Anda di halaman 1dari 28

ANALISIS SWOT

PHILIP MORRIS INTERNATIONAL, Inc.

LATAR BELAKANG
Negara Indonesia merupakan Negara yang terkenal akan kekayaan sumber
daya alamnya. Disamping itu negara Indonesia yang memiliki jumlah penduduk yang
sangat banyak merupakan negara yang memiliki tenaga kerja yang murah. Dengan
demikian Indonesia dapat dikatkan memiliki keunggulan komparatif dibandingkan
dengan negara lain, khususnya USA dan Eropa. Keunggulan komparatif yang
dimiliki negara indonesia ini membuat banyak investor asing ingin menanmkan
modalnya di indonesia, salah satunya adalah perusahaan raksasa yang begerak di
industri rokok Philip Morris International,Inc.
PT. Philip Morris Indonesia telah mengambil alih 40 persen saham PT.
Hanjaya Mandala sampoerna Tbk. Dengan harga persaham Rp. 10.600 pada sabtu,
12 Maret 2005. pengambilan alihan saham akan diselesaikan pada 18 maret 2005,
kata Niken Rachmad, head of Corporat Commnications PT. HM sampoerna Tbk.
Dalam siaran persnya di Jakarta. Menurut presiden direktur PT. Philip Morris
Indonesia, Alexander Reisch, dalam pengumuman tertulis kepada bursa efek Jakarta
hari ini, akuisisi dilakukan untuk investasi strategis. Setelah proses akuisisi saham
selesai, PT. Philip Morris Indonesia juga akan melakukan penawaran tender untuk
seluruh sisa saham dengan harga yang sama persahamnya. penawaran tender
tersebut diharapkan selesai dalam waktu lebih kurang 80 hari. Kata Niken. PT.
Philip Morris Indonesia adalah anak perusahaan yang seluruh sahamnya secara tidak
langsung dimiliki oleh PT. Philip Morris International, Inc. sebuah perusahaan rokok
asal Amerika Serikat. Menurut Niken, PT. Philip Morris juga teah memberitahukan
direksi HM Sampoerna bahwa Philip Morris akan melanjutkan bisnis inti HM
Sampoerna dan mengembangkan brand equity dari produk-produknya yang telah ada
( Tempo, 14 Maret 2005)
PT. Philip Morris Indonesia hingga hari rabu (18 mei 2005) siang telah
menguasai 97 persen saham perusahaan rokok PT. HM Sampoerna mealui
penawaran tender. Dengan harga saham RP 10.600 persaham, PT. Philip Morris
mengeluarkan dana Rp. 45.066 Triliun untuk membeli 4.251.510.000 saham HM
Sampoerna ( Kompas, 19 mei 2005). Sebelum penawaran tender ini, PT. Philip
Morris telah mengakuisisi 40 persen atau 1.753.200.000 saham HM Sampoerna dari
keluarga Sampoerna. Dengan demikian saat ini saham Hm Sampoerna yang beredar
bebas di pasar modal hanya tinggal tiga persen atau 131.490.000 saham. Ketertarikan

PT. Philip Morris terhadap sampoerna karena dinilai sebagai perusahaan rokok
kretek yang sehat. Pembelian saham diharapkan memberikan dampak pada rokok
kretek yang lain kian mengglobal ( www. Detiknet.com 2005).
Peristiwa yang luar biasa agak sedikit gila sejumlah kalangan menilai nilai
akuisis yang sangat besar antara PT. HM Sampoerna dan Philip Morris. Beberapa
pihak menyatakan tindakan akuisisi yang dilakukan oleh PT. Philip Morris
International terhadap Hm Sampoerna dengan nilai yang hamper empat kali lipat dari
nilai sebenarnya adalah keputusan tepat. Sehingga pertanyaan besar yang muncul
adalah Apkah keputusan Philip Morris tersebut tepat?. Berdasarkan fenomena
tersebut , penulis ingin mencoba menilai dan membuktikan tentang keputusan yang
diambil Philip Morris dengan menggunakan analisis SWOT.
Pada diskusi tanggal 9 November 2006, menghasilkan bahwa kondisi PT.
Philip Morris ini adalah perusahaan yang seharusnya melakukan ekspansi. Sehingga
akuisisi dilakukan merupakan langkah yang tepat. Faktor-faktor eksternal perusahaan
yang sebelumnya diperkirakan akan menghambat philip Morris untuk melakukan
akuisisi ternyata tidak memiliki pengaruh yang sangat besar dibandingkan dengan
peluang atau kesempatan untuk menggabungkan usahanya di Indonesia.

PROFIL PHILIP MORRIS INTERNATIONAL, Inc.


