasus
a
b
0 baut
Mutu baja
BJ
BJ
BJ
BJ
/4 " - A 325
/4 " - A 325
7
/8 " - A 325
7
/8 " - A 325
37
37
37
37
3
3
Tipe sambungan
Ulir di luar bidang
Sambungan tanpa
Ulir di dalam bidang
slip
geser
Sambungan tanpa
slip
t = 12 mm
Gambar P.6.3
P.6.4
gaya
:
ut
ili
r
wa
Sebuah batang tarik dari siku tunggal 120.120.12 (BJ 37) digunakan untuk menahan
tarik yang terdiri dari 40 kN beban mati dan 120 kN beban hidup.
Asumsikan tebal pelat sambung adalah 12 mm. Jika digunakan baut
A325 berdiameter 1/2" dengan ulir di luar bidang geser, hitunglah
jumlah baut yang dibutuhkan
Hitunglah besarnya beban layan yang dapat dipikul oleh profil
2CNP20 dari baja BJ 37 seperti pada gambar berikut. Baut yang
digunakan adalah A325 berdiameter 7/8 " dengan ulir di luar bidang
geser. Beban terdiri dari 25% beban mati dan 75% beban hidup.
b
i
a
3
t
m
m
u
t
7
.
u
r
t = 15 mm
4)- 0 4 -04
Gambar P.6.5
401
4 @ 75
0.1 40
1 4 _________________
60
80
60
6.6
besarnya beban
layan maksimum, P,
yang menimbulkan
geser eksentris pada
sambungan
dalam Gambar
P.6.6. Beban
terdiri dari
25% beban
mati dan 75%
beban hidup.
Baut yang
digunakan
adalah A325
berdiameter
7/8" dengan
ulir di luar
bidang geser.
Asumsikan
pelat cukup
kuat menahan
beban
tersebut (BJ
37)
a)Gunakan
metode elastis
b)Gunakan
metode plastis
Gambar P.6.6
P.6.7
besarnya beban
layan, P, yang terdiri
dari 20% beban mati
150
dan 80% beban
hidup, pada
sambungan
yang terlihat
dalam
t = 10 mm
Gambar
P.6.7,
gunakan
baut
A325
berdiameter
7 "
/8
dengan
ulir di dalam
bidang geser.
Mutu baja BJ
37
a)Gunakan
metode
elastis
b)Gunakan
metode
plastis
Gambar 26.7
150
3@75
Pelat, t = 12 mm
SOAL-SOAL LATIHAN
135
130 kN
t = 10 mm
Gambar P6.8
ban
6.9 Sambungan geser eksentris (sambungan A) dalam Gambar P.6.9 berikut
ini menggunakan
am
baut A325 berdiameter 7/8" dengan ulir di luar bidang geser. Beban
terdiri
dari
30
kN
beban mati dan 150 kN beban hidup. Hitunglah jumlah baut yang
dibutuhkan dengan cara elastis. Berikutnya rencanakan pula
sambungan profil L 100.100.10 ke flens kolom (sambungan B), t flens =
20 mm.
200
55
sambunganB
t -
10 mm
Gambar P.6.9
Sambungan A
6.10 Hitunglah jumlah baut yang dibutuhkan pada sambungan dalam Gambar P.6.10,
jika sambungan A direncakan sebagai sambungan sekuat profil. Gunakan baut
A325 berdiameter 1/2" dengan ulir di luar bidang geser.
136 BA B 6 SA M B U N G AN BA U T
tf = 20 mm
tw = 20 mm
Sambungan B
Sambungan A
Gam bar
P.6.I0
7
Sambungan Las
TUJUAN PEMBELAJARAN
Sesudah Mempelalari hab ini,.mahasiswa diharapkan dapat:
Mampu membedakan jenis-jenis sambungan las
Merighitung kapasitas las dari masing-masing jenis las
Melakukan proses analiiis dan desain sambungan konstruksi baja dengan
menggurialcan berbagai jenis las yang ada
POkok-pokok Pembahasan Bab
1.1 Peridahuluan
1.2 jenis-jenis Sambungan
1.3 jenis-jenis Las
1.4 Pembatasan Ukuran Las Sudut
1.5 Luas Efektif Las
1.6 Tahanan Nominal Sambungan Las
1.7 Geser Eksentris Metode Elastik
1.8 Geser Eksentris Metode Plastis
1.9 Beban Eksentris Normal pada Bidang Las
1 PENDAHULUAN
Pengelasan adalah suatu proses penyambungan bahan logam yang menghasilkan peleburan
bahan dengan memanasinya hingga suhu yang tepat dengan atau tanpa pemberian tekanan
dan dengan atau tanpa pemakaian bahan pengisi. Meskipun pengetahuan tentang las sudah
ada sejak beberapa ribu tahun silam, namun pemakaian las dalam bidang konstruksi dapat
terbilang masih baru, hal ini antara lain disebabkan pemikiran para ahli mengenai beberapa
kerugian las yaitu bahwa las dapat mengurangi tahanan lelah bahan (fatigue strength)
dibandingkan paku keling dan mereka juga berpendapat bahwa tidak mungkin untuk
memastikan kualitas las yang baik.
Melalui banyak penelitian tentang las, belakangan las mulai banyak digunakan dalam
bidang konstruksi. Hal ini antara lain karena proses penyambungan dengan las memberikan
beberapa keuntungan, yakni:
1.dari segi ekonomi, harga konstruksi dengan menggunakan las lebih murah dibandingkan
dengan pemakaian baut atau keling, hal ini dikarenakan pemakaian pelatpelat
sambungan maupun pelat buhul dapat dikurangi. Pada konstruksi rangka jembatan
bahkan dapat mengurangi berat baja hingga 15% jika dipakai sambungan las
2.pada beberapa jenis elemen struktur tertentu, tidak mungkin memakai baut atau keling
untuk menyambungnya, seperti contoh adalah proses penyambungan kolom
bundar, tentu lebih memungkinkan untuk memakai las
3.struktur yang disambung dengan las akan lebih kaku daripada baut/keling
4.komponen struktur dapat tersambung secara kontinu
5.mudah untuk membuat perubahan desain dalam struktur
6.tingkat kebisingan dalam pekerjaan las lebih rendah daripada baut/keling
138
Gambar 7.1
d) corner joint
139
at
;a
n
rus
dipai
lm1.
tuk
A
A
tuk
ang
kan
_____________e f r
Irisan A-A
(d) plug welds
Irisan A-A
I _______ I K
(c) slot welds
Gambar 7.2 Jenisjenis Sambungan Las
-
mgPa n
g
ran
g
han
tuh.
a2
a2
(b)
7 < < 10
10 < t < 15
las
15 < t
6
kan
ma)
ada
edi
a
140
mm
(a)
Gambar 7.4 Ukuran Maksimum Las
t > 6,4
mm
a,ai= t1,6
(b)
efektif.
7.5 LUAS EFEKTIF LAS
Tebal efektif las tumpul penetrasi penuh adalah tebal pelat yang
tertipis dari komponen
yang disambung. Untuk las tumpul penetrasi sebagian perhatikan
Gambar 7.5.
Las Sudut
Tebal efektif las sudut adalah jarak nominal terkecil dari kemiringan
las dengan titik sudut di depannya.
Asumsikan
T
T
bahwa las sudut mempunyai ukuran
kaki
yang
sama, a, maka tebal efektif to adalah
0,707a. Jika
ukuran las tak sama panjang, maka (b) T = T, + T 2 te = tebal efektif
harus dihitung dengan memakai T
hukumhukum trigonometri.
T2
( a ) T, < T 2 ; t e = T 1
(d) = D
45 < a < 60
(c) t = D 3,2 mm
7 . 6 TA H A N A N N O M I N A L S A M B U N G A N L A S 1 4 1
qr
lin ;
gap
10
t
___________________
a.b
.1a2 +b2
Gambar 7.6 Tebal Efektif Las Sudut
F !
but.
ones
cpR nu,
to
-as
Tumpul
maka
Kuat las tumpul penetrasi
penuh ditetapkan sebagai berikut:
haru,
a.
Bila
sambungan
dibebani
dengan
gaya
tarik
atau
gaya tekan aksial
terhadap
luas
efektif, maka:
= 0,90.t1;
(bahan
dasar)
(P.R.= 0,90.1-4
(las)
b. Bila sambungan
dibebani dengan gaya
geser terhadap luas
efektif, maka:
0,90.t,.
(0,64)
(bahan
dasar)
0,80.t;
(0,6f)
(las)
Dengan f dan f
adalah kuat leleh
dan kuat tarik
putus.
_as Sudut
Kuat rencana per satuan
panjang las sudut,
ditentukan sebagai berikut:
0.1?. = 0,75.t;
(0,6L) (las)
O.R. = 0,75.1-;
(0,6f) (bahan
dasar) 7.4.b
as
e
r
e
f
e
k
t
i
f
l
a
s
a
d
a
l
a
h
k
u
a
t
t
a
r
i
k
p
u
t
u
s
l
o
g
a
m
l
a
s
n CONTOH 7.1:
Tentukan ukuran dan
tebal las sudut pada
sambungan lewatan
berikut ini. Sambungar
menahan beban tank D =
10 ton dan L = 30 ton.
Diketahui f , = 490
MPa; = 40( MPa.
16 x 180
4 0 to n
a.b
a2 + b2
JAWAB:
Persyaratan ukuran las:
Maksimum = tebal
pelat 1,6 = 16 1,6
= 14,4 mm
Minimum = 6 mm
(Tabel 7.1)
Gunakan las ukuran 10 mm
t
= 0,707.a = 0,707 x 10 =
7,07 mm
Kuat rencana las sudut
ukuran 10 mm per mm
panjang:
= 04.(0,60-4) = 0,75(7,07)
(0,60 x 490) = 1558,935
N/mm
Dan
kapasita
s las ini
tak
boleh
melebihi
kuat
runtuh
geser
pelat:
Max
01?,
=
4t(0,6
0 f) =
0,75(16)
(0,60
x
400)
=
2880
N/mm
Beban tank terfaktor,
T = 1,2D + 1,6L =
1,2(10) + 1,6(30) =
60 ton
Panjang total las
dibutuhkan,
60.104L =___________ = 384,8 mm
390 mm
1558,935
Jika las sudut yang
digunakan hanya berupa
las memanjang saja pada
batang tank datar, panjang
tiap las sudut tidak boleh
kurang dari jarak tegak
lurus di antara keduanya,
dan panjang total tidak
melebihi 1,5 kali panjang
yang
dibutuhkan.
