Tutorial Klinik
Fakultas Kedokteran
Universitas Mulawarman
Disusun oleh
Dessy Vinoricka Andriyana
0808015022
0808015021
Pembimbing
dr. I. G. A. A. Sri M. Montessori, Sp.OG
BAB I
PENDAHULUAN
I.1
Latar Belakang
Kondiloma Akuminata (KA) adalah salah satu jenis Infeksi Menular
IMS 73 kasus), tahun 2004 sebesar 8,6% (total IMS 151 kasus) dan bulan Januari
Agustus 2005 kasus KA meningkat menjadi 12,2% (total IMS 131 kasus).
(Yenny & Hidayah, 2013)
Kondiloma akuminata memiliki infektivitas yang tinggi, di mana
permukaan mukosa yang lebih tipis akan lebih rentan terhadap inokulasi virus
dibanding kulit yang memiliki keratin tebal. Infektivitas HPV genital dari ibu
sehubungan dengan papiloma pada anak tampaknya rendah, namun risiko
penularan dari ibu ke anak dengan perkembangan penyakit selanjutnya pada anak
diperkirakan 1 diantara 80 dan 1 diantara 1500. (Yenny & Hidayah, 2013)
Selama kehamilan, kondiloma akuminata dapat berproliferasi dengan cepat
karena perubahan imunitas dan peningkatan suplai darah, dan kelainan ini dapat
muncul dalam bentuk klinis atau subklinis (laten). Bentuk klinis lebih
menyebabkan gangguan
melahirkan secara sectio caesaria dan jika melahirkan secara spontan akan
terdapat kemungkinan risiko kontaminasi HPV pada bayi. (Brandt & Jones, 2002)
1.2
1.2.1
Tujuan
Menambah
pengetahuan
tentang
kehamilan
dengan
kondiloma
akuiminata
1.2.2 Mengkaji ketepatan dan kesesuaian kasus yang dilaporkan dengan
literature mengenai kehamilan dengan kondiloma akuiminata
BAB 2
LAPORAN KASUS
A. Anamnesis
Anamnesis dan pemeriksaan fisik dilakukan di Kamar Bersalin Ruang Mawar
pada tanggal 01 Mei 2013.
Identitas Pasien
Nama
: Ny. R
Usia
: 20 tahun
Jenis Kelamin
: Wanita
Status Perkawinan
: Menikah
Agama
: Islam
Suku
: Bugis
Pekerjaan
Alamat
: Km. 31 Bukuan
MRS
: 01 Mei 2013
Waktu
: 17.15 WITA
Identitas Suami
Nama
: Tn. J
Usia
: 21 tahun
Jenis Kelamin
: Pria
Status Perkawinan
: Menikah
Agama
: Islam
Suku
: Bugis
Pekerjaan
: Petani
Alamat
: Km. 31 Bukuan
Keluhan Utama :
Keluar lendir disertai darah
Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang dari Poli Kandungan dan Kebidanan RSUD AWS Samarinda
pada tanggal 01 Mei 2012, kemudian masuk ke ruangan Mawar pada pukul 17.15
WITA, dengan keluhan keluar lendir disertai darah sejak pukul 01.00 WITA (15
jam sebelum MRS), keluhan perut mules mules juga dirasakan sejak 1 hari
sebelum MRS. Keluhan pengeluaran air air tidak ada.
Pasien mengatakan terdapat benjolan-benjolan pada alat kelaminnya sejak
kurang lebih saat usia kehamilan muda. Keluhan ini tidak pernah dialami
sebelumnya. Awalnya benjolan muncul hanya sedikit pada bibir kemaluan bagian
luar kemudian makin bertambah banyak hingga ke dinding vagina bagian dalam.
Benjolan tidak gatal, tidak nyeri serta tidak pernah berdarah.
