ABSES HEPAR
IDENTITAS PASIEN
Nama
: Tn. Y
Umur
: 34 tahun
: 669060
P : 20x/menit
N : 80 x/menit, reguler
S : 37,00C
TB : 165 cm
BB : 55 kg
LLA : 27 cm
IMT : 19,48 kg/m2 (normal)
Kepala
Leher
: MT (-), NT (-)
DVS R-2 cmH2O
Thorax
:
I
:
: IC tidak tampak
P : IC tidak teraba
P : Pekak, batas jantung kesan normal
A : BJ I/II murni, regular, bising (-)
Abdomen :
I
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Laboratorium:
WBC
: 16,1 x 10^3
Hb
: 13,7
PLT
: 417 x 10^3
Ureum
: 15
Kreatinin : 0,7
Bil Total : 0,58
Bil Direk : 0,26
GOT
: 26
GPT
: 37
HbsAg
: Reaktif
Abses Hepar
PENATALAKSANAAN AWAL
Diet hepar
IVFD Asering 20 tetes/menit
Inj Metronidazole 500 mg/8jam/iv
Sistenol 500mg 3x1
Novalgin 1amp/12jam/iv
RENCANA PEMERIKSAAN,
AFP
Alkali fosfatase
Gamma GT
CATATAN PERJALANAN PENYAKIT
TANGGAL
10 Juli 2014
PERJALANAN PENYAKIT
Perawatan hari ke-1
INSTRUKSI DOKTER
R/
T : 110/70mmHg
Diet hepar
N : 80 x/menit
P : 20 x/menit
S : 37,00C
O: SS/GC/CM
anemis (-) ikterus (-) sianosis (-)
Paru : BP: vesikuler,
BT : Rh-/-, Wh -/-,
Cor : BJ I/II murni, regular
Abdomen : peristaltik (+) kesan normal
Hepar teraba 4 cm Bawah
Arcus
Costa,
permukaan
Abses
Hepar
susp.
amoebiasis
dd/pyogenik
HBV
HCV
Anemia normositik normokrom
11 Juli 2014
R/
T : 90/60mmHg
Diet hepar
N : 78 x/menit
Nyeri ulu hati (+), mual (+), muntah(-), IVFD Asering 20 tetes/menit
P : 18 x/menit
S : 36,90C
(-), pusing (-), batuk (-), sesak (-), nyeri Novalgin 1amp/ 12jam /iv
dada (-).
BAB: biasa, kuning kecoklatan.
BAK: lancar, warna kuninf pekat.
O: SS/GC/CM
anemis (-) ikterus (-) sianosis (-)
Paru : BP: vesikuler,
BT : Rh -/-, Wh -/-,
Cor : BJ I/II murni, regular
Abdomen : peristaltik (+) kesan normal
Hepar teraba 4 cm Bawah
Arcus
Costa,
permukaan
Abses
Hepar
susp.
amoebiasis
dd/pyogenik
HBV
HCV
Anemia normositik normokrom
12 Juli 2014
R/
T : 90/60mmHg
Diet hepar
N : 78 x/menit
Nyeri ulu hati (+), mual (+), muntah(-), IVFD Asering 20 tetes/menit
P : 18 x/menit
S : 36,90C
(-), pusing (-), batuk (-), sesak (-), nyeri Novalgin 1amp/ 12jam /iv
dada (-).
BAB: biasa, kuning
BAK: lancar, warna kuning.
O: SS/GC/CM
anemis (-) ikterus (-) sianosis (-)
Paru : BP: vesikuler,
BT : Rh -/-, Wh -/-,
kebutuhan:
(42,2) x 55 x 0,6
=2,97
20
Costa,
permukaan
Abses
Heparsusp.
amoebiasis
dd/pyogenik
13 Juli 2014
HBV
HCV
Anemia normositik normokrom
Perawatan hari ke-4
R/
T : 100/60mmHg
Diet hepar
N : 80 x/menit
Nyeri ulu hati (+), Mual (-), muntah IVFD Asering 20 tetes/menit
P : 16 x/menit
S : 36,80C
kepala (-), pusing (-), batuk (-), sesak Novalgin 1amp/ 12jam /iv
(-), nyeri dada (-).
