Frozen Vegetables PDF
Frozen Vegetables PDF
Frozen Vegetables
Market Brief
ITPC Osaka
Daftar Isi
Kata Pengantar
Peta Jepang
I. Pendahuluan
1. Pemilihan Negara
2. Pemilihan Produk
3. Profil Jepang
II. Potensi Pasar Jepang
1. Ekspor Impor Sayur Beku Jepang - Dunia
2. Potensi Pasar Ekspor Sayur Beku di Jepang
3. Kebijakan Impor Sayur Beku di Jepang
4. Saluran Distribusi Sayur Beku di Jepang
3
4
5
5
5
6
10
15
13
19
12
28
28
29
32
32
32
33
35
36
37
38
10
11
14
15
16
17
18
18
22
22
25
4
7
7
13
14
15
16
19
20
26
KATA PENGANTAR
ITPC Osaka mengucapkan puji syukur pada hadirat Tuhan yang Maha Esa karena telah
dapat menyelesaikan Market Brief: HS 0710 Frozen Vegetables untuk Edisi pada bulan
Pebruari 2013 ini. Market brief (MB) merupakan kajian singkat yang memberikan gambaran
kondisi dan potensi pasar komoditi Frozen Vegetables di Jepang. Adapun isi dari MB ini dibuat
berdasarkan acuan Outline Market Intelligence dan Market Brief yang disampaikan kepada
seluruh Perwakilan Luar Negeri Kementerian Perdagangan tanggal 8 Maret 2011 di Hotel
Borobudur, Jakarta.
Selain merupakan bagian dari tugas dan fungsi perwakilan luar negeri, MB disusun untuk
memberikan informasi terkini mengenai pasar suatu komoditi, peraturan impor di negara
akreditasi setempat, potensi pasar, negara pesaing, strategi penetrasi pasar dan informasi
penting lainnya. Sehingga diharapkan secara tidak langsung MB ini dapat menjadi informasi
pendukung dalam meningkatkan keunggulan komoditi Frozen Vegetables Indonesia yang
bersaing di pasar Jepang.
Akhir kata ITPC Osaka mengharapkan kiranya informasi dalam MB ini dapat bermanfaat
bagi pemerintah selaku pembuat kebijakan dan para pelaku usaha dalam menentukan strategi
eskpor ke negara Jepang.
PETA JEPANG
Luas daratan Jepang 378.000 km2, yaitu 1/25 dari luas Amerika Serikat (bandingkan dengan luas
daratan Indonesia 2.027.087 km2).
Jepang berbatasan dengan Rusia di sebelah barat, Korea Utara dan Korea Selatan di bagian
selatan dan China di bagian barat daya.
Empat pulau utama adalah Hokkaido, Honshu, Shikoku, dan Kyushu.
BAB I. PENDAHULUAN
1. Pemilihan Negara
Jepang sebagai Negara mitra dagang yang strategis bagi Indonesia, dikarenakan Jepang
menduduki peringkat pertama sebagai tujuan ekspor non migas Indonesia dan urutan kedua
sebagai Negara asal impor non migas setelah China. Pada periode Januari November 2011,
menurut data yang diperoleh dari kementerian perdagangan RI, bahwa
Selama periode
Januari-Nopember 2011 neraca perdagangan Jepang dengan Indonesia surplus bagi Indonesia
sebesar US$ 15,02 miliar, meningkat 14,25% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya,
sebesar US$ 13,15 miliar. Total perdagangan periode Januari-Nopember 2011 tercatat sebesar
US$ 46,94 miliar, atau meningkat 11,83% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya,
sebesar US$ 41,98 miliar. Total perdagangan tersebut terdiri dari ekspor Jepang ke Indonesia
sebesar US$ 15,96 miliar, atau meningkat 10,72% dibanding periode yang sama tahun 2010,
yaitu sebesar US$ 14,41 miliar, dan impor Jepang dari Indonesia sebesar US$ 30,98 miliar, atau
meningkat sebesar 12,40% dibanding periode yang sama tahun 2010, sebesar US$ 27,56
miliar.
Berdasarkan data statistic Japan Customs, menyatakan bahwa nilai ekspor non migas
Jepang ke Indonesia pada tahun 2010 adalah sebesar US $ 15,84 milyar dan impor non migas
Jepang dari Indonesia sebesar US $ 18,32 milyar, sehingga Jepang mengalami deficit sebesar US
$2,48 milyar.
Produk ekspor non migas utama Indonesia ke Jepang adalah (1) copper ores and
concentrates; (2) coal;briquettes;avoid and similar solid fuels manufactured from coal; (3)
nickel; (4) natural rubber, (5) refined copper and copper alloys; (6) plywood; (7) paper and
paperboard, uncoated, for writing; (8) insulated wire, cable and other insulated electrical
conductors; (9) crustaceans, live, fresh, chilled, frozen dan (10) unwrought almunium.