Riwayat Penyakit Dahulu
Riwayat Menstruasi
Usia Menarche
Lamanya haid
Jumlah darah
HPHT
TP
:
:
:
:
:
14 tahun
6 hari
3x ganti pembalut/hari
23-07-2012
30-04-2013
Status Perkawinan
Perkawinan pertama
Lamanya menikah : 11 bulan
Kawin pertama usia : 19 tahun
Riwayat Obstetri
1. Hamil ini
Riwayat Asuhan Prenatal
Riwayat Kontrasepsi
B. Pemeriksaan Fisik
Status Generalis
Keadaan Umum : Sakit sedang
Kesadaran
: Compos Mentis, GCS E4V5M6
Tekanan Darah : 100/70 mmHg
Frekuensi Nadi : 88 x/menit, regular isi cukup, kuat angkat
Frekuensi Nafas : 22 x/menit, regular
Suhu
: 36,6C, aksiler
Kepala
Mata
Konjungtiva anemis (-/-),
Sclera ikterik (-/-),
Pupil isokor 3 mm/3mm, Refleks cahaya (+/+)
Hidung
Deviasi septum nasi (-)
Pernapasan cuping hidung (-)
Telinga
Gangguan pendengaran (-)
Mulut
Sianosis (-)
Pucat (-)
Leher
Deviasi trakea (-)
Pembesaran KGB (-)
Thoraks
Paru
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
D
Sonor
Sonor
Sonor
S
Sonor
sonor
Sonor
Auskultasi
V sinistra
Auskultasi : S1 S2 tunggal, regular, murmur (-), gallop (-)
Abdomen
Inspeksi : Cembung
Palpasi
:
Soefl, hepar dan lien tidak teraba,
Pemeriksaan Obstetrik
Inspeksi
Palpasi:
Leopold I : Teraba bokong, TFU 32 cm
Leopold II: Teraba punggung kiri
Leopold III
: Teraba kepala
Leopold IV
DJJ
: 135 x/menit
His
Pada dinding vulva dan vagina teraba adanya papul yang berdungkul
dungkul dengan permukaan yang tidak rata dan kasar, portio tebal
lunak, pembukaan 2 cm, ketuban (+), bagian kepala pada hodge I,
bagian terbawah janin kepala, blood slym (+).
Pemeriksaan Status Lokalis
Inspeksi : tampak adanya papul multipel berwarna merah muda,
soliter pada dinding vulva dan vagina. Ukuran setiap papul bervariasi,
namun secara umum berukuran sekitar 1-3 mm.
Secara soliter,
.
Pemeriksaan Laboratorium
Kadar
Leukosit
Hb
Ht
Trombosit
BT
CT
GDS
HbsAg
112
Diagnosis
10/03/2013
7.700
12,2
36,1
239.000
3
8
84
-
Penatalaksanaan:
Monitoring:
Observasi tanda- tanda persalinan
Observasi keluhan subjektif
FOLLOW UP ANTEPARTUM
Waktu
Observasi
01 Mei 2013
17.15
18.00
20.00
20.15
21.30
10
LAPORAN OPERASI
Laporan Operasi
Ny. R
Mawar
20 tahun
Nama Ahli Bedah : dr. Sp.OG
Nama Ahli Anastesi : dr. Sp.An
Diagnosa Pre Operasi:
G1P0A0 gravid 40-41 minggu, tunggal hidup, presentasi kepala inpartu kala I
fase laten, dengan kondiloma akuminata
Diagnosa Post Operasi:
P1A0 post SCTP gravid aterm dengan kondiloma akuminata
Tgl 01-05-2013, pukul 21.00 WITA
Macam Operasi : SCTP
Laporan
Operasi
Instruksi post op :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
IVFD D5 % : RL = 2 : 2 30 tpm
Inj. Cefotaxim 3x1 gr
Ketorolac 3x1 amp
Tramadol 3x1 amp
Metoclopramide 3x1 amp
Istirahat baring pakai bantal
Imobilisasi
Observasi peristaltik, perdarahan dan diuresis
Cek Hb 6 jam post operasi
FOLLOW UP POSTPARTUM
11
01 Mei 2013
23.30
02 Mei 2013
- IVFD RL 20 tpm
- Inj. Cefotaxim 3x1 gr
- Ketorolac 3x1 amp
- Tramadol 3x1 amp
- Metoclopramide 3x1 amp
S: Nyeri pada luka bekas operasi, kentut (+)
(07.00)
03 Mei 2013
Bed Rest
IVFD RL 20 tpm
04 Mei 2013
Cefotaxim 2x1 gr
SF 1x1
- Parasetamol 3x1
S: Tidak ada keluhan
O: TD 110/70 mmHg, N 84x/mnt, RR 20x/mnt, T 36,3OC,
bising usus (+) baik
A: P1A0 Post SC hari II + Condiloma Akuiminata
P:
12
Cefotaxim 2x1 gr
SF 1x1
Parasetamol 3x1
3.1
Definisi
Kondiloma Akuminata (KA) adalah Infeksi Menular Seksual (IMS) yang