BAB: biasa, kuning
BAK: lancar, warna kuning.
O: SS/GC/CM
anemis (-) ikterus (-) sianosis (-)
Paru : BP: vesikuler,
BT : Rh -/-, Wh -/-,
Cor : BJ I/II murni, regular
Abdomen : peristaltik (+) kesan normal
Hepar teraba 4 cm bawah
arcus
costa,
permukaan
perut kanan
Abses
Hepar
susp.
amoebiasis
dd/pyogenik
HBV
HCV
Anemia normositik normokrom
14 Juli 2014
R/
T : 90/60mmHg
Diet hepar
N : 78 x/menit
P : 24 x/menit
S : 36,50C
Rencana :
CT scan abdomen dengan
kontras
Konsul Subdivisi GEH
Konsul Bedah Digestif
Costa,
permukaan
konsistensi lunak,
perut kanan
Abses
Hepar
susp.
amoebiasis
dd/pyogenik
HBV
HCV
Anemia normositik normokrom
Pemeriksaan Penunjang
10/7/20
14/7/20
15/7/20
Lab
WBC
14
16,1 x
14
7,17 x
14
RBC
103
2,51 x
103
2,87 x
HGB
HCT
106
8,1
24,7
106
9,2
29,3
PLT
MCV
MCH
MCHC
Neut
Lymph
Mono
Eo
Baso
LED I/II
Creatinine
Ureum
PT
INR
APTT
506 x
579 x
103
98,4
32,3
32,8
75,4%
13,1%
8,6%
2,5%
0,4%
90/110
0,7
23
13,5 c =
103
102,1
32,1
31,4
59,4%
27,8%
8,2%
4,2%
0,4%
11,0
1,09
24,2 c
25,0
ALP
SGOT
SGPT
Total
protein
Albumin
Globulin
Cholester
51
55
5,7
2,2
3,5
ol
Triglycerid
es
Bil. Total
Bil. Direct
GDS
HBsAg
Anti HCV
GT
Elektrolit
Na
1,08
0,84
reaktif
reaktif
133
4,2
Cl
AFP
Urine
101
rutin
Kuning
Warna
6,0
4,15
pH
1,020
BJ
Negatif
Protein
Negatif
Glukosa
Negatif
Bilirubin
Normal
Urobilinog
negatif
en
negatif
Keton
0-1
Blood
0-1
Sed.
1-3
lekosit
Sed.eritro
sit
Sed.ep.sel
- Lien: Ukuran dan echo parenkim dalam batas normal. Tidak tampak mass/cyst.
- Kedua ginjal : Ukuran dan echo parenkim dalam batas normal. Tidak
tampakdilatasi PCS, tidak tampak echo batu/mass/cyst.
- VU: Dinding dan mukosa regular. Tidak tampak echo batu/mass/cyst.
Kesan: Abses hepar
RESUME
Pasien laki-laki, 34 tahun, masuk rumah sakit dengan keluhan nyeri perut
kanan atas, sejak 10 hari yang lalu SMRS, nyeri terus-menerus, rasanya seperti
ditusuk-tusuk, tembus sampai ke belakang, menjalar ke area ulu hati. Mual (+),
muntah (-), demam (-), menggigil (-), sakit kepala (-), pusing (-), batuk (-), sesak (-),
nyeri ulu hati (+). BAB: biasa, kuning kecoklatan. Riw. BAB hitam (-). BAK: lancar.
Riwayat penyakit kuning sebelumnya (-). Riwayat minum minuman beralkohol (+).