(kemendag)
Sedangkan untuk produk dari Jepang, Indonesia mengimpor beberapa produk yaitu (1)
incompletely knocked down motor vehicles; (2) part accessories of motor vehicles; (3) selfpropelled bulldozers , angledozers; (4) parts, suitable for use solely or principally with the
engines; (5) motor vehicles for the transport of goods; (6) transmission shafts and
cranks;bearing housings; (7) flat-rolled products of iron on non-alloy steel; (8) refined copper
and copper alloys; (9) tubes, pipes and hollow profiles, seamless of iron dan (10) parts, suitable
for use solely or principally with the machinery. (kemendag)
2.
Pemilihan Produk
Kebutuhan untuk sayuran beku yang diproses menjadi bentuk yang mudah digunakan
bagi pengguna yang stabil, dari segi komoditas pangan industri jasa, karena permintaan untuk
hidangan disiapkan dan pengolahan bahan baku primer meningkat, sayuran beku pasar secara
keseluruhan sedang berkembang. Konsumsi sayuran beku dalam rumah tangga secara umum
meningkat sebagai akibat dari preservability tinggi dibandingkan dengan sayuran segar,
persiapan mudah, dan kemampuan untuk menggunakan sejumlah kecil.
3. Profil Jepang
a. Geografi
Berdasarkan kondisi geografis Jepang, Jepang terdiri dari 47 perfektur yang
dikelompokkan menjadi 9 kawasan yaitu Hokkaido, Tohoku, Kanto,Chubu, Kinki,
Chugoku,Shikoku, Kyushu dan Okinawa. Sedangkan kota utama Jepang yaitu Tokyo,
Osaka, Kobe, Kyoto, Sapporo,Sendai, Nagoya, Hiroshima dan Fukuoka.
b. Pemerintahan
Jepang merupakan negara constitutional monarchy dimana kekuasaan Kaisar sangat
terbatas. Disini Kaisar hanya sebagai simbol negara dan persatuan dabgi rakyat Jepang.
Kekuasaan tertinggi pemerintahan terletak pada Perdana Menteri . Sedangkan untuk
badan legislatif di Jepang adalah adalah National Diet yang terdiri dari House of
Representatives dan House of Councillors.
c. Demografi
Populasi penduduk Jepang per 1 Oktober 2010 mencapai 128.957.352 jiwa. Data ini
relatif stabil, meningkat 0.2% dari data tahun 2005, atau mengalami peningkatan 0.05%
secara anual. Angka ini merupakan peningkatan yang terendah sejak sensus penduduk
dimulai pada tahun 1920. Berdasarkan kategori jenis kelamin, populasi penduduk pria
berjumlah 62.327.737 (48.7% dari total populasi) dan penduduk wanita berjumlah
65,729,615 (51.3%). Populasi penduduk asing yang tinggal di Jepang pada tahun 2010
adalah 1.646.000 jiwa, meningkat 5.9% dari tahun 2005.
Presentase penduduk yang berusia 65 tahun keatas meningkat dari 20.2% ke 23.0%.
Populasi penduduk berusia 15 tahun adalah 16.803.000 (13.2% dari total populasi),
mereka yang berusia 15-64 tahun berjumlah 63.8% dan mereka yang berusia 65 tahun
keatas berjumlah 29.246.000 jiwa (23% dari total populasi). Populasi berusia 15 tahun
berkurang sebanyak 718.000 jiwa (4.1%) dari tahun 2005, dan mereka yang berusia
15064 tahun menurun sebanyak 3.061.000 jiwa (3.6 %). Populasi mereka yang berusia
65 tahun keatas meningkat sebanyak 3.574.000 jiwa (13.9%). Persentasi penduduk yang
berusia 65 tahun keatas di Jepang merupakan tertinggi di dunia.
Gambar 2: Populasi yang didasarkan pada usia dan jenis kelamin di Jepang tahun 2010
Source: Statistics Bureau of Japan (2010 Japan Census)
Populasi terbesar adalah sepanjang pesisir Pasifik di mana cuaca ringan dengan fasilitas
transportasi dan industri yang sangat berkembang. Bahkan,sekitar 70% dari penduduk
tinggal di dataran pantai antara Tokyo dan bagian utara Kyushu. Hal ini mengakibatkan
majunya industrialisasi disertai dengan pergeseran penduduk ke arah kota-kota besar
dan ditandai penurunan populasi di daerah pertanian.
Sampai sekitar tahun 1990, konsumsi sayuran di Jepang telah stabil berfluktuasi sekitar
110 kg per orang per tahun, meskipun pasca-1990-an, kecenderungan terlihat meningkat pada
sayuran hijau dan kuning, konsumsi sayuran secara keseluruhan kecenderungan menurun.