disebabkan oleh Human Papilloma virus (HPV) tipe tertentu dengan kelainan
berupa fibroepitelioma pada kulit dan mukosa. Terdapat lebih dari 100 tipe HPV,
30 tipe HPV di antaranya merupakan penyebab infeksi kelamin (UI, 2005)
KA seringkali disebut juga penyakit jengger ayam, kutil kelamin, genital
warts. Cara transmisi KA menular melalui kontak langsung dengan penderita KA,
yang berarti cara transmisi utama KA adalah melalui hubungan seksual. Juga
dilaporkan adanya transmisi KA melalui seks oral, perabaan alat kelamin, tangan
dan perantara objek/benda yang terkontaminasi HPV 3,10,48. Selain itu, dapat
juga terjadi transmisi vertikal dari ibu ke bayi dan autoinokulasi. Masa inkubasi
dari HPV bervariasi dari 3 minggu sampai 8 bulan, dengan rata rata 2 3 bulan
pada awal kontak. (UI, 2005)
13
3.2
Epidemiologi
Prevalensi infeksi HPV dalam bentuk KA sekitar 1% pada
Faktor Resiko
a. Aktivitas Seksual
Kondiloma akuminata atau infeksi HPV sering terjadi pada orang
yang mempunyai aktivitas seksual yang aktif dan mempunyai pasangan
seksual lebih dari 1 orang (multiple). Winer et al., pada penelitiannya
menunjukkan bahwa mahasiswi-mahasiswa yang sering bergonta-ganti
pasangan seksual dapat terinfeksi HPV melalui pemeriksaan DNA. Wanita
dengan lima atau lebih pasangan seksual dalam lima tahun memiliki resiko
7,1% mengalami infeksi HPV (anogenital warts) dan 12,8% mengalami
kekambuhan dalam rentang waktu tersebut. Pada penelitian yang lebih
luas, WAVE III yang melibatkan wanita berusia 18-25 tahun yang
memiliki tiga kehidupan seksual dengan pasangan yang berbeda berpotensi
untuk terinfeksi HPV. (Brandt & Jones, 2002)
Aktivitas seksual yang melibatkan kontak antara kulit dan selaput
lendir dari alat kelamin, mulut, maupun lubang anus akan memudahkan
penyebaran berbagai mikroorganisme yang menyebabkan infeksi ini
(Gama & Aprilianingrum, 2006).
Infeksi HPV merupakan salah satu bentuk IMS yang paling
eksklusif dengan keunikan hidup virus yang memiliki masa inkubasi
yang lama, menyerang sistem kekebelan tubuh, bisa bereplikasi dan
bermutasi di dalam tubuh. Apabila seseorang mengalami IMS maka akan
terjadi reaksi radang, reaksi radang akan merangsang banyak keluarnya
sel darah putih pada tempat yang mengalami peradangan tersebut, sel
darah putih ini merupakan target sasaran dari HPV. Proses masuknya
virus ini juga akan dipercepat apabila terjadi luka erosi pada permukaan
kulit alat kelamin yang mengalami IMS. (Koutsky & Kiviat, 2002)
b. Penggunaan Kontrasepsi
Penelitian pada 603 mahasiswa yang menggunakan alat kontrasepsi
oral ternyata menunjukkan adanya hubungan terjadinya infeksi HPV pada
servik. Namun hubungan pasti antara alat kontrasepsi oral dengan angka
kejadian terjadinya kondiloma akuminata masih menjadi perdebatan di
dunia. (UI, 2005)
Amo,
2005
mengemukakan
bahwa
kontrasepsi
hormonal
pada
paruh
waktu
pertama
siklus
menstruasi
serta
juga
sering
ditemukan
pada
pasien
yang
3.4
Patofisiologi
HPV merupakan kelompok virus DNA double-strand. Sekitar 30 jenis
HPV dapat menginfeksi traktus anogenital. Virus ini menyebabkan lokal infeksi
dan muncul sebagai lesi kondiloma papilomatous. (Institute, 2004)
HPV yang berhubungan dengan traktus genital dibagi dalam kelompok
resiko rendah dan resiko tinggi yang didasarkan atas genotipe masing-masing.
