Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Infeksi Saluran pernapasan Akut (ISPA) adalah penyakit infeksi yang
menyerang salah satu bagian atau lebih dari saluran napas, mulai dari hidung (saluran
atas) hingga alveoli) (saluran bawah) yang ditandai dengan gejala batuk, sesak nafas,
dan bisa juga mengakibatkan demam. Infeksi Saluran pernafasan akut (ISPA) dapat di
tularkan baik lansung maupun tidak lansung melalui udara. Secara anatomik, ISPA
dikelompokkan menjadi ISPA atas misalnya batuk pilek, faringitis, tonsilitis dan ISPA
bawah seperti bronchitis, brinkilitis, pneumonia. (Maryunani,2010). Penyebab angka
kesakitan dan kematian anak tertinggi saat ini masih diakibabatkan oleh pneumonia,
ISPA, dan diare.
Badan penelitian kesehatan World Health Organitation (WHO) tahun 2012
insiden Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) di Negara berkembang dengan angka
kematian balitadi atas 40 per 1000 kelahiran hidup adalah 15%-20% pertahun pada
golongan usia balita. ISPA lebih banayak di Negara berkembang dibandingkan di
Negara maju dengan persentase masing-masing sebesar 25%-30% dan 10%-15%.
Kematian balita di Asia Tenggara sebanyak 2,1 juta balita. India, Bangladesh,
Indonesia, dan Myanmar merupakan negara dengan kasus kematian balita akibat ISPA
terbanyak. Kematian balita akibat ISPA di Indonesia mengalami peningkatan sebesar 20.6%
dari tahun 2010 hingga tahun 2011 yaitu 18.2% menjadi 38.8% (Usman, 2012).

Menurut data Riskesdas 2013 period perevalence ISPA tertinggi di lima


provinsi adalah Nusa Tenggara Timur (41,7%), Papua (31,1%), Aceh (30,0%), Nusa
Tenggara Barat (28,3%),dan Jawa Timur (28,3%). Indonesia menargetkan penurunan
sebesar dua per tiga untuk angka kematian bayi dan balita dalam kurun waktu 19902015. Target Millenium Development Goals (MDG) Indonesia menargetkan
penurunan sebesar dua per tiga untuk angka kematian balita dalam kurun waktu 19902015. Oleh sebab itu Indonesia mempunyai komitmen untuk menurunkan angka
kematian bayi dari 68/1000 kelahiran hidup1dan angka kematian balita dari 97/1000
kelahiran hidup menjadi 32/1000 kelahiran hidup pada tahun 2015.

Berdasarkan hasil survei Demografi Kesehatan Inonesia (SDKI) pada


tahun 2012, angka kemtian bayi atau infant Mortality Rate ( IMR) adalah 32 per
1000 kelahiran hidup. Angka tersebut menunjukan penurunan yang lambat di
bandingkan AKB pada tahun 2007 yaitu 34 per 1000 kelahiran hidup. Angka
kematian bayi di propinsi Jawa Timur tahun 2012 sebesar 28,31 % per 1000
kelahiran hidup. Dalam kurun waktu 2 tahun ke depan diharapkan mencapai target
Millenium Development Goals (MDGs) nomor-4 yaitu menurunkan angka
kematian anak sampai 23 per 1000 kelahiran hidup pada tahun 2015.
Menurut laporan dinas kesehatan Tulungaggung tahun 2012 terdapat 7,3
% bayi yang menderita Infeksi saluran pernapasan akut (ISPA).Mengingat adanya
kasus balita dengan ISPA yang masih tinggi dan untuk menggurangi jumlah balita
dengan ISPA di Tulungaggung maka penulis tertarik untuk melakukan studi kasus
dengan judul Asuhan Kebidanan Pada Bayi S umur 2 bulan dengan infeksi
saluran pernafasan akut (ISPA) ringan di ruang KIA Puskesmas Boyolangu
Kabupaten Tulungagung.
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka perumusan masalah sebagai
berikut: Bagaimanakah asuhan kebidanan pada bayi Sumur 2 bulan dengan
Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) Ringan di ruang KIA Puskesmas
Boyolangu Kabupaten Tulungagung?

1.3 Tujuan
Tujuan dari penulisan study kasus ini meliputi tujuan umum dan tujuan
khusus yaitu :
1. Tujuan Umum
Melakukan asuhan kebidanan pada bayi S umur 2 bulan dengan Infeksi
Saluran Pernafasan Akut (ISPA) ringan dengan menggunakan tujuh langkah
varney.

2. Tujuan Khusus
a. Melakukan pengkajian data dasar secara lengkap pada bayi S umur 2
bulan dengan ISPA ringan di ruang KIA Puskesmas Boyolangu
Tulungagung.
b. Menginterpretasi data dasar serta menemukan diagnosa kebidanan,
masalah kebidanan, pada bayi S umur 2 bulan dengan ISPA ringan di
ruang KIA Puskesmas Boyolangu Tulungagung.
c. Mengidentifikasi diagnosa potensial yang mungkin akan timbul pada bayi
S umur 2 bulan dengan ISPA ringan di ruang KIA