Oleh
karena
itu,
untuk
persoalan di am, maka
diambil panjang las tiap
nisi
adalah
250
mm
(Gambar (a)). Dapat pula
digabung
antara
las
memanjang
dan
las
melintang,
yang
dapat
mengurangi
panjang
sambungan
lewatan
(Gambar (b)).
143
1MA = FIdF2.c112.+T-e= 0
7.6
atau:
F =T.eF2
7.7
d
2
F,= cb-RnA,
7.9
7.10
nu
=0
F
2
Gambar 7.7
:ang
tank
n
CONTOH 7.2 :
eetuan
150
ya itu,
untus.
1.)).
75-
1 TETo
7
1 44 B A B 7 S A M B U N G A N L A S
JAWAB:
Hitung tahanan rencana dari profil siku, diambil harga
terkecil dari:
0.7 = 0,90o g =
= 623,6 x 100 =
= T. e F 2 4 1 , 4 7 2 x 2 8 , 2 6 , 2 3 6 =
d 2 100
ton
8,58
nCONTOH 7.3:
Rencanakan kembali contoh 7.2, namun tanpa las ujung (las 2).
JAWAB:
=
T.e F 2 41,472 x 28,2
= 11
, 7 ton
F
d 2 1 0 0
= 41,472 11,7 = 29,772 ton
Te F 2 41,472 x 28,2
F=
1
L
w=
F=8' ' 5 8
x 4
--R
623,610 = 427,45
1
7 . 6 TAH A N A N N O MI N A L S A MB U N G A N L A S 1 4 5
n CONTOH 7.4:
Hitung beban kerja yang boleh bekerja pada sambungan berikut ini,
jika diketahui persentase beban mati adalah 20% dan beban hidup
80%. Pelat yang disambung terbuat dari baja BJ 37 dan mutu las f w =
490 MPa.
Pelat 15 x 250
JAWAB:
Hitung kuat rencana
berukuran 10 mm
=
(0,60)
= 0,75(0,707 x 10)
(490) = 1558,935 N/mm
max O.R =
04.0,60.4
= 0,75(15)(0,60)
Las pasak
(I) 35
(370)
=
2497,5 N/mm
0 ,7 5X
21,21 ton
n CONTOH 7.5:
Hitung beban kerja sambungan las sudut dan baji berikut ini. Bila
diketahui perbandingan beban mati dan hidup adalah 1 : 5 (D/L =
1/5). Pelat yang disambung dari baja BJ 37 dan mutu las f = 490
MPa.
Las sudut, a = 5 mm, L = 100 mm
50 mm
Pelat 10 x 200
JAWAB:
Kuat rencana las sudut:
O . R = 04,(0,60f) = 0,75(0,707 x 5 )(0,60)(490) = 779,4675
N/mm
T, =
=
=
Analisa
7.12
didasarkanpadaprinsipmekanikabahanhomogen,menggabungkanantarageselangsung
denganpuntir.Teganganpadapenampanghomogen:A =
f 'a
I
P
Dengan r
P
=
b a
T .
r
m
( t e g
m e n
n
i
r )
7 . 1
7. 1+
(a) Sambungan
7.7
7.15.
a
7.15.b
Dengan:
I=I+
+14.:V.2
+1A.5,2+1/
7.16
ton).
=
ira
-t
12
te
2[L,.t,..y21+ 2
7.17
3
"le
12
.t
= [12.L .y72+L 31
7.18
n CONTOH 7.6:
Hitung beban rnaksimum (N/mm) pada
305
b
1051
I
ser
lang-
konfigurasi las
L - 3 0berikut ini.
Asumsikan ketebalan
pelat tak
mempengaruhi. Jika
diketahui pula beban
terdiri dari beban
mati 20% dan beban hidup 80%,
rencanakan ukuran las yang
mencukupi
490 MPa)
P=6,5 ton
100
JAWAB:
Hitung letak titik berat kelompok las, ambil statis momen
terhadap las tegak:
2_
x150x 75
x _____________=45 mm
148
R=
x105
=________________= 424,46 N/mm
Y iP 4701666,667
Resultan gaya, R:
R = V421,66 2+ (442,74+130 2 ) = 686,18 N/mm
Gaya terfaktor, / 3 :
--->
a = 6,69 mm = 7 mm
7.19
Dengan 0 = 0,75
A
_____ 19 09._____
A
7.20
149
Dengan:
R r adalah tahanan nominal segmen las, N/mm
0 adalah sudut beban diukur dari sumbu memanjang las,
derajat
A, adalah deformasi elemen ke i = r . . CA L/ min
= 5,31.(0 + 2) -03 2 .a mm
A = 2 7, 6 1 . ( 0 + 6) - " ' a < 4, 3 1 8 . a , m m
a adalah panjang kaki las sudut, mm
Langkah-langkah dalam menyelesaikan soal geser eksentris
sambungan las (metoda plastis) adalah sebagai berikut:
1. Bagilah konfigurasi las menjadi segmen-segmen yang lebih
kecil
2. Tentukan letak pusat rotasi sesaat (coba-coba)
3. Asumsikan gaya R dan R. dari tiap segmen las bekerja dalam
arah tegak lurus terhadap garis yang menghubungkan pusat
rotasi sesaat dengan titik berat segmen las
4. Hitung 0, dalam derajat
5. Hitung d m , d u dan kemudian cari harga Air minimum
6. Hitung Ai
7. Hitung R. dari persamaan 7.20
8. Dari persamaan kesetimbangan:
EM=
P = ___________j
e + ro
F=0
7.23
P = ER i ,cos 0
7.24
i+
ER -sin 0i
7.19
ro
Las Sudut
7.21
7.22
P = I(Ri)y+ E(R)y
hasa
n
esaa
t.
lebi
h
Ikny
a
bera
t
Gambar 7.9
ER.r
n CONTOH 7.7:
Kerjakan kembali contoh
7.6, dengan metoda
plastis. Dengan ukuran
las a = 6,935 mm.
hitunglah P yang boleh
bekerja pada sambungan
tersebut, bandingkan
hasilnya dengan metoda
elastik.
50
50
# 2.
50
50
50
11
5
PRS
CG
r
JAWAB:
Las mendatar akan
dibagi tiga segmen @ 50
mm, dan las tegak akan
dibagi menjadi segmen
@50 mm. Perhitungan
hanya dilakukan
setengah bagian saja,
mengingat konfigurasi
las yang simetris.
Perhitungan
ditampilkan dalam tabel
berikut, diperoleh P r =
18,57 ton.
Dari
basil
analisa
elastik, dengan ukuran
las yang sama (= 6,935
mm) diperoleh P = 6.:
ton ( 35% analisa
plastis).
Segmen
1
2
3
4
5
0
121.7231
71.7231
21.7231
-3.2769
-3.2769
-41.7231 mm
mm
305
a
f,
L
e
P
6.935
490
50
305
18.57
mm
MPa
mm
mm
ton
100
100
100
75
25
157.5326
123.0618
102.3323
75.07155
25.21385
50.59564
35.64926
12.256
87.49822
82.53247
10.36184
11.53185
15.73482
8.740985
8.90212
13.89325
16.95775
28.98673
10.02515
10.38714
0.088193
0.137799
0.283261
0.133541
0.411962
min
0.088193
A.
A,/A
(R)y
13.89325
10.85317
9.024978
6.620777
2.223682
1.340809
0.941148
0.573567
0.757441
0.249792
1889.17
1757.412
1410.733
2109.739
1657.889
1459.734
1024.258
299.4705
-92.0909
-215.466
297605.9
216270.3
144363.5
158381.4
41801.77
setengah
2475.905
858422.8
total
4951.811
1716846
4951,811 N/mm
GE
SE
R
EK
SE
NT
RIS
ME
TO
DA
PLA
TIS
Mc _M
I W
2teL,,
A 2
e c
Gambar 7.10 Tegangan pada Las Vertikal Akibat Geser dan Lentur
C
n CONTOH 7.8:
Hitung ukuran las yang diperlukan bagi sambungan pada Gambar 7.10 tersebut, bila
diketahui beban kerja P = 4,5 ton terdiri dari 20% beban man dan 80% beban hidup.
Eksentrisitas, e = 150 mm dan panjang las
250 mm. (f, u, = 490 MPa)
JAWAB:
Beban kerja terfaktor,
P = 1, 24 0, 20 x 4, 5 ) + 1, 64 0, 8 x 4, 5 ) = 6, 84 ton
Akibat geser P
langsung:P
(1? )
"'
A = 2x1xL,,
6,84.10 =
136,8 N/mm
2x1x250
per
Tahanan las:
= 0.t.0,60L = 0,75 x 0,707.a x 0,6 x 490 = 155,8935.a
nw
511,127
=3,278 mm = 4 mm
a
peril,
155,8935
_A
SOAL-SOAL LATIHAN 153
SOALSOAL LATIHAN
norma
.
150 mm
Pelat 100 mm x 12 mm
Gambar P7.1
. 7" 7 .2 Jika sambungan dalam soal P.7.1 harus memikul beban mati sebesar 75
kN dan beban
hidup sebesar 175 kN, tentukan panjang las yang diperlukan,
gunakan mutu las f =
f
490 MPa.
= 7.3
)ut,
bila
hidup.
Gambar P.7.3
7.4Hitunglah panjang las sudut Ll dan L2 pada sambungan yang direncanakan sekuat profil
L 50.50.5. Gunakan ukuran minimum las dengan mutu fuw = 490 MPa dan mutu baja BJ
37.
