Anda di halaman 1dari 3

Pelaksanaan Konseling Obat Pasien

Lingkungan
Apabila mungkin, usahakan lingkungan dengan leluasaan pribadi dan minimalkan risiko
gangguan.
Memulai Konseling
i. Perkenalkan dirimu sendiri kepada pasien.
ii. Identifikasi pasien.
iii. Lakukan posisi fisik yang sesuai untuk memungkinkan konseling nyaman dan efektif.
iv. Terangkan maksud konseling obat.
v. Jika konseling tentang multi obat, organisasikan obat dalam urutan yang logis.
Konseling
Menggunakan metode komunikasi yang efektif, lakukan konseling pasien (dan pengasuh, jika
perlu) tentang aspek relevan dari regimen obat mereka sesuai dengan minat dan pengetahuan
pasien. Aspek terapi obat berikut dapat dicakup dalam sesi konseling.
i. Narna obat (generik/dagang, dan pemerian fisik dori obat).
ii. Kegunaan yang dimaksudkan dan kerja yang diharapkan.
iii. Rute, bentuk sediaan, dosis, dan jadwal pemberian.
iv.
Petunjuk khusus atau peringatan untuk menyiapkan atau pemberian dosis.
v.
Efek samping yang umum dan mungkin dialami, cara untuk meminimalkannya dan tindakan
yang diperlukan jika efek samping terjadi.
vi.
Rincian dari penghentian obat dan hubungannya dengan pengobatan baru.
vii. Teknik untuk pemantauan terapi sendiri.
viii. Persyaratan penyimpanan yang tepat.
ix.
Interaksi yang relevan obat-obat, obat-makanan, obat-alkohol, dan obat-pengujian/prosedur uji
laboratorium.
x.
Jumlah hari suplai obat dan sumber suplai selanjutnya.
xi.
Tindakan yang diambil dalam peristiwa lalai satu dosis.
Mengakhiri Konseling
i.
Meringkas informasi yang signifikan untuk pasien.
ii. Menanyakan pasien, apakah masih ada pertanyaan berkenaan dengan obat mereka.
iii. Mengkaji pengertian pasien.
iv. Mendorong pasien agar bertanya kepada dokter atau apoteker untuk informasi lanjut atau
melaporkan setiap masalah yang berkaitan dengan obat, memberikan nama dan nomor telepon
yang dapat dihubungi, jika diperlukan.
(Siregar dan Endang, 2006)

(bukan konseling)
Medical record pasien

Pada sebuah penilaian korban yang terarah, wawancara atau tanya jawab perlu
dilakukan baik untuk mengetahui penyebab atau pencetus suatu kejadian, mekanisme
kejadian atau perjalanan suatu penyakit.
Wawancara atau tanya jawab dapat dilakukan dengan korban (bila sadar), keluarga
atau juga saksi mata dan bila memang diperlukan bisa mewawancarai semuanya guna
meminta keterangan yang lebih rinci mengingat Riwayat Penyakit sangat penting pada
kasus medis.
Untuk memudahkan wawancara atau tanya jawab ini dikenal dengan akronim:
K - O - M - P-A- K
K = Keluhan utama (gejala dan tanda)
Sesuatu yang sangat dikeluhkan oleh korban, gejalanya adalah hal-hal yang hanya
dapat dirasakan oleh korban saja misalnya nyeri, pusing dan sakit. Tanda adalah hal
yang dapat diamati oleh orang lain, baik dilihat, didengar atau diraba. Saat melakukan
Tanya Jawab hindari jawaban "Ya" atau "Tidak" atau pertanyaan yang jawabannya
terarah.
Usahakan memberikan pertanyaan terbuka sehingga penderita memiliki kesempatan
untuk mengekspresikannya.
O = Obat-obatan yang diminum

Tanyakan apakah korban sedang dalam suatu pengobatan, mungkin saja gangguan
yang dialami adalah akibat lupa meminum obat tertentu. Hal ini sering menjadi suatu
pentunjuk dalam menghadapi suatu kasus medis.
Contohnya adalah seorang penderita kencing manis lupa meminum obat sebelum
makan, yang mungkin akan mengalami masalah akibat kadar gula darah yang tinggi.
M = Makanan / Minuman terakhir
Peristiwa ini mungkin menjadi dasar terjadinya kehilangan respon pada korban, hal ini
juga penting untuk diketahui bila ternyata korban kemudian harus menjalani
pembedahan di rumah sakit.
Pertanyaan seputar ini akan sangat bermanfaat bila menemui kasus keracunan,
terutama keracunan melalui saluran cerna.
P = Penyakit yang diderita
Riwayat penyakit yang sedang diderita atau pernah diderita yang mungkin berhubungan
dengan keadaan yang dialami korban pada saat ini, misalnya keluhan sesak nafas
dengan riwayat gangguan jantung 3 tahun yang lalu dan sebagainya.
A = Alergi yang dialami
Perlu juga diketahui apakah penyebab kelainan pada korban ini disebabkan oleh alergi
terhadap bahan-bahan tertentu. Umumnya korban atau keluarganya sudah mengetahui
bagaimana mengatasi keadaan darurat. Kasus alergi di Indonesia masih agak jarang
walaupun kejadiannya makin meningkat.
K = Kejadian
Kejadian yang dialami korban, sebelum kecelakaan atau sebelum timbulnya gejala dan
tanda penyakit yang diderita saat ini. Pertanyaan ini dapat membantu menentukan
apakah suatu kasus yang kita hadapi murni trauma atau murni medis atau gabungan
keduanya dimana yang satu jadi penyebab dan yang lain menjadi akibat.
Penolong tidak membuat diagnosa akan tetapi dapat membuat kesimpulan
berdasarkan hasil temuanny

Ingat Dosa! Biasakan mencantumkan link sumber jika kita mengutip artikel dari karya orang lain dan
silahkan join this site apabila anda memang memahami sebuah kata menghargai dan
menghormati http://pmr-smabhatig.blogspot.com/2012/04/penilaian-korban-bag-4.html#ixzz3DBixn3xk

Anda mungkin juga menyukai