Sebagian besar kondiloma genital diinfeksi oleh tipe HPV-6 atau HPV-11.
Sementara tipe 16, 18, 31, 33, 45, 51, 52, 56, 68, 89 merupakan resiko tinggi. (UI,
2005)
Papiloma virus bersifat epiteliotropik dan replikasinya tergantung dari
adanya epitel skuamosa yang berdeferensisasi. DNA virus dapat ditemui pada
lapisan bawah epitel, namun struktur protein virus tidak ditemukan. Lapisan basal
sel yang terkena ditandai dengan batas yang jelas pada dermis. Lapisan menjadi
hiperplasia (akantosis), pars papilare pada dermis memanjang. Gambaran
hiperkeratosis tidak selalu ada, kecuali bila kutil telah ditemui pada waktu yang
lama atau pengobatan yang tidak berhasil, dimana stratum korneum hanya
mengandung 2 lapisan sel yang parakeratosis. Koibeytes terpancar pencar keluar
dari lapisan terluar dari kutil genitalia. Merupakan sel skuamosa yang zona mature
perinuclear yang luas dibatasi dari peripheral sitoplasma. Intinya bisa diperluas
dan hyperchromasi, 2 atau lebih nuclei / inti bisa terlihat.
Sel dari lapisan basal epidermis diinvasi oleh HPV. Hal ini berpenetrasi
melalui kulit dan menyebabkan mikroabrasi. Fase virus laten dimulai dengan tidak
ada tanda atau gejala dan dapat berakhir hingga bulan dan tahun. Mengikut fase
laten, produksi DNA virus, kapsid, dan partikel dimulai. Sel host menjadi
terinfeksi dan timbul atipikal morfologis koilocytosis dari kondiloma akuiminata.
Area yang paling sering terkena adalah penis, vulva, vagina, serviks, perineum,
dan perianal. Lesi mukosa yang tidak biasa adalah di orofaring, laring, dan trakea
telah dilaporkan. HPV 6 bahkan telah dilaporkan di area lain yang tidak biasa (di
ekstrimitas). Lesi simultan multiple juga sering dan melibatkan keadaan subklinis
sebagaimana anatomi yang berdiferensiasi dengan baik. Infeksi subklinis telah
ditegakkan dalam membawa keadaan infeksi dan potensi onkogenik. (Brandt &
Jones, 2002)
Kondiloma akuminata dibagi dalam 3 bentuk:
1. Bentuk akuminata
Terutama dijumpai pada daerah lipatan dan lembab. Terlihat vegetasi
bertangkai dengan permukaan berjonjot seperti jari. Beberapa kutil dapat
bersatu membentuk lesi yang lebih besar sehingga tampak seperti kembang kol.
Lesi yang besar ini sering dijumpai pada wanita yang mengalami fluor albus
dan pada wanita hamil, atau pada keadaan imunitas terganggu. (UI, 2005)
2. Bentuk papul
Lesi bentuk papul biasanya didapati di daerah dengan keratinisasi sempurna,
seperti batang penis, vulva bagian lateral, daerah perianal dan perineum.
