SOP PERSONALIA CS
Koord SPV :
1. Mengatur pengawasan supervisor keliling
2. Sistem kerja Supervisor : Rutinitas & Berkala,Ceklist kerja
3. Cek Lock book supervisor keliling
4. Mengatur General Cleaning meliputi pemolesan dan pencucian karpet
5. Penanganan complaint di lapangan
6. Cek buku keluar pengawas
7. Pengaturan lokasi baru
Supervisor :
1. Bertanggung jawab terhadap lokasi yang diberikan
2. Keliling rutin lokasi
3. Membantu pembersihan lokasi
4. Mengisi penilaian terhadap lokasi dan tenaga Cleaning Service
5. Diwajibkan menghadap kabag umum atau pimpinan (pemakai Jasa)
6. Mengisi form keluar kantor
7. Training tenaga Cs baru di lokasi
8. Wajib piket kantor
9. General cleaning service dilokasi
10. Mengganti tenaga kerja yang tidak masuk apabila tidak ada pengganti
V. Mengepel
VI. Membersihkan Halaman
1. Menyapu dan mengepel halaman
2. Merapikan tanaman yang ada dijalanan
3. Perawatan bunga yang ada dihalaman maupun didalam gedung dengan cara
(menyiram, pemupukan, mengemburkan tanah.
Selesai Melaksanakan tugas rutin clening service diwajibkan merapikan serta merawat peralatan kerja
yang habis digunakan. Apabila tugas pagi sudah dilaksanakan untuk clening service diwajibkan
melakukan pengontrolan lagi terhadap hasil kerja pagi.
Seorang clening service juga harus bias menggunakan alat- alat untuk general clening seperti:
1. Mesin vaccum
2. Alat polesh
General Cleaning biasanya digunakan pada hari sabtu atau minggu :
1. Pembersihan keseluruhan kaca luar dan list
2. General Kamar Mandi
3. Pencucian karpet (Bila ada karpet)
4. Pemolesan lantai
Semua tenaga cleaning sevice wajib menjalankan dan melaksanakan pedoman kerja yaitu 5M & 5 R 1T:
5.Dasar mental
1. iklhas : dalam melaksanakan suatu pekerjaan.
2. jujur : jujur segi keuangan , absensi.
3. disiplin : dalam waktu kerja.
4. tanggung jawab : dalam bekerja maupun hasil kerja.
5 R 1 T .Pedoman kerja
1. resik : Bersih secara rasa, raba dan pandang.
2. Ringkas : Cara Kerja yang tertib dan terarah (efiktif).
3. rapi : kerapian untuk diri sendiri maupun hasil kerja.
4. Rawat : Pemeliharaan peralatan dan ketelitian.
5. Rajin : melakukan pekerjaan secara kontinu dan terus menerus.
JADWAL KERJA CS
J a m K erja :
S E N I N - K AM I S
06.30 - 09.00 1. Membersihkan Ruangan, Meja, Komputer, Telepon.
2. Membuang sampah.
3. Membersihkan Lantai (dipel), Kaca, Kamar mandi, Wastafel, Halaman dan Tangga.
4. Membuat Air Minum Untuk Staf.
5. Membersihkan Dapur
09.00 - 10.00 1. Mengontrol Lantai, Kamar Mandi, Wastafel, Kaca, halaman, Dan Tissu.
10.00 - 12.00 1. Mengontrol Lantai, Kamar Mandi, Wastafel, Kaca, Halaman Dan Tissu.
2. Membantu Staf Kantor / karyawan
12.00 - 13.00 I S T I R A H A T
13.00 - 14.00 1. Mengontrol Lantai, Kamar Mandi, Wastafel, Kaca.
14.00 - 15.00 1. Mengontrol halaman.
2. Membatu Staf / Karyawan .
15.00 - 17.00 1. Mengontrol Lantai, Kamar Mandi, Wastafel, Kaca, Halaman Dan Tissu.
2. Membersihkan Dapur
17.00
PU LAN G
J U M ' AT
07.00 - 09.00 1. Membuang sampah.
2. Membersihkan Lantai (dipel), Kaca, Kamar mandi, Wastafel, Halaman dan Tangga.
3. Membuat Air Minum Untuk Staf.
10.00 - 12.00 1 Mengontrol Lantai, Kamar Mandi, Wastafel, Kaca, Halaman Dan Tissu.
2. Membantu Staf Kantor / karyawan .
12.00 - 13.30
I S T I R AH AT
13.30 - 14.00 1. Mengontrol Lantai, Kamar Mandi, Wastafel, Kaca, Halaman Dan Tissu.
14.00 - 15.00 2. Membersikan tempat sampah.
3.Membersikan tempat sampah Rokok.