Konsumsi tahunan per orang tahun 1990 adalah 107,8 kg, dan 96,2 kg pada tahun 2005 atau
turun sekitar 10% dalam 15 tahun. Sebagian alasan-alasannya adalah sebagai berikut
penurunan konsumsi sayuran berat yang sering digunakan dalam makanan Jepang, seperti kubis
Cina dan lobak, sebagai akibat dari perkembangan lebih lanjut dari westernisasi diet,
penurunan peluang memasak sayuran sebagai akibat dari perkembangan diet lebih nyaman, dan
berkembangnya pola makan menuju diet eksternal, seperti makan di luar (makan di luar
rumah) dan pengganti masakan (menggunakan produk makanan instant) di mana proporsi
sayuran kecil. Selanjutnya, dibandingkan dengan proporsi penurunan konsumsi, dapat dipahami
bahwa sejak proporsi penurunan produksi dalam negeri lebih besar, perbedaan ini dikompensasi
oleh impor.
10
Menurut sebuah studi oleh Asosiasi Makanan Beku di Jepang, konsumsi sayuran beku
pada tahun 2005 adalah 878.851 ton, meskipun itu adalah struktur di mana hampir 90% dari
total konsumsi bergantung pada impor. Untuk sayuran beku yang diproduksi di dalam negeri,
volume produksi kentang Hokkaido, labu, dan sejenisnya cukup signifikan dan menyumbang
80% atau lebih sayuran beku yang diproduksi di dalam negeri. Selain itu, komoditas menjadi
lebih beragam adanya produksi sayuran berdaun, seperti produksi bayam Kyushu. Dalam hal
volume, peningkatan produksi komoditas bayam, labu, dan sejenisnya terlihat signifikan.
Sehubungan dengan konsumsi rumah tangga, talas, bayam, brokoli, kedelai hijau, dan sejenisnya
merupakan sayuran beku dengan frekuensi penggunaan yang tinggi, dan dapat dilihat bahwa
ada kecenderungan konsumen saat ini untuk tidak menggunakan sayuran segar yang persiapan
yang merepotkan, sehingga produk beku digunakan.
Untuk memproduksi sayuran beku, penting untuk melakukan penyimpanan dan
pembekuan sehingga kesegaran sayuran pada saat panen dapat diawetkan, serta gizi dan rasa
dapat dipertahankan sebanyak mungkin. Dengan demikian, karena sifat yang dimiliki oleh
sayuran bahan baku tersebut, terdapat antisipasi yang sangat besar terhadap pemasok bahan
baku untuk mempertahankan kualitas produk. Di Jepang, tenaga kerja dan pemasokan bahan
baku merupakan hasil "kemitraan kerja outsourcing" dengan format bisnis sebagai berikut:
perusahaan produksi pertanian menerima pasokan pertanian dari pertanian dan peternakan
yang dipercayakan untuk membajak untuk menabur, kemudian bisnis mengambil alih
pemantauan pertumbuhan dan panen, lalu bisnis mengambil kendali dari produksi untuk
pembuatan produk akhir.
Sayuran beku merupakan makanan penting yang diperlukan dari diversifikasi makanan
saat ini karena preservability tinggi dan persiapan yang nyaman, sehingga permintaan untuk
komoditas konsumsi bisnis dan rumah tangga diperkirakan stabil berfluktuasi. Dalam hal volume
produksi dalam negeri dari sayuran beku, meskipun ada permintaan tetap karena kebutuhan
orientasi diproduksi di dalam negeri, karena persaingan dengan produk impor dari segi harga,
peningkatan besar dianggap sulit. Akibatnya, produsen Jepang mendirikan basis produksi di
11
negara-negara tetangga di Asia, seperti China, Vietnam dan Thailand. Dengan demikian struktur
pasokan yang stabil dari sayuran beku sedang dibangun.
2.
12
3.
13
Pada tahun 2005, impor sayuran beku sebesar 106.9 milliar (naik 7,6% dibandingkan dengan
tahun sebelumnya), dan 783.613 ton (3,2% meningkat dibandingkan dengan tahun sebelumnya),
dan telah kembali meningkat sekitar tahun 2001 sebagian karena pemulihan impor dari China.
Bila diamati per komoditas, kentang, yang memiliki impor tertinggi, telah mempertahankan
volume impor stabil meskipun sedikit menurun pada tahun 2003, dan pada tahun 2005, 29,24
milliar (6,7% meningkat dibandingkan tahun sebelumnya), dan 281.071 ton (4,7 meningkat%
dibandingkan dengan tahun sebelumnya). Kedelai hijau 11,97 milliar (0,8% meningkat
dibandingkan dengan tahun sebelumnya), dan jagung manis 63,7 milliar (0.3% peningkatan
dibandingkan dengan tahun sebelumnya), sedikit meningkat, meskipun talas sebesar 4,83 miliar
yen ( 0,9% menurun dibandingkan dengan tahun sebelumnya) berada dalam tren menurun.
