Anda di halaman 1dari 23

DRAF PERPRES TUJUAN

PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN
(TPB) INDONESIA
Wahyuningsih Darajati
Direktur Lingkungan Hidup
Kementerian PPN/Bappenas
Makassar, 31 Mei 2016

OUTLINE
1. Definisi;
2. Sasaran dan Target TPB;
3. Penugasan Kementerian/Lembaga terkait;
4. Struktur Tim Koordinasi Nasional TPB;
5. Keterlibatan para pemangku kepentingan;
6. Peran Pemerintah Daerah;
7. Kaji ulang;
8. Pelaporan;
9. Penganggaran;
10. Lampiran: TPB Indonesia

1. Definisi
Tujuan Pembangunan Berkelanjutan adalah
pembangunan yang menjaga:

peningkatan kesejahteraan ekonomi masyarakat;


keberlanjutan kehidupan sosial masyarakat,
kualitas lingkungan hidup;
pembangunan yang menjamin keadilan dan terlaksananya tata kelola.

Roadmap atau Peta Jalan Tujuan Pembangunan


Berkelanjutan adalah dokumen rencana:
tahapan-tahapan strategis dalam pencapaian TPB,
Target yang disesuaikan dengan target pembangunan nasional,
Mendukung pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan secara
global
3

Lanjutan..
Rencana Aksi Nasional Tujuan Pembangunan
Berkelanjutan adalah dokumen rencana kerja 5 (lima)
tahunan untuk pelaksanaan:
berbagai kegiatan langsung dan tidak langsung mendukung
pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan
sesuai dengan target pembangunan nasional

Rencana Aksi Daerah Tujuan Pembangunan


Berkelanjutan adalah dokumen rencana kerja 5 (lima)
tahunan untuk pelaksanaan
berbagai kegiatan langsung dan tidak langsung mendukung
pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan
sesuai dengan target pembangunan daerah
4

2. Sasaran & Target TPB


Tujuan Pembangunan Berkelanjutan berisikan Sasaran
dan Target TPB Nasional yang menjadi lampiran
Peraturan Presiden yang merupakan pedoman bagi:
a. K/L untuk penyusunan, pelaksanaan, serta
pemantauan dan evaluasi RAN-TPB sesuai dengan
bidang tugasnya;
b. Pemda dalam penyusunan, pelaksanaan, serta
pemantauan dan evaluasi RAD-TPB;

Sasaran dan Target Pelaksanaan TPB Nasional juga


menjadi acuan bagi masyarakat, filantropi, dan bisnis,
serta akademisi dalam melakukan perencanaan,
pelaksanaan, dan pemantauan serta evaluasi TPB.
5

3. Penugasan K/L terkait


Menko melakukan koordinasi dengan kementerian di
bawah koordinasinya
Menteri PPN/Kepala Bappenas melakukan:
a. Koordinasi penyusunan dan penetapan sasaran, target
dan indikator pelaksanaan TPB Nasional; peta jalan
2016 - 2030, RAN-TPB 5 tahunan serta fasilitasi dan
pendampingan penyusunan RAD-TPB 5 tahunan;
b. Penetapan Peta Jalan TPB (paling lambat 12 bulan sejak
ditetapkan Perpres) dan RAN-TPB (paling lambat 6
bulan sejak ditetapkan Perpres);
c. Koordinasi pemantauan, evaluasi dan pelaporan;
d. Koordinasi sumber-sumber pendanaan;
e. Penetapan susunan Tim Pengarah dan Kelompokkelompok Kerja Pelaksanaan TPB Nasional
6

