Enok Nurliawati
ABSTRAK
Penelitian ini dilatarbelakangi dengan masih tingginya angka kematian bayi di Indonesia. Salah satu
penyebab kematian langsung adalah asfiksia, komplikasi pada bayi Infeksi dan Berat Badan Lahir
Rendah (BBLR). BBLR dapat disebabkan oleh preeklampsi. Pada kasus preeclampsi, tekanan darah
yang meningkat menyebabkan perfusi uteroplacenta mengalami penurunan. Hal tersebut dapat
menyebabkan sirkulasi darah ke janin menjadi menurun sehingga janin akan kekurangan oksigen dan
nutrisi. Hal tersebut dapat menyebabkan pertumbuhan janin terhambat, dimana salah satu
manifestasinya adalah BBLR. tujan untuk mengetahui hubungan antara preeklampsi berat dengan berat
badan bayi baru lahir di RSU dr. Soekardjo Kota Tasikmalaya. Jenis penelitian ini adalah kuantitatif.
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif korelasi dengan menggunakan pendekatan cross
sectional. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 304 diambil dengan cara simpel random
sampling. Ada hubungan yang signifikan anatara riwayat kehamilan ibu dengan PEB dengan BBLR
dengan nilai p=0.000 dan nilai OR= 86.778 yang berarti bahwa ibu dengan riwayat kehamilan PEB
mempunyai risiko 86.7 kali lebih besar untuk melahirkan bayi BBLR dibandingkan dengan ibu yang
tidak mempunyai riwayat PEB.
Kata kunci: Pre eklampsi berat, berat badan lahir rendah
PENDAHULUAN
hari
derajat
kesehatan
ke-7
setelah
persalinan
(masa
suatu
bangsa.
pembangunan
disuatu
(bawaan)
di
(Kemenkes,SDKI,2012).
Keberhasilan
Indonesia
masih
cukup
tinggi.
dan
Pneumonia
Sedangkan
Penyebab
MDGs
tahun
2015
dimana
AKB
pre
meningkat
ekslampsi,
tekanan
darah
menyebabkan
yang
perfusi
22
kejang.
Pada
eklampsia
Hal
tersebut
dapat
menyebabkan
preeklampsia
dapat
yang
terjadi
kemungkinan
berat
dan
perburukan
yang
KAJIAN PUSTAKA
pada
diakibatkan
kehamilan
oleh
dapat
berbagai
hipertensi,
proteinuaria,
edema
dan
substansi
endogen
platelet.
Nekrosis
kondisi
dimana
spesifik
hipertensi terjadi
kehamilan
Penumpukan
(seperti
ginjal
dapat
trombus
dan
menyebabkan
hepatoseluler
meningkatnya
1)
Preeklampsia Ringan
Peningkatan
menyebabkan
terhambat (IUGF)
proteinuria + 1.
Preeklampsia berat
2)
hiperrefleksia,
gangguan
Menurut
menyebabkan
cardiac
hemolisis
IDAI
output
nyeri
dan
microangiopati
pertumbuhan
janin
(2004)
yang
disebut
memandang masa
Eklampsia
23
METODE PENELITIAN
Penelitian
kromosom.
ini
menggunakan
metode
diteliti,
baik
variabel
independen
menggambarkan
(mendeskripsikan)
Frekuensi
(F)
144
160
304
Persentase
(%)
47.37
52.63
100%
bayi
tahun2103.
lahir
yang
dirawat
di
ruang
Frekuensi
(F)
214
90
304
Persentase
(%)
70.39
29.61
100%
Analisis
Bivariat
mengetahui
dilakukan
hubungan
untuk
variabel
Tabel 3. Distribusi Responden Menurut Riwayat Kehamilan Ibu dan Berat Badan Lahir Bayi
Dengan BBLR Di Ruang Perinatologi RSUD Kota Tasikmalaya Tahun 2013
Riwayat
Kehamilan Ibu
1.
2.
Tidak mengalami
PEB
Mengalami PEB
Total
Berdasarkan
hasil
OR
(95% CI)
144
100
86.778
72
45.0
88
55.0
160
100
(20.768 -20.768)
214
70.4
90
29.6
304
100
analisis
0.000
hubungan
tidak
Kota
mempunyai
melahirkan
riwayat
bayi
dengan
PEB
BBLR
Tasikmalaya,
Tasikmalaya
bahkan
Kabupaten
ada
yang
dari
juga
dijadikan
(Lestari,2006).
gram.
untuk
BBLR
suatu
melahirkan
bayi
di
Rumah
sampel
Berat
proses
kandungan.
PEMBAHASAN
Berdasarkan
hasil
menunjukan
bahwa
preeklampsi
berat
di
selama
berat
Cipto
penelitian
bayi
merupakan
berada
dalam
internal
yang
badan
lahir
atas
angka
kejadian
lebih
banyak
badan
Faktor
mempengaruhi
penelitian
sakit
berat.
misalnya
Hal
25
hipertensi
termasuk
preeklampsi
dan
IMPLIKASI
keperawatan maternitas.
adalah
pengakajian
BBLR.
mengalami
secara
Kurniawati
dilakukan
dengan BBLR.
Pada
ibu
(2010)
yang
yang
penatalaksanaan
lebih
dini
mendalam
untuk
asuhan
tentang
penanganannya
antara
preeklampsi
pada
hasil
ada
hubungan
antara
PEB
diantaranya
melahirkan
bayi
BBLR
janin,
terhambat,
Scott,dkk,2006).
pertumbuhan
janin
26
Keperawatan
(BBLR) di RSUD
Tidak dipublikasikan
Sragen.
27