Bayam telah sangat meningkat dari tahun sebelumnya menjadi 3,28 miliar yen (43,8%
meningkat dibandingkan tahun sebelumnya), sebagian karena berkaitan dengan upaya
pengendalian impor terhadap China setelah Mei 2003. Pengendalian impor terhadap
pemerintah China dan kontrol terhadap 18 perusahaan yang terdaftar dicabut dengan hormat
pada Agustus 2005.
Tabel 3: Volume dan nilai impor sayur beku di Jepang
14
4.
Tabel 4: Volume dan nilai impor sayur beku di Jepang dari tahun 2001-2005
15
Tabel 5: Negara pengekspor sayuran beku ke Jepang per kategori sayuran beku tahun 2005
Bahkan ketika volume impor sayuran beku menurun pada tahun 2003, volume impor dari
ASEAN, yang juga memiliki aspek menjadi pengganti untuk China, menunjukkan peningkatan. Berkaitan
dengan impor kedelai hijau, tiga negara Thailand, Indonesia, dan Vietnam, memiliki nilai 21,8% (lihat
Tabel 4). Selanjutnya, sehubungan dengan bayam, produsen makanan Jepang beku memindahkan
pabrik produksi mereka dari China ke Vietnam dan Thailand, sebagai akibat dari kontrol impor karena
masalah kimia sisa pertanian tahun 2002.
Gambar 7. Sayuran beku impor dari negara ASEAN berdasarkan kategori
16
Di Jepang, "List untuk sisa bahan kimia pertanian dalam produk makanan" yang
diberlakukan sebagai 29 Mei 2006, dan peraturan tentang bahan kimia pertanian residu
diperkuat. Setelah terjadi penurunan yang sangat signifikan dari volume impor sayuran yang
diproduksi di Cina, ada gerakan oleh supermarket dalam negeri untuk mengurangi
ketergantungan pada China dengan meningkatkan pengadaan dari Asia Tenggara, hal ini
dilakukan juga untuk menyebar risiko stocking. Selanjutnya, bahkan dalam kasus mengimpor
komoditas yang diproduksi di Cina, gerakan untuk mengamankan keamanan dengan
menetapkan standar yang independen, seperti pengaturan metode kimia manajemen pertanian
dan mempercepat diberlakukannya bimbingan produksi.
17
Berdasarkan temuan dari Frozen Foods Association Jepang, volume produksi dalam negeri dari sayuran
beku pada tahun 2005 adalah 92.000 ton. Dalam hal bayam, meskipun volume produksi telah jatuh ke
3.536 ton pada tahun 2001, dengan efek seperti permintaan pengganti yang timbul dari kontrol impor
produk yang dihasilkan China, telah meningkat menjadi 7.689 ton. Selain itu, meskipun wortel
(meningkat 35,7% dibandingkan dengan tahun sebelumnya), labu (meningkat 7,3% dibanding tahun
sebelumnya), talas (meningkat 3,9% dibanding tahun sebelumnya), dan sejenisnya, telah meningkat
dibandingkan dengan tahun sebelumnya , tidak ada perubahan dalam struktur dalam mayoritas pasar
tergantung pada produk impor, dan pada tahun 2005, pangsa produk impor berada pada 89,5% (tinggi).
Tabel 7. Total ekspor dan impor sayur segar dan sayur beku di Jepang
Dari data total ekspor dan impor sayur segar dan sayur beku di Jepang, dapat dilihat bahwa bagian
terbesar dari produksi sayur segar adalah dari produksi dalam negeri sedangkan sebaliknya produksi
sayur beku bagian terbesar (90.3%) dari impor. Produk yang menjadi andalan dari sayuran beku antara
lain adalah kentang, labu, kentang olahan (kentang goreng), bayam, jagung dan ubi.
Tabel 8 dan Tabel 9. Shipments of leading domestic vegetables
18
5.
Di bawah Undang-Undang Perlindungan Tanaman, impor tanaman kotor dan tanaman dikirim
dari daerah yang dihuni oleh hama yang belum muncul di Jepang (seperti Ceratitis capitata,
Leptinotarsa decemlineata, dan ngengat Codling), atau tanaman yang datang melalui daerahdaerah (yang diberikan dalam Peraturan Perlindungan Tanaman Hukum), dilarang. Item dilarang
ditentukan sesuai dengan jenis hama, dan dalam kasus di mana sayuran berlaku diimpor ke
Jepang akan dikenai tindakan, seperti insinerasi.