Gambar P.7.4
Pelat 200 x 10
50 mm
Las pasak 0 20 mm
Gambar P.7.5
Hitunglah beban layan, T, yang dapat dipikul oleh batang tarik yang
disambung denga:P.7.6
Pelat 2 @ 75 x 8
-44 75 mm
Pelat 150 x 12
r ________________
120kn
250
250
Pelat 250 x 12
Pelat 250x12
14-150-041-150-04
Gambar P.7.7
ngan
37
P.7.8
Gunakan analisa elastis untuk menentukan beban maksimum pada las (dalam N/mm)
untuk sambungan yang terdapat dalam Gambar P.7.8.
120kn
75
250
Pelat 250 x 9
250
Pelat 250x9
141-125-1441-175-0.1
Gambar P.7.8
!ngan
Vluul
mm
P.7.9 P.7.10
Kerjakan kembali soal P.7.7 dan P.7.8 dengan menggunakan metode plastic!
8
Torsi
TUJUAN PEMBELAJARAN
d0
B=
dz
Dan regangan geser, y, dart suatu elemen sejarak r dart
pusat adalah:
y=r
44)
dz
=r0
8.:
8.:
8.3
To r s i
dT = T-dA.r = y.G-dAr = r 2 .
(d0/dz).G.dA
8 . 4
= fdO r2 .G=
Adz
dz
Dengan:
8 . 5
.Gfr2.dA=
adalah Modulus
Te g a n g a n g e s e r, ' c , d a r i p e r s a m a a n 8 . 2 d a n 8 . 3 a d a l a h :
Tr
=
r.______dz (3-
Dari
persamaan
8.6
dapat
disimpulkan
bahwa
tegangan
geser
enampang Lingkaran
Pe rhat i kan pe na mp an g b e rb e nt uk l in g ka ran d e ng an jar i- jar i r
1 4
r, r. 1
=
4
2
4)
.
( r2 _ X r,
dan
r2,
di
mana rl
<
rz
r
= r
del =
f2.7r.r 3 .dr
Maka J= .t
I
+2.ri.t+t2)
2
Untuk.tr=
maka:
1 = 0,
=____
J
TC.1- 3 7r t4
jr
(2
04 =
qr.d4
2 2 32 32 T .(d
12)= 16.T
maks = 1
___.rc.d 4
32
71-44
Untuk t 0, maka:
i
i
t
t t2 1
(2.r,)3
jr.t
2
J= __.r. 2+ r )4.1 . 2+2+ 2 :=--22r.t '
2
1
\
r1 r 1 j
8
1
J = 4.g. t.d 3
(d +t
T. 2 i =
. a k , =
I 3
4
Penampang Persegi
Perhatikan penampang persegi yang mengalami geser akibat torsi,
pada Gambar 8.2. Regangan geser = 7
regangan geser =
t/2
Gambar 8.2 Torsi pada Penampang Persegi
=2.
8-
d0
= t
dz
T = y.G=t.G.dz =
d t p T. t
J
E.
8 . 3 P U S AT G E S E R ( S H E A R C E N T E R ) 15 9
8.10
b/t
1,0
4,81
0,141
k,
1,2
1,5
K,
2,0
2,5
3,0
4,0
5,0
00
3,0
4,57
4,33 3,88 3,88
3,75
3,55 3,44
0,166 0,196 0,229 0,249 0,263 0,281 0,291 0,333
Dari Tabel 8.1 tampak untuk b/t yang besar maka harga k, dan k2
akan cenderung konstan. Untuk penampang-penampang berbentuk
I, kanal, T dan Siku, maka perhitungan konstanta torsinya diambil
dari penjumlahan konstanta torsi masing-masing komponennya yang
berbentuk persegi, sehingga dalam hal ini:
J=
5.3
.b-t3
8.11
Gambar 8.3
Titik
8.-
(a
)
(b
)
160
BAB 8 TORSI
as
as
+ao2dzds=0
az
8.12
atau
t
acrz
as
8.13
az
M x .I y M y I x y M y I x M x I x y
I2 Y + III2_____________-X
x y x7
y x.y
aa
V I V x I
x.yy Maka:
az
Dan
8.14
.x
ix.iyIxy2 1+T 2
Ix T .'y
V .I V. I S
Tt=
.I S
xYY
8.15
8.16
= f(rt)r.ds = fr x(zt________)615.
Karena: r = xi +
dyj 77.
yj maka
x dr =
dr
= dxi +
(x.dy y.dx) k
8.17
frt(x.dy y.dc)
124x.dy y.dx) =
xxy
V .1 V
xx
2
j
x y
0
. 1 yI . j
yxy.rxt. ,
ds
IxIyIxy
.(x.dy y.dx) =
nr
V[I xy-iXt-dc
1
(x. dy y-dx)
V,
f yt.dsj+(
-1172
Ix.Iy
xY
..fxt.ds
0
ds f I jyt.
Yo =
8.18
xt.ols x.4
y.dx)
n[
8 .1 9 .a
161
n CONTOH 8.1:
Tentukan koordinat geser bagi penampang
pusat
berikut ini:
12
x 0 = q + ab
13
a=
2.b4 . + d.tw
ab
d/2
2a 1=
- d. t w
212.6 +
d.tw
(1 - a) b
14
d/2
15
1,1
Mencari
n
/ = 0, maka:
S
-
0 = 1 . fy t. ch
/ x y . fx t. ci s (x . d y - y. dx )
X
'9
I..Iy-1,3,2 0_
nS
Y )
0 =___.5 Yt.CIS(X.4
.dX
x 00
0<s<b
S
1s
Sid
=.dri= 2
2
si = 0
> = (1
a).1>
s = b > = ctb
Syt.ds
sd
s
SI
=x+
ab
nS
(1
2 .dx
- (1-a)b
d` ff. arb
4
(x + (1 a)b)clx
= ______________ i
d2 4 2
`J
8i
d2 .0".62
9 .a
-(1-a )b
d2
).b
d2 .9` [1 ct2 b2 (1 a) b 2
4
.a
[ .b
]= !
S2
Syt.ds.=-d.9'4+
y = - s2 + d/2
5H2+-d).tw.ds2
2
= - y + dI2
o
o
S2 = 0
-y
=
dI2
S2 =
d
-> y
= dI2
.ab.dy
S2
jyt.ds=-d
1(-s2+d
).tw.ds2
2
0
tf .
--
1)+t.w
1 2 d
2.s2 +27'2
= -d1.tw.(y+-61\2
-y+
22
22
2
5
1
di 1
d
yt.ds(x.dyy.dx) =
- y+
+ -.d .tw - y
+
2
0 0
d/2
2
dl
r 2d 1
d
= i -2..b-=.tw y2
-d.y+
+-.d.twHy+-111\
.ab.dy
2
42
2,
1
+2
-ly2 + d.y-d12
ai,
d/2
2
=
2
/
m
e
.
b
.
2
(
d
)
_
1
4
w
:
3
3
v
+
2
1
.
d
.
t
u
\ ti Y dI2
24w.
[i
d .4..b._-dl2)_1
j
]
a
b
[
=
= -ab[--
1 174
H-2...21
.tw.d3 ab
1
2
1
1
t
w
d
3
+
2
-.
1
7
4
I2
1
=
a
.
b
.
1
2
b + d < s < 2b + d
syt.ds
S
3
r
a 4..ds3
J
o
-
=--1.'.b-'14'.(x+ab)
2
n
-(1-a)b ,
fsyt.ds(x.dy y.dx.)_
f [a .4.4 d . _.,
6
x+a12)1.L-dx
J
2
/
2
2
oo
ab
[
_
4 d2 w.b.x
(1a
4 )b
d2 . .r 2
f+abx
'''
ab
ab
_1 . ,
..
(1-a)b'\
163
21
.d .d
= 8.d .y'.12-
Sehingga:
x = 1 1.d
I,, 8
2' 2
.b
x = y..(bd)2 +a.b.
4.1,
+ab.I,
y'.(b.d)2
4.1
Mencari y .:
= ___________2-1
yt.ds I fxt
o
o
s
1"
I = 0, maka: Yo = --ifxt.ds(x.dyy.dx)
I
0<s<b
f
xr.ds =
y.dx)
y 00
s,
0
=
22
(1 0)12.S i
2.(x
xr
i
S
Untuk
nS
ab x =
ffx-t.ds(x.dy y.dx)a.b
=
00
d . v e
2
.63 1.b3+ .a.b3
6 2 2
62
0. xt(.dsx= 2 2 .(2a
+ 1)( 1
a ) b ) 2
( 1
a ) . (d x
+
( 1
a ) b ) . b 1 .
. d x
2
1
\
.(1a).(x + (1a)b)2 .b ab
ab (1a)b , 2
(1a)b
6
d2
.b'+ .a.b'
3
2
_______ d.tf [ d . t w ) + 3 . b . Y .
2
6(2.b.+ d.tw)
[ b.+2.d.tw 12 L2.b.+d.tw
b<s<b+d
S
b2
fx.t.ds =
2
0
r x.tw.ds2
1a
3+ 2
164 BA B 8 TOR S I
-1)+
2
=b 2
- y + d\
Untuk y = - d/2
ixt.ds = ______2
f f x t . d s ( x . d y - y. d x ) =
fi o
a .b.ti
.b 3
f2 [
.(2a -1) +
a .b.tw.d
rb2.
X2
tf
_______.(2a-1) -e1/2
z 2.1.w. __.,2
a .b
c t ' b
. ( 2 a
d 12
1 ) . (
d ) + a
-d/2]
d/
2
2 d
. b
=2
(Lb .d.(2a
a .b
.d
.b
- d .tw
.d.tw
+ d.tw
. t w. d
b.
2
a.b
.d
+_____________________________
.d.tw+ b.q
2.
.d .twi
d.tw
+ d.tw
b + d < s < 2h + d
53
b2
. ( 2 a - 1 ) + a . b . t w. d +
xt.ds =
2
.(2a -1)+
2
b2
x .ds3
1)+
1
a . b . t w. d
a . b . t w. d
--
nS
= f f xt .ds(x
oo
-(1-a)b
.dy y.dx) =
,r
b2____:1
ab
.(2a -1)+a.b.tw.d
( 1,2 tf
_ . _______________-
2
[
1).x
( 1
a b
1
.tf .(- x + ab)3 -(1- a)b
(
b2
2 . t f
I
+
a . b . t w. d . x
( 1
- d2
.dx
a ) b
i
-
a b
.6
a ) b
-14'.(-x+ab) +a.b..(-x+ab) .