4. Membersihkan Awang - Awang Ruangan.
5. Mencuci Kain Lap Kaca Dan kain Pel.
6. Membersihkan Musholla
15.00 - 17.00 1. Mengontrol Lantai, Kamar Mandi, Wastafel, Kaca, Halaman Dan Tissu.
2. Membantu Staf Kantor / karyawan .
17.00
PU LAN
Peningkatan mutu pelayanan dapat dilaksanakan melalui pengembangan sarana dan prasarana rumah
sakit, pengadaan peralatan, dan ketenagaan serta perangkat lainnya, termasuk pengelolaan kebutuhan dan
persediaan linen di ruang rawat inap rumah sakit.
Rumah sakit sebagai suatu sistem terpadu terdiri dari berbagai subsistem yang paling terkait.
Subsistem yang bertanggung jawab terhadap pengelolaan linen adalah bagian laundry.Pencucian
mempunyai tujuan selain menghilangkan noda (bersih), awet (tidak cepat rapuh), namun memenuhi
persyaratan sehat yaitu bebas dari mikroorganime pathogen. Standar Operasional Prosedur (SOP)
pencucian linen adalah aturan atau pedoman untuk menjelaskan prosedur dalam pelaksanaan pencucian
linen.
Berdasarkan Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor 58 Tahun
1995 pasal 3 tentang Baku Mutu Limbah Cair bagi kegiatan Rumah Sakit bagi setiap rumah sakit yang :
1. Telah beroperasi sebelum dikeluarkannya keputusan ini, berlaku baku Mutu Limbah cair
sebagaimana tersebut dalam Lampiran A dan wajib memenuhi Baku mutu limbah cair
sebagaimana tersebut dalam lampiran B selambat-lambatnya tanggal 1 Januari 2000
2. Tahap perencanaannya dilakukan sebelum dikeluarkannya keputusan ini, dan beroperaasi
setelah dikeluarkannya keputusan ini, berlaku baku Mutu Limbah Cair lampiran A dan wajib
memenuhi Baku Mutu Limbah cair lampiran B selambat-lambatnya tanggal 1 Januari tahun 2000
3. Tahap perencanaannya dilakukan dan beroperasi setelah dikeluarkannya keputusan ini berlaku
Baku Mutu Limbah Cair sebagaimana tersebut dalam lampiran B.
Proses pencucian linen di RS dimulai dari linen kotor yang berasal dari berbagai unit
dikumpulkan dipisahkan menjadi dua macam linen yaitu linen infeksius dan linen non infeksius (kotor
ringan dan berat). Linen yang telah dikumpulkan tadi kemudian diterima petugas penerima linen kotor
dan dibawa ke unit laundry. Setelah sampai di unit laundry, linen-linen tersebut kemudian disortir,
dihitung berdasarkan jenisnya dan kemudian dilakukan penimbangan. Setelah dilakukan proses
penimbangan, linen kemudian masuk dalam tahap pencucian.
Dosis bahan penghilang noda untuk pencucian linen kotor berat 2-3 kali lipat dari dosis untuk pencucian
linen kotor ringan agar kotoran mudah hilang.
Waktu pencucian linen berbeda tergantung dari jenis linen yang dicuci, misalnya untuk mencuci
ringan dilakukan selama 15 menit sedangkan untuk pencucian linen kotor berat sekitar 30 menit.
Penimbangan dilakukan untuk mengetahui berat linen kotor yang akan dicuci. Penimbangan sesuai
dengan kapasitas dimaksudkan untuk menghitung kebutuhan bahan-bahan kimia dalam proses pencucian.
Setelah penimbangan, kemudian linen dimasukkan ke dalam mesin cuci untuk dilakukan perendaman
dengan air biasa selama 5 menit.
Tujuan perendaman ini yaitu untuk menghilangkan noda kering yang menempel. Selain
perendaman, untuk pencucian linen kotor berat dilakukan penyikatan agar noda yang sukar dapat
dihilangkan.Setelah perendaman, air untuk perendaman diganti dengan air panas dan ditambahkan
deterjen atau bahan penghilang noda sesuai dengan tingkat kekotorannya yaitu untuk pencucian linen
kotor berat 2-3 kali dosis untuk pencucian linen kotor ringan.
Pemakaian air panas bertujuan untuk membantu fungsi dari deterjen yaitu menghilangkan noda
agar lebih cepat. Proses ini berlangsung selama 15 menit untuk pencucian linen kotor ringan dan 30 menit
untuk pencucian linen kotor berat.Waktu perlu diperhatikan karena waktu merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dengan temperatur dan bahan kimia guna mencapai hasil cucian yang bersih dan sehat. Jika
waktu tidak tidak tercapai sesuai yang dipersyaratkan, maka kerja bahan kimia tidak berhasil dan yang
terpenting mikroorganisme dan jenis pests seperti kutu dan tungau dapat mati.