Pemasaran Panduan untuk Eksportir ASEAN ke Jepang sebagai penelitian eksperimental dan
untuk tampilan dimungkinkan untuk impor dengan izin dari Menteri Pertanian, Kehutanan dan
Perikanan dalam kondisi tetap. Selain itu, ada kasus di mana impor diperbolehkan di bawah
kondisi sesuai dengan standar, seperti dekontaminasi, sebagaimana ditentukan oleh Menteri
Pertanian, Kehutanan dan Perikanan.
19
Dalam hal kentang dan ubi jalar, ada kebutuhan untuk menerima inspeksi karantina untuk
pemeriksaan virus dengan kultur untuk jangka waktu tertentu,meskipun bila tumbuhan tersebut
berasal dari daerah selain daerah dimana impor dilarang. Sehubungan dengan jahe, okra, dan
sejenisnya, inspeksi perkebunan diperlukan tergantung pada daerah, dan tidak diperbolehkan
untuk mengimpor produk tanpa melampirkan sertifikat inspeksi tanaman dari instansi
pemerintah negara pengekspor yang menunjukkan bahwa hal ini telah dilakukan . Untuk detail
lebih lanjut, lihat situs Departemen Pertanian Kehutanan dan Perikanan Stasiun Karantina.
Semua sayuran, baik segar dan beku, tunduk pada ketentuan UU Perlindungan Tanaman.
Namun, bahkan item impor yang dilarang- dapat diimpor jika dapat dibuktikan bahwa mereka
benar-benar beku-kering, benar-benar kering, atau acar atau diproses. Dalam hal ini, importir
harus menyerahkan "Phytosanitary Certificate" yang dikeluarkan oleh instansi pemerintah yang
berwenang dari negara pengekspor menegaskan bahwa sayuran beku telah cepat beku dan
dipertahankan pada suhu tidak lebih dari -17,8 C (0 F) . Jika sayuran bukan merupakan produk
impor yang dilarang, importir harus mendapatkan dokumentasi dari produsen menunjukkan
bahwa sayuran beku pada suhu -17,8 C (0 F) atau lebih rendah. Jika pembekuan tidak
memadai, sayur akan gagal pemeriksaan karantina tumbuhan.
2) Hukum Sanitasi Makanan
Semua produk makanan harus diimpor untuk tujuan penjualan dan pemasaran yang tunduk
pada prosedur UU Pangan Sanitasi. Para importir harus menyerahkan "Formulir Pemberitahuan
untuk Pemasukan Pangan, dll" bersama-sama dengan dokumen lain yang diperlukan sebagai
daftar bahan dan bagan proses produksi ketika makanan olahan ini terjadi, ke stasiun karantina
di pelabuhan masuk. Setelah pemeriksaan dokumen, ketika produk yang dinilai sebagai tunduk
pada inspeksi sanitasi, pemeriksaan akan dilakukan di dalam kawasan berikat dan kemudian
keputusan akan dibuat untuk impor. Prosedur sesuai dengan ketentuan UU Sanitasi Makanan
ditunjukkan sebagai berikut:
Gambar 9. Skema perkapalan dan karantina produk sayuran di Jepang
Pada tanggal 29 Mei 2006, sistem daftar baru positif diperkenalkan dan mulai berlaku. Sistem ini
menetapkan semua produk makanan, jika terdeteksi pestisida pertanian, aditif pakan, obatobatan hewan ternak untuk tetap di atas tertentu, impor kuantitas dan penjualan produk
makanan tersebut pada prinsipnya akan dilarang. Dalam sistem ini, apabila mengakui
20
menggunakan pestisida pertanian dan tetap dalam produk, maka tingkat residu maksimum
adalah tetap, dan bahan kimia lainnya seragam standar tingkat residu 0.01ppm berlaku
(kuantitas dipahami sebagai hampir tidak mempengaruhi kesehatan manusia).
Semua produk makanan, termasuk produk makanan olahan, tunduk pada sistem daftar positif,
dan tentu saja sayuran segar dan sayuran beku juga tunduk pada sistem. Selain itu, bahkan jika
itu adalah produk makanan hasil rekayasa genetika yang diizinkan di luar negeri, impor,
penjualan, dan sejenisnya, produk teruji dilarang berdasarkan Undang-Undang Sanitasi Pangan.
Dalam hal produk pangan hasil rekayasa genetika dan produk olahannya, pemberitahuan impor
adalah wajib.
Hal ini diperlukan agar importir mengumpulkan informasi yang cukup terhadap makanan impor
untuk mempelajari apakah produk memenuhi persyaratan UU Sanitasi Makanan dalam
spesifikasi dan standar. Maka dianjurkan untuk mendapatkan bahan daftar dan grafik proses
produksi atau dengan berkonsultasi dengan kantor karantina.
Sebelum mengimpor, importir dapat mengambil sampel dari impor yang akan datang ke
laboratorium terdaftar di Departemen Kesehatan, Tenaga Kerja dan Kesejahteraan atau instansi
pemerintah yang berwenang dari negara pengekspor. Hasil tes dapat menggantikan
pemeriksaan yang sesuai di pelabuhan masuk, sehingga mempercepat proses karantina.