-1
ab
.a.b.v
.(-
ab)
( 1
a ) b
a b
' . ( 2 a - 1 ) ( - b ) + a . b . t w. d ( - b ) +
-1
.' .63
- 2 -
.a.b. .b2
1
d .b2 [
1
2
b (2a 1)+a.tw.d
2
6
1 b.vc(2.b.+ d
.d.tw
d . .d.tw
(b .v92
.tw)2.6 + d .tw 2(2.b.+ d
2 [ 2(2b.+ d .tw) + d .tw 6
.tw)
2 d.b2
2.6 .d .tw
(b .vc)2
6(2.b.+ d.tw) 6(2.b.ve-F d .tw)
d.b2
____________(2.d.tw+b.0
2 6(2.b.+d.tw)
Sehingga:
l[dyYo = /
12 ,2.b.+d.tw
.123
b +2.d .tul+o d
12
yo=
1 +2.d .tw
2.b.+d.tw
Dan
koordin )
+ab ;0
at
4.I
Pusat
Pusat
Pusat
geser
(SC) _____________1
T = PH
geser
PH
(a)
T = Pe
(b)
geser
Titik
berat
T = P(k+q)
(c)
8.2:
dz
f
2
_ Mf
E.I f
8.2:
167 Dengan M1 adalah momen lentur pada satu flens. It. adalah momen Inersia satu
ipa:
gar
g a r.
1.20
d3u1
dz3
8.24
E-I f
8.25
warping).
Momen torsi total yang
bekerja pada balok adalah
jumlah dari M dan M 4 , yakni:
Mz
+M,=G.Jdq)E.C,
d,
M,
dz
8.28
8.27
dz3
d30 G.J
dz3 E.C. dz
Mz
E.C
d30
dz3
dO = M,
E.C,
dz
E.C
8.29
Dengan)= I G.J
CONTOH 8.2:
+ Bcosh
+
+ C + f(z)
) +(.f,(z))
8.30.a
8.30.b
0 = 0
0 = 0
8.22
8.23
C
M,= Ms +
= T/2
M, = T/2
TI
JAWAB:
Momen M adalah konstan yaitu T/2, misalkan
Op = C, +
Substitusikan O p ke dalam persamaan 8.28:
1
T
.c2 =
_____.
-->
E.C,
C2 = 2
2.G.J
2
.z
Dari
,=
0:
0=B+
C
Dan dari 0")
=0
(z. 0)
2
0 = A.V.sinh Xz + B.X .cosh
"
A=
0 =B
Sehingga didapatkan pula C = 0
Dari 0
f_,2) = 0:
2. G. J
1
2.G. J coshAL/2
Sehingga solusi khusus PD adalah:
0 = ________
T
sinhAz
2.G.JA[ coshAL/2
Az __________
Diperoleh pula:
0 = A.A.coshAL/2+
T
o' =
[1 cosh2.z
2.G. JL coshAL/2]
,51011111111111
1 III I I I
TA, [ sinhAz
2.G.J[ cosh21/2
122 r coshA.z
2.G.J[coshAL/2_
egangan Torsi
Tegangan geser
= Ms "
8.31
dz
adalah:
SaintVenant
akibat torsi
warping
= Vf -Qf
8.32
If .t f
berikut
:
A..)7=
Qf =
b.t f
2
8.33
.12
2
.t 8
ens-
hargamutlaknya:
r' =1
d23
8.34
Gambar 8.6
Tegangan tarik dan tekan akibat lentur lateral dari flens adalah:
= M f .x
If
8.35
8.23, yaitu:
11
d20 b
2 ) dz
8.3 -
2.1f
E.b.h d 0
8.38
4 dz2
Secara ringkas, 3 macam tegangan yang timbul pada profil I
akibat torsi adalah:
a.tegangan geser T pada web dan Hens (Torsi Saint Venant,
b.tegangan geserpada Hens akibat lentur lateral (torsi warping,
NI,)
c.tegangan normal (tarik dan tekan) G , akibat lentur lateral
Hens (Mt)
ab. -
bu
n CONTOH 8.3:
Sebuah balok WF 500.200.10.16 tertumpu sederhana menerima
beban terpusat di tengaF bentang (P = 10 ton) dengan eksentrisitas
5 cm. Hitunglah kombinasi tegangan yang timbul akibat lentur dan
torsi.
cosh,.z
= G.t. T [1
dz 2.G.J coshAL/2
2 . ,
T 1 1
c o s h A z
171
1
2 . J
L
c o s h a / 2
5.10 6 .t
coshAz
= __________. 1 ______ = 3,561.41 coshAz
2 x 702133,33 3,288 _
3,288
Tegangan geser maksimum pada z = 0, dan nol pada z = L/2
=
"C
coshOl
3,561 x1611
= 39,65 MPa
3,288
[ cosh
.,(,,,t) pd.,,,o) = 3,561x10.[1 ___ = 24,78 MPa
3,288
b. Torsi
Warping
Tegangan
geser
=
E.
b2.h (1'0
16 dz 3
=
E.b2'hT*A2[ coshAz 16
2.G. J coshAL/2_
zw = 2,421.
coshAz
3,288
Tegangan geser ini bekerja pada tengah tebal flens dan nilai
maksimum terjadi
pada z = L/2, sedangkan minimum pada z = 0.
t
tu , ( Hens, z L/2 )
u,
ens, -0
fl7
= 2,421 MPa
= 2,421.
0,736 MPa
3,288
Tegangan normal
E.b.h d 2 0
bu = ___
4 dz2
E.b.h T.A sinhAz
.
4
coshAI/
sinhAz
2.G.
2
J
Cr
bu, =
8.J GcoshAL/
sinhAz
6
-4
2 .(500- 16)
5.10
x4
,649
.10
x200
ab , = ___________________________________________
2 6. _______
47
1224,
le
8x702133,33
cosha/2_
16
flens, 7. = o L/2 )
d==
= 367840 mm 3
x(500,
5.10 .367840
4
500-16
0500-32)
500-31
5.10 .1048180
4
= 10,96 MPa
web, z = 0 clan z - L/2 )
47800.10 4 x 10
Rangkuman:
Jenis Tegangan
Tegangan normal
- Lentur vertikal, a b
- Lentur torsi, Ghw
Tumpuan
Lapangan
(z = 0)
(z = L/2)
0
0
104,712
99,18
203,892
Saint Venant, T ,
- Lentur vertikal,
24,78
10,96
0
10,96
35,74
Tegangan Geser, Flens
- Saint Venant,
- Torsi Warping,
- Lentur vertikal,
39,65
0,736
2,421
2,4
2,4
42,786
eJP H
h pH .%
eN,a
r,
PH
r---* ---1
PH/2
I L/2
PH/2
L/2_______________________________L/2
14
n CONTOH 8.4:
1
A
V f
V f
JAWAB:
Mf = Vf L/2 L/2 =
Cr
2.M
'=S
1033058
J 702133,33
174 BAB 8
TORSI
M .t 2,5.106x10
= 35,6 MPa (web)
J 702133,33
Zf _________________________________
Jenis Tegangan
Analogi Lentur
Pers. Diferensial
Teg. Normal: 6b +
104,71 + 193,1 = 297,812
203,892 MPa
Tampak
hasil
hitungan den10,9
gan memakai metoda analogi lentur
Teg. Geser
Web:
35,74 MPa
+ 35,6 = 46,56 MPa
memberikan
yang lebih besar,
untuk
suatu 42,786 MPa
'c + ti
6
2, +
56,97itu
+ dilakukan
2,42 = 61,79
modifikasi
sebaFlens:
Teg. Geser
gai berikut:
"C +
4 MPa
8.3'
later
V=
f 2.1;\coshAL/2T(
a
Den g an T/h merupakan beban lateral, dan T/2h
adalah g aya g eser akibat lentur Momen lentur
lateral
coshAzdapat diekspresikan seba g ai : T L \
Mf =
_
8.4
.
coshAL/2
2.h 2
\
M f .h = p x T .L
4
Dengan /3 =
coshAz
8.4
1
'
8. 5
Persamaan
Diferensial
yang
8.43
kN/m
1111111111101111111111111111111 A
to-200--01
JAWAB:
Misalkan digunakan profil WF 500.200.10.16 (berat sendiri = 0,897 kN/m) q. =
1,2(5) + 1,6(10) = 22 kN/m
Mti = 81.q.L2 = -1-8.(22 + 1,2(0,897)).82 = 184,6112 kN.m
Mom en torsi te rbagi rata, m adalah: m = 22
x 0, 08 = 1, 76 m. kN/m
Dari analogi lentur, momen lentur lateral M f yang bekerja pada satu flens adalah:
M =
1m
f
8h
11,76
2
x_______x8 = 29,1 kNm
8 0,484
176
BAB 8 TORSI
OK
SOALSOAL LATIHAN
P.8.1 P.8.3
Hitunglah nilainilai maksimum dari tegangan normal (G n), tegangan
geser web/bada: (^c,, b) dan tegangan geser flens/sayap ('r n) dari balok
dalam Gambar P8.1 P.8.3 berikuini!
U2
___
1
Soal
Profil
P (kN)
L (m)
P.8.1
P8.2
P8.3
WF 600.200.11.17
WF 350.350.12.19
WF 250.250.9.14
50
40
20
10
8
6
e (mm)
100
150
10
P.8.4 P.8.6
Kerjakan kembali soal P.8.1 P8.3 dengan menggunakan metode
analogi lentur modifikasi!
P.8.7
Periksalah apakah profil WF 400.200.8.13 cukup untuk digunakan dalam
komponen
struktur dalam Gambar P8.7. Gunakan cara analogi lentur modifikasi,
dengan menganggap mutu baja adalah BJ 37!
