Perbaikan Kelainan Makan Kelompok 9
Perbaikan Kelainan Makan Kelompok 9
PERBAIKAN MAKALAH
Disusun guna Melengkapi Tugas Mata Kuliah
Wawasan Bimbingan dan Konseling
Dosen Pengampu: Dr. Imam Tajri, M. Pd
Oleh
NUR MAHARDIKA NIM 0105512014
ISNI DHANIANTO NIM 0105512054
PROGRAM PASCASARJANA
PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
TAHUN AKADEMIK 2012/2013
A. Pendahuluan
Kelainan gangguan Makan menjadi permasalahn serius dalam perilaku
makan, seperti tidak sehat secara ekstrim dalam pengurangan asupan makanan
atau makan terlalu banyak, serta perasaan tertekan atau keprihatinan yang
ekstrim tentang bentuk tubuh atau berat. Researchers are investigating how
and why initially voluntary behaviors, such as eating smaller or larger
amounts of food than usual, at some point move beyond control in some
people and develop into an eating disorder. Para peneliti sedang menyelidiki
bagaimana dan mengapa pada awalnya perilaku gangguan makan, seperti
makan dalam jumlah kecil atau lebih besar dari makanan dari biasanya, di
beberapa titik bergerak di luar kendali dan berkembang menjadi gangguan
makan. Studies on the basic biology of appetite control and its alteration by
prolonged overeating or starvation have uncovered enormous complexity, but
in the long run have the potential to lead to new pharmacologic treatments for
eating disorders.
Gangguan makan sering berkembang selama masa remaja atau dewasa
awal, tapi beberapa laporan menunjukkan onset mereka dapat terjadi selama
masa kanak-kanak atau yang lebih baru pada usia dewasa. Eating disorders
frequently co-occur with other psychiatric disorders such as depression ,
substance abuse, and anxiety disorders . 1 In addition, people who suffer from
eating disorders can experience a wide range of physical health complications,
including serious heart conditions and kidney failure which may lead to
bentuk tubuh mereka dan ukuran, mereka menjadi terjebak dalam siklus
berulang, ritual, dan perilaku kaku terfokus pada makanan.This cycle can
result in death.Siklus ini dapat mengakibatkan kematian.It has been estimated
that at least 3 - 6% of those with an eating disorder will die from
complications. Telah diperkirakan bahwa sedikitnya 3 - 6% dari mereka
dengan gangguan makan akan mati akibat komplikasi.
Pusat Konseling adalah spesialis komunitas dalam mengobati berbagai
masalah makan. Intervensi dini dapat menjadi salah satu faktor prediktif
terkuat untuk pemulihan. Kita kenal dengan perawatan individu yang diperluka
untuk membantu populasi khusus:atlet, penari, model, mahasiswa, orang tua,
menyakiti diri, sindrom makan malam, penyalahgunaan zat, dan konsultasi
untuk orang yang dicintai dari seorang individu teratur makan.Makan
dikendalikan oleh banyak faktor, termasuk nafsu makan, ketersediaan pangan,
keluarga, rekan, dan praktek praktek budaya, dan upaya pada kontrol
sukarela. Dieting to a body weight leaner than needed for health is highly
promoted by current fashion trends, sales campaigns for special foods, and in
some activities and professions. Eating disorders involve serious disturbances
in eating behavior, such as extreme and unhealthy reduction of food intake or
severe overeating, as well as feelings of distress or extreme concern about
body shape or weight. Diet untuk berat badan lebih ramping dari yang
dibutuhkan untuk kesehatan sangat dipromosikan oleh tren mode saat ini,
kampanye penjualan untuk makanan khusus, dan dalam beberapa kegiatan
dan melibatkan profesi.
B. Kajian Umum
anoreksia nervosa atau bulimia nervosa di Inggris. Akan tetapi, karena adanya
upaya untuk menutup-nutupi dan ketidakterbukaan dalam masalah ini. Eating
Disorders Association (Asosiasi yang terkait dengan gangguan pola makan)
percaya bahwa setidaknya 1% penduduk menderita anoreksia dan 3%
menderita bulimia.