Philip Morris International (PMI) merupakan salah satu perusahaan dalam
kelompok usaha Altria. Perusahaan induk ini membawahi empat perusahaan
operasional yaitu perusahaan rokok philip Morris USA dan

Philip Morris

International, perusahaan makanan kraft food yang antara lain memproduksi keju
kraft, biscuit oreo, serta perusahaan keuangan Philip Morris Capital Corporation.
Penamaan Altria baru dilakukanpada April 2002 untuk membedakan induk
perusahaan, yaitu Philip Morris Companies dengan anak perusahaan Philip Morris
USA dengan Philip Morris international serta menyatukan anak perusahaan lain yang
berbeda bidang usahanya. PMI merupakan salah satu perusahaan tembakau terbesar
di luar AS. Saat ini pangsa pasar internasional PMI sebesar 14.5% dengan jumlah
pegawai 40.000 yang tersebar diseluruh dunia. Merek-merek PMI dibuat di 70 pabrik
dan dipasarkan di 160 negara.
Awal sejarah gurita tembakau ini dimulai pada tahun 1874 saat Philip Morris
membuat toko temabakau dan rokok dijalan Bond, london. Setelah meninggalnya
Morris, usaha ini dilanjutkan oleh istrinya, Margaret dan saudaranya Leopold. Sejak
tahun 1881 perusahaan menjadi menjadi perusahaan publik. Keluarga pendiri
akhirnya kehilangan kontrol perusahaan pada tahun 194 karena kepemilikan diambil
alih oleh William curtis Thomson dan kelaurga. Dibawah pengelolaan keluarga
Thomson keluarga ini atas saran raja Edward VII digabungkan dengan perusaan New
YORk oleh Gustav Eckmeyer tahun 1902. kepemilikan dipecah jadi dua 50-50 antara
pemegang saham inggris dengan pemegang saham AS. AS. Ekmeyer ditunjuk
menjadi agen tunggal Philip Morris di AS tahun 1872 untuk mengimpor dan menjual
rokok buatan inggris ini.
Tahun 1919 merupakan tahun yang penting untuk perusahaan. Pada tahun
inilah diperkenalkan logo philip morris serta diakuisisinya Philip Amerika oleh
perusahaan baru yang dimiliki perusahaan dari virginia. Sepuluh tahun berikutnya
mulailah perusahaan ini membuat rokok di Richmond, virginia.

Tahun 1924

merupakan tahun peluncuran merek philip moris yang paling terkenal yaitu
Marlboro. Pertengahan tahun 1950an perusahaan ini melakukan ekspansi secara
besar-besaran dan mulai memasrkan produknya ke seluruh penjuru dunia.

Tahun 1954 didirikan philip morris Australia dan divisi philip morris
International yang menjadi divisi international dan mengurusi bisnis di luar AS.
Divisi ini kemudia berubah menjadi Philip morris International (PMI). Ekspansi PMI
terus berlangsung ke Eropa. Pada tahun 1963, pabrik di SWIss menjadi pabrik
pertama di Eropa. Tahun 1990an PMI mengakuisisi pabrik di Lithuania, Rusia, dan
Polandia. Juga membangun pabrik baru di ptersburg Rusia dan almaty di Kazakstan.
Diantara tahun 1970 dan 2004 Mi membukukan pertumbuhan yang signifikan
volume pertumbuhan dari 87 miliar rokok menjadi 761 miliar. Pertumbuhan volume
ini diikuti dengan pendapatan bersih yang meningkat dari 425 juta dolar AS menjadi
39 miliar dollar As pada periode yang sama.
Pada tahun 2004 pendapatan operasi sebesar 6.6 miliar dollar AS yang
merupakan kenaikan laur biasa dibandingkan dengan tahun 1970. pada tahun 2004
Altria group Inc. Menghasilkan pendapatan bersih sebesar 90 miliar dollar AS.
Mereka menyadari membangun bisnis dan memasarkan produk yang membuat
kecanduan dan menyebabkan penyakit penyakit-yang serius. Walaupn demikian
mereka mengatakan akan menjadi perusahaan yang bertanggung jawab (profil ini
diambil dari artikel yang berjudul Juragan Baru PT. HM sampoerna , Kompas 17
Maret 2005).

ANALISIS SWOT PHILIP MORRIS INTERNATIONAL, Inc.

I. FAKTOR-FAKTOR INTERNAL PILIP MORRIS INTERNATIONAL, Inc.


1.

Sumber Daya

a.

Bagian Produksi dan Operasi


Philip Morris Indonesia merupakan perusahaan perwakilan Philip Morris
Interantional, Inc. PMI merupakan bagian dari Altria Group Inc. saat ini
memiliki jumlah pabrik sebanyak 60 buah yang tersebar di seluruh dunia.
Sampoerna dalam memproduksi rokok tidak hanya dikerjakan sendiri tetapi
juga

diproduksi

oleh

MPS

yang

jumlahnya

mencapai

26

unit

(Detikinet.com). menurut Xia dan Yang (2005) in recent year , Philip


mOrris International (a division of altria Group Inc). Has increased
manufacturing capacity and improved productivity through varians
acquisition and capacity projects. Capital project included modernization
and expansion of facilities in germany, The Netherland, Switzerland,
Poland, Romania Rusia Lithuania, Ukraina, Turkey, Malasyia, and Brazil
as well as the conduction of new manufacturing planst in Rusia and
Kazakstan. In 2004 the company acquired PT. HM sampoerna Tbk.
Indonesia, a kretek cigarette manufacturer and closed on the purchase of
Colabac in Columbia in 2005.
Pabrik-pabrik yang dimiliki mampu memproduksi dengan sangat baik
(efektif dan efisien) . hal ini terbukti dengan pemberitaan Jawa pos pada
tanggal 02 Agustus 2006 yang menyatakan bahawa pabrik baru dikarawang
memiliki kemampuan memproduksi 9 miliar batang rokok sigaret kretek
(SKM) dan 15 ton bahan baku sigaret kretek tangan (SKT) perjam serta
hingga saat ini total produksi mencapai 50 miliar batang. Sedangkan untuk
laba operasi PT. HM Sampoerna setelah akuisisi meningkat dari 2.214 trilin
menjadi Rp. 2.801 triliun.
Pada tahun 2004 secara international Phlip Morris International, Inc.
Mampu total produksi sebanyak 948,5 billion unit. Hal ini didasarkan pada
pernyataan (Xia dan Yang, 2005), the global market for cigarettes is close
to 10 times that of the US market, based on volumee. Excluding the united