Tahap selanjutnya yaitu dilakukan pembilasan sebanyak 2 kali dengan air biasa yang bertujuan
agar sisa-sisa deterjen atau penghilang noda hilang. Kemudian melakukan pembilasan terakhir dengan
ditambahkan softener agar linen bersih dan wangi.
Tahap terakhir kegiatan yang ada di ruang pencucian adalah pemerasan sekaligus pengeringan
linen. Pemerasan dan pengeringan dilakukan di mesin peras dan pengering. Pemerasan merupakan proses
pengurangan kadar air setelah tahap pencucian selesai. Lama proses pemerasan selama 5-8 menit dengan
mesin pada putaran tinggi, sedangkan pengeringan dilakukan dengan mesin pengering yang mempunyai
suhu 70 derajat Celcius selama 10 menit.
Setelah proses pencucian selesai, linen kemudian dibawa ke bagian proses finishing untuk
dilakukan pengerolan, penyetrikaan dan pelipatan. Setelah selesai dilipat, linen disimpan di tempat
penyimpanan sementara sebelum akhirnya didistribusikan ke bangsal-bangsal sesuai dengan fungsinya
masing-masing.
Proses pencucian linen kotor infeksius hampir sama dengan pencucian linen kotor ringan yaitu dimulai
dari penimbangan, perendaman, penggantian air & penambahan deterjen, pembilasan & penambahan
softener, dan pemerasan & pengeringan. Perbedaaan terletak pada sebelum tahap perendaman di mesin
cuci dilakukan perendaman terlebih dahulu di dalam ember khusus yang berisi campuran bahan
disinfektan dan air panas yang berguna untuk menetralkan linen yang terkontaminasi infeksi. Lama
perendaman di ember khusus ini dilakukan selama 24 jam dan peralatan yang berbeda dan tidak
terkontaminasi. Hal ini untuk menghindari adanya infeksi karena salah satu faktor yang menimbulkan
terjadinya infeksi menurut Depkes RI (2004) adalah penggunaan alat yang terkontaminasi. Pengawasan
perlu dilakukan pada petugas dalam menjalankan SOP pencucian agar hasil pencucian tersebut sesuai
dengan apa yang diharapkan yaitu linen yang bersih dan sehat.
Subarsono (2009) menyatakan pengawasan atau monitoring adalah aktivitas yang ditujukan untuk
memberikan informasi tentang sebab dan akibat dari suatu kebijakan yang sedang diimplementasikan
dengan tujuan:
(1) Menjaga agar kebijakan yang sedang dimplementasikan sesuai dengan tujuan dan sasaran.
(2) Menemukan kesalahan sedini mungkin sehingga mengurangi resiko yang lebih besar.
(3) Melakukan tindakan modifikasi terhadap kebijakan apabila hasil monitoring mengharuskan
untuk itu.
1.
a) Proses pencucian linen kotor ringan
Berikut ini adalah bagan tahapan pencucian linen kotor ringan: Tahapan pencucian linen kotor
ringan Gambar menunjukkan tahapan proses pencucian linen kotor ringan di Unit Linen dan Laundry RS
yaitu dimulai dari petugas linen menimbang berat linen yang akan dicuci, petugas linen memasukkan
linen kedalam mesin cuci kemudian ditambahkan air dan merendamnya selama 5 menit. petugas linen
mengganti air tersebut dengan air panas dan menambahkan deterjen untuk proses pencucian. Lama waktu
pencucian sekitar 15 menit. setelah itu petugas linen melakukan pembilasan 2 kali, dan pada pembilasan
terakhir ditambahkan softener. Kemudian yang terakhir, linen diperas dan dimasukkan kedalam mesin
pengering.
b) Proses pencucian linen kotor berat, meliputi tahapan sebagai berikut:
Berikut ini adalah bagan tahapan pencucian linen kotor berat: Tahapan pencucian linen kotor
berat Gambar menunjukkan tahapan proses pencucian linen kotor berat di Unit Linen dan Laundry
Rumah Sakit yaitu dimulai dari petugas linen menimbang berat linen yang akan dicuci, petugas linen
memasukkan linen kedalam mesin cuci kemudian ditambahkan air dan merendamnya selama 5
menit.Noda yang menempel pada linen seperti darah, kotoran, dan lain sebagainya disikat sampai hilang
nodanya.Setelah itu, petugas linen mengganti air tersebut dengan air panas dan menambahkan deterjen
untuk proses pencucian. Lama waktu pencucian sekitar 30 menit.Petugas linen melakukan pembilasan 2
kali, dan pada pembilasan terakhir ditambahkan softener. Kemudian yang terakhir petugas linen
mematikan mesin dan mengangkat linen untuk diperas kemudian dimasukkan kedalam mesin pengering.
2) SOP Pencucian Linen Laundry Kotor Ringan, Kotor Berat, dan Kotor Infeksius di Rumah Sakit
a.
b.
c.