Kelainan berupa papul dengan permukaan yang halus dan licin, multipel dan
tersebar secara diskret. (Institute, 2004)
3. Bentuk datar
Secara klinis, lesi bentuk ini terlihat sebagai makula atau bahkan sama sekali
tidak tampak dengan mata telanjang, dan baru terlihat setelah dilakukan tes
asam asetat. Dalam hal ini penggunaan kolposkopi sangat menolong. (UI,
2005)
3.5
3. 6
Diagnosis Banding
Papul dan nodul pseudoverrucous adalah suatu kondisi yang dapat
dilihat berkaitan dengan ureterostomi dan pada daerah perianal yang berkaitan
dengan defekasi yang tidak dapat ditahan juga bisa menyerupai kondiloma
acuminata. Papul papul yang terdapat didaerah anogenital seperti molusca
dan skintag, (UI, 2005)
Veruka vulgaris yang tidak bertangkai, kering dan berwarna abu abu
3.7
Penegakkan Diagnosis
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala klinis. Dapat dilakukan
pemeriksaan penunjang dengan (Koutsky & Kiviat, 2002) :
a. Acetowhitening
Tes ini menggunakan larutan asam asetat 3-5% dalam akuades,
dapat menolong mendeteksi infeksi HPV subklinis atau untuk
menentukan batas pada lesi datar.
Pemeriksaan ini menolong dalam membatasi infeksi HPV ke
cerviks dan anus. Sensitivitas acetowhitening pada infeksi HPV cukup
baik dan untuk beberapa lesi hasil pemeriksaan tersebut lebih baik
dibandingkan dengan hasil pemeriksaan histopatologi pada biopsi rutin.
Acetowhitening pada lesi genital eksternal tidak spesifik untuk
kondiloma (Murtiastutik, 2010).
b. Papsmear
biopsi
ini
juga
diindikasikan
untuk
Pada
kondiloma
akuminata
didapatkan
akantosis
dan
ukuran
sampel
klinis
atau
hasil
DNA
selular,
10
3.8
3.8.1
yang
terpapar
HPV
selama
kehamilan
memiliki
anak-anak.
Kondisi
ini
disebut
recurrent
respiratory
papillomatous (RRP), hal ini sangaat berbahaya, namun hal ini sangat
jarang terjadi. (Yenny & Hidayah, 2013)
Menurut Sinal, Woods (2005), melahirkan melalui jalan lahir
dari vagina yang terinfeksi dapat menyebabkan lesi (semacam luka) di
pernafasan bayi. Kutil kelamin memang ditularkan ke bayi baru lahir
atau pasangannya, dan ada kemungkinan untuk berulang (kambuh)
(Scwart & Greenberg, 1988)
10
Sangat penting
1. vitamin B-kompleks, penting untuk multiplikasi sel
2. vitamin C, antiviral
Penting
1.
2.
3.
4.
3. 9
Komplikasi
KA merupakan IMS yang berbahaya karena dapat menyebabkan
terjadinya komplikasi penyakit lain yaitu :
a. Kanker serviks
11
3.10 Penatalaksanaan
Karena virus infeksi HPV sangat bersifat subklinis dan laten, maka
tidak terdapat terapi spesifik terhadap virus ini, maka perawatan diarahkan
pada pembersihan kutil kutil yang tampak dan bukan pemusnahan virus.
Pemeriksaan adalah lesi yang muncul sebelum kanker serviks adalah sangant
12
penting bagi pasien wanit yang memiliki lesi klinis atau riwayat kontak.
Perhatian pada pribadi harus ditekankan karena kelembaban mendukung
pertumbuhan kutil (Wiknjosastro, Saifuddin, & Rachimhadhi, 2007)
a. Kemoterapi
1. Podophylin
Podophylin adalah resin yang diambil dari tumbuhan dengan
kandungan beberapa senyawa sitotoksik yang rasionya tidak dapat dirubah.