Lanjutan..
Mendagri memberikan penguatan kepada pemda provinsi,
kabupaten dan kota untuk pencapaian sasaran Tujuan
Pembangunan Berkelanjutan
Menlu melakukan diplomasi, memperjuangkan kepentingan
nasional, dan melaporkan perkembangan capaian Tujuan
Pembangunan Berkelanjutan Indonesia
Menkeu mendukung pendanaan dan pelaksanaan kegiatan
pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan Indonesia
BPS melakukan koordinasi dalam penyiapan data dari
indikator Tujuan Pembangunan Berkelanjutan di tingkat
nasional dan daerah
K/L melaksanakan kegiatan sesuai tugas dan fungsi masingmasing, memantau dan melaporkan pelaksanaan Tujuan
Pembangunan Berkelanjutan
7

4. Struktur Tim Koordinasi Nasional TPB


1. Dalam rangka pencapaian pelaksanaan
Tujuan Pembangunan Berkelanjutan Nasional
dibentuk Tim Koordinasi Nasional yang
terdiri atas: Tim Pengarah, Tim Pelaksana,
Kelompok Kerja, Dewan Pakar
2. Ketua Tim Pengarah membentuk Sekretariat
Nasional yang diisi oleh para profesional yang
kompeten di bidangnya.
3. Pembentukan Tim Koordinasi Nasional
ditetapkan lebih lanjut dengan Peraturan
Menteri Perencanaan Pembangunan
Nasional/Kepala Bappenas

Tim Pengarah
Tim Pengarah, diketuai oleh Menteri
Perencanaan Pembangunan
Nasional/Kepala Bappenas (MenPPN/Ka
Bappenas) dengan anggota terdiri atas
Menteri Dalam Negeri, Menteri Luar Negeri,
Menteri Keuangan, Kepala Staf
Kepresidenan, wakil dari Organisasi
Masyarakat Sipil, wakil dari Filantropi dan
Bisnis, wakil dari Akademisi, dan undangan
yang diperluas;

Tim Pelaksana
Tim Pelaksana, diketuai oleh Eselon 1 (satu)
pada Kementerian Perencanaan Pembangunan
Nasional/Bappenas yang membidangi
Kemaritiman dan Sumber Daya Alam dengan
anggota terdiri atas Eselon 1 (satu)
Kementerian dan Lembaga terkait, Kantor Staf
Presiden, Kantor Sekretariat Wakil Presiden,
wakil dari Organisasi Masyarakat Sipil, wakil
dari Filantropi dan Bisnis, wakil dari
Akademisi, dan undangan yang diperluas;

Kelompok Kerja
Kelompok-kelompok Kerja, diketuai oleh
Eselon 1 (satu) terkait pada Kementerian
PPN/Bappenas dengan anggota terdiri atas
Eselon 2 Kementerian/Lembaga terkait,
wakil dari Organisasi Masyarakat Sipil,
wakil dari Filantropi dan Bisnis, wakil dari
Akademisi, dan undangan yang diperluas;

Dewan Pakar
Dewan Pakar, terdiri atas para ahli di
bidang-bidang yang terkait dengan
pelaksanaan Tujuan Pembangunan
Berkelanjutan

5. Keterlibatan Para Pemangku


Kepentingan
Wakil dari Organisasi Masyarakat Sipil,
Akademisi, serta Filantropi dan Bisnis
dalam Tim Pengarah, Tim Pelaksana, dan
Kelompok Kerja dilakukan secara bergilir.
Mekanisme penetapan wakil-wakil tersebut
dilakukan oleh masing-masing organisasi

13

6. Peran Pemerintah Daerah


1. Untuk pencapaian Sasaran, Target dan Indikator
Pelaksanaan TPB Daerah, Gubernur harus menyusun
Rencana Aksi Daerah Pelaksanaan TPB (RAD-TPB) 5
(lima) tahunan untuk Provinsi bersama Kabupaten dan
Kota di wilayahnya masing-masing.
2. Penyusunan RAD-TPB 5 (lima) tahunan berpedoman
pada: Sasaran, Target dan Indikator Pelaksanaan TPB
Nasional; dan Prioritas pembangunan daerah;
3. RAD-TPB 5 (lima) tahunan ditetapkan dengan Peraturan
Gubernur paling lambat 12 (dua belas) bulan sejak
ditetapkannya Perpres.
14