states,

worls

cigarette

production

by

all

manufacturer

totaled

approximately 4.9 trillion unit ( individually cigarettes) in 2003, about even


with the level in 2002, according to estimates be standar and poors. Atria
Group Inc. is the largest producers of Americanstyle cigarette for foreign
markets, the compaby shipped 761,4 billion units outside the united states
in 2004, up 3.4% from prevouos year and far greater than Altrias US of
187, 1 billions unit.
b.

Bagian keuangan
PT. HM Sampoerna Tbk. Mencatat keanikan laba bersih tahun 2004
sebesar 41.6 persen menjadi Rp. 1.991 triliun dibandingkan dengan tahun
2003 yang ebesar Rp. 1.406 triliun. Kenaikan laba bersih didukung oleh
meningkatnya penjualan sebesar 20.24 persen di tahun 2004 menjadi Rp.
17.646 triliun dibandingkan dengan tahun 2003 Rp 14.675 triliun . total
Asset perseroan pertahun 2004 mencapai Rp. 11.563 triliun dibandingkan
dengan tahun sebelumnya Rp. 10.197 triliun selama 2005. PT. HM
Sampoerna Tbk mencatat penjualan bersih konsolidasi Rp.24.7 triliun.
Sementra pembayaran dividen pada 2005 tercatat Rp. 540

perlembar

saham (kompas 090juni 2006). Penjualan bersih Rp 24.7 triliun merupakan


lonjakan pertumbuhan 39.7 persen ketimbang hal yang sama pada 2004.
laba bersih 2005 tumbuh menjadi Rp 2.4 triliun atau meningkat 19.6 persen
ketimbang 2004. pada laporan keuangan yang dipublikasikan PT. HM
sampoerna mencatat laba bersih Rp. 1.894 triliun pada paro pertama 2006.
pada periode yang sama tahun lalu. HMSP mencatat laba bersih Rp. 1.567
triliun. Sehingga HMSP mengalami peningkatan laba bersih hingga 21
persen pada semester I 2006 berdasarkan fakta tersebut PMI indonesia
mengalami peningkatan laba bersih lebih dari tahun sebelumnya hingga
2006.
Menurut Xia dan Yang (2005), during the fiscal year 2004, the
international tobacco division recorded reverness of S39.5 billion, an
increase of 18.3% over fiscal 2003. Pendapatan tobacco division
merupakan pendapatan yang diperoleh Philip Morris International. Secara

keseluruhan pendapatan bersih dan pendapatan operasi Altria Group, Incc,


dapat dilihat pada table 3.
PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk (HMSP) membukukan laba
bersih tahun 2007 sebesar Rp3,624 triliun. Laba ini naik 2,6 persen
dibanding

laba

tahun

2006

sebesar

Rp3,530

triliun.

Seperti dalam laporan keuangan yang dipublikasikan, Kamis (27/3/2008),


penjualan bersih HMSP hanya naik tipis dari Rp29,545 triliun menjadi
Rp29,787 triliun. Faktor inilah yang membuat laba HMSP hanya naik tipis.
Laba bersih pabrikan rokok PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk
pada semester I-2008 ini turun tipis dari Rp2,074 triliun menjadi Rp1,964
triliun. Laba bersih per saham dasar pun turun dari Rp473 menjadi Rp448.
Berdasarkan laporan keuangan yang dipublikasikan Kamis (31/7/2008),
perseroan mencetak penjualan bersih selama separuh tahun ini sebesar
Rp16,697 triliun atau mengalami lonjakan dibandingkan pada periode sama
tahun lalu yang sebesar Rp14,439 triliun. Akan tetapi, kondisi kinerja
keuangan perseroan harus terbebani dengan peningktanan beban usadah
dari Rp1,307 triliun menjadi Rp1,619 triliun.
Walaupun demikian adanya penurunann laba bersih, dapat diaktakan
Philip Morris International memiliki kondisi keuangan yang sangat sehat
Tabel 3. Pendapatan bersih dan operasi altria Group, Inc.
c.