Podophylino yang paling aktif adalah podophylotoksin. Jenis ini mungkin
terdiri atas berbagai konsentrasi 10 25 % dengan senyawa benzoin
tinoture, spirit dan parafin cair.yang digunakan adalah tingtur podofilin 25
%, kulit di sekitarnya dilindungi dengan vaselin atau pasta agar tidak
terjadi iritasi setelah 4 6 jam dicuci. Jika belum ada penyembuhan dapat
diulangi setelah 3 hari, setiap kali pemberian tidak boleh lebih dari 0,3 cc
karena akan diserap dan bersifat toksik. Gejala toksik ialah mual, muntah,
nyeri abdomen gangguan alat napas dan keringat kulit dingin. Pada wanita
hamil sebaiknya jangan diberikan karena dapat terjadi kematian fetus.
Respon pada jenis perawatan ini bervariasi, beberapa pasien membutuhkan
beberapa sesi perawaan untuk mencapai kesembuhan klinis, sementara
pasien pasien yang lain menunjukkan respon yang kecil dan jenis
perawatan lain harus dipertimbangkan. (Malik & Amin, 2004)
2. Podofilytocin
Ini merupakan satu bahan aktif resin podophylin dan tersedia
sebanyak 0,5 % dalam larutan eatnol. Ini merupakan agen anti mitotis
dan tidak disarankan untuk penggunaan pada masa kehamilan atau
menyusui, jenis ini lebih aman dibandingkan podophylin apilkasi mandiri
dapat diperbolehkan pada kasus kasus keluhan yang sesuai (Manuaba,
1998)
3. Asam Triklorasetik ( TCA )
Ini agent topikal alternatif dan seringkali digunakan pada kutil
dengan konsentrasi 30 50 % dioleskan setiap minggu dan pemberian
harus sangat hati hati karena dapat menimbulkan ulkus yang dalam.
13
Bahan ini dapat digunakan pada masa kehamilan. (Scwart & Greenberg,
1988)
4.
Topikal 5-Fluorourasil (5 FU )
Cream 5 Fu dapat digunakan khususnya untuk perawatan kutil
uretra dan vulva vagina, konsentrasinya 1 5 % pemberian dilakukan
setiap hari sampai lesi hilang dan tidak miksi selama pemberian. Iritasi
lokal bukan hal yang tidak bisa. (Koutsky & Kiviat, 2002)
5. Interferon
Meskipun interferon telah menunjukkan hasil yang menjanjinkan
bagi verucciformis dan infeksi HPV anogenital, keefektifan bahan ini
dalam perawatan terhadap kutil kelamin masih dipertanyakan. Terapi
parentral dan intralesional terhadapa kutil kelamin dengan persiapan
interferon alami dan rekombinasi telah menghasilkan tingkat respon yang
berkisar antara 870 80 % pada laporan laporan awal. Telah ditunjukkan
pula bahwa kombinasi IFN dengan prosedur pembedahan ablatif lainnya
menghasilkan tingkat kekambuhan ( relapse rate ) dan lebih rendah. Efek
samping dari perlakuan inerferon sistemik meliputi panyakit seperti flu dan
neutropenia transien (Koutsky & Kiviat, 2002)
b. Non Farmakologis
Obat Kutil pada kelamin (Kutil Kondiloma pada pria / Kutil
Jengger Ayam pada wanita). Penggunaan: Bubuk WARTS POWDER
dicampur dengan air hangat dan dioleskan pada bagian yang sakit, secara
teratur 2x sehari. Tidak pedih, ampuh dan aman karena terbuat dari bahanbahan alami. (UI, 2005)
c. Terapi pembedahan
1. Kuret atau Kauter ( Elektrokauterisasi )
Kuret atau Kauter ( Elektrokauterisasi ) dengan kondisi anastesi
lokal dapat digunakan untuk pengobatan kutil yang resister terhadap
perlakuan topikal munculnya bekas luka parut adalah salah satu
kekurangan metode ini. (UI, 2005)
2. Bedah Beku ( N2, N2O cair )
14
sering
mengalami
residif,
prognosis
kondiloma
akuminata baik. Oleh karena itu, faktor predisposisi perlu dicari misal
higiene, adanya fluor albus atau kelembaban pada pria akibat tidak
sirkumsisi. Tingkat kekambuhan lebih dari 50% sesudah 1 tahun dan dapat
terjadi karena :
1. Infeksi ulang dari kontak seksual
15
Pencegahan
Hanya ada satu cara pencegahan terhadap infeksi HPV atau
Kondiloma akuminata yaitu menghindari kontak langsung dengan virus.