Lanjutan..
4. RAD-TPB 5 (lima) Tahunan disampaikan kepada Menteri
Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas
dan Menteri Dalam Negeri.
5. Pemantauan dan evaluasi pelaksanaan RAD-TPB 5 (lima)
tahunan dilaksanakan oleh Gubernur 2 (dua) kali setahun.
6. Gubernur melakukan koordinasi pelaksanaan RAD-TPB 5
(lima) tahunan dengan seluruh Bupati dan Walikota di
wilayahnya masing-masing.
7. Dalam melaksanakan tugas dan fungsi untuk pencapaian
Sasaran, Target dan Indikator Pelaksanaan TPB Daerah,
Gubernur wajib melibatkan wakil dari OMS, wakil dari
Filantropi dan Bisnis, serta wakil dari Akademisi.
15

7. Kaji ulang
Kaji ulang terhadap Sasaran, Target dan Indikator
Pelaksanaan TPB Nasional dapat dilakukan sesuai
kebutuhan nasional dan perkembangan serta dinamika
internasional berdasarkan evaluasi dan rekomendasi Tim
Pengarah
Kaji ulang dikoordinasikan oleh Menteri Perencanaan
Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas bersama-sama
dengan Kementerian/Lembaga terkait sekurangkurangnya 1 (satu) kali dalam 5 tahun

16

8. Pelaporan
K/L menyampaikan setiap tahun laporan
pelaksanaan TPB kepada Menteri PPN/Kepala
Bappenas dan Menko sesuai lingkup bidang
tugasnya
Pemda menyampaikan setiap tahun laporan
pelaksanaan TPB kepada Mendagri dan
MenPPN/Kepala Bappenas

MenPPN/Kepala Bappenas melaporkan kepada


Presiden 1 tahun sekali
17

9. Penganggaran
Penganggaran pelaksanaan TPB menjadi
satu kesatuan dengan perencanaan dan
penganggaran dalam APBN, APBD dan
sumber-sumber lain yang sah dan tidak
mengikat sesuai peraturan perundangan
yang berlaku.

18

10. Contoh Lampiran Perpres (TPB Indonesia - Goal 1)


GOAL/TARGET
TARGET NASIONAL (RPJMN 2015-2019)
GLOBAL
1. Mengentaskan Segala Bentuk Kemiskinan
1.2 Tingkat kemiskinan 1. Menurunkan tingkat kemiskinan pada tahun 2019 menjadi 7-8% (2015: 9.5 10.5%)
1.3 Akses terhadap
Perlindungan
sosial