Bagian pemasaran
PMI memiliki jaringan bisnis di 160 negara dan menjadi nomor satu dalam
bisnis rokok di setiap wilayah. Namun pasar indonesia tidak begitu
menyukai rokok putih dan sangat menyukai rokok kretek. Pangsa pasar
rokok kretek di Indonesia sebanyak 92% notabene area pangsa pasar yang
jadi fokus HMS. Pengamat industri rokok yang juga pernah bekerja sebagai
ekskutif di PT. HMSP Tbk Go Siang Chen mengaku kagum atas keputusan
bisnis yang diambil poetera sampoerna menjual 40% saham perusahaan itu
ke Philip Morris. Menurutnya keputusan strategis tersebut memungkinkan
produk sampoerna bisa menembus pasar luar negeri khususnya Amerika

Serikat. Sesuatu hal yang mustahil dilakukan perusahaan rokok Indonesia


selama ini. Memang tampak di permukaan bahwa sampoerna di beli oleh
Philip Morris namun sesungguhnya potera sampoerna lah yang menguasai
Marlboro dan memanfaatkan jaringan distribusi Philip Morris di luar
Negeri untuk memasarkan produknya ke pasar global, kata Go siang Chen
kepada SH selasa ( sinarharapan, 15 Maret 2005. hal ini berartibahwa untuk
produk-produk PT. HM Sampoerna dapat lebih mudah untuk dipasarkan ke
luar negeri dengan jaringan yang dimiliki oleh PMI saat ini.
Keahlian dan pengalaman tenaga-tenaga marketing yang dimiliki
philip morris international diyakini mampu menghadapi kebijakankebijakan yang dapat membatasi aktivitas marketing Pmi Indonesia . hal ini
disebabkan karena tenaga tenaga asing yang menduduki posisi penting pada
divisi marketing PT. HMSP sudah memiliki pengalaman di USA. Yang
nota bene memiliki peraturan yang lebih ketat dibandingkan dengan
Indonesia untuk industri rokok. Sebagai produsen rokok terbesar di dunia,
Philip Morris memiliki brand equity yag kuat untuk melakukan positioning
terutama di Indonesia.
d.

Bagian personalia
Pimpinan Philip Morris untuk Indonesia . Mattew Pellergrine, menyatakan
bahwa Philip Morris tetap berkomitmen tidak akan melakukan perubahan
terhadap karyawan sampoerna setelah menjadi pemegang saham mayoritas,
Mattew Pellergrine menjamin tidak akan ada perubahan dalam
restrukturisasi karyawan di PT. HMS, sehingga kami semua bias bekerja
seperti biasa. Jadi tidak perlu khawatir. Tegasnya. ( Detikinet.com 2005).
Dengan adanya pernyataan inidapat dikatakan bahwa kondisi divisi
personalia PT. HMS setelah diakuisisi tidak mengalami perubahan
dibandingkan sebelumnya.
Sedangkan secara internasional, Philip Morris International, Inc
sebagai produsen rokok yang sudah mendunia memiliki sistem manajemen
sumber daya manusia yang modern dan menglobal, dan tentu saja memiliki
standar kerja bertaraf internasional. Hal ini terlihat dari sistem penggajian

karyawannya yang menggunakan dollar US untuk posisi direksi di setiap


cabang atau rantai bisnis yang dimiliki Philip Morris International, Inc.
e.

Bagian R&D
PT. HMS sedang membuat inovasi produk untuk meningkatkan daya saing.
Menurut Veronica Risarriyana, brand manager Sampoerna, pasar sigaret
kretek mesin full flavor sama sekali belum digarap sampoerna, itulah yang
menyebabkan kami melakukan inovasi produk. Persentase pasar nasional
untuk kelas sigaret kretek (SKM) full flavor sema rokok kretek mencapai
37.5 persen. Sehingga di kelas ini masih terbatas. Pernyataan ini
mengindikasikan bahwa PT. HMS terus menerus melakukan inovasi baik
produk maupun aktivitas-aktivitas lain yang mendukung pemasaran produk
tersebut.
Akuisisi

oleh

gurita

tembakau,

Philip

Morris

International,

berpengaruh pada meningkatnya fasilitas untuk melakukan penelitian dan


biaya yang dahulu menjadi kendala. Sekarang akan lebih berkurang dengan
kondisi keuangan Philip Morris International yang sehat. Produsen Philip
Morris International yang memiliki rantai bisnis di beberbagai Negara akan
memungkinkan antar divisi R&D saling melengkapi. Sehingga akan lebih
meningkatkan kualitas research yang lebih baik.
"Sampoerna selalu mengedepankan kualitas dari produk-produknya.
Avolution yang diluncurkan itu juga berdasarkan hasil riset panjang yang
telah dilakukan perseroan untuk menciptakan trend baru dalam merokok
bagi kalangan perokok dewasa di Indonesia," katanya.

2. Budaya Perusahaan
Komitmen pihak manajemen Philip Morris International untuk tidak
merubah perusahaan yang diakuisisinya PT. HMS membuat budaya perusahaan
saat ini sama dengan kondisi sebeumnya. Dengan mengkombinasikan tenaga
kerja asing pada jajaran komisaris dan tenaga kerja domestik pada jajaran direksi
akan membuat kolaborasi budaya perusahaan yang bertaraf internasional dengan

standard kerja yang sangat tinggi dengan budaya PT. HM sampoerna ( sudah
dianalisis sebelumnya) diharapkan mampu menciptakan budaya perusahaan yang
lebih baik dari sebelumnya. Budaya amerika yang sangat disiplin waktu dan rasa
saling menghargai akan memberikan warna baru di PT. HMS.
3. Struktur Organisasi
Perubahan yang signifikan yang terjadi di PT. HMS adalah orang-orang
yang menempati posisi di level komisaris dan direksi tanpa merubah struktur
organisasi sebelumnya. Sehingga untuk analisis struktur organisasi PT. HMS atau
Philip Morris Indonesia dapat berdampak positif atau negatif. Positif ketika
kolaborasi

yang

dilakukan

dapat

menghasilkan

keunggulan

kompetitif

perusahaan dan dapat berdampak negatif bila ada sentimen negatif sehingga akan
mengakibatkan konflik ghorizontal. Sedangkan dengan asumsi bahwa Philip
Morris International, Inc merupakan produsen rokok yang memiliki rantai bisnis
di beberapa negara menggunakan struktur organisasi dengan skala besar dan gaya
manajemen yang ditetapkan adalah manajemen moderen.

