I.
Pengkajian Pola Gordon
1. Pola Persepsi Kesehatan manajemen Kesehatan
Tanyakan pada klien bagaimana pandangannya tentang penyakit yang dideritanya
dan
pentingnya kesehatan bagi klien? Biasanya klien yang datang ke rumah sakit sudah
mengalami gejala pada stadium lanjut, klien biasanya kurang mengetahui penyebab terjadinya
serta penanganannya dengan cepat. Kebiasaan makan makanan yang terpapar ebstein barr virus,
makanan
yang
mengandung
pengawet
(karsinogenik), terpapar bahan-bahan kimia seperti tinggal di area dekat pabrik, pengolahan
limbah, asap kayu bakar.
2. Pola Nutrisi Metabolic
Kaji kebiasaan diit buruk ( rendah serat, aditif, bahan pengawet), anoreksia, mual/muntah, mulut
rasa kering, intoleransi makanan,perubahan berat badan, perubahan kelembaban/turgor kulit.
Biasanya klien akan mengalami penurunan berat badan akibat inflamasi penyakit dan proses
pengobatan kanker.
3. Pola Eliminasi
Kaji bagaimana pola defekasi konstipasi atau diare, perubahan eliminasi urin,
usus, distensi abdomen. Biasanya klien tidak mengalami gangguan eliminasi.
4. Pola aktivas latihan
Kaji
bagaimana
klien
menjalani
aktivitas
sehari-hari.
mengalami
kelemahan atau keletihan akibat progresivitas tumor.
Stadium pertama dan dua : Sesak nafas,
Stadium tiga
: Tidak bisa menggerakan kepala.
Stadium empat
: Sakit kepala, hambatan mobilisasi.
5.
perubahan bising
Biasanya
klien
Kaji bagaimana klien memandang dirinya dengan penyakit yang dideritanya? Konsep diri pasien
terutama gambaran diri terhadap perubahan tubuh misalnya adanya massa yang nampak pada
hidung, massa yang mengalami penyebaran ke depan sehingga bermanifestasi gejala leher
gondok, polip pada hidung, tuba eustachius pada telinga. Apakah klien merasa rendah diri
terhadap penyakit yang dideritanya ? Biasanya klien akan merasa sedih dan rendah diri karena
penyakit yang dideritanya. Ideal diri terhadap kesembuhan pasien. Harga diri mengenai
penyakitnya yang mempengaruhi aktivitas sehingga tidak bias berkerja. Identitas diri mengkaji
pekerjaan pasien, peran diri pasien sebagai kepala rumah tangga.
8. Pola peran hubungan
Kaji bagaimana peran fungsi klien dalam keluarga sebelum dan selama dirawat di Rumah Sakit?
Dan bagaimana hubungan sosial klien dengan masyarakat sekitarnya? Biasanya klien lebih
sering tidak mau berinteraksi dengan orang lain. Malu berinteraksi, takut merepotkan orang lain,
dan keluarga sangat berperan dalam proses penyembuhan pasien.
9. Pola reproduksi dan seksualitas
Kaji apakah ada masalah hubungan dengan pasangan? Apakah ada perubahan kepuasan pada
klien? Biasanya klien akan mengalami gangguan pada hubungan dengan pasangan karena sakit
yang diderita oleh klien.
10. Pola koping dan toleransi stress
Kaji apa yang biasa dilakukan klien saat ada masalah? Apakah klien menggunakan obat-obatan
untuk menghilangkan stres? Biasanya klien akan sering bertanya tentang pengobatan, proses
pengobatan yang membutuhkan waktu yang lama, kualitas hidup bagaimana?
11. Pola nilai dan kepercayaan
Kaji bagaimana pengaruh agama terhadap klien menghadapi penyakitnya? Apakah ada
pantangan agama dalam proses penyembuhan klien? Biasanya klien lebih mendekatkan diri pada
Tuhan Yang Maha Kuasa.
II.