Selain itu, importir yang ingin mengajukan pemberitahuan mereka dengan komputer dapat
memanfaatkan FAINS terkomputerisasi (Makanan Impor Pemberitahuan otomatis dan Sistem
Inspeksi Jaringan) untuk memproses impor yang berhubungan dengan dokumentasi. Importir
yang memiliki hardware dan software harus mendaftarkan kode keamanan dari Menteri
Kesehatan, Tenaga Kerja dan Kesejahteraan untuk mengakses sistem.
6. Kebijakan Tarif dan Pajak untuk Sayur Beku di Jepang
Sistem Preferensi Tarif
Dalam rangka mengajukan permohonan untuk tingkat tarif istimewa untuk sayuran
segar dan beku yang diimpor dari negara-negara perlakuan istimewa, importir harus
menyerahkan sertifikat negara asal barang preferensial (Formulir A) yang dikeluarkan oleh
pabean atau lembaga penerbit lainnya di negara pengekspor (tidak diperlukan jika nilai kena
pajak total pengiriman tidak lebih dari 200.000). Untuk beberapa jenis sayuran segar, tidak
diperlukan untuk menyajikan sertifikat negara asal barang preferensial. Untuk keterangan lebih
lanjut, silakan hubungi Bea dan Tarif Biro, Departemen Keuangan.
21
22
7.
23
24
25
Gambar 10. Skema inspeksi dan sistem sertifikasi untuk produk agrikultur dan produk terproses
agrikultur
26
Peluang
Impor sayuran beku biasanya dalam jumlah banyak melalui banyak kontainer. Impor
dikenakan biaya pembekuan, biaya pendinginan, sortasi dan kemasan selama proses distribusi.
Selain itu, Jepang memiliki standar kualitas dan pelabelan yang cukup ketat. Ini berarti bahwa
calon importir sayuran beku harus memastikan produk mereka memenuhi persyaratan yaitu
menuntut untuk kesegaran, tidak adanya kerusakan dan pembusukan,sesuai dengan ukuran dan
warna. Hal ini terutama penting bahwa makanan kesehatan yang layak dan prosedur
keselamatan diikuti pada setiap tahap proses, dari produksi di negara asal untuk impor dan
distribusi di Jepang.
Seiring dengan pergeseran ke sistem daftar positif bahan kimia pertanian sisa, sebagai
akibat dari produsen makanan dalam negeri beku mengamankan bahan baku aman dan
melakukan inspeksi berbagai produk, mereka membayar usaha yang maksimal sehingga
makanan melebihi nilai residu standar tidak diproduksi. Setelah masuk ke pasar, maka perlu
untuk dapat membangun sistem pengiriman yang sesuai dengan kebutuhan dengan cara ini.
Misalnya, dalam hal sayuran beku yang diproduksi di Cina, produk-satunya yang jelas kontrol
yang ketat dan standar diputuskan oleh kedua pemerintah Jepang dan Cina ekspor, dan lebih
jauh lagi, sertifikat inspeksi oleh pemerintah Cina diterbitkan pada saat ekspor, dan inspeksi oleh
Departemen Kesehatan dan Kesejahteraan dilakukan pada saat impor, dan mereka dalam negeri
disampaikan hanya setelah semua dihapus. Selain itu, pada produsen makanan tertentu beku,
keamanan kontrol dari bisnis ekspor klien diperkuat sebagai akibat dari Jepang manajer
pelatihan staf produksi di situs, dan mencapai inspeksi persiapan menyeluruh dengan
memasang sebuah pusat kimia sisa pertanian dalam pabrik pengolahan.
Salah satu kiat terpenting dalam memulai bisnis di Jepang adalah menetapkan sikap
yang mendasarkan pada pola pikir jangka panjang para pengusaha Jepang. Tujuan utamanya
adalah untuk membangun suatu kerangka kerja yang mantap sehingga akan mendukung
terjadinya transaksi-transaksi bisnis yang berkelanjutan, jadi bukan sekedar hubungan bisnis
yang sifatnya sesaat atau jangka pendek. Sedang ketulusan dan komitmen akan merupakan
landasan-landasan yang efektif yang perlu dimiliki oleh para pelaku bisnis manca negara.
I.
Landasan Kerja
1. Kesesuaian Produk. Produk Anda harus sesuai dengan selera masyarakat Jepang
(menyangkut mutu, desain, warna, kemasan dan harga). Oleh karena itu perlu dilakukan
pendekatan yang fleksibel dalam pengembangan dan pemasaran produk Anda agar
dapat menyesuaikan dengan ciri-ciri dan karakter masyarakat Jepang.