Penularan infeksi HPV langsung dari orang ke orang melalui mikrolesi.
Jika KA tampak secara klinis pada daerah genitalia, kontak seksual
sebaiknya dihindari terlebih dahulu, sampai pengobatan telah selesai dan
berhasil. Selain itu, para mitra seksual juga perlu diperiksa akan adanya
kondiloma akuminata. Pasien dengan kutil anogenital perlu disadarkan
bahwa yang bersangkutan dapat menularkan penyakitnya, sehinga
pengobatan harus dilakukan pada kedua pasangan
(Murtiastutik, 2010)
16
3.14
17
BAB 4
PEMBAHASAN
A. Anamnesis
Fakta
Teori
Faktor
1. Pernikahan pertama
Risiko
terjadinya
condiloma
akuiminata :
1. Aktivitas seksual
Kondiloma akuminata sering
terjadi pada orang yang mempunyai
aktivitas seksual yang aktif dan
mempunyai pasangan seksual lebih
2. Pasien
tidak
menggunakan
kontrasepsi
penelitian
ditemukan
rokok
tanpa
filter
18
(misal : HIV).
Tanda dan Gejala :
1. Berbau busuk
2. Sebagian besar lesi timbul tanpa
simptom.
3. Pada sebagian kasus biasanya terjadi
Keluhan Pasien :
1. Tidak berbau
2. Kutil yang timbul tidak terasa
nyeri
3. Tidak pernah berdarah, gatal
banyak
pasangan
disangkal.
Pada pasien ini mengeluh keluar lendir dan darah, perut terasa mules
namun tidak ada pengeluaran air air. Keluhan yang dirasakan pasien
menunjukkan pasien telah menunjukkan tanda tanda inpartu. Tanda inpartu
meliputi adanya his yang adekuat, pengeluaran lendir dan darah, serta adanya
penipisan dan pendataran serviks. Selain keluhan tersebut, pasien juga mengeluh
adanya kutil di alat kemaluan pasien, yang tumbuh secara tiba tiba tanpa
menunjukkan gejala apapun. Pada kondiloma akuiminata, pertumbuhan papul
terjadi secara cepat dan sering tidak menunjukkan gejala.
Menurut pengakuan pasien, pasien hanya berhubungan dengan suami,
begitu pula dengan suami. Pasien tidak pernah menggunakan alat kontrasepsi.
Pasien tidak merokok. Namun saat ini pasien sedang hamil. Menurut teori, faktor
resiko untuk terjadinya kondiloma akuiminata adalah aktivitas seksual yang
dilakukan dengan lebih dari satu pasangan, penggunaan kontrasepsi, merokok,
kehamilan dan imuntas yang rendah. Pasien ini sedang hamil, kehamilan dapat
menyebabkan
pertumbuhan
kondiloma
menjadi
jika
19
pertumbuhannya terlalu besar dapat menghalangi lahirnya bayi dan dapat timbul
perdarahan pasca persalinan.
B. Pemeriksaan Fisik
Fakta
Teori
Pemeriksaan
Fisik
pada
Kondiloma
Akuiminata :
Inspeksi
Inspeksi :
Tampak
adanya
papul
multipel
berwarna
merah
dengan
setiap
seperti jari.
Beberapa kutil dapat bersatu
papul
namun
secara
bervariasi,
umum
berjonjot
permukaan
bertangkai
kol.
Lesi
yang
dijumpai
besar
pada
ini
wanita
sering
yang
imunitas terganggu
Ukuran tiap kutil biasanya 1-2
mm,
namun
bila
berkumpul
lunak, bertangkai.
20
dinding
vulva
dan
vagina.