Tabel 4: Internal factor evaluation (IFE) Philip Morris International, Inc.


(Indonesia)
INTERNAL FACTORS EVALUATION (IFE)
No.
Faktor Internal
1.
Sumber Daya Perusahaan
a.

Bagian

Produksi

Strenght (+)/Weakness(-)
dan (+)

Operasi

Kemampuan fasilitas produksi yang


sangat baik.

(+)

Kemampuan fasilitas produksi yang


didukung 26 MPS.

(+)

Dukungan 60 pabrik yang dimiliki di


beberapa negara.

(+)

Laba operasi di Indonesia hingga


semester I 2006 terus meningkat.

(+)

Laba Operasi Philip Morris secara


keseluruhan (dunia) meningkat.

(-)

Meningkatnya harga minyak dunia


terutama

indonesia

mempengaruhi

produksi.
b.

Bagian pemasaran

(+)

Skill dan pengalaman yang dimiliki


oleh

tenaga-tenaga

pemasar

Philip

Morris International, Inc.


(+)

Kemampuan finansial yang sangat baik


akan mampu bersaing dalam perebutan
pangsa pasar di negara mana saja
termasuk Indonesia.

(+)

Peluang untuk memasarkan produkproduk PT. HMS keluarnegeri dengan


menggunakan

rantai

bisnis

yang

dimiliki Philip Morris saat ini.


(+)

Brand equity yang

dimilki

Philip

Morris sangat kuat sehingga akan lebih


mudah untuk memasarkan produkproduknya

termasuk

produk

c.

Bagian personalia

(+)

sampoerna)
Sistem perekrutan dan evaluasi kerja
karyawan yang sangat baik ( standar

(+)

internasional)
Program-program pengembangan SDM

(+)

yang baik.
Jenjang karis yang menjanjikan (jelas)

d.

Bagian keuangan

(+)

Sistem kompensasi yang sangat baik.

(+)

Kondisi neraca keuangan yang sangat


baik.

(+)

Nilai

deviden

dibandingkan

yang

relatif

dengan

tinggi

tahun-tahun

sebelumnya.
(+)

Perusahaan go publik dan laporan


keuangan yang transparan

(+)

Laba bersih yang terus meningkat


hingga tahun 2006.

(+)

Nilai saham yang meningkat tahun


2006.

e.

Bagian R&D

(+)

Mampu menciptakan produk-produk


yang inovatif dan diminati pasar
Mampu menciptakan program-program

(+)

yang inovatif baik kedalam maupun


keluar
Memungkinkan

bertukar

informasi

seputar research antar divisi R&D yang


(+)

dimiliki philip Morris di beberapa


negara.

4. Budaya Perusahaan

CredoAnggarda Paramitha
Menciptakan motivasi kerja yang kuat
(+)

terhadap karyawan

(+)

Tingkat kedisiplinan kerja yang tinggi

Hubungan kekerabatan antara atasan


(+)

dan bawahanterjalin dengan baik.


Kejujuran melandasi setiap tindakan

(+)/ atau kerja setiap karyawan.


(-)

Kolaborasi budaya Amerika


(negara asal Philip Morris) dan budaya

(+)
5. Struktur Organisasi

Indonesia (PT. HM Sampoerna).

(+)/ Struktur Organisasi yang Moderen


(-)

Pada level atasan diisi oleh gabungan

(+)

antara orang asing dan orang Indonesia


Pendelegasian wewenang yang jelas

(+)

diantara divisi-divisi yang ada.


Menggunakan manajemen
moderen.

Keterangan:
Total Strenght (+)

(+) : 30

Toatal Weakness (-)

(- ): 3

Net Internal Factors(+)/(-)

27 (+)/(-) strength lebih banyak 27 points


dibandingkan weakness.