SOAL-SOAL LATIHAN
mak _
177
P = 120 kN
1J2
112
112
112
1110,1
9
Tekuk Torsi Lateral
TUJUAN PEMBELAJARAN
Sesudah mempelajari bab ini, rnahasiswa diharapkan dapat:
Melakukan analisis dan desain komponen struktur lentur
Memahami pengaruh tekuk torsi lateral akibat tidak
adanya kekangan menerus pada sisi sayap tekan
Pokok-pokok Pembahasan Bab
1.1 Pendahuluan
1.2 Perilaku Balok I Akibat Beban Momen Seragam
1.3 Tekuk Torsi Lateral Elastis
1.4 Tekuk Torsi Inelastis
1.5 Desain LRFD Balok I
1.6 Lentur Dua Arah
9.1 PENDAHULUAN
Titik A
------
Lendutan lateral
dari flens tekan
3-'Th---7- ,-------,,, - - B
Tampak atas
Lendutan lateral
dari flens tekan
ffilimmmum
111111Mumni ib
Flens tekan
A
Tampak samping
Tampak samping
b
,
Inelastis
3
M
Gambar 9.3 Hubungan
Mp
C
Deformasi dengan Momen
Op
Plastis,RAl
Batasan untukL0
y
s
L
o
,da
n
L
ak
an
di
ba
ha
s
da
la
m
su
bb
ab
9.
4.
'
1
es,
B
p
Rey ,
Rotasi
Untuk menurunkan
persamaan
pada
balok
I
yang
mengalami tekuk
torsi lateral e._
akibat
beban
momen
seragam
M,
perhatikan
Amax
est
-0
y dz2
9.
4
9.
5
dv
ir:7
-v
dz
9.
6
9.
7
1 82 B A B 9 T EK U K TOR S I LATE R A L
Dengan memisalkan:
c,
2a=__GJ
E.0
E .0
9..
-2a_______-R0J30 = 0
dz4
Untuk memperoleh solusi dari persamaan 9.10, maka dapat
dimisalkan: =Aerrrx
el
_____ = A.m2.e mz
dz2
9.11
9.11
-
d4
_____ = Am4-e "`.4
9.
dz4
Substitusikan persamaan 9.11 ke dalam persamaan 9.10 untuk
mendapatkan: Am4.e"' - 2a.A)n2.e"`z - P.Aemz = 0
9.12
9.1_
9.1-
adalah: M2 = a + il3+a2
A
9.1-
Dari persamaan 9.14.b tampak bahwa m dapat berupa dua akar real dan
dua
> a.
(2 akar real)
n = a + VP+aq2 =
tij
f3 + a'
9.1=
(2 akar kompleks)
9.1 z
+ A3e ufz +
9.: -
qz
9.1.
9.:
d20
A 6 -,92 -sin qz
183
9.19
A1 n
0=0
d0 =
pada z = 0 dan z
=L
dz
9.20
-2
__d
9.21
dz
2
= A5 = 0
9.22
9.23
9.24.a
9.24.b
9.24.c
17 .
s-
is
lr
1'
Dari9.18.c
kondisi
batas
0 = 0 pada z menjadi:
= L
Akhirnya persamaan
dapat
disederhanakan
diperoleh:
0
=
2.A
sinh
nL
+
A
.sin
qL
c
6
0 = A6.sin qz
9.29
Pada = 0 maka 0 = 0:
dan untuk " = 0 pada z = L
diperoleh
pula: dz 2
0 = A6.sin
qL
0 = 2.A 1n .sinh nL - A 6.q .sin qL
2
9.30
9.26
9.25
9.27
9.28
1 84 B A B 9 T E K U K T O R S I L ATE R A L
Karena A 6 # 0, maka
sin qL = 0 =qL=Nit
atau q =
Nir
N2.n2
untuk nilai N = 1
n2 GJ
L2+
M2
GJ \2
2.E.C1,
atau
(TC2 2
TC2
GJ
E 2 .,/ y2
r
L2
Untuk M = M, maka:
2 E 22
.72 {
7rz.E
.0.1 +________y
atau ( L22\
L2__C u , +EGJI
n2E21 y-G/ M 2
2
Y
L
L2E
cr
Akhirnya persamaan
9.36 dapat disusun
menjadi:
G.J+
MC =r
inE\
I . 0w
71
IrE 2
E.I y .G.J+ L ) IY. 0w
9. 4 T E KUK TORS I I NE L AS T I S
Vicy-
9 . 4 T E KU K T O R S I I N E L A S T I S 1 8 5
9.41
9.42
fy
2
y ,
= 1,76 E
fy
7r2EhA
ry
2.
fy
9.44
Zx
Dengan menganggap hA/Zr, = 1,5, maka:
2.f
L
'_5
y
=272\1E
ir2E1
Untuk dapat mencapai kapasitas rotasi R < 3, SNI 03-1729-2002
(Tabel 8.3-2) mengambil harga yang lebih rendah, yaitu:
<
9.43
Bila diinginkan kapasitas rotasi yang lebih besar (R
3) untuk
digunakan dalam
analisis plastis, SNI 03-1729-2002 (pasal 7.5.2) mensyaratkan:
L
ry
/ M2
fy
Dengan:
f adalah tegangan leleh material, MPa
adalah momen ujung yang terkecil,
N-mm M2 adalah momen ujung yang
25000+15000(m/
terbesar, N-mm
r adalah jari-jari girasi terhadap sumbu lemah, mm
1/M2 bertanda positif untuk kasus kelengkungan ganda dan
negatif untuk kelengkungan tunggal
- 1 - I
2
v 1+ v 1+ X,. fL 9.45
Dengan:
fL. =4 -f
EGJA
2
I
t
GJ I
XL =
X2 = 4
Dengan:
adalah faktor reduksi untuk lentur = 0,90
M n adalah kuat nominal momen lentur dari
penampang M adalah beban momen lentur
terfaktor
b
25000 +15000
Lpd=
7/ \
M
l
X YY
-fy
Ap
11,73
10,97
10,75
9,98
8,4
Te k u k L o k a l Tekuk Torsi
L
79,
We b
Al t
115,93
108,44
106,25
98,65
82,97
54,52
50,99
49,96
46,39
39,02
Kasus 2: M n = M (R < 3)
Agar penampang d P apat mencapai momen plastis M dengan
kapasitas rotasi R < penampang harus kompak dan tidak
terjadi tekuk lokal (b/2t t dan h/t u , < X r ). lateral harus diberikan
sehingga panjang bentang tak terkekang L tidak melebihi
ditentukan oleh persamaan 9.43 (untuk C 5 = 1).
L
K a s u s 3: M >
Dalam kasus 3 tejadi tekuk torsi lateral untuk penampang kompak
(X. 5.. Xp). Kuat :- nominal didekati dengan hubungan linear antara
titik 1 (L , M) dengan titik 2 (L pada Gambar 9.5. Kuat momen lentur
M=
G.
M +(M M )L
LrLp
adalah
kuat
nominal
yang
tersedia
untuk beban layan ketika
serat terluar penampang
mencapai
tegangan
f
(termasuk
tegangan
residu)
dan
dapat
diekspresikan sebagai:
M
r
=
S
x
(
f
9.51
9.52.
f
p
)
9
.
5
0
a
9.52.
b
Dengan:
fY adalah tegangan
leleh profil
fr adalah tegangan
residu (70 MPa
untuk penampang
dirol & 115 MPa
untuk penampang
dilas)
adalah modulus
penampang
Panjang Lr diperoleh
dari persamaan 9.52:
.r
L = X1_________Y N11+ \11+X2.k2
r
f
l
9.49
e
n
g
a
n
:
=
fi
f fr
TC EGJA
S V 2
2
I
s `6'
4 =
Kasus 1,
Iy
= M p (Analisis Plastis)
4: M >
Kasus ini terjadi jika:
1. L < L < L
2. A p <= b/2.1 1 ) <
A r (flens tak kompak)
Pers. 9.50
Kasus 2, MI = M P I
(Tanpa Analfsis Plas
Pers. 9.52
- - - -
- - - -
I
1
I Kasus 3 & 4, Mn =
M
i
Pd
1
1 4(Perilaku Inelastis) vp
LP
a, K sus 5
Lr
(Perilaku Elastis)
A,p
Lr LP J P
Dengan faktor pengali momen, Cb, ditentukan oleh persamaan:
m.
= _________125M
<
2,3
2,5Mma. +3-M A+ 4.MB+3.Mc
Dengan:
Mmaxadalah momen maksimum pada bentang yang ditinjau
1
M A adalah momen pada /4 bentang tak terkekang
MB adalah momen pada tengah bentang tak
terkekang Mc adalah momen pada 3A
bentang tak terkekang
Kuat momen lentur nominal dalam kasus 4 ini diambil dari nilai
yang terkecil
persamaan 9.54 dan 9.55. Batasan rasio kelangsingan penampang,
untuk penam:r
tak kompak ditampilkan dalam Tabel 9.2.
TABEL 9.2 BATASAN RASIO KELANGSINGAN AR UNTUK
370
h 2550
fy
2.ti
210
240
250
290
410
Tekuk Lokal
Web
2,64
2,18
2,06
1,68
1,09
t,
fy
175,97
164,60
161,28
149,74
125,94
Kasus 5: M. <
Kasus 5 terjadi bila L> Lr dan kelangsingan dari flens serta web tak
melebihi 2r (pena:--7_ kompak). Kuat nominal momen lentur dalam
kondisi ini ditentukan sebagai beriLM =
cr
hr
rE\2
E.I .G.J+ ____ IY .0w
L
Persamaan9.56dapatpuladituliskandenganmenggunakanvariabelX1 dandalam
persamaan9.52.bdanc,sehinggamenjadi: C S
"yi =
n
. X
Lir
x 1
1+
X12 X2
2(Liry)2
=NM
189
CONTOH 9.1:
'i.ebuah balok tertumpu sederhana dengan beban seperti dalam
gambar di bawah ini.
P = 150 kN
= 15 kN/m
1111111111111111
111111111111
A
2,25 m
I.
2,25 m
1.
2,25 m
2,25 m
.1
Beban merata terdiri dari 15% D dan 85% L, beban terpusat terdiri
dari 40% D serta 60% L. Balok tersebut diberi sokongan lateral pada
ujung-ujungnya serta setiap jarak 2,25 m. Mutu baja adalah BJ 37.
