Anda di halaman 1dari 6

BAB X

ANALISIS SARINGAN

10.1 Tujuan
Untuk menentukan pembagian ukuran butir suatu contoh tanah.
Parameter yang dihitung adalah berat saringan, berat tanah, dan berat tanah
tertinggal dalam saringan.

10.2 Landasan Teori


Sifat-sifat suatu jenis tanah tergantung pada ukuran butirnya. Karena
itu pengukuran besar butir tanah paling sering dilakukan dalam
laboratorium. Penentuan deskripsi tanah atau klasifikasi tanah dapat
diketahui dari pembagian besar butiran tanah tersebut.

10.3 Peralatan
1. Satu set saringan
2. Oven
3. Neraca 1 gram
4. Shieve shaker
5. Talam
6. Scraper

10.4 Pelaksanaan
1. Timbang masing-masing ayakan yang akan dipergunakan.
2. Hancurkan benda uji dengan menggunakan palu karet.
3. Timbang benda uji 2000 gr.
Bila benda uji yang diperiksa mengandung butiran kasar lebih besar
dari ayakan nomor 4 benda uji perlu ditambah.
4. Saringlah benda uji melalui urutan-urutan saringan sambil digoyang
dengan tangan atau diletakkan ke shieve shaker.
5. Timbanglah masing-masing saringan + benda uji yang tertinggal.

6. Kurangkan berat tanah (e) (a), yang memberikan hasil berat tanah
yang tertinggal (jumlah berat butir yan tertingggal harus dikontrol
dengan berat tanah semula).
7. Bila bagian benda uji yang tertinggal pada saringan nomor 200 cukup
besar, dalam hal tersebut dilakukan pencucian. Pencucian ini dilakukan
dengan mencuci tanah yang tertinggal dalam ayakan dengan
memasukkan air ke dalam ayakan tersebut. Kumpulkan tanah yang
telah dicuci, keringkan, dan timbang berat benda benda uji yang
tertinggal pada ayakan nomor 200 dan tambahkan hasil tersebut pada
berat tanah yang tertinggal di Pan pada (f).

10.5 Data Pengamatan dan Perhitungan


1. Prosentase benda uji yang tertinggal pada masing-masing saringan :

BeratTanah YangTertin ggal


x100%
BeratTotal

2.

Prasentase kumulatif tanah yang tertinggal pada saringan.


= prosentase benda uji yang tertinggal pada saringan.

3.

Prosentase lebih halus pada saringan.


= 100 % - prosentase kumulatif benda uji yang tertinggal

4.

Koefisien keseragaman (Cu ) dan Koefisien gradasi (Cc )


D60
Cu =
D10

D30
Cc =
D60 D10

Keterangan :
D60 : diameter yang bersesuaian dengan 60 % lolos ayakan
D30 : diameter yang bersesuaian dengan 30 % lolos ayakan
D10 : diameter yang bersesuaian dengan 10 % lolos ayakan

ANALISA SARINGAN
Sieve No

Sieve
Opening
(mm)

3/4.

WT. Sieve
(gr)

WT. Sieve + Soil


(gr)

WT.Soil Retained
(gr)

Persen Retined (%)

Kumulatif Persen
Retained (%)

Persen Finer (%)

607

619

12

2,40

2,40

97,60

1/2"

12,700

587

601

14

5,2

94,8

3/8"

9,525

575

584

1,80

7,0

93,0

4,750

481

500

19

3,8

10,8

89,2

2,360

438

488

50

10,0

20,8

79,2

10

2,000

439

459

20

4,0

24,8

75,2

16

1,130

426

467

41

8,2

33,0

67,0

30

0,600

422

522

100

20,0

53,0

47,0

40

0,425

416

456

40

8,0

61,0

39,0

50

0,300

417

472

55

11,0

72,0

28

100

0,150

413

472

59

11,8

83,8

16,2

200

0,075

273

287

14

2,8

86,6

13,4

pan

0,001

470

537

67

13,4

100,0

500

100

SUM

Perhitungan :
D60 = 4 mm
D30 = 1,5 mm
D10 = 0,35 mm
4

Cu = 0,35 = 11,428

10.6

1,5

Cc = 4 x 0,35 = 0,13125

Kesimpulan
Analisis ayakan merupakan cara yang digunakan untuk mendapatkan
distribusi ukuran-ukuran pertikel tanah dengan diameter lebih besar dari
0,075 mm atau ayakan no. 200, tanah tersebut merupakan tanah dengan
klasifikasi dan tanah berbutir kasar.
Selain itu, terdapat parameter untuk menentukan atau mengklasifikasikan
tanah berbutir kasar yaitu Cu (koefisien keseragaman atau uniformity
coefficient), ukuran efektif (effective size) dan koefisien gradasi (Cc) atau
coefficient of gradation.
Diameter dalam kurva distribusi ukuran yang bersesuaian dengan 10%
atau lebih halus (lolos ayakan) disebut ukuran efetif (D 10), jika tanah sebagian
besar butirannya berukuran sama maka tanah tersebut bergradasi baik dan
jika ukuran tersebut terbagi merata dalam rentang yang lebar diartikan
bergradasi baik.
Tanah bergradasi baik jika koefisien Cu atau keseragaman lebih besar dari
4 (untuk kerikil) dan Cu (keseragaman) lebih besar dari 6 untuk pasir. Serta
koefisien gradasi 1 sampai 3 untuk pasir dan kerikil. Dari data hasil
percobaan didapatkan Cu = 11,428, sehingga tanah tersebut bergradasi baik.
Klas tanah yang sedang diuji menurut AASTHO dan USCS adalah
masuk dalam kelas tanah pasir lempungan karena selain mengandung
lempung, tanah tersebut juga berpasir.

Cara USCS
Klasifikasi tanah cara USCS menempatkan tanah dalam 3
kelompok, yaitu:
a. Tanah berbutir kasar

b. Tanah berbutir halus


c. Tanah Organis
Kelompok GC (kerikil lempung) dan SC (pasir lempung) yang
mencakup tanah kerikilan atau kepasiran dengan butiran halus (lolos saringan
no.200<12% lebih bersifat lempung dengan plastisitas rendah sampai tinggi.
Batas cair dan indeks plastisitas tanah ini terletak diatas garis A dalam grafik
plastisitas. Dalam pengujiana tanah kali ini, tanah yang diuji masuk dalam kelas
tanah pasir lanau atau pasir lempungan, karena tanah yang lolos saringan
no.200<12% yaitu 4,49%. Sedangkan untuk mentukan tanah masuk dalam kelas
tanah kerikil lempungan atau pasir lempungan adalah dengan membaca table
USCS.

Anda mungkin juga menyukai