Anda di halaman 1dari 9

BAB III

LANGKAH-LANGKAH BANTUAN

A. Analisa
Pada studi kasus ini, penulis mengambil salah seorang siswa yang berasal dari
daerah Sumatra Barat yang sekolah di Madrasah Tsanawiyah Negeri Bengkalis.
Adapun data-data terkait klien yaitu:
Nama Lengkap
: Miftah Al Fahmi
Nama Panggilan
: Fahmi
Tempat/Tanggal Lahir : Pasaman Barat, 13 Oktober 2003
Kelas
: VII 2
Alamat
: Jalan Pramuka Gg. Siaga No. 10 Bengkalis
Asal Daerah
: Payakumbuh
Asal Sekolah Terdahulu
: SD Negeri 001 Payakumbuh
Hobi
: Bola Kaki
Cita-cita
: Dokter
Nama Orangtua
Ayah
: Husairi
Ibu
: Rofita
Pekerjaan Orangtua
Ayah
: PNS
Ibu
: Ibu Rumah Tangga
Pendidikan Terakhir Orangtua:
Ayah
: Strata 1
Ibu
: Strata 1
Tempat Lahir Orangtua
Ayah
: Jawa Barat
Ibu
: Payakumbuh
Alamat Orangtua
: Jalan Pramuka Gg. Siaga No. 10 Bengkalis
Berat Badan
: 35 Kg
Tinggi Badan
: 145 cm
Masalah
:Agak sulit memahami bahasa yang digunakan di
Bengkalis
B. Sintesis
Berdasarkan data siswa dan wawancara yang dilakukan, diketahui bahwa klien
asli masyarakat Sumatra Barat. Diketahui bahwa ayah dari Fahmi lahir dan berasal
dari Sumatra Barat, begitu juga dengan ibu Fahmi. Di sesi wawancara Fahmi
mengatakan bahwa dalam kesehariannya di rumah mereka biasanya menggunakan
26

bahasa minang. Akan tetapi, ketika Fahmi baru dua bulan bersekolah di Mts Negeri
Payakumbuh, ayahnya lulus PNS dan di tempatkan di Kabupaten Bengkalis. Oleh
karena itu, Fahmi dan keluarga terpaksa pindah tempat tinggal begitu juga fahmi yang
terpaksa pindah sekolah agar bisa tinggal bersama dengan orangtuanya. Setelah
sampai di Bengkalis, ayahnya memasukkannya ke salah satu sekolah yang ada di
Bengkalis yaitu Mts Negeri Bengkalis yang kebetulan juga tidak begitu jauh dari
tempat bekeja ayahnya yang baru. Tetapi ketika sudah mulai sekolah di sana Fahmi
merasa bingung dengan bahasa yang digunakan teman-teman barunya karena tidak
biasanya di dengarnya. Oleh karena itu, Fahmi menjadi canggung untuk melakukan
komunikasi dengan temannya dan minder terhadap teman-temannya. Fahmi merasa
kesulitan dalam menyesuaikan dirinya dengan temen-temannya sehingga iapun sulit
untuk bersosialisasi.
C. Diagnosa
Tahap Diagnosis dimaksudkan sebagai suatu langkah yang ditempuh untuk
mencari, menemukan data dan menemukan factor-faktor yang menyebabkan
timbulnya masalah.
Berdasarkan data-data yang telah terkumpul di atas, maka dapat diprediksikan
masalah yang dialami klien, yaitu: masalah yang terkait dengan sosial.
D. Prognosa
Prognosis merupakan tahapan dalam proses pemecahan masalah yang kegiatan
utamanya adalah memprediksi tentang kemungkinan yang terjadi apabila masalah
yang

kegiatan utamanya adalah mempredeksi tentang kemungkinan yang terjadi

apabila masalah klien tidak segera ditangani, juga memprediksi tentang peluang yang
diperoleh klien jika masalah klien dapat teratasi.
1. Kemungkinan yang terjadi apabila masalah klien tidak segera diatasi adalah
siswa semakin bingung dengan bahasa yang digunakan oleh teman-temannya,
siswa menjadi minder, dan lain-lain
27

2. Kemungkinan yang terjadi apabila masalah klien teratasi adalah siswa dapat
menyesuaikan dirinya dengan baik, siswa dapat menjalin hubungan sosialnya
dengan baik.

E. Treatment atau Terapi


Usaha pemberian bantuan adalah upaya yang dilakukan untuk membantu klien
dalam memcahkan masalah menuju perkembangan yang optimal. Pemberian bantuan
ini harus disesuaikan dengan faktor penyebab timbulnya masalah yang dihadapi oleh
klien. Jenis bantuan yang direncanakan untuk klien adalah sebagai berikut:
1. Konseling
2. Konsultasi dengan guru BK.
3. Konsultasi dengan teman-teman siswa yang bersangkutan
Mengingat waktu, situasi dan kondisi yang tidak memungkinkan, maka altenatif
yang dilakukan dalam usaha pembelajaran bantuan tidak sesuai dengan yang
direncanakan. Usaha pemberian bantuan yang dilaksanakan sebagai berikut:
1. Konseling (bimbingan )
Dalam teknik ini pemberian bantuan dilaksanakan dalam bentuk hubungan
yang bersifat face to face yaitu antara siswa dan penulis. Layanan ini yang
bertujuan untuk membantu klien dalam memecahkan masalah, dengan bantuan
yang diberikan penulis terhadap siswa. Maka penulis dapat mengharapkan
terjadi perubahan yang terjadi pada diri siswa agar siswa tersebut dapat
28