JAWAB:
1,6(0,85) = 2, + 20,4 = 23,1 kN/m
(15)
(15)
7 + 144 = 216 kN
+ 1,6(0,6)
= 72
Pu = 1,2(0,4)
(150)
(150)
M y = (23,1)(9) 2 + - 1 (216)(9) = 233,8875 + 486 = 719,8875
kN.m
qu = 1,2(0,15) +
8 Perin
Z perlu =
MP
er
P
=
fy
bs
799 875.10 6
= .332.812,5 mm 3
240
Cek kelangsingan
penampang:
b
4
0
0
1
7
0
2
.
t
f
111111111111111111111N
111111111111111111 A
2
x
2
1
8,5 m
8,5 m
Al
9,52 <
(- 10,97)
fY
400 2(21)1680
___________
= 27,53 <
(- 108,44)
t
13
Alf),
h
= 50,99.r =
50,99(101) = 5149,99
mm = 5,14999 m
Y
LP > L (= 2,25 m)
5 kN/m qL
= 15 kN/m
JAWAB:
Berat
sendiri
kN/m
= _ 1.q n -L 2 = 1(32,22)(17) 2 =
1163,9475 kN.m
L
fy
Y V240
X
X2
2.105x8.104x324,23.104x23550
2
5760.103
Jr
=
13480,141 MPa
06
1
2 =4
=
2,2535.10- mm4
4
/N2
=r
Lr
\ G J J I
f
3,457
m
\2
12338352.106
5760.103
8.104
10800.104
4
x324,23.10 ,
I A i l - F A l l + X 2 V,
f, ) 2
=67,8,
(13480,14106)I________________________________
-4
1+V1+2,2535.10 (240
70)
24
070
=
10398,342
mm =
10,398 m
L (= 3,457 m)
< L (= 8,5 m)
< L r (= 10,398
m)
9.5
Cek
kelangsingan:
2.t f 2 x 24
h
=50,15
t,
191
Penampang Kompak
Kasus 3
700-2(24)
< 2 (= 108,4
4)
13
C6
=
25.M.,+3.MA+4.MB+3.Mc.
M
raio
ms,
a x
= 1163,9475 kN.m
M A = 509,227 kN.m
M B = 872,96 kN.m
M c = 1091,2 kN.m
12,5x1163,9475
=
C I,
1,
,
,
3
(2,5 x1163,9475)+(3 x 509,227) + (4 x 872,96) + (3
x1091,2)
Mr = Sif y f) = 5760.10 3 4240 70) = 979,2 kN.m
M = Z x f y = 6248,79-10 3 .240 = 1499,7096 kN.m
L, L
[
M = Cb
Mr+(MpMI_Lp
= 1,3
= 1458,027 kN.m < M (=1499,7096 kN.m)
OK
OK
nCONTOH 9.3:
Pilihlah penampang WF yang ekonomis bagi balok pada struktur di
bawah ini. Sokongan lateral dipasang pada kedua tumpuan serta
pada kedua lokasi beban terpusat. (mutu baja BJ 37)
= 25 kN(D);
A
90 kn(L)
B
7,5 m
8,5 m
JAWAB:
P ia = 1,2(25) + 1,6(90) =
174 kN P 2 = 1,2(15) -F
1,6(30) = 66 kN
P2 = 15
kN(D);
30 kn(L)
C
6 ,5 m
492 kNm
D i
c o b a
m e
n g g u n a
6 0 0 . 2 0 0 .
1 1 . 1 7 .
k e
g s
k a n
p r o fi
b
S
C
2
_
-=
<
5 , 8 8
6 0 0
=
4
=
=
1
9
=
2
1
,
8
5 4 , 5 4
7
<
5
1 0 8 , 4 4
1 1
t
7 5
m
0 , 9
L =
7 , 5
L = r =
____________________
x41,2
790
790
2 1 0 0 , 9 6
A l f ) ,
A /
m m
X
TC
2590.103
2.1
05
X8.
104
X9
0,6
2.1
04
X1
34,
4102
2
2
j2_______=
X
4
G.
90,62.104
1 0 , 9 7
2x17
t f
8.104 X
2280.104
4 , 3 1 2 8 2 . 1 0 - 4
mm4/N2
Lr = r. ________
X
jf
y
f
r)
2
f
= 41,2
[11977,92346
2
1
+
v
1
+
4
,
3
1
2
8
2
.
1
0
4
(
2
4
0
7
0
)
2
= 6272,73
6 , 2 7 3
Lr(=
6 , 2 7 3
p e n a m p a n g
m a s u k
k a s u s
7 , 5
m )
m )
>
d a n
k o m p a k ,
m a k a
5 .
= Zxfy =
2 8 6 3 , 1 8
m m
L (=
K a r e n a
( 2 4 0 )
6 8 7 , 1 6
k N . m
= M - = C b E . I . G. J +
L
7rE2
C'
w
Segmen B:
L (= 8,5 m) > L r (= 6,273 m) 3 kasus 5
C
2,5Mmux + 3M, + 4/1/B+ 3M, 12,5Mmx
Mmax
= 492,1875 kNm
M A = 261,890625
kNm M B =
31,59375
kNm M c =
Cb
198,703125
kNm
1 2 , 5
4 9 2 , 1 8 7 5
5`2 M n =
\2
E.I y .G.J
IV.
2TX2-10 4
7
4
2.105x +
2,28.10
+
7
6
Ex 8.10 x 90,62.10
2,28.10 x1926037,67.10
8500 \
8500 i
M =2,24 ic
OK
n CONTOH 9.4:
Sebuah penampang tersusun berbentuk I yang dilas seperti dalam
gambar, digunakan sebagai balok tertumpu
sederhana sepanjang 13,5 m. Hitunglah beban
hidup layan yang diijinkan bagi balok tersebut, jika
diketahui beban mati = 20 kN/m (sudah termasuk
berat sendiri). Mutu baja yang digunakan adalah BJ 55
(f = 410 MPa)
flens 16 x 400
web 8 x 700
111111111111111111111111111111111111111111
A
_______________
Ct-
4,5 m
s - 12
I =
186946638933
3
IE-G-J.A
Xi =
- 21873322,67.106
712.105x8.104x1211733,33x18400
S2
5107756,648
= 8217,73 MPa
G.
4(sx'\ 2
5107756,648 \ 21873322,67.10
I,8.10 x1211733,33,170696533,3
2
= 1,423.10-3 mm4/N2
Periksa terhadap tekuk lokal flens dan tekuk lokal web
Flens: k = ______=
= 12,5
b
400
2.t f2x 16
420
420
V(fyfr)lk,
V(410-115)/0,4276
170
170
p
= ____
f
700
8
ke
'1410
"957
= 87,5
Vhaw
A/87,5
Web:
2t, = h = 700 =
87,5
tu,
8
1680 1680
=
=
- 82,97
ify A/410
2550 2550
A
= 125,935
i410
M = mp
mr) A,r
( 12,5-8,3957
15,9903 8,3957
-Ap
Mn =M (M Mr)
87,5-82,97
Ap
= 2198,999 kNm
Periksa terhadap tekuk torsi lateral:
790
790
_________x96,3171 = 3757,842 mm =
m - 1506,788)
= 2280,584 3,757842
- (2280,584
125,935-82,97
= r
A/410
I
X,
- v 1+
A/
1+X,
-f)
fY
= 96,3171.
8217,73
410-115
`V1+.v
I
1+1,423.10-3(410-115)2
= 9275,96 mm = 9,27596 m
Karena Lp(= 3,757842 m) < L (= 4,5 m) < (= 9,27596 m) dan penampan g
tak kompak
maka soal ini termasuk dalam kasus 4.
Kuat momen lemur nominal ditentukan berdasarkan persamaan:
L L
M +(m m ) r
C ten ah
<sehin
M gga:
untuk M
seg=
men
adalahL,1,01,
g
Lp
b.
M = 1,01.[1506,788+(2280,584 -1506,788)
Besarnya nilai C
\ 9275,96-4500
9275,963,757842
OK
Kesimpulan:
Tekuk lokal Hens : M = 1862,406 kN.m
Tekuk lokal web
: M = 2198,999 kN.m
Tekuk torsi lateral : M = 1924,411 kN.m
Kuat momen nominal M profil diambil yang terkecil, M =
1862,406 kN.m
ob.mn = 0,9(1862,406) =
1676,1654 kN.m
max Mn =
kN.m
M
ob.mn=
1676,1654
= 1,2.MD + 1,6.ML
1676,1654 = 1,2.1(20)(13,5) 2
+ 1,6.M L 8
ML
= 705,885 kNm
8xM = 8x705,885 =
,
30,985 kN/m
L 2
1 3
5 2
nCONTOH 9.5:
Profil WF 200.200.8.12 digunakan sebagai balok tertumpu
sederhana dengan benta 8 m dan sokongan lateral pada kedua
ujungnya. Balok ini diperlukan untuk beban mati merata sebesar
2 kN/m. Hitunglah beban hidup layan yang diijinkan beke: pada
balok tersebut jika mutu baja yang digunakan adalah BJ 37!
Hitunglah pula bera: persentase kenaikan beban hidup yang
diijinkan jika mutu baja adalah BJ 55!
XL
JAWAB:
Untuk mutu baja BJ 37
790
790
r = 50,2 = 2559,913 mm
Vfy V240
x
2.105x8-104x26,04.10 4x63,53.102
3
472. 10
2
, K LEG. J.A =
S
= 24213,79 MPa
X2
= 4 ( Sx )2 Cz, =
2
141376.10
472-10 3
'\
1,8144.10 -5 mm 4 /N 2
..
i __________________
Lr = Y r ( X
' All-F\11+ X2(1, f.)2
f
= 50,2. (24213,79
Lp
= 10688,64 mm = 10,68864 m
2,559 m) < L (= 8 m) < L r (= 10,68864 m)
200
8,33 < 10,9
2x12
7
(=
200= 22 <
2(12)
8
108,4
b
f
h
t,
b.