1. Meningkatnya peserta penerima bantuan iuran (PBI) melalui Kartu Indonesia Sehat (KIS) pada
tahun 2019 menjadi 107,2 juta (2015: 86,4 juta)
2. a. Meningkatnya persentase lanjut usia miskin dan rentan yang menerima bantuan pemenuhan
kebutuhan dasar menjadi 2,28% (2015: 2,24%)
b. Meningkatnya persentase penyandang difabilitas miskin dan rentan yang menerima bantuan
pemenuhan kebutuhan dasar pada tahun 2019 menjadi 17,12% (2015: 14,84%)
c. Meningkatnya persentase keluarga miskin dan rentan yang menerima bantuan pemenuhan
kebutuhan dasar pada tahun 2019 menjadi 58,3% (2015: 62,5%)
d. Meningkatnya jumlah keluarga sangat miskin (KSM) yang mendapatkan bantuan tunai bersyarat
pada tahun 2019 menjadi 2,8 juta (2015: 3 juta).
3. Meningkatnya Kepesertaan Program SJSN Ketenagakerjaan pada tahun 2019 menjadi 62,4 juta
pekerja formal dan 3,5 pekerja informal (2015: Formal 29,5 juta; Informal 1,3juta).
1.4 Akses terhadap
Meningkatnya penjangkauan pelayanan dasar yang ditandai dengan:
terhadap
a. Cakupan persalinan di fasilitas kesehatan pada tahun 2019 menjadi 85% (2015: 75%)
pelayanan dasar
b. Cakupan imunisasi dasar lengkap anak usia 12-23 bulan pada tahun 2019 menjadi 63% (2015: -)
c. Cakupan angka pemakaian kontrasepsi (contraceptive prevalence rate/CPR) semua cara (all
methods) pada perempuan usia 15-49 tahun pada tahun 2019 menjadi 66% (2015: 61,9%)
d. Akses air minum layak pada tahun 2019 menjadi 100% (2015: 70%)
e. Akses sanitasi layak pada tahun 2019 menjadi 100% (2015: 60,9%)
f. Jumlah rumah tangga berpendapatan rendah yang dapat mengakses hunian layak pada tahun 2019
menjadi 18,6 juta (2015: - )
1.5 Membangun
1. Meningkatnya jumlah lokasi penguatan pengurangan risiko bencana daerah pada tahun 2019
ketahanan
menjadi 39 daerah (2015: 35 daerah)
masyarakat miskin 2. a. Meningkatnya jumlah korban bencana sosial yang mendapatkan pemenuhan kebutuhan dasar
dalam menghadapi
pada tahun 2019 menjadi 27 ribu (2015: 43 ribu)
b. Meningkatnya jumlah korban bencana sosial yang mendapatkan pendampingan psikososial pada
situasi rentan
tahun 2019 menjadi 15 ribu (2015: 21,5 ribu)
3.Meningkatnya jumlah daerah bencana alam/ bencana sosial yang mendapat pendidikan layanan
khusus pada tahun 2019 menjadi 450 (2015: 100)

K/L PENANGGUNG
JAWAB
Kemenko PMK; Kemen
Desa, PDT, Kemensos;
Kemenkes
Kemensos

Kemenaker
Kemenkes; Kemen-PUPR

BNPB
Kemensos

Kemendikbud

Contoh Lampiran Perpres (TPB Indonesia - Goal 7)

GOAL/TARGET GLOBAL

TARGET NASIONAL (RPJMN 20152019)

K/L PENANGGUNG
JAWAB

7. Menjamin Akses Energi yang Terjangkau, Handal, Berkelanjutan, dan Modern untuk Semua
Meningkatnya rasio elektrifikasi menjadi
96,6% pada tahun 2019 (2014: 81,5%)
Meningkatnya konsumsi listrik per kapita
mejadi 1.200 KWh pada tahun 2019
Kementerian Energi
7.1 Akses universal layanan energi yang (2014: 843 KWh)
dan Sumber Daya
terjangkau, handal, dan modern
Tercapainya jaringan gas kota 1,1 juta
Mineral
sambungan RT pada tahun 2019 (2014:
200 ribu)
Terfasilitasinya gas untuk nelayan
600.000 rumah tangga pada tahun 2019
7.2 Pangsa energi terbarukan meningkat
substansial

Bauran energi terbarukan mencapai 1016 persen pada tahun 2019

7.3 Efisiensi energi meningkat dua kali


lipat

Intensitas energi primer naik 1% per


tahun

Kementerian Energi
dan Sumber Daya
Mineral
Kementerian Energi
dan Sumber Daya
Mineral

Contoh Lampiran Perpres (TPB Indonesia - Goal 15)


Goal/Target Global

Target Nasional (RPJMN 2015-2019)

K/L

15. Melindungi, merestorasi dan mempromosikan pemanfaatan berkelanjutan ekosistem daratan, manajemen hutan lestari,
mengurangi penggurunan, menghentikan dan mengembalikan degradasi lahan serta menghentikan kehilangan
keanekaragaman hayati
15.1 Menjamin konservasi, restorasi dan pemanfaatan
berkelanjutan dari ekosistem daratan dan perairan
darat serta jasa lingkungannya