II. FAKTOR FAKTOR EKSTERNAL PHILIP MORRIS INTERNATIONAL

1. Ekonomi
Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) menggumumkan pada 1 Juni
Indonesias YOY GDP memcapai 6,35% pada kuarter pertama 2005. hal ini
berpengaruh langsung pada kuarter kedua dimana YoY GDP tumbuh melampaui 6%.
Q4 2004 tumbuh 6,7%, sektor pabrikan, retaillhotelrestourant, and transportasi dan
komunikasi mengalami perubahan. Pada sisi pendapatan, gross fixed capital
invesment tumbuh hampir 15% YoY on the back of a 4.8% YoY expansion in Q2
2004 (Laporan US Embassy Jakarta, May 2005).
Pada 19 Mei, Menteri Keuangan, Jusuf Anwar melaporkan kepada DPR
bahwa GOI saat ini sebesar Rp. 20.6 trillion ( USD 2.2 billion) budget surplus pada
kuartal pertama 2005. surplus terutama berkaitan dengan Expediture delays dalam
menerapkan proses kombinasi anggaran yang baru diterapkan pada tahun fsikal ini.
The GOI full-year budget deficit target is Rp. 17.4 trilion (USD 1.8 trilion).
BPS melaporkan bahwa pada bulan juni YoY consumer price indexs (CPI)
mengalami inflasi secara perlahan hingga 7.4% pada mei 2005 setelah mencapai
puncak pada 8.8% pada maret and 8.1% pada april. CPI rose 0.21% on a month on
month (MoM) basis. Sri Mulyani I Menteri Bapenas mengatakan Indonesia pada
tahun 2005 memiliki target inflasi sebesar 7% bisa lebih. Pada 26 Mei Miranda
Goeltom BI deputy senior Goverment mengatakan pada DPR bahwa tingkat inflasi
tahun ini akan berkurang keuntungan.
Pada 16 Mei dalam dengar pendapat DPR, Gubernur Burhananudin politik
mengatakan bahwa bank pusat (BI) akan terus meningkatkan tingkat SBI selama 3
bulan mendatang untuk

tetap merespon terhadap kondisi pasar beliu

juga

mengatakan bahwa BI akan terus membuat kebijakan harga yang ketat untuk
menyaring excess sliquidity, dan suku bunga akan terus meningkat hingga akhir
tahun.
Harga minyak dunia meningkat tajam di tahun 2004, hal ini mempengaruhi
harga BBM meningkat 26 % pada bulan maret & 12 Maret 126% bulan oktober
2005. harga BBM baik di Indonesia maupun di Luar Negeri yang meningkat
mempengaruhi biaya operasional Philip Morris Internasional, Inc. Tetapi nilai rupiah
terdevaluasi terhadap nilai kurs dollar akan memberikan suatu keuntungan Philip
mnOrris yang bekerja di Indonesia.

2. Pemerintah
Dukungan pemerintah terhadap para investor baik dari dalam maupun luar
negri merupakan suatu kesempatan besar bagi para investor untuk menamamkan
modalnya di Indonesia. Pemerintah sangat mendukung investor untuk menanamkan
modalnya di Indonesia karena dengan adanya investasi akan berpengaruh pada
pendapatan Negara dan mengurangi tingkat penganguran yang saat ini sangat tinggi.
Hal ini dibuktikan dengan pernyataan Menko Perekonomian Aburizal Bakrie, sangat
antusias terhadap rencana pembelian 40 persen saham HM Sampoerna oleh Philip
Morris. Ia menilai, transaksi ini merupakan sebuah kepercayaan yang luar biasa
karena investor asing mau menanamkan modalnya ke Indonesia hingga US$ 5,2
milliar (Detikinet.com,2005).
Tekanan dunia internasional terutama lembaga kesehatan dunia, WHO,
mendorong pemerintah Indonesia lebih mengatasi ruang gerak industri rokok di
Indonesia. Peraturan pemerintah yang melarang merokok di tempat umum,
pemasangan iklan produk rokok di jalan umum serta pembatasan yang dilakukan
oleh pemerintah terhadap industri rokok. Di Amerika, pusat Negara asal Philip
Morris , pembatasan industri rokok lebih ketat dibandingkan dengan Indonesia.
Sejumlah analisis lainnya menyatakan, ekpansi besar-besaran Philip Morris ini
adalah dalam rangka memperluas pangsa pasar internasionalnya setelah pangsa
pasarnya di AS mendapat hmabtan dari pemerintah AS. Selain itu juga pasar PMI
terdesak oleh meningkatnya kepedulian atas resiko kesehatan akibat rokok terutama
di AS dan Eropa. Pasar di AS tidak tumbuh pada level yang diharapkan. Selain itu
juga bakal munculnya hambatan bagi perokok di Eropa Barat. Sementara dibeberapa
Negara berkembang, ancaman itu tidak ada, kata analisis dari Argus, Erin Smith
(Detikinet.com). Tahun lalu, penjualan domestic Philip Morris

hanya timbuh 3

persen menjadi US$ 17,51 milliar, sementara penjualan internasionalnya justru


melonjak hingga 18 persen menjadi US$ 39,54 persen.