[M (111 PM ) Lr rL
P
L L
\ 10688,64-8000
= 1,14[8 0 ,24+023,156-8024)
10688,64-2559,913 = 107,656
kNm
M = 0-M = 0,9(107,656) = 96,8904 kN.m
M
= 1,2MD + 1,6ML
ML
RL
790
} Penampang
Kompak Kasus
3
L, = r. _________ All+All+X2(fyfr)2
[fYfr
= 50,2-(24213,79 \11+V1+1,8144.10-5(410- )2
70 410-70 ,
= 5939,347 mm = 5,939347 m
L (= 8 m) > LT (= 5,939347 m) kasus 5
y
M = M =
E.I-GI+
ir.12
1.
L Y.0
lr X
Mn =1,148000
ir 2.105x1,6407x 8-104 x 26,04.104+
2105
8000
1,6102x141376.106
= 127,108 kN.m
L2
.(2)(8)2 + 1,6ML
8x ML _8x=
59,7,437
2 49825
kN/m
8
59,49825 kN.m
CONTOH 9.6:
P i l i h l a h p r o fi t W F y a n g e k o n o m i s u n t u k d i g u n a k a n s e b a g a i b a l o k l a n t a i
perpustaL yang tertumpu sederhana. Sokongan lateral dipasang pada
kedua ujungnya dan pada lo,__ beban-beban terpusat. Lendutan akibat
beban hidup tak boleh melebihi L/300. Gun2,_ mutu baja BJ 37!
JAWAB:
= 1,2(30) + 1,6(30) = 84 kN
qu = 1,2(5) + 1,6(15) = 30 kN/m
D i c o b a m e n g g u n a k a n p r o fi l W F 6 0 0 . 3 0 0 . 1 2 . 2 0
790
790
L _ _____. 1 " =
Af;
11240
P = 30 kN(D)
dan 30
kN(L)
.I1U
ffIll
Akibat beban
Akibatbeban
x68,5. 3493,11 mm
q = 5 kN/m(D)
dan 15 kN/m(L)
::!!" 11M
11
BMD
C
472,5 kN.m
3,5m
F-4,5 m
472,5 kN.m
____4,5 m--.1
378 kN.m
378 kN.m
12.105x8.104x191,56.104x192,5.102
_ KIEGJA___
S2
illibih...
4020.103
=13422,598 MPa
2
4020.10 3
,8104 x191,56104,
7259040.106
9020.104
= 2,2151.10-`' mm4/N2
X
r
X2
GI ,
68,5.
= r
Cw = 4r
1y
13422,598
\2
frfll
f )
240 70
10432,405 mm
199
Cek
} Penampang
penampang:
Kasus
Kompakb= 300
3
170
2.tf 2x20 =7'5 <
(= 10,"
h
588-2(20) Aify
45,67 <
16 80
__
(
=
1
0
8
,
4
4
)
12
"NifY
Segmen AB = CD (L =
4,5 m)
L (= 3,493 m) < L (=
4,5 m) < L (= 10,432
m)
Penampang Kompak
Menghitung nilai Cb:
MA
=
269,
578
125
kN.
m
MB
=
501,
187
5
kN.
m
Mc
=
694,
828
125
kN.
m
Mmax.
= 850,5 kN.m
Cb = ________________________________
~2,5x850,5)+ (3 x
269,578125) + (4 x
501,1875)+ (3 x
694,828125)
= 1,5135
Mp = Z f =
4308,91.10 3 (2
40) =
12,5x85
0,5
1034,1384
kN.m M r = 5 .
.(f y jc) =
4020.10 3 (240
70) = 683,4
kN.m
= Ch. M r-F(M,
M )LLi
L,L
\
10432,4
05-4500
= 1,5135[6 8 3,4+(1034,1384
-683,4)
10432,4
5
3493,11
=
1488,1
94
kN.m >
Mp (=
1034,1
384
kN.m)
gunaka
nM=
Mp=
1034,1
384
kN.m
(P.M = 0,9(1034,1384) =
930,725 kN.m > M max (=
850,5 kN.m)
Segmen BC (L = 2,5 m)
L (= 2,5 m) < Lp (=
3,493 m)
M = M p = 1034,1384
kN.m
0.
Mb
0,
9(
10
34
,1
38
4)
=
93
0,
72
5
kN
.m
0.
M
<
M
u
max
(=
87
3,
93
75
kN
.m
)
Cek terhadap syarat
lendutan:
8
5
Pa ( 3 L 2 4 a 2 ) +
q14
24E.I
384E./
dengan:
P
=
3
0
k
N
=
3
0
0
0
0
N
q
=
1
5
k
N
/
m
=
1
5
N
/
m
m
200
E
I
L
= 4,5 m = 4500 m
= 200000 MPa
= 1,18.10 9 mm4
= 11,5 m = 1150
(5
30000 x 45
24x2.
= 7,526 + 14
<
9.6 LENTUR DUA ARAN
Jika
pena
mpan
g
bentu
kI
dibeb
ani
oleh
mome
nM
yang
meng
akiba
tkan
lent:sumb
u
kuat,
serta
mome
nM
yang
meng
akiba
tkan
lentu
r
pada
sumb
u
lema
h, rn
disi
batas
kekua
tan
komp
onen
strukt
ur
terse
but
ditent
ukan
oleh
leleh
akiba
t
komb
inasi
yang
beker
ja
atau
oleh
tekuk
torsi
latera
l.
Conto
h
komp
onen
yang
me7:_
lentu
r
dala
m
dua
arah
adala
h
strukt
ur
gordi
ng
atau
strukt
ur
balok
keran
(cran
e
girde
r).
P
e
r
e
n
c
a
n
a
a
n
s
t
r
u
k
t
u
r
b
a
j
a
m
e
t
o
d
e
L
R
F
D
u
n
t
u
k
b
a
l
o
k
y
a
n
g
m
e
n
g
a
l
a
m
i
d
u
a
a
r
a
h
,
m
e
n
s
y
a
r
a
t
k
a
n
p
e
m
e
r
i
k
s
a
a
n
t
e
r
h
a
d
a
p
:
1.kondisi
batas leleh:
f u n
Ob fy
2.kondisi
batas tekuk
torsi lateral:
(
PiiMnx
ux
Dengan:
M
f
u
n
a
d
a
l
a
h
t
e
g
a
n
g
a
n
n
o
r
m
a
l
(
t
a
r
i
k
a
t
a
u
t
e
k
a
n
)
a
k
i
b
a
t
b
e
b
a
n
t
e
r
f
a
k
t
o
r
M
u
x
a
d
a
l
a
h
m
o
m
e
n
t
e
r
f
a
k
t
o
r
t
e
r
h
a
d
a
p
s
u
m
b
u
x
(
s
u
m
b
u
k
u
a
t
)
M
y
a
d
a
l
a
h
m
o
m
e
n
t
e
r
f
a
k
t
o
r
t
e
r
h
a
d
a
p
s
u
m
b
u
y
(
s
u
m
b
u
l
e
m
a
h
)
y
a
d
a
l
a
h
f
a
k
t
o
r
r
e
d
u
k
s
i
u
n
t
u
k
l
e
n
t
u
r
=
0
,
9
0
Mrx
adalah
kuat
momen
nominal
penamp
ang
(dihitung seperti pada
pemeriksaan tekuk torsi
lateral)
nCONTOH 9.7:
Re
nc
an
ak
anl
ah
seb
ua
h
ko
mp
on
en
str
ukt
ur
bal
ok
ker
an
(BJ
37)
dal
am
ga
mb
ar
ber
jik
a
dik
eta
hui
dat
adat
a
seb
ag
ai
ber
iku
t:
Bentang
bangunan =
18 m
K
a
p
a
s
i
t
a
s
k
e
r
a
n
=
2
0
t
o
n
B
e
r
a
t
s
e
n
d
i
r
i
k
e
r
a
n
=
1
6
t
o
n
Berat takel
= 7 ton
Berat sendiri
rel
= 30 kg/m
Jarak roda
roda
= 3,8 m
Jarak antar
kolom = 6
m
Jarak
minimum
lokasi takel
terhadap rel
=1
e
L
min = 1 m
18 2(0,5) = 17,5 m
JAWAB:
Menentukan reaksi pada roda
roda1 m
keran:
p = 20 + 7 = 27 ton
berat keran = 16 ton
11111111111MMINIIII2111111M11
17,5 ton
= 58,88432 ton
2,05 m
58,88432 ton
29,4422 ton
29,4422 ton
0,95 m
0,95 m
R 1 = 58,88432 x
2,0
R2 = 58,88432x
6 5 = 20,1188 ton
' 95
= 38,7615 ton
= 30 kg/m
= 180 kg/m
1 1,2. (180)(6)2 = 972 kg.m = 0,972 ton.m
f u n
M 1,44
x41,24354 =
2,0172 ton.m = 20,172
kN.m
"Y
29,4422
uY
Sx
Sy
_ 484,02.10 6 20,172.10 6
3330.103
1120.103
( P
ii)
203
Pemeriksa
an
4
2105x8.10
x273,18104x218,7102
2
7c
=7
S,
xi
3330.103 v
= 20633,56 MPa
=
X2
GI )
= 3,30374.
= y
LT
\2
C
wy
8043896.16
0
22400.10
- 4(
10
-4
x,
A
4 N2
nurn
i l 1-F-v1+x 2 (f ) ,-
\ fY
fr)2
= 101
(2063351
2
A/141+3,30374.101240-70)
240-70
18983,8 mm
170
4 0 0 - 2 ( 2 1 ) 1 6 8 0
= 27,54 <
13
lf;
tu,
M r = sx.
M = Z
M
n=
= 1.
(4,
(=
108,44)
= 3330.103(240 - 70) = 566,1 kN.m
m r
LrLp
L,-L1
566,1+(864,03-566,1 18983,8-6000 )
18983,8 -5150,4
= 845,73 kNm < M (= 864,03 kN.m)
O b .M= 0,9(845,73) = 761,157 kNm < M (= 484,02 kN.m)
Jadi, WF 400.400.13.21 dapat dipakai sebagai balok keran tersebut.
Penampang
Bentang (m)
P.9.1
P.9.2
P.9.3
WF 400.200.8.13
WF 450.200.9.14
WF 500.200.10.16
6
7,25
9
f . (MPa)
240
250
410
Kekangan lateral dipasang pada kedua ujung tumpuan, sedangkan beban layan terc
- 65% beban hidup dan 35% beban mad.