Diagnosa Keperawatan
1) Ketidakefektifan bersihan jalan nafas b/d terdapat benda asing di jalan nafas.
2) Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d nyeri menelan
3) Nyeri akut b/d agen-agen penyebab cidera
4) Ansietas b/d ancaman kematian.
5) Defisiensi pengetahuan b/d keterbatasan kognitif.
6) Gangguan pertukan gas b/d perubahan membrane kapiler-alveolar
7) Ketidakefektifan pola nafas b/d hiperventilasi
8) Gangguan presepsi sensori pendengaran b/d perubahan resepsi, transmisi, dan/ integrasi sensori
9) Resiko infeksi b/d imunitas tubuh menurun
10) Hambatan mobilitas fisik b/d gangguan neuromuskular.
11) Resiko kerusakan integritas kulit b/d factor mekanik (mis: terpotong, terkena tekanan dan akibat
restrain)
12) Resiko cedera b/d disfungsi sensori.
13) Hambatan komunikasi verbal b/d defek anatomis pita suara.
III.
Atur posisi pasien dengan bagian kepala Memungkinkan untuk pengembangan maksimal
rongga dada.
tempat tidur dtitinggikan 450.
Penghisapan
nasofaring
mengeluarkan sekret.
untuk
II. Nutrisi, ketidakseimbangan: kurang dari kebutuhan tubuh b/d nyeri menelan.
Data subyektif:
Mengemukakan tidak nafsu makan, sakit saat mengunyah.
Kadang-kadang mual
Data obyektif:
BB menurun
Kulit kering
Turgor kurang baik
Tampak lemas.
Intervensi
Rasional
Pantau kandungan nutrisi dan kalori padaU Untuk mengetahui tentang keadaan dan
kebutuhan nutrisi pasien sehingga dapat
catatan asupan
diberikan tindakan dan pengaturan diet yang
adekuat.
Anjurkan pasien untuk mematuhi diet yang Kepatuhan terhadap diet dapat mencegah
komplikasi
terjadinya
telah diprogramkan.
hipoglikemia/hiperglikemia.
Berikan pasien minuman dan kudapan Untuk memenuhi kebutuhan asupan kalori
bergizi, tinggi protein, tinggi kalori yang siap yang adekuat.
dikonsumsi
Mengetahui
apakah
pasien
telah
melaksanakan program diet yang ditetapkan.
Perilaku berhati-hati
Perilaku mengalihkan: menangis, merintih
NOC: pengendalian nyeri
Intervensi
Rasional
Minta pasien untuk menilai nyeri atau Informasi memberikan data dasar untuk
mengevaluasi kebutuhan/keefektifan
ketidaknyamanan pada skala 0 sampai 10.
intervensi
Ajarkan penggunaan teknik relaksasi.
dapat mengurangi rasa ketidaknyamanan
karena nyeri
berikan1.
Penurunan kelemahan dan menghemat
energi, meningkatkan kemampuan koping.
IV.
V.
VI.
Rasional
Berguna dalam evaluasi derajat distress
pernafasan dan/ atau kronisnya proses
VII.
penyakit.
Intervensi
Selidiki etiologi gagal pernafasan
Rasional
Pemahan penyebab masalah pernafasan
penting untuk perawatan pasien contoh:
keputusan tentang kemampuan pasien yang
akan datang/kebutuhan ventilasi dan tipe
paling tepat dukungan ventilator.
VIII.
Gangguan presepsi sensori pendengaran b/d perubahan resepsi, transmisi, dan/ integrasi
sensori
DS:
Distorsi sensori
DO:
Perubahan ketajaman sensori
Konsentrasi buruk
Gelisah
NOC: status neurologik: fungsi motorik sensorik kranial
Intervensi
Rasional
Mengetahui perubahan dari hal-hal yang
Tentukan ketajaman pendengaran, apakah
merupakan kebiasaan pasien .
satu atau dua telinga terlibat .