menyesuaikan diriya dengan baik. Maka dengan itu penulis memberikan


nasehat agar siswa tersebut bisa menanyakan arti dari bahasa melayu yang
digunakan oleh temannya dalam bahasa Indonesia.Dalam konseling, penulis
menggunakan tknik latihan asertif yaitu salahsatu teknik dalam teori
behavioral dan penulis juga memberikan motivasi dan penguatan bahwa setiap
orang pasti memiliki kesulitan yang berbeda-beda ketika pindah ke suatu
tempat yang baru, apalagi dengan bahasa yang berbeda. Selain itu sifat
keterbukaan dan pikiran yang dewasa akan menyelesaikan segala persoalan.
F. Follow Up
Sebagai langkah akhir dari kegiatan studi kasus ini, penulis melaksanakan
usaha tindak lanjut atau follow up. Langkah ini dilakukan untuk mengetahui
keberhasilan pemberian bantuan yang telah dilaksanakan. Jika bantuan dapat
dikatakan berhasil maka usaha selanjutnya adalah memantau perkembangan klien.
Namun apabila bantuan tersebut dirasa kurang berhasil maka akan dilakukan
pengulangan dan perbaikan usaha yang lebih efektif.

29

BAB IV
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan
Dari pengamatan yang dilakukan oleh penulis, dengan menggunakan metode
wawancara maka dapat disimpulkan bahwa klien yang bernama Miftah Al Fahmi
mengalami permasalahan berikut:
1. Agak minder dengan teman-temannya karena adanya perbedaan bahasa yang
digunakan.
2. Kurang dapat bersosialisasi dengan baik.
3. Kurang dapat menyesuaikan diri dengan baik.
B. Rekomendasi
Usaha pemberian bantuan kepada klien dalam memcahkan masalah menuju
perkembangan yang optimal. Perlu kerjasama semua pihak diantaranya, Orang tua,
walikelas, guru BK, dan Klien itu Sendiri. Oleh karena itu konselor perlu memberi
masukan ke semua pihak antara lain:
1. Kepada Klien;

30

a) Untuk lebih berusaha dan semangat dalam belajar dan mencoba untuk
menyesuaikan bahasa di daerah Bengkalis yang dominan bahasa melayu
agar tidak ketinggalan dengan teman-temannya dan dapat menyesuaikan
diri dengan baik..
b) Sebaiknya ketika teman Fahmi berbicara dengan menggunakan bahasa
melayu salah satu temannya ataupun guru pembimbingnya membantu
dengan menerjemahkan ke dalam bahasa Indonesia. Dan Fahmi bisa
berlatih juga membiasakan menggunakan bahasa melayu dengan cara
seperti menonton film upin dan ipin yang ada terjemahan bahasa
Indonesianya.

Sehingga

Fahmi

bisa

perlahan-perlahan

belajar

menggunakan bahsa melayu dan mudah untuk berkomunikasi dengan


teman-temannya dan mudah dalam menyesuaikan diri.
2. Kepada wali kelas ;
a) Membantu siswa yang mengalami masalah,
b) Menyediakan waktu untuk berdialog dengan siswanya.
c) Memberikan motivasi kepada siswanya.
3. Kepada Bimbingan Konseling (BK);
a) Untuk meningkatkan komunikasi kepada siswa.
b) Memberikan

motivasi

kepada

siswa

baik

dalam

menyelesaikan

masalahnya maupun dalam kegiatan sosialnya.


c) Lebih

meningkatkan

peranannya

dalam

membantu

siswa

untuk

menyelesaikan permasalahan yang dihadapi.


4. Kepada orang tua wali;
31

a) Memberikan perhatian khusus dalam pergaulan saat dirumah.


b) Memberikan bimbingan belajar dan latihan penggunaan bahasa kepada
anak saat dirumah.
c) Memenuhi kebutuhan anak yang menunjang proses belajarnya.
d) Memberikan motifasi dan intensif yang diperlukan anak.

32

DAFTAR PUSTAKA

Asrori, M. A. (2009). Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: Bumi Aksara.


Aw, S. (Yogyakarta). Komunikasi Sosial Budaya. Graha Ilmu: 2010.
Corey, Gerald. (2003), Teori dan Praktek Konseling dan Psikoterapi, Bandung:PT. Refika
Aditama.
Desmita. (2012). Psikologi Perkembangan Peserta Didik. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Diniaty, A. (2009). Teori-teori Konseling. Pekanbaru: Daulat Riau.
Hartono, S. d. (2008). Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: Rineka Cipta.
Hastuti, W. W. (2006). Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan. Yogyakarta: Media
Abadi.
Riau, T. P. (2006). Pemetaan Adat Masyarakat Melayu Riau Kabupaten/Kota Se-Privinsi
Riau. Pekanbaru: Pekanbaru: Lembaga Adat Melayu Riau.
Sihabudin, A. (2011). Komunikasi AntarBudaya. Jakarta: Bumi Aksara.
Surya, M. (1994). Dasar-dasar Konseling Pendidikan. Bandung: Bhakti Winaya.
Suwardi. (2013). Peta Sejarah dan Budaya Provinsi Riau. Pekanbaru: PT. Sutra Benta
Perkasa.
Zaitun. (2014). Sosiologi Pendidikan. Pekanbaru: Lembaga Penelitian dan Pengabdian
Kepada Masyarakat Universitas Islam Sultan Syarif Kasim Riau.
33

Zuhairini. (2008). Filsafat Pendidikan Islam. Jakarta: PT. Bumi Aksara.

34

Anda mungkin juga menyukai