Pada pemeriksaan fisis didapatkan pasien sakit sedang, gizi cukup, dan
kesadaran composmentis. Tekanan darah 110/70 mmHg, nadi 80x/menit dan regular,
suhu 36,8 0C, pernapasan 20 x/menit. Tidak ditemukan ikterus pada pasien ini. Pada
pemeriksaan abdomen didapatkan peristaltik (+) kesan normal, nyeri tekan
hipokondrium kanan (+) dan epigastrium (+), hepar teraba 4 cm bawah arcus costa,
permukaan rata, konsistensi lunak, tepi reguler, nyeri tekan (+); Lien tidak teraba,
Massa Tumor (-).
Pada pemeriksaan laboratorium didapatkan leukositosis, penurunan kadar Hb
(8,1 g/dl) kesan anemia normositik normokrom; dan trombositosis. Selain itu,
didapatkan juga hipoalbuminemia, peningkatan enzim transaminase, HBsAg reaktif
dan Anti HCV reaktif.
Pada pemeriksaan radiologi, foto thorax menunjukkan elevasi diaphragma
dextra. Hasil USG abdomen menunjukkan adanya abses hepar, dimana tampak lesi
heterogen, batas`tegas, bentuk bulat ukuran 9,8x10,8 cm pada lobus kanan hepar,
yang pada Doppler tidak tampak gambaran vaskularisasi pada lesi.
Berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisis, dan pemeriksaan penunjang
lainnya, maka pasien ini didiagnosis Abses hepar, HBV dan HCV.
DISKUSI
Pasien masuk dengan keluhan nyeri perut kanan atas yang sifat nyerinya
seperti ditusuk-tusuk, tembus ke belakang sampai menjalar ke ulu hati. Pasien juga
mengalami mual dan riwayat demam. Dari hasil pemeriksaan fisis diperoleh adanya
hepatomegali, yakni hepar teraba 4 cm bawah arcus costa, dengan permukaan yang
fluktuatif, konsistensi lunak, tepi regular, dan nyeri tekan (+). Beberapa penyakit
dengan manifestasi nyeri perut kanan atas dan hepatomegali yaitu Hepatoma,
Hepatitis, Abses Hepar. Pada pasien ini, diagnosis lebih cenderung ke arah abses
hepar karena pada palpasi hepar diperoleh hepatomegali dengan permukaan yang
fluktuatif dan konsistensi yang lunak. Sedangkan pada hepatoma, hepar cenderung
konsistensinya keras, permukaan bisa rata ataupun tidak rata, atau bahkan berbenjolbenjol, atau dengan tepi yang tumpul.
Untuk lebih memastikan diagnosis, dilakukan pemeriksaan penunjang yaitu
dengan pemeriksaan laboratorium dan radiologi. Pada pemeriksaan laboratorium
didapatkan adanya leukositosis (10,070), penurunan kadar Hb (8,1) kesan anemia
normositik normokrom; dan trombositosis (506.000). Selain itu, didapatkan juga
hipoalbuminemia (2,2), peningkatan enzim transaminase (SGOT:51 dan SGPT :55),
HBsAg reaktif dan Anti HCV reaktif. Pada pemeriksaan
Gold
standar
untuk
diagnosis
AHA
adalah
dengan
mendukung (adanya rongga di dalam hepar), serta adanya respon yang baik setelah
terapi amoebisid.
Pada pemeriksaan fisis, didapatkan nyeri pada hipokondrium dextra. Hal ini
disebabkan oleh peregangan kapsula Glison pada hepar sebagai akibat adanya abses.
Berdasarkan hasil laboratorium yang ditemukan pada pasien terdapat peningkatan
enzim enzim hati (SGOT, SGPT) dan adanya hipoalbuminemia yang menunjukkan
telah terjadinya gangguan hepar. Anemia dapat terjadi karena trophozoit sangat aktif
bergerak, mengandung protease yaitu hialuronidase dan mukopolisakaridase yang
mampu mengakibatkan destruksi jaringan dan mampu memangsa eritrosit,
Leukositosis sendiri muncul sebagai akibat dari reaksi inflamasi dari infeksi.