Puskesmas

Boyolangu Tulungagung.
d. Mengidentifikasi

dan

menetapkan

kebutuhan

yang

memerlukan

penanganan segera pada bayi S umur 2 bulan dengan ISPA ringan di


Puskesmas Boyolangu Tulungagung .
e. Merencanakan tindakan asuhan kebidanan pada bayi S umur 2 bulan
dengan ISPA ringan di Puskesmas Boyolangu Tulungagung.
f. Melaksanakan tindakan asuhan kebidanan pada bayi S umur 2 bulan
dengan ISPA ringan di puskesmas Boyolangu Tulungagung.
g. Mengevaluasi hasil asuhan kebidanan pada bayi S umur 2 bulan dengan
ISPA ringan di Puskesmas Boyolangu Tulungagung.
1.4 Manfaat
1. Bagi Penulis
Dapat menerapkan teori yang didapat di bangku kuliah dalam praktek di
lahan, serta memperoleh pengalaman secara langsung dalam masalah
memberikan asuhan kebidanan pada bayiSumur 2 bulan dengan Infeksi
Saluran Pernafasan Akut (ISPA) ringan.
2. Bagi Profesi
Dapat melaksanakan asuhan kebidanan pada bayi dengan Infeksi Saluran
Pernafasan Akut (ISPA) ringan dan menekan angka kesakitan maupun angka
kematian.
3. Bagi Ibu/keluarga
Menambah pengetahuan ibu/keluarga mengenal tanda dan gejala Infeksi
Saluran Pernapasan Akut (ISPA) ringan pada bayi dan dapat mengantisipasi
terjadi komplikasi yang lebih lajut.

4. Bagi Institusi Pendidikan


Menambah bahan bacaan atau referensi khusus dalam penatalaksanaan
asuhan

kebidanan pada bayi sakit dengan Infeksi Saluran Pernapasan Akut

(ISPA) ringan.
1.5 Metode dan teknik pengumpulan data
Dalam penyusunan Asuhan Kebidanan ini penulis menggunakan beberapa
metode, antara lain sebagai berikut.
1.5.1 Wawancara
Mewawancarai pasien secara langsung melalui lisan.
1.5.2 Dokumentasi
Tehnik pencatatan dari data yang sudah dikumpulkan untuk dijadikan
bahan pendukung dalam menganalisa data.
1.5.3 Observasi
Pengamatan langsung terhadap objek penelitian dengan pemeriksaan
fisik yang meliputi inspeksi, palpasi, perkusi dan auskultasi.
1.5.4 Studi Kepustakaan
Referensi dari berbagai buku maupun internet sebagai bahan acuan.
1.6 Tempat dan Waktu
Tempat :
Lokasi pengambilan kasus di puskesmas Boyolangu Kabupaten Tulungagung.
Waktu:
6 Juli 2015.
1.7 Sistematika Penulisan
Penyusunan laporan studi kasus ini lebih jelas maka penulis menyusun laporan
ini secara sistematika sebagai berikut :
1.7.1 BAB I PENDAHULUAN
Bab ini berisi tentang studi kasus yang meliputi latar belakang,
rumusan masalah, tujuan penulisan, manfaat penulisan, metode dan teknik
pengumpulan data, tempat dan waktu, dan sistematika penulisan.
1.7.2 BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini menjelaskan tentang teori medis yang meliputi pengertian
bayi, tahapan perkembangan bayi, penyakit yang biasa terjadi pada bayi,
pengertian ISPA, tanda dan gejala, klasifikasi, etiologi, epidemiologi,
patologi, manifestasi klinis, komplikasi, pencegahan, pengertian ISPA
ringan,

etiologi,

klasifikasi,

penyebaran

penyakit,

faktor

resiko,

penatalaksanaan, pencegahan, dan teori manajeman kebidanan yang

meliputi pengkajian, interpretasi data, diagnosa potensial, antisipasi,


perencanaan, pelaksanaan, evaluasi.
1.7.3 BAB III TINJAUAN KASUS
Bab ini berisi tentang pengumpulan data dasar, interpretasi data
dasar,mengidentifikasi diagnosa atau masalah potensial, menetapkan
kebutuhan terhadap tindakan segera menyusun rencana asuhan yang
menyeluruh,melaksanakan asuhan dengan efisien dan aman, evaluasi.
1.7.4 BAB IV PEMBAHASAN
Bab ini berisi tentang beberapa kesenjangan teori dan praktek yang
penulis temukan sewaktu pengambilan kasus di ruang KIA Puskesmas
Boyolangu kabupaten Tulungaggung dengan pendekatan manajemen
kebidanan menurut varney.
1.7.5 BAB V PENUTUP
Bab ini terdiri dari kesimpulan dan saran, kesimpulan merupakan
inti dari pembahasan asuhan kebidanan pada bayi dengan ISPA. Saran
merupakan alternatif pemecahan masalah yang bersifat

realitis dan

operasional yang artinya saran itu dapat dilaksanakan.

2.1.

Konsep ISPA ( Infeksi Saluran Pernapasan Akut)

2.2.1 Pengertian ISPA


ISPA merupakan singkatan dari Infeksi Saluran Pernapasan Akut.
Istilah lain dalam bahasa inggris Acute Respiratory Infection (ARI),yaitu
penyakit infeksi akut yang menyerang salah satu bagian atau lebih dari
saluran napas mulai dari hidung (saluran pernafasan atas) sampai alveoli
(saluran pernapasan bawah) (Mansyur, 2009).
ISPA adalah Infeksi saluran pernapasan akut, istilah ini meliputi tiga
unsur yakni infeksi, saluran pernapasan dan akut. Pengertian infeksi adalah
masuknya kuman atau mikroorganisme kedalam tubuh manusia yang
berkembang

biak

sehingga

menimbulkan

gejala

penyakit.

Saluran

Pernapasan adalah organ dari hidung hinnga alveoli serta organ atneksanya
seperti sinus, rongga telinga tengah dan pleura. Akut adalah batuk pilek yang
berlansung dalam waktu 14 hari (Rasmaliah, 2007).

ISPA atau infeksi saluran pernapasan akut adalah suatu kelompok


penyakit yang menyerang saluran pernapasan, biasanya menyerang pada bayi
dan balita dengan penyebabnya virus, bakteri atau mikroorganisme lain
(Maryunani, 2010).

Anda mungkin juga menyukai