15.1 Tercapainya luas kawasan konservasi terdegradasi


yang dipulihkan kondisi ekosistemnya seluas 100.000 KLHK
ha (2015:10.000 ha)

15.2 Mempromosikan pelaksanaan pengelolaan hutan


secara berkelanjutan, menghentikan deforestasi,
merestorasi hutan terdegradasi dan meningkatkan
aforestasi dan reforestasi

15.2 Meningkatnya pengelolaan hutan lestari melalui


operasionalisasi 347 KPHP dan 182 KPHL pada tahun
2019 (2015: 80 KPHP & 40 KPHL)

KLHK

15.3 Mengurangi penggurunan dan memulihkan lahan


kritis

15.3 Berkurangnya luasan lahan kritis melalui rehabilitasi


seluas 5,5 juta hektar di dalam KPH dan DAS Prioritas
hingga tahun 2019 (2015: 1,25 hektar)

KLHK

15.5 Mengurangi degradasi habitat alami, menghentikan


kehilangan keanekaragaman hayati dan mencegah
kepunahan jenis terancam

15.5 Meningkatnya 10% populasi 25 jenis satwa terancam


punah pada tahun 2019 (2015: 2%)

KLHK
LIPI

15.6 Mempromosikan pembagian keuntungan


pemanfaatan sumber daya genetik

15.6 Meningkatnya penerbitan Priority Inform Concent


(PIC) menjadi 10 PIC pada tahun 2019 (2015: 1 PIC)

KLHK
LIPI

15.7 Mengakhiri perburuan dan perdagangan ilegal jenis 15.7 Terjaminnya efektivitas upaya konservasi jenis dan
hidupan liar yang dilindungi
genetik hingga tahun 2019
15.8 Mencegah masuknya dan mengurangi dampak dari
jenis asing invasif

15.8 Meningkatnya efektivitas pelayanan karantina dan


pengawasan keamanan hayati pada tahun 2019
melalui pelaksanaan 3 kebijakan terkait (2015: 3)

KLHK
KLHK
Kementan
KKP
LIPI

Contoh Lampiran Perpres (TPB Indonesia - Goal 17)

K/L PENANGGUNG
JAWAB
17. Menguatkan cara pelaksanaan dan revitalisasi kerjasama global untuk pembangunan berkelanjutan
Meningkatnya pendapatan negara rata-rata
17.2% per tahun
17.1 Penguatan mobilisasi sumber daya
Kementerian Keuangan
Meningkatnya rasio penerimaan Perpajakan
domestik
termasuk pajak daerah pada tahun 2019
menjadi 16 % (2014: 11.5%)
GOAL/TARGET GLOBAL

TARGET NASIONAL (RPJMN 2015-2019)

a.
17.3 Memobilisasi tambahan sumber daya
keuangan untuk negara-negara berkembang dari
berbagai macam sumber.
b.

a.

17.5 Mengadopsi dan melaksanakan


pemerintahan yang mempromosikan investasi

b.

Meningkatnya Pembentukan Modal Tetap


Bruto (PMTB) sebesar 12.1% tahun 2019
meningkatnya investasi PMA & PMDN
menjadi 933 Triliun (2015: 519, 5 Triliun)
Menurunnya waktu proses perijinan
investasi di pusat dan daerah menjadi
maksimal 15 hari kerja per jenis perizinan
pada tahun 2019
Menurunnya waktu dan jumlah prosedur
untuk memulai usaha (starting a business)
menjadi 7 hari dan 5 prosedur pada tahun
2019

Kementerian Keuangan;
Badan Koordinasi
Penanaman Modal; Bank
Indonesia

Kementerian Koordinator
Perekonomian;
Badan Koordinasi
Penanaman Modal

22

TERIMA KASIH

23

Anda mungkin juga menyukai