Terapi yang diberikan berupa diet hepar dan pemberian infus Asering 20 tpm
sebagai penyeimbang elektrolit. Antibiotik yang diberikan yaitu Metronidazole yang
merupakan drug of choice dengan dosis 0,5 gr/ 8jam/ drips. Selain itu diberikan juga
HP pro 3 x 1 sebagai hepatoprotektor untuk menurunkan kadar SGOT dan SGPT, dan
transfusi albumin 20% 1 botol/IV/drips untuk mengatasi hipoalbuminemia. Pasien
juga dikonsul ke bagian bedah digestif mengingat ukuran abses 9,8 x 10,8 cm.
Ukuran abses yang besar, > 5 cm, merupakan indikasi dilakukannya drainase.
ABSES HEPAR
A. Definisi
Abses hepar adalah rongga patologis berisi jaringan
nekrotik yang timbul dalam jaringan hati akibat infeksi amuba,
bakteri, parasit, atau jamur. Abses hepar terbagi dua secara
umum, yaitu abses hepar amebik (AHA) yang dan abses hepar
yang
paling
sering
dijumpai
di
daerah
yang
sudah
berkembang,
AHA
di
AHA
daerah
masih
dengan
menjadi
strain
masalah
virulen
kesehatan
Entamoeba
virulensi
strain
ini
berbeda
berdasarkan
bentuk
tropozoit
yang
dapat
menginvasi
jaringan.
aureus,
Staphylococcus
milleri,
Candida
antibiotik
abdominal.
yang
Pada
adekuat
saat ini,
sehingga
AHP
karena
karena
lainnya,
yang
menjadi
sumber
penyebab
awal
menjelaskan
virulensi
patogenesis
parasit
ketidakseimbangan
yang
nutrisi,
AHA,
antara
lain:faktor
menghasilkan
toksin,
faktor
resistensi
parasit,
imunitas
cell-
mediated.
Secara
genetik,
interaksi
yang
kompleks
antara
parasit
dengan
lingkungan
saluran
cerna
terutama
pada
flora
bakteri.
dikaitkan
dengan
kemampuan
E.
terdiri
dari
sistein
ekstraseluler
dapat
menggangggu
hubungan
disebabkan
Amoeba
dapat
atau
melisiskan
toksin
neutrofil,
parasit.
monosit,
Penyebaran
didominasi
oleh
neutrofil.
Kemudian,
terjadinya
nekrosis
hepatosit.
bersatu
dan
granuloma
diganti
lebih
sering
mengenai
lobus
kanan
hepar
dapat
terjadi
berbulan
atau
tahun
setelah
berasal dari :
1. Vena
porta,
yaitu
infeksi
pelvis
atau
kanker,
striktura
saluran
empedu
berdekatan
seperti
abses
perinefrik,
bulan,
hepatomegali.
dengan
penurunan
berat
badan
dan
hingga
demam
tinggi,
pada
palpasi
terdapat
dengan
adanya
pergerakan
abdomen,
peningkatan
transaminase,
alkali
dan
fosfatase,
serum
peningkatan
bilirubin,
enzim
berkurangnya
indirect
Hemaglutination
immunoelectrophoresis
(CIE),
dan
(IHA),
ELISA.
Yang
counter
banyak
amoebiasis
invasif.
Kultur
darah
yang
diafragma
kanan
meninggi,
efusi
pleura,
sudut
kostofrenikus
anterior
tertutup.
Di
bawah
dan
fisis
diagnosis
dan
AHP
berdasarkan
laboratorium
serta
anamnesis,
pemeriksaan
Sedangkan
H. Diagnosis Banding
Banyaknya variasi
dan
sebagai
tambahan
metronidazol,
untuk
>10
cm
dapat
mempercepat
penyembuhan.