2. Persaingan. Dewasa ini, pasar di Jepang terpusat pada kesadaran konsumen terhadap
harga dan nilai barang. Dalam kaitan itu, yang perlu diperhatikan adalah apakah produk
Anda mampu bersaing dengan produk sejenis yang sudah ada di pasar Jepang dan
apakah bahan baku produk Anda tersebut sudah memenuhi persyaratan di Jepang.
27
II.
Fasilitas Sumber Daya dan Jasa
Guna memperlancar upaya memasuki pasar Jepang, perusahaan manca negara dapat
memanfaatkan tersedianya berbagai dukungan jasa. Perusahaan manca negara dimaksud dapat
memperoleh informasi dan bantuan teknis untuk mendirikan kantor atau mengorganisasikan
hal-hal penting lainnya dalam kegiatan operasional mereka.
10.
Perumusan Strategi
Perumusan suatu strategi untuk memasuki pasar Jepang harus didahului dengan analisis
yang mendalam tentang pesaing-pesaing produk Anda, termasuk analisis tentang harga pasar,
segmen pasar, pengembalian, marjin dan insentif lain untuk pedagang grosir atau pengecer,
tingkat produksi, serta kebijakan penentuan harga.
Metode Memasuki Pasar Jepang
Pemilihan metode untuk memasuki pasar Jepang merupakan keputusan jangka panjang
yang tidak diubah. Untuk itu perlu hati-hati dalam memilih dari sejumlah alternatif yang ada.
Menentukan metode yang cocok sangat tergantung pada nilai investasi yang ditanamkan dalam
membentuk satu posisi pasar yang diinginkan. Di antara sejumlah pilihan adalah:
a.
b.
c.
d.
e.
f.
28
b.
c.
Cakupan operasional
d.
Perusahaan jasa konsultan dimaksud harus memiliki keahlian di bidang riset pasar,
penelitian perencanaan produk, saran investasi, akuisisi dan pencarian mitra bisnis,
analisis persaingan, konsultasi strategi, penamaan produk serta bahan-bahan promosi.
29
3. Jasa Terjemahan
Pertemuan-pertemuan bisnis di Jepang biasanya menggunakan tenaga penerjemah (interpreter).
Walau sebagian besar perusahaan-perusahaan besar di Jepang memiliki staf yang lancar
berbahasa Inggris, namun masih tetap yang terbaik adalah dengan menggunakan jasa
penerjemah untuk menjamin bahwa perbedaan bahasa tidak akan menjadi halangan komunikasi.
4. Lain-Lain
Untuk mengatasi biaya awal yang masih tinggi di Jepang, beberapa perusahaan di Jepang
menawarkan jasa inkubasi kepada perusahaan manca negara, antara lain penyediaan ruangan
kantor dan jasa kesekretariatan. Perusahaan manca negara lainnya dapat juga menggunakan
perusahaan telemarketing yang menyediakan fasilitas survei telepon, analisis data, operator,
belanja melalui telepon, penjualan katalog dan penjualan langsung lainnya.
III. Promosi dan Teknik Penjualan
Seseorang harus mengenali jenis dan metode promosi penjualan di Jepang yang mencerminkan
struktur dari sistem eceran dan distribusi secara nasional.
30
2.
31
Hiroshima Chamber of
Commerce 44 Matomachi
5-chome, Naka-ku
Hiroshima 730 Japan
T : (818) 2222 6610
F : (818) 2211 0108
W : ww.hiroshimacci.or.jp/
3.