3. Politik

Pasca pemilu di Indonesia, kondisi politik relatif lebih stabil dibandingkan


sebelumnya. Dukungan pemerintah kepada para investor secara politispun
ditunjukkan dengan kebijakan politik luar negeri pemerintah yang mendukung
perdagangan bebas dan menjadi anggota AFTA termasuk hubungan perdagangan
yang terjalin baik dengan USA. Sayangnya kondisi yang kian membaik bekum
diikuti dengan penerapan hukum secara tegas. Hal ini ditunjukkan dengan masih
banyak kasus-kasus kriminal yang merugikan para investor yang menanamkan
modalnya di Indonesia, misalnya : kasus Freeport, dsb.
Aksi-aksi demonstrasi atas situasi dalam negeri yang sebelunya marak
dilakukan oleh sejumlah kelompok mahasiswa ataupun elemen-elemen lain sudah
mulai berkurang. Tetapi aksi-aksi demontrasi mengecam kebijakan luar negri
Amerika Serikat (USA) semakin meningkat. Hal ini merupakan situasi yang tidak
mengutungkan bagi Philip Morris yang notabene perusahaan tersebut berasal dari
Amerika.
4. Pelanggan
Indonesia berada dalam urutan tertinggi kelima diantara negara-negara di
dunia dengan konsumsi rokok sebanyak 182 milliar batang pada tahun 2002. Hal ini
disampaikan Menteri Kesehatan, Achmad Sujudi, dalam sambutan memperingati
Hari Tanpa Tembakau Sedunia, (Tempo, Senin 31 Mei 2004). Indonesia sendiri saat
ini merupakan pasar rokok terbesar kelima setelah Cina, AS, Rusia, dan Jepang.
Menurut sejumlah analisi diperkirakan 60 persen dari pria di Indonesia adalah
perokok, sementara jumlah wanita perokok juga diperkirakan terus meningkat.
Indonesia adalah pangsa pasar yang sangat menggiurkan . Saya kira Indonesia
adalah pasar yang sangat menarik, dengan pertumbuhan penduduk menjadi sekitar
210 juta dan terus meningkatnya jumlah perokok dengan cukup significan, kata
analisis dari Prudential, Robert Compagnino dalam laporan penelitiannya seperti di
lansir AP.
Sejumlah analisi s lainnya menyatakan, ekspansi besar-besaran Philip Morris
ini adalah dalam rangka memperluas pangsa pasar internationalnya setelah pangsa
pasarnya di Amerika Serikat mendapat hambatan dari pemerintah AS. Selain itu juga
pasar PMI terdesak oleh meningkatnya kepedulian atas resiko kesehatan akibat rokok

terutama di AS dan Eropa. Pasar di AS tidak tumbuh pada level yang diharapkan.
Selain itu juga bakal munculnya hambatan bagi perokok di Eropa Barat. Sementara
di beberapa negara berkembang, ancaman itu tidak ada, kata analisis dari Argus ,
Erin Smith.
Tahun lalu, penjualan domstik Philip Morris hanya tumbuh 3 persen menjadi
US$ 17,51 milliar menjadi US$ 39,54 persen. Selain itu, pembelian Sampoerna, akan
menjadikan PMI sebagai produsen rokok terbesar kedua di Indonesia. Menurut
Camilleri, PMI AS dan bisnis rokok internasionalnya akan membuatnya menjadi
perusahaan rokok yang tercatat di bursa terbesar di dunia. Dengan transaksi seniali
US$ 5,2 milliar ini akan memuluskan langkah PMI di pangsa kretek yang selama ini
menguasai pengsa pasar di Indonesia hingga 92 persen atau sekitar 210 milliar
batang. Sementara PMI dengan produk andalannya Malboro hanya menguasai 8
persennya. Dengan demikian jelas bahwa tanpa rokok kretek, Philip Morris
internasional tidak akan memperoleh kehadiran yang berarti di Indonesia,kata
Camilleri. Philip Morris sendiri saat ini menguasai 14,5 persen pangsa pasar rokok
internasionalnya. Rokok andalannya Marlboro dan L&M diproduksi lebih dari 60
pabrik diseluruh dunia dan dijual di lebih dari 160 negara (detikinet.com).
berdasarkan fakta-fakta tersebut bahwa saat ini Philip Morris telah memiliki
pelanggan yang sangat banyak terbesar di dunia.
Kenaikan harga minyak dunia menyebabkan daya beli masyarakat terhadap
rokok menurun. Menurunnya daya beli masyarakat tersebut akan menurunkan
pangsa pasar produk-produk industri rokok selain produk-produk Philip Morris dan
PT. HM Sampoerna. Hal ini seperti yang diberitakan oleh Jawa Pos, 16 September
2006, sampai pada akhir tahun 2006 pangsa pasar sampoerna naik mnejadi 28,6
persen dibanding 22 persen pada periode yang sama 2005. Hal ini menunjukkan
bahwa Philip Morris Indonesia khususnya PT.HM Sampoerna memiliki sesuatu
kekuatan besar yaitu dukungan pelanggan yang sampai saat ini masih loyal terhadap
produk-produk Sampoerna. Dalam jangka panjang, Philip Morris

hendaknya

memperhitungkan semakin gencarnya kampaye kesehatan anti roko akan berdampak


pada meningkatnya kesadaran konsumen akan kesehatan.

5. Pesaing
PT. HM Sampoerna saat ini merupakan satu dari 3 produsen rokok yang
menguasai pangsa pasar Indonesia. Sekitar 80 persen pangsa rokok di Indonesia
dikuasai oleh 3 produsen utama yakni Gudang Garam, Sampoerna dan Djarum.
Sampoerna sendiri selama tahun 2004 menguasai 19,4 persenya. Sementara sekitar
17 persen pangsa rokok dikuasai oleh industri rokok kecil. Selama tahun 2004,
Sampoerna berhasil mencatat pendapatan bersih hingga Rp 9 triliun dengan produksi
sebesar 41 milliar rokok.
Di Amerika Serikat terdapat 3 produsen utama untuk industri rokok yang
menguasai pangsa pasar terbesar. Hal ini didasarkan pada penelitian yang dilakukan
oleh Xia dan Yang (2005), the US cigarette industry is an oligopoly. Approximately
89,8% of domestic sales are controlled by the three leading cigarette producers:
Philip Morris USA (PMUSA: the domestic division of Altria) accounted for 49,8 %
of US shipments in 2004; Reynold American Inc. (RAI) controlled 30,8%; and
Lorillard Inc.Conrolled

9,2 %.