2. Jenis Gangguan dan kelainan makan
Gangguan kelainan makan merupakan suatu penyakit yang kompleks,
yang terdiri dari komponen fisik dan emosi. Eating disorders (gangguan
makan) merupakan suatu sindrom psikiatrik yang ditandai oleh pola makan
yang menyimpang yang terkait dengan karakteristik psikologik yang
berhubungan dengan makan, bentuk tubuh dan berat badan. Gangguan
kelaina makan banyak terjadi pada remaja dan anak, terutama pada remaja
putri.
a. Anoreksi nervosa (AN)
Jenis gangguan makan dimana individu menjaga bentuk tubuhnya
agar tetap kurus atau untuk lebih kurus lagi dibawah berat normal. Individu
dengan anoreksia nervosa sangat takut dirinya bertambah berat badan, ia
akan mempertahankan rasa lapar secara ekstrim. Berapa tanda dan gejalanya
adalah: (a) Penurunan berat badan secara drastis, (b) Diet ketat, (c) Takut
dirinya gemuk atau bertambah berat badan, (d) depresi, (e) Cenderung untuk
makan sendiri, (f) Olahraga ketat, (g) Rambut mudah rontok,(h) Anemia (i)
Siklus menstruasi tidak teratur, (j) Memperhitungkan secara detail kalori
dan gizi, (k) Tekanan darah rendah. Adapun ciri-ciri khas dari penderita
anoreksia sebagai berikut:
1) Biasanya penderita adalah wanita, baik remaja, dewasa atau yang baru
memasuki masa puber.
2) Berada di dalam lingkungan keluarga yang memprioritaskan prestasi
sebagai kebanggaan keluarga.
3) Memiliki pandangan yang
berlebihan
tentang
kesempurnaan
penampilan.
4) Memiliki orang tua yang telalu sibuk sehingga tidak terlalu
memperhatikan
anak.
Penderita
anoreksia
berusaha
memiliki
macam
gangguan
kesehatan
akibat
sering
KATEGORI
Berat badan kurang
Berat badan normal
Berat badan lebih
Obesitas 1
Obesitas 2
Sangat obesitas
= 27,5
(1,65)2
Keterangan = berat badan lebih
Nabi
shallallohu
alaihi
wasallambersabda,
yang
hingga
trauma
terhadap
makanan,
karena
untuk
Perilaku
Sering keluar-masuk
Psikologis
Rendah diri
Rambut rontok
kamar mandi
Menghindari makanan
Memisahkan diri
Pembengkakan
ringan
Sering merasakan
Tak berdaya
Kelainan kulit
beratnya badan
Penyalahgunaan obat
Depresi
Menghindari kerumunan
Gelisah
Terisolasi
Marah-marah
Terlepas dari apapun bentuk kegiatan yang dilakukan oleh siswa, tugas
konselor sekolah harus menitikberatkan pada wawasan siswa, bahwa
bagaimanapun bentuk tubuh mereka harus dibanggakan. Dengan demikian,
konselor dapat membantu siswa meningkatkan harga diri dan efektivitas
pribadi dengan mengenali aspek-aspek positif dari penampilan fisik mereka
(Phelps, et al., 2000).
Pergaulan dengan teman sebaya dapat memiliki efek negatif. Perlu
diadakan diskusi kelompok sesama siswa yang pembahasannya memberikan
informasi tentang gangguan pola makan, dengan tujuan meningkatkan
pengetahuan mereka mengenai gangguan pola makan, sekaligus meningkatkan
keakraban di antara mereka (O'Dea, 2000). Dalam diskusi tersebut, siswa
diperkenalkan kepada masalah-masalah kepercayaan diri, sikap, dan perilaku
gangguan pola makan sebelum mengambil tindakan mengurangi berat badan
dan cara melakukannya. Bagi mereka, wawasan ini akan dijadikan pedoman
jika suatu saat nanti mengalami gangguan pola makan.
Pendekatan positif yang bermanfaat adalah memberikan informasi
tentang bentuk tubuh. Di sini aktivitas yang perlu diperkenalkan adalah
bagaimana mengatasi apa yang membuat mereka puas atau tidak puas dengan
bentuk tubuh mereka, serta mengupayakan agar mereka tidak terpengaruh
dengan bentuk tubuh akibat gangguan pola makan. (Gore, Vander Wal, &
Thelen, 2001). Kegiatan lain yang mungkin bisa membantu menumbuhkan
kepercayaan diri mereka adalah relaksasi, membayangkan diri sendiri sebagai
orang yang berani dan kuat, meyakinkan bahwa mereka memiliki tubuh yang
a. Konseling individu
Tugas penting konselor sekolah professional selalu di garis depan
untuk membantu siswa dalam mencapai perkembangan yang optimal.