P.9.4
- P.9.6
Tentukan/pilihlah profil WF yang ekonomis untuk digunakan sebagai balok yang rr -rbeban
merata sebagai berikut :
Soal
qD
(kN/m)
P.9.4
P.9.5
P.9.5
qL (kN/m)
Bentang (m)
20
20
8.5
6
6
9
8.75
8.75
3
Kekangan lateral
f (MPa)
240
240
410
Menerus
Ujung & tengah ben-.:.Tiap 3 m dan pada ujur, .
Pilihlah profil WF yang ekonomis untuk digunakan sebagai balok dalam struktur 7
ini: (gunakan baja BJ 37)
semsommumesemma
A
F-4,5 m
4,5 m
4,5 m
Kekangan lateral diberikan pada ujung-ujung balok dan pada lokasi beban terp_
P.9.8
Periksalah apakah profil WF 350.175.7.11 terhadap lentur dan geser jika mutu = .
dipakai BJ 41. Kekangan lateral hanya dipasang pada kedua tumpuan
dan pa dari kantilever.
PO'
L
qc
3m
qL= 15 kN/m
Gambar P.9.8
3m
2,5 m
P D = 10 kN
rZLL,LI
L.
300mmx12mm
ImmSO x 6 mm
3 m________3 m_______3 m
11111111111111111111M1111111MUM111111
Gambar P.9.9
Lt
10
Balok Pelat Berdinding
Penuh (Pelat Girder)
TUJUAN PEMBELAJARAN
SSesudah mempelajari bab ini, mahasiswa diharapkan dapat.:
Mernahami perilaku suatu balok pelat berdinding penuh,
termasuk perilaku len= geser, aksi medan tank serta
pengaku vertikalnya
Melakukan analisis dan desain suatu komponen struktur
lemur bentang panianc dengan menggunakan balok pelat
berdinding penuh
Pokok-pokok Pembahasan Bab
1.1 Pendahuluan
1.2 Persyaratan Balok Pelat Berdinding Penuh
1.3 .Kuat Momen Nominal Balok Pelat Berdinding Penuh
1.4 Kuat Geser Nominal
1.5 Kuat Geser Nominal dengan Pengaruh Aksi Medan Tarik
1.6 Interaksi Geser dan Lentur
1.7 Pengaku Vertikal
1.8 Pengaku Penahan Gaya Tumpu
1.9 Desain Balok Pelat Berdinding Penuh
10.1 PENDAHULUAN
Balok pelat berdinding penuh atau yang lebih sering disebut
pelat girder adalah komponen struktur lentur yang tersusun
dari beberapa elemen pelat. Balok pelat be-_ ding penuh pada
dasarnya adalah sebuah balok dengan ukuran penampang
melintang _ besar serta bentang yang panjang. Penampang
melintang yang besar tersebut merur konsekuensi dari
panjangnya bentang balok. Jika profit baja gilas panas yang ter:,
masih kurang cukup untuk memikul beban yang bekerja akibat
panjangnya ber.7_ - maka alternatif pertama yang ditempuh
adalah dengan menambahkan elemen pelat salah satu atau
kedua flens profit. Jika alternatif ini masih belum mampu
membetahanan momen yang mencukupi, maka biasanya dibuat
sebuah balok yang tersusur. _ elemenelemen pelat yang
disambung satu dengan yang lainnya (balok pelat berdirpenuh).
Jika bentang yang diperlukan sangat panjang, maka tinggi dan
berat balok berdinding penuh akan cukup besar pula, sehingga
alternatif lain adalah dengan : - gunakan struktur rangka
batang.
Beberapa penampang melintang dari balok pelat berdinding
penuh dalam Gambar 10.1. Bentuk penampang yang sering
digunakan terdiri dari sebuah badan (web) dengan dua buah
pelat sayap (flens) yang dihubungkan satu sama lain der _ las
(Gambar 10.1.a). Jenis penampang kotak (Gambar 10.1.b) yang
mempunyai dua 7 _ pelat badan dan dua buah pelat sayap, adalah
bentuk penampang yang mempunyai tar._ torsi cukup baik dan
dapat digunakan untuk panjang bentang tak terkekang yang
(a)
(b)
(c)
4 2 0
= __________
;..=L/ry
A= b/2t,
Po. 115)/Ic
n:=
Gambar 10.2
Kondisi Batas
untuk Balok
Tedentur
Tak kompak
1680
2550
p
=
hlt
208
Komponen
struktur
dapat
dikategorikan
sebagai balok biasa
atau sebagai balok pc
_ berdinding penuh,
tergantung dari rasio
kelangsingan web, hl
t,,,, dengan h adalah
tinz_
bersih bagian web dan
tw
adalah
tebal
dari
web. Jika
<25501 J fY maka kompor,struktur tersebut dikategorikan sebagai balok biasa, dan jika nilai
h/t. > 2550/ maka dalam perencanaannya harus dikategorikan
sebagai balok pelat berdinding pen__Untuk balok hibrida maka
f diambil
dari
ini nilai
disebabkan
karc
Y nilai f flens, hal
stabilitas dari web untuk menahan tekuk lentur tergantung pada
regangan yang tendalam Hens.
tv
potongan 1-1
a
a adalah jarak antar pengaku vertikal, dan h adalah tinggi bersih dari
web.
210
fr
1 1V
2)(b/t)2
.fcr
v1(h/c)
Dengan menyamakan persamaan 10.3 dan 10.5 maka diperoleh:
2.61 .Af .E f
7r
.E
1 1 v Xh/0
2
tie")
E it
1
h
ta,
24(1 v2) A
Ef = (f +9/E
Substitusikan 6 f . =
E f dari persamaan 10.8 serta mengambil nilai E = _
MPa dan v = 0,3, maka diperoleh:
h 1 3 4 5 0 0 VA w / A f
t-
( fyf
Nilai Aw/Af umumnya di bawah 0,5, dan besarnya tegangan residu untuk penampang adalah
115 MPa, sehingga persamaan 10.9 menjadi:
95110
ilf)f(fyf
+115
10
95000
f f f y f + 115 )
tw
10.:
10.11
Aifyj
10.13
211
Dengan:
fer adalah tegangan kritis yang besarnya akan ditentukan
kemudian S adalah modulus penampang
K adalah koefi sien balok pelat berdinding penuh
Koefisien balok pelat berdinding penuh, K, diambil sebesar:
ar
h 2550 < 1
1200+300-a, _t,,
K1
10.14
10.15.a
rT
= 1,76
10.15.b
= 4,40 IE
10.15.c
Dengan L adalah panjang bentang tak terkekang, dan 17- adalah jarijari
girasi daerah pelat sayap ditambah sepertiga bagian web yang
mengalami tekan.
Jika 2< li p keruntuhan akan terjadi akibat leleh, sehingga:
1:1
10.16.a
Jika A
f.
Cbf. 1
s
.
Jika A c > A, maka keruntuhan yang terjadi adalah tekuk torsi
lateral elastis:
(
10.16.b
10.16.c
fr
\
Dengan:
f
<
10.16.d
10.17.a
A =
2.t f
212
10.:
=
0,38.
k, .
E
"3
10
= 1,35
dengan:
ke
10.:
h
1
=4,
Jika X < X _<keruntuhan yang terjadi adalah tekuk lokal flens inelastis:
fr =
1___________ s fy
(
10.1!
Jika X G >maka keruntuhan yang terjadi adalah tekuk lokal flens elastis,
10.1'!
fr r
f.
Dengan:
f
= f
fy
0,5Cb.ff yy
0,5fy
(a)
1
A p =0,38.
1( A,11 2
f =1,35
.
.E
A ,k o
Ap
f
Ay
,2
2 \, AG
Cambar 10.6 Batasan Balok Pelat Berdinding Penuh (a) Tekuk Torsi Lateral, (b)Tekuk Lokal Flens
As
4/2/,
(b)
Mn
Dengan
:
R,
10.19
12+a,(3mm 3 )
Tt.E
2)(b/ )
t2
10.21
ir2.E.k
12(1 v2Xh/02
Nilai merupakan fungsi dari rasio a/h, dalam SNI 03-1729-2002 pasal
8.8.2, ditetapkan:
kn = 5 +
5
(/
er
10.23
10.22
214
7r2
C=________________________________
T
2
Ty. 12f
1 V hit
'
. 1 1 0 .
1111
Gambar 10.7
Tekuk
(NO'
(SNI 03-1729-2002,
________a__________iv]
(b) Tegangan utama pada panel
akibat mengalami geser murni
T,
kT
proporsional)'( 1
, ,
Jika
0,8r
7r2 .E.k
12(1v2XhIt,)
persamaan 10.26 dibagi dengan ti serta
mengambil nilai
maka diperoleh bentuk:
C=
(12 v , _
r
10
pm
por
sio
nal
1.
UntuknilaiC=1,makapersamaan10.28dapatdituliskandalambentuk: = 1,10.
Jika nilai
melebihi batas
tersebut maka kuat geser nominal balok
pelat berdinding penuh adalah:
17 =
2.
10.30
tidak
10.31
1,37.
10.32
fy
1,10.
k .
E
n' E
1
(hlt,)
10.33
penuh adalah:
V=
.k.E
(SNI 03-1729-2002,pers.8.8-5.a)
(hlt,)2
Gambar 10.8 Tekuk pada Web Balok Pelax Berdinding Penuh Akibat Geser Murni
10.34
216
tiny
vc.cik
*,:k
vv:k
N:A
,:k
vl%
C,
T c/
Ty
boleh
1,0
0,8
B
tanpa
pengaku J _
pengaku vertikal
perlu
very
E
Pasca tekuk
(pakai pengaku vertikal)
__________________ D
1,10
k'.E
1,37
k .E
260
h/t,
aksi medan tarik tak = diperhitungkan untuk balok hibrida serta pada
panel-panel ujung (panel A pada GI-10.9) balok pelat berdinding penuh.
V!/'
10.35
10.36
Gambar 10.11 Tegangan Tank pada Web Akibat Aksi Medan Tank
10.37
10.38
_____a_____I