IX.
Rasional
X.
Rasional
XI.
XII.
kerusakan integritas kulit b/d factor mekanik (mis: terpotong, terkena tekanan dan akibat
restrain)
DS:
DO:
kerusakan pada permukaan kulit (epidermis)
invasi struktur tubuh
NOC:menunjukkan penyembuhan luka
Intervensi
Rasional
Kaji warana kulit/suhu dan engisian kapiler Kulit harus berwarna merah muda atau mirip
paad area operasi dan tandur kulit
dengan warna kulit sekitarnya.
Lindugi lembaran kulit dan jahitan dari
tegangan atau tekanan.
Mencegah/mengontrol infeksi.
XIII.
Hambatan komunikasi verbal b/d defek anatomis pita suara
DS:
DO:
Verbalisasi yang tidak sesuai
Kesulitan dalam berbicara atau mengungkapkan dengan kata-kata
Keinginan menolak untuk bicara
NOC:menunjukkan komunikasi
Intervensi
Rasional
Kaji dan dokumentasikan kemampuan
.untuk mengetahui tingat kemampuan dan
untuk berbicara, mendengar, menulis,
ketidakmampuan pasien dalam
membaca dan memahami.
berkomunikasi.
1.
Discharge Planning
Beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mempersiapkan pasien sebelum kembali ke rumah
yaitu :
1) Memberi pengertian tentang penyakit kangker Nasofaring
2) Memberi informasi/penyuluhan untuk tetap memperhatikan keadekuatan asupan nutrisi.
3) Menjelaskan tentang penyebab penyakit
4) Memanifestasi klinik yang dapat ditanggulangi atau diketahui oleh klien dan keluarga.
5) Menjelaskan tentang penatalaksanaan yang dapat klien dan keluarga lakukan.
6) Klien dan keluarga dapat pergi ke rumah sakit atau puskesmas terdekat apabila ada gejala yang
memberatkan penyakitnya.
7) Keluarga harus mendorong atau memberikan dukungan pada pasien dalam menaati program
pemulihan kesehatan.
8) kontrol diri
9) kontrol aktivitas.
BAB III
PEMBAHASAN KASUS
A. Kasus
Seorang laki-laki berusia 58 tahun, datang berobat kedokter dengan keluhan benjolan dileher
sebelah kiri, suara serak, mimisan , hidung tersumbat dan sakit kepala selama 6 bulan yang lalu.
Kemudian dokter melakukan pemeriksaan dan diduga adanya tumor. Dilakukan pemeriksaan
patologi anatomi (PA),pemeriksaan serologi secara PCR,hasil pemeriksaan serologi didapatkan
peningkatan titer antibody terhadap EBV. Tn.A mempunyai kebiasaan mengkonsumsi ikan
asin,ikan bakar dan produksi awetan lainnya.
B. Kata kunci
Usia 58 tahun
Benjolan disebalah kiri
Suara serak
Mimisan
Hidung tersumbat
Sakit kepala sejak 6 bulan yang lalu
Pemeriksaan PA
Pemeriksaan serologi secara PCR
Peningkatan titer antibody terhadap EBV
Kebiasaan mengkonsumsi ikan asin, ikan bakar, dan produk awetan lainnya.
o
o
o
o
o
o
o
o
Usia 58 tahun
Daya tahan tubuh menurun
Penurunan fungsi organ tubuh
Tidak memperhatikan kesehatannya
Pola makan yang sering mengkonsumsi bahan awetan/kimia
Benjolan disebalah kiri
Adanya pembesaran/tumor pada nasofaring
Pembesaran kelenjer yang merupakan reaksi pertahanan tubuh terhadap infeksi . kanker
merupakan respon imun ... imunodefisiensi/autoimun/........