Kyoto Chamber of
Commerce & Industry
240 Shoshoicho Ebisugawaagaru Karasumadori
Nakakyo-ku 604, Japan T :
(817) 5212 6450
F : (817) 5255 0428
W : www.kyo.or.jp/kyoto/e/
E: shinkou@kyo.or.jp
Okinawa Chamber of
Commerce and Industry
15-20 Chuo 4-chome
Okinawa-shi 904 Japan T :
(819) 8938 8022
F : (819) 8938 2755
W : www.okinawacci.or.jp
E: info@okinawacci.or.jp
Osaka Chamber of
Commerce & Industry
2-8 Hommachi-Bashi, Chuoku Osaka 540-0029 Japan
T : (816) 6944 6400
F : (816) 6944 6293
W : www.osaka.cci.or.jp/e/
Nagahama Chamber of
Commerce and Industry
10-1 Takada-cho Nagahama
Shiga 526-0037 Japan
T : (817) 4962 2500
F : (817) 4962 8001
W : www.nagahama.or.jp
E: cci@nagahama.or.jp
32
JAS Law
Labeling and Standards Division, Food Safety and Consumer Affairs Bureau,Ministry of
Agriculture, Forestry and Fisheries
TEL: 03-3502-8111 FAX: 03-3502-0594 (Direct) http://www.maff.go.jp
Seed and Seedling Law
Seeds and Seedlings Division, Agricultural Production Bureau, Ministry of Agriculture,
Forestry and Fisheries
TEL: 03-3502-8111 FAX: 03-3502-5301 (Direct) http://www.maff.go.jp
Measurement Law
Measurement and Intellectual Infrastructure Division, Industrial Science and Technology
Policy and Environment Bureau, Ministry of Economy, Trade and Industry
TEL: 03-3501-1511 http://www.meti.go.jp
Health Promotion Law
Office of Health Policy on New Developed Foods, Standards and Evaluation Division,
Department of Food Safety, Pharmaceutical and Food Safety Bureau,, Ministry of Health,
Labor and Welfare
TEL: 03-5253-1111 FAX:03-3501-4867(Direct) http://www.mhlw.go.jp
Act Against Unjustifiable Premiums and Misleading Representations
Consumer Related Trade Division, Trade Practices Department, Fair Trade Commission of
Japan
TEL: 03-3581-5471 FAX: 03-3581-1754 (Direct) http://www.jftc.go.jp
Law for Promotion of Effective Utilization of Resources / Containers and Packaging Recycling
Law Recycling Promotion Division, Industrial Science and Technology Policy and
Environment Bureau, Ministry of Economy, Trade and Industry
TEL: 03-3501-1511 http://www.meti.go.jp
Office of Recycling Promotion, Policy Planning Division, Waste Management and Recycling
Department, Ministry of the Environment
TEL: 03-3581-3351 FAX: 03-3593-8262 (Direct) http://www.env.go.jp
Food Industry Environment Policy Office, Food Industry Policy Division, General Food Policy
Bureau, Ministry of Agriculture, Forestry and Fisheries
TEL: 03-3502-8111 FAX: 03-3508-2417 (Direct) http://www.maff.go.jp
Japan Frozen Food Association
TEL : 03-3667-6671 FAX : 02-2669-2117 http://www.reishokukyo.or.jp
Japan Frozen Food Inspection Corporation
TEL : 03-3438-1411 FAX : 03-3438-1980 http://www.jffic.or.jp
Agriculture & Livestock Industries Corporation (ALIC)
33
34
5.
KBRI Tokyo
Duta Besar : Muhammad Lutfi
Atase Perdagangan : Julia Silalahi
2-9 Highashi Gotanda, 5-chome,
Shinagawa-ku,
Tokyo-to, 141-0022, Japan
Phone : (+81-3) 3441-4201
Fax : (+81-3) 3447-1697
Email : info@indonesianembassy.jp
Website : www.indonesianembassy.jp
ITPC Osaka
Kepala : Rosiana C. Frederick
Wakil : Eko Priyantoro
ITM4 J-8 Asia and Pacific Trade Center
2-1-10 Nanko Kita, Suminoe-ku,
Osaka 559-0034, Japan
Tel : 06-66155350
Fax : 06-6615-5351
Email : itpc.osaka@kemendag.go.id
Website : http://www/itpc.or.jp
KJRI Osaka
Konsul Jenderal : Ibnu Hadi
Resona Semba Building 6th Floor, 4-4-21,
Minami Semba, Chuo-ku, Osaka 5420081, Japan
Phone : (81-6) 6252-9826
Fax : (81-6) 6252-9872
Email : kjri-osaka@indonesia-osaka.org
Website : www.indonesia-osaka.org
35
No
.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Nama
Perusahaan
Ajinomoto
Frozen Foods
Co. Inc
Ami Jirushi
Shokuhin
Kogyo Co.,Ltd
Fuji Bussan
Co.,Ltd
Futaba Foods
Co.,Ltd
Heartfood
Co.,Ltd
Japanfoods
Co.,Ltd
Kato Nosan
K.K.
8.
Life Foods
Co.,Ltd
9. Maruha
Nichiro Foods
Inc.
10. Meikyu Co.,Ltd
11. Nikko
Corporation
Alamat
Telepon/Fax
E-mail/Situs
T: 03-52508813
F: 03-52508738
www.ffa.ajino
moto.com
T: 03-38944161
F: 03-38100717
www.amibran
d.co.jp
T: 055-9871150
F: 055-9871187
T: 028-6342441
T: 03-35835589
F: 03-35835529
T: 075-6032639
F: 075-6125511
www.fujibussa
n.ne.jp
www.futabafo
ods.co.jp
www.heartfoo
d.jp
www.jfoods.co.jp
T: 0984-252780
F: 0984-252781
www.katonosan.jp
T: 03-55664681
F: 03-55664660
T: 03-32161440
F: 03-32160290
T: 052-6817131
F: 052-6717144
T: 046-2690217
F: 046-2690284
www.lifefoods
-tokyo.co.jp
www.food.mar
uhanichiro.co.jp
www.meikyu.c
o.jp
www.nikkofoo
d.co.jp
36
REFERENSI
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
37