Anda di halaman 1dari 1

Sao Paulo dengan Revolusi Hijaunya

Sao Paulo, kota terbesar di Brazil, ialah kota yang terkenal akan revolusi hijaunya, hingga
kota ini masuk dalam liputan National Geographic dalam kategori Megacities, wow. Sao Paulo
ialah kota yang dihuni lebih dari 10 juta orang, dan menghasilkan sampah sebanyak 14 ribu ton
setiap harinya. Sampah yang begitu banyaknya inilah yang akan didaur ulang untuk menjadi
sesuatu yang bermanfaat kembali. Berbeda dengan kota kota yang lain, yang seringkali
menggunakan bahan bakar fosil untuk pembangkitan listriknya, Sao Paulo justru menggunakan
sampah sebagai bahan bakar untuk pembangkitan listriknya. Dalam tulisan ini, jenis jenis
sampah di Sao Paulo dibagi menjadi 3 jenis.
Jenis yang pertama ialah sampah basah. Jenis sampah inilah yang akan diolah untuk
dijadikan bahan bakar pada pembangkit listrik. Di pinggiran kota Sao Paulo terdapat lahan
kosong. Ya, sepertinya memang terlihat kosong, tetapi sebenarnya di situlah tempat penimbunan
sampah basahnya. Sebelumnya, lahan tersebut merupakan lahan cekungan dalam yang lalu
dilapisi dengan bagian utamanya adalah sampah basah dan bagian atasnya adalah tanah. Sampah
sampah yang timbun tersebut akan menghasilkan gas dan gas tersebutlah yang akan menjadi
bahan bakar pada pembangkit listrik.
Jenis sampah yang kedua adalah sampah kaleng dan baja bekas. O iya, di Sao Paulo,
pemulung merupakan salah satu jenis profesi, sampah sampah yang telah dikumpulkan oleh
pemulung dapat langsung dijual kepada pabrik pengolah sampah, dan pada saat itu juga langsung
dibayar oleh pabriknya. Kaleng kaleng bekas ini dilalui oleh beberapa proses yang akan
menjadikan sampah tersebut menjadi sebuah balok alumunium yang perbaloknya mempunyai
berat sebesar 15 ton, dan akan dijadikan sebagai alumunium dalam bentuk coil, alias gulungan
gulungan alumunium.
Jenis sampah yang terakhir ialah tetra pak. Tetra pak ialah bungkusan atau kemasan untuk
minuman atau makanan. Tetra pak terdiri dalam beberapa lapis. Lapisan yang pertama adalah
kertas untuk membentuk kemasan tersebut. Lapisan yang kedua adalah plastik supaya kedap air.
Dan lapisan yang terakhir ialah alumunium, agar bagian dalam terlindungi dari cahaya. Bagian
kertas tersebut dapat didaur ulang menjadi karton. Sedangkan bagian plastik dan alumunium
dapat didaur ulang untuk dijadikan atap rumah. Bahkan, dengan teknologi plasma, plastik dapat
didaur ulang menjadi bahan baku lilin, dan alumunium dapat didaur ulang kembali menjadi
alumunium murni.
Sumber:
http://www.youtube.com/watch?v=DUl6uy6eIDc
http://id.wikipedia.org/wiki/S%C3%A3o_Paulo
http://ngcdisc.blogspot.com/2010/12/national-geographic-megacities-7-of-8.html

Anda mungkin juga menyukai