Konselor sekolah dan personil lainnya harus terlebih dahulu meneliti
kepercayaan siswa terhadap diri mereka sendiri dan perasaan tentang berat
badan, penampilan dan harga diri. Sesuai dengan pendapat Phelps dalam
Erford 2004 bahwa Konselor dapat membantu siswa meningkatkan harga
diri dan kemajuan pribadi dengan mengenali aspek-aspek positif dari
penampilan mereka.
Beberapa pendekatan yang digunakan melalui konseling sebaya
dalam proses konseling individu terutama dalam memberikan informasi
tentang gangguan makan dengan tujuan untuk meningkatkan pengetahuan
siswa terhadap gangguan makan dan meningkatkan pemahaman terhadap
gejala-gejala yang dapat diakibatkan. Melalui proses layanan tersebut
siswa diperkenalkan dengan keyakinan, sikap dan perilaku gangguan
makan, siswa mendengar saran untuk menurunkan berat badan dan cara
melakukannya.
Konselor sekolah diharapkan menjalin kerjasama dengan pofesi
professional lain yang membantu dalam penanganan gangguan makan
seperti ahli gizi, ahli diet, dokter, ahli fisiologi olahragawan dan psikiater.
Garner et al dalam Efford 2004 mengemukakan bahwa pendekatan bagi
siswa yang mengalami gangguan makan menyarankan ada dua
pendekatan.Pendekatan pertama yakni
Pendekatan Kognitif-perilaku
berikutnya
dengan
Pendekatan
Psikodinamik
melalui
konselor
harus
menyesuaikan
tingkat
pertumbuhan
untuk terlibat dalam kegiatan dan praktik perilaku yang baru dengan
rekan-rekan mereka (Levine dan Smolak dalam Erford, 2004). Konseling
kelompok dalam memberikan bantuan kepada siswa berfungsi untuk
mempromosikan citra tubuh yang positif. Penggunaan metode role play
dan kegiatan yang mendorong untuk memasukkan ke dalam perspektif
sosial
budaya
dan
pesan
media
tentang
pentingya
penampilan
memberdayakan siswa agar mereka dapat merasa lebih baik dan mereka
mampu berkontribusi terhadap diri dari rekan-rekan mereka. Dalam
kegiatan tersebut berfungsi untuk mengidentifikasi karakteristik orang
yang dikagumi atau mengumpulkan informasi tentang bahaya dari lemak
yang buruk.Dalam konseling kelompok tersebut membahas tentang
informasi mengenai diet dan olahraga, emosi yang terkait dengan makan,
kebiasaan makan dan pengembangan keterampilan mengatasi gangguan.
Pelaksanaan diskusi dengan harapan siswa dapat belajar dalam
memahami bentuk tubuh mereka sekaligus mengantisipasi apabila temanteman mereka mengatakan bahwa bentuk tubuh mereka tidak ideal karena
mereka melakukan tanya jawab yang memungkinkan satu sama lain saling
memberikan umpan balik secara proaktif dalam mencegah gangguan pola
makan. Adapun resiko yang terjadi di dalam konseling kelompok ini
antara lain : jika menyampaikan pendapat sering emosional, atau
terdapatnya siswa yang tidak mau menyampaikan masalah pribadinya
secara terbuka.
6. Melibatkan Anggota Keluarga
Dalam
permasalahan
gangguan
makan,
pendekatan
dengan
bersama-sama
Memberi penjelasan tentang bagaimana menyikapi berat badan
mental
Menekankan bahwa menghabiskan waktu dengan anak-anak dapat
memupuk hubungan kohesif yang hangat sekaligus melindungi anak
10
11
guru
Mendidik keluarga tentang pubertas dan pertumbuhdan anak secara
normal
Konselor sekolah juga perlu bekerja sama dengan siswa, terapis dan
dokter medis ketika mengatasi masalah gangguan pola makan. Hal-hal
yang perlu diperhatikan antara lain: mengenali batas/ruang lingkup kerja
dan membuat rujukan yang diperlukan. Dalam lingkungan sekolah,
konselor sekolah mengambil peran sebagai konsultan untuk mencegah,
mengidentifikasi, dan menyediakan layanan bagi siswa yang mengalami
gangguan makan tersebut.
