Anda di halaman 1dari 5

Masalah Terbentuknya Pengkaji Teknis

Sejak adanya Undang-Undang No. 28 tahun 2002 tentang Bangunan Gedung


(UUBG), saat telah terbit dari 73,96% kabupaten/kota di Indonesia Perda Bangunan.
Untuk di kondisi di wilayah provinsi Kalimantan Tengah sendiri kondisinya dapat
dilihat pada tabel berikut
Tabel 1.1 Satus Perda BG di Provinsi Kalimantan Tengah
No.

Kab/Kota

Status

Keterangan

1.

Kota Palangkaraya

PEI

2.

Kab Barito Selatan

PEI

3.

Kab Barito Timur

PEI

4.

Kab Barito Utara

FL1

5.

Kab Gunung Mas

PEI

6.

Kab Kapuas

PEI

7.

Kab Katingan

PEI

PEI

PEI

8.
9.

Kab
Barat
Kab
Timur

Kotawaringin
Kotawaringin

10.

Kab Lamandau

PEI

11.

Kab Murung Raya

PEI

12.

Kab Pulang Pisau

PEI

13.

Kab Seruyan

PEI

14.

Kab Sukamara

PEI

Nama Perda
Perda Kota Palangkaraya Nomor 16 Tahun 2009
tentang Bangunan Gedung
Perda Kabupaten Barito Selatan Nomor 9 Tahun
2006 tentang Bangunan Gedung
Perda Kabupaten Barito Timur Nomor 6 Tahun
2005 tentang Bangunan Gedung

Perda Kabupaten Gunung Mas Nomor 32 Tahun


2011 tentang Bangunan Gedung
Perda Kabupaten Kapuas Nomor 4 Tahun 2015
tentang Bangunan Gedung
Perda Kabupaten Katingan Nomor 12 Tahun 2011
tentang Bangunan Gedung
Perda Kabupaten Kotawaringin Barat Nomor 19
Tahun 2007 tentang Bangunan Gedung dan IMB
Perda Kabupaten Kotawaringin Timur Nomor 6
Tahun 2010 tentang Bangunan Gedung
Perda Kabupaten Lamandau Nomor 15 Tahun
2012 tentang Bangunan Gedung
Perda Kabupaten Murung Raya Nomor 6 Tahun
2015 tentang Bangunan Gedung
Perda Kabupaten Pulang Pisau Nomor 25 Tahun
2015 tentang Bangunan Gedung
Perda Kabupaten Seruyan Nomor 11 Tahun 2007
tentang Bangunan Gedung
Perda Kabupaten Sukamara Nomor 7 Tahun 2015
tentang Bangunan Gedung

Sumber : http://www.perdabg.com/perda_bg/petastatus/Kalimantan_Tengah

Akan tetapi potret penyelangaraan bangunan gedung di kabupaten/kota tersebut


masih belum sesuai dengan amanat UUBG, yaitu mewujudkan bangunan gedung
yang fungsional, andal, berjati diri, serasi dan selaras dengan lingkungannya melalui
mekanisme IMB dan SLF. Dimana dalam pelaksanaannya terutama dalam proses
pengurusan SLF tidak terlepas dari peran penyedia jasa pengkaji teknis sebagai
pemeriksa kelaiakan fungsi bangunan gedung.

Sertifikat Layak Fungsi (SLF) adalah Sertifikat yang diterbitkan oleh Pemda
terhadap bangunan gedung yang telah selesai dibangun sesuai IMB dan telah
memenuhi persyaratan kelaikan teknis sesuai fungsi bangunan berdasar hasil
pemeriksaan dari instansi terkait . Sebelum bangunan gedung tersebut dimanfaatkan/
digunakan, bangunan gedung tersebut harus memiliki SLF dengan masa berlaku 5
Tahun untuk bangunan umum dan 10 Tahun untuk bangunan rumah tinggal.
Izin kelaikan menggunakan bangunan diberikan apabila ketentuan dalam izin
membangun telah dipenuhi dengan mempertimbangkan segi administratif dan hasil
pengkajian yang dibuat oleh Pengkaji Teknis.
Pengkajian teknis harus dilakukan terhadap bangunan dan atau bangun-bangunan
yang secara teknis memerlukan penelitian lebih lanjut sehubungan dengan
kemungkinan adanya ancaman terhadap keamanan dan keselamatan bagi bangunan
dan penghuni serta pengunjung bangunan dan atau untuk persyaratan teknis proses
pemberian rekomendasi/perizinan dalam rangka penentuan tingkat kelaikan suatu
bangunan.
Pengkajian teknis tersebut meliputi pengkajian di bidang arsitektur, struktur serta
instalasi dan perlengkapan bangunan. Pengkajian teknis harus dilakukan oleh
pengkaji teknis yang memiliki surat izin bekerja sesuai bidang dan golongannya.
Bangunan Gedung Yang Ditinjau Oleh Pengkaji Teknis
Untuk pemeriksaan kelaiakan fungsi bangunan gedung baru sebelum serah terima,
menjadi tanggung jawab MK (Manajemen Konstruksi)/ Pengawas, kecuali untuk
rumah tinggal tunggal dan rumah tinggal deret yang tidak mengunakan jasa
MK/Pengawas oleh Pemerintah Daerah.
Pemeriksaan kelaikan fungsi bangunan gedung eksisting dilakukan oleh penyedia jasa
pengkajian teknis bangunan gedung, kecuali untuk rumah tinggal tunggal dan rumah
tinggal deret oleh pemerintah daerah.
Pemerintah daerah melakukan pemeriksaan kelaikan fungsi bangunan gedung untuk
rumah tinggal tunggal dan rumah tinggal deret dapat mengikutsertakan Pengkaji
Teknis profesional, dan penilik bangunan (building inspector) yang bersertifikat,
sedangkan pemilik tetap bertanggung jawab dan berkewajiban untuk menjaga
kehandalan bangunan gedung.
Apabila belum terdapat pengkaji teknis bangunan gedung, maka pengkajian teknis
dilakukan oleh Pemerintah Daerah dan dapat bekerja sama dengan asosiasi profesi
yang terkait dengan bangunan gedung.

Hubungan Pengkaji Teknis dalam pengurusan IMB dan SLF Bangunan


Dalam pengurusan IMB Bangunan Gedung Sederhana adalah pada saat proses
Prapermohonan IMB Bangunan Gedung Sederhana yaitu pada saat pemeberian KRK
(Keterangan Rencana Kota) dan penyampaian informasi persyaratan administrative
dan persyaratan Teknis Bangunan Gedung Sederhana 1 Lantai.

Anda mungkin juga menyukai