Pada pasien ini ditemukan adanya papul multipel berwarna merah muda,
soliter pada dinding vulva dan vagina. Ukuran setiap papul bervariasi, namun
secara umum berukuran sekitar 1-3 mm. Secara soliter, diameter papul mencapai
8 cm. Pada palpasi diperoleh, papul yang multipel dan soliter dengan konsistensi
papul yang lunak, permukaan yang tidak rata dan kasar pada dinding vulva dan
vagina. Menurut teori kondiloma memiliki 3 bentukan :
1. Bentuk akuminata
Terutama dijumpai pada daerah lipatan dan lembab. Terlihat vegetasi
bertangkai dengan permukaan berjonjot seperti jari. Beberapa kutil dapat
bersatu membentuk lesi yang lebih besar sehingga tampak seperti kembang kol.
Lesi yang besar ini sering dijumpai pada wanita yang mengalami fluor albus
dan pada wanita hamil, atau pada keadaan imunitas terganggu.
2. Bentuk papul
Lesi bentuk papul biasanya didapati di daerah dengan keratinisasi sempurna,
seperti batang penis, vulva bagian lateral, daerah perianal dan perineum.
Kelainan berupa papul dengan permukaan yang halus dan licin, multipel dan
tersebar secara diskret.
3. Bentuk datar
Secara klinis, lesi bentuk ini terlihat sebagai makula atau bahkan sama sekali
tidak tampak dengan mata telanjang, dan baru terlihat setelah dilakukan tes
asam asetat. Dalam hal ini penggunaan kolposkopi sangat menolong.
21
C. Pemeriksaan Penunjang
Tidak
Fakta
dilakukan
pemeriksaan
penunjang
Teori
Perlu dilakukan pemeriksaan
darah
serologis
membedakan
dengan
rahimnya,
menjalani
(untuk
harus
pemeriksaan
Fakta
gravid 40-41
Teori
minggu,
Anamnesis
Pemeriksaan Fisik
Diagnosa pada pasien ini adalah G1P0A0 gravid 40-41 minggu, tunggal
hidup, presentasi kepala inpartu kala I fase laten, dengan kondiloma akuiminata.
Penegakkan diagnosis pada kondiloma akuiminata berdasarkan anamnesis,
pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang. Namun dalam kasus ini, hanya
dilakukan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik.
22
E. Penatalaksanaan
Fakta
Jenis persalinan pada pasien ini
Teori
Pada persalinan dengan Condyloma
cesarea.
perdarahan
banyak.
Terapi post operasi :
1.
2.
Infus RL 20 tpm
Laktat,
3.
untuk
antibiotik
4.
amp,
suatu
nyeri
akut
sedang
3x1
amp,
untuk
23
6.
Metoclopramide 3x1
amp
operasi
7. SF 1x1, zat yang penting untuk
pembentukan sel darah merah,
menjadi cadangan zat besi bagi
7.
SF 1x1
otot.
8. Parasetamol
3x1,
sebagai
Parasetamol 3x1
terhadap
Kondiloma
Akuiminata
Kemoterapi
Nonfarmakologis
Pembedahan
Namun
pasien,
F. Prognosis
Fakta
Teori
24
Prognosis : bonam
Kondiloma
akuminata
dapat
memberikan
25
BAB 5
KESIMPULAN
26
DAFTAR PUSTAKA
Gama, A., & Aprilianingrum, F. (2006). Pengaruh Aktivitas Seksual dan Vagina
Douching terhadap Timbulnya Infeksi Menular Seksual Kondiloma
Akuimanata. Surakarta: Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Institute,
M.
(2004).
Diambil
kembali
dari
Human
Papilloma Virus:
www.medinstitute.org
Koutsky, K., & Kiviat, N. (2002). Genital Human Papilomavirus. New york:
McGraw Hill.
Malik, S., & Amin, S. (2004). Penyakit Menular Seksual. Makassar: Fakultas
Kedokteran Universitas Hasanuddin.
27
Yenny, W. S., & Hidayah, R. (2013). Kondiloma Akuiminata pada Wanita Hamil :
Salah Satu Modalitas Terapi. Jurnal Kesehatan Andalas .
28