7. Pengembangan program dan perubahan sistemik
a. Pengembangan program bimbingan
Dalam penanganan siswa yang mengalami gangguan makan maka
konselor
sekolah
profesional
dapat
mendorong
guru
untuk
cenderung
untuk
mendengarkan
satu
sama
lain
pada
topik
selanjutnya
merujuk
siswa
tersebut
untuk
mendapatkan
disertai dengan pengawasan yang ketat, karena siswa sangat rentan ketika
mendengar pengalaman orang lain yang mengalami gangguan pola makan.
Hal ini bisa mengakibatkan pemahaman yang salah terhadap gangguan pola
makan itu sendiri. Misalnya, website "proanorexic" dan "probulimic" adalah
situs-situs yang sangat berbahaya, dimana di dalamnya dipromosikan cara
yang positif dan adaptif mengatasi orang yang mengalami gangguan pola
makan, orang yang sakit-sakitanserta orang-orang yang berbadan kurus
akibat anoreksia. Siswa memiliki waktu yang banyak untuk mengakses
situs-situs internet tersebut dengan tanpa pengawasan yang ketat, ditambah
dengan fasilitas chatting yang disediakan oleh teknologi internet tersebut.
4. Perbedaan Mendasar di Setiap Jenjang Sekolah (Berkaitan dengan
Pola Makan dan Penampilan)
a. Sekolah Dasar: pada usia pertumbuhan mereka telah kekhawatiran
terhadap penampilan.
1) Anak usia 5 tahun telah mengenal kekhawatiran tentang bentuk tubuh
dan kegemukan.
2) Pada usia 6 tahun siswa bercermin pada kebiasaan orang dewasa
untuk menilai daya tarik fisiknya.
3) Siswa akan menggoda, merasa malu atau menghindari persahabatan
dengan teman-teman yang gemuk atau menjauhi mereka.
4) Siswa meniru tindakan dan sikap orang tua atau yang lebih dewasa
tentang diet dan penampilan.
b. Sekolah Menengah: siswa sekolah menengah mengalami ketidakpuasan
dengan bentuk dan ukuran tubuh.
1) Ketidakpuasan terhadap bentuk tubuh siswa meningkat, dari 40% di
kelas tiga menjadi 79% di kelas enam.
2) Harga diri secara langsung terkait dengan bentuk tubuh; siswa yang
rendah diri akan memiliki resiko yang tinggi jika berada di lingkungan
asing.
3) Terdapat lebih dari 1 orang remaja putri pada setiap usia 11 sampai 17
tahun melakukan penurunan berat badan.
c. Sekolah Tinggi: mahasiswa telah memiliki pemikiran untuk membuat
keputusan secara dewasa dan secara sosial maupun fisik mereka telah
mampu mengatasi tekanan dalam proses penyesuaian diri.
1) Ketidakpuasan tentang tubuh dan kegemukan telah menjadi hal yang
normatif, khususnya bagi mahasiswa perempuan.
2) 67% perempuan dan 82% laki-laki percaya bahwa penampilan dapat
berpengaruh terhadap daya tarik, 72% dan 68%, masing-masing
bangga dengan menggunakan atribut dalam berpenampilan.
3) Siswa sekolah tinggi memiliki harga diri dan perilaku kontrol lebih
sehat daripada siswa pada jejang pendidikan yang lebih rendah.
D. Simpulan
Gangguan makan yang merupakan kondisi kompleks dapat timbul dari
berbagai penyebab potensial. Begitu dimulai, namun mereka dapat membuatmengabadikan siklus penghancuran diri emosional dan fisik. Semua gangguan
makan biasanya memiliki penyebab yang mendasari emosional yang diungkapkan
melalui hubungan yang sehat dengan makanan.Orang dengan gangguan makan
yang ditandai dengan obsesiutama dengan makanan ( baik makan banyak atau
tidak makan cukup ) dan perilaku kompulsif berkaitan dengan makan. Often these
behaviors are attempts to gain control and deal with
merupakan upaya untuk mendapatkan kontrol dan mengatasi kecemasan dan stres.
Penanganan kelainan gangguan makanan menggunakan proses konseling yang
DAFTAR PUSTAKA
A Handbook of Theories,