Kanker yang tumbuh akibat mutasi sel limfosit yang sebelumnya normal
Pembesaran pada kelenjar getah bening
Suara serak
o Adanya poli pada pita suara
o Peradangan pada pita suara/laringitis
o Desakan karsinoma/tumor
Mimisan
o Pecahnya pembuluh darah akibat rupturnyan pada pembuluh darah di hidung
o Adanya luka pada lapisan mukosa hidung
Hidung tersumbat
o Terdapat sumbatan rongga hidung akibat adanya benda asing dimasukkan kedalam hidung.
o Terdapat polip/tumor pada hidung
o disebabkan tumor menyumbat lubang hidung posterior.
Sakit kepala sejak 6 bulan yang lalu
Biasanya terjasi karena infeksi selaput otak, Iritasi Kimiawi terhadap selaput otak, penegangan
selaput otak, gangguan pembuluh darah, gangguan terhadap otot-otot yang mempunyai
hubungan dengan kepala.
Pemeriksaan PA
o Spesialisasi medis yang berhubungan/berurusan dengan dignosis penyakit berdasarkan pada
pemeriksaan kasar, mikroskopik. dan molekur atas organ, jaringan, sel.
b. Keadaan saat sakit : Sulit dalam beraktifitas kerena pasien mengalami adanya benjolan dileher
sebelah kiri, suara serak, mimisan, hidung tersumbat dan sering sakit kepala yang membuat
pasien kurang mampu untuk beraktifitas terlalu banyak.
e) Pola tidur dan istirahat
a. Keadaan sebelum sakit : Pasien mudah tidur dengan kebiasaan tidur rutin 2 jam tidur siang dan 8
jam tidur malam, namun untuk tidur malam mengalami ketidak beraturan
b. Keadaan saat sakit : Pasien mengalami kesulitan dalam tidur siang dan tidur malam karena
pasian merasa sakit pada leher sebelah kiri, hidung tersumbat mimisin. Pasien mengatakan
semenjak di rawat di RS pasien mulai bisa tidur dengan nyenyak.
f) Pola peran- hubungan
a. Keadaan sebelum sakit : Pasein tidak mengalami masalah dalam peran hungunan dangan orang
lain. Hubungan pasien dengan kelurga, pasein sangat dekat dengan keluarganya.
b. Keadaan saat sakit : Pasien mengalami penurunan peran hungunan . Keluarga pasien membantu
klien dalam pemenuhan kebutuhannya
Kaji frekuensi, kedalamaan, dan upaya Takipneu biasanya ada pada beberapa derajat dan
dapat ditemukan pada penerimaan/selama
pernapasan.
stress/adanya proses infeksi akut.
Atur posisi pasien dengan bagian kepala Memungkinkan untuk pengembangan maksimal
rongga dada.
tempat tidur dtitinggikan 450.
Penghisapan
nasofaring
mengeluarkan sekret.
untuk
Rasional
Pantau kandungan nutrisi dan kalori padaU Untuk mengetahui tentang keadaan dan
kebutuhan nutrisi pasien sehingga dapat
catatan asupan
diberikan tindakan dan pengaturan diet yang
adekuat.
Anjurkan pasien untuk mematuhi diet yang Kepatuhan terhadap diet dapat mencegah
komplikasi
terjadinya
telah diprogramkan.
hipoglikemia/hiperglikemia.
Berikan pasien minuman dan kudapan Untuk memenuhi kebutuhan asupan kalori
bergizi, tinggi protein, tinggi kalori yang siap yang adekuat.
dikonsumsi
Mengetahui
apakah
pasien
telah
melaksanakan program diet yang ditetapkan.
Intervensi
Rasional
Minta pasien untuk menilai nyeri atau Informasi memberikan data dasar untuk
mengevaluasi kebutuhan/keefektifan
ketidaknyamanan pada skala 0 sampai 10.
intervensi
Ajarkan penggunaan teknik relaksasi.
dapat mengurangi rasa ketidaknyamanan
karena nyeri
berikan1.
Mempermudah proses
pembelajaran/penyuluhan prosedur terapi yang
diberikan.