Fakta-fakta diatas membuktikan bahwa hingga saat ini terdapat beberapa


pesaing pasaar yang harus di hadapi oleh Philip Morris International, Inc. baik
didalam negeri khususnya Indonesia (PT.HM Sampoerna) ataupun luar negri
khususnya

Amerika

Serikat

(PMUSA).

Dengan

demikian

untuk

tetap

mempertahankan dan meningkatkan positoning brand yang dimilikinya, Philip


Morris

perlu menetapkan strategi yang efektif dan efisien pada setiap lini

perusahaan, misalnya: perspektif pemasaran, perlu meningkatkan aktivitas-aktivitas


pemasarannya. Implikasinya pada peningkatan biaya marketing yang semakin
meningkat untuk meningkatkan daya saing tersebut atau dengan meningkatkan R&D
untuk menciptkan sesuatu yang inovatif (diuraikan diatas).
Disamping hal-hal yang diuraikan diatas, semakin banyaknya industriindustri rokok yang kecil muncul secara tidak langsung mempengaruhi tingkat
penjualan produk-produk PT.HM Sampoerna, dimana bagi konsumen akan lebih
banyak pilihan untuk membandingkan (terutama harga). Tetapi semakin banyaknya
industri rokok ini akan meningkatkan bargaining power melalui gabungan
pengusaha tembakau nasional terhadap pemerintah, khususnya di Indonesia terutama
untuk cukai rokok.

6. Teknologi
Perkembanagan teknologi yang sangat cepat menuntut industri-industri rokok
selalu meningkatkan kualitas peralatan atau fasilitas yang mendukung operasional
perusahaan, misalnya : peralatana produksi, IT dan lain-lain. Hal ini akan nenuntut
mengeluarkan dana atau biaya tambahan untuk meng-up grade peralatan yang
dimiliki untuk mengikuti perkembanagn teknologi, terutama bagi Philip Morris
International, Inc. yang berskala internasional dan menerapkan manajemen modern.
Perkembanagn politik yang cenderung membuat suatu pekerjaan menjadi
lebih mudah dan praktis membuat setiap perusahaan berusaha mengikutinya. Dengan
adanya perkembangan teknologi ini bagi Philip Morris International, Inc. dapat
dijadikan sebuah apportunity untuk meningkatkan kualitas produk yang dihasilkan
atau menghasilkan produk dengan efektif dan efisien. Teknologi juga akan
membantu dalam proses penciptaan dan pengembanagn produk yang inovatif untuk
meningkatkan daya saing.
7. Pemasok
Jawa Pos, tanggal 04 Agustus 2006, Pemerintah Filiphina mengancam
memberlakukan safeguard (pemberian bea masuk yang tinggi) atau produk
tembakau bahan baku rokok (TBR) Indonesia. Langkah ini menyusul tuduhan
Negara tetangga ini yang menganggap Philip Morris Indonesia mengekspor TBR
secara berlebihan ke negaranya sehingga menganggu pasar domestic, Philip Morris
merupakan pengekspor TBR ke Filipina. Pemberitaan ini menunjukkan bahwa PMI
telah melakukan diferensiasi vertical, dimana selain menjadi produsen rokok dia juga
menjadi pemasok TBR ke beberapa negara termasuk Filipina. Hubungan dengan
pemasok-pemasok lain (selain bahan baku) yang terjalin dengan baik juga akan
memberikan pengaruh yang positif bagi perkembangan perusahaan.

8. Lembaga Lembaga Kesehatan

Tekanan yang sangat besar dari luar perusahaan untuk industri rokok adalah dari
lembaga-lembaga kesehatan baik lembaga pemerintah maupun lembaga nonpemerintah maupun lembaga non-pemerintah bahkan lembaga internasional WHO
mengecam ekspansi yang dilakukan oleh Philip Morris ke Indonesia. Transaksi
pembelian 40 persen saham HM Sampoena oleh Philip Morris International (PMI)
ternyata menimbulan keprihatinan dari Badan Kesehatan Dunia atau WHO. Mereka
menilai akuisisi itu akan memicu semakin banyaknya korban baru rokok yang
menimbulkan berbagai masalah kesehatan. Philip Morris

tidak hanya akan

mengambil pangsa pasar perusahaan rokok local lainnya, tapi mereka juga akan
memperluas jumlah perokok baru, generasi baru terutama generasi muda, kata
pejabat WHO Dr. Khalil Rahman dalam wawanacara khususnya seperti dilansir Dow
Jones Newswires (Detikinet.com).
WHO mendesak pemerintah Indonesia Untuk mengambil sejumlah langkah
guna mengurangi potensi dampak negative dari transaksi PMI itu. WHO meminta
pemerintah harus lebih tegas lagi dalam hal iklan rokok. Perusahaan rokok di
Indonesia, tanpa penyesalan menggunakan iklan untuk memacu generasi muda
Indonesia suka merokok, ujar Rahman. Selain itu pemerintah di desak untuk
memperbesar tariff cukai untuk mengurangi jumlah pemasok dari generasi muda dan
orang miskin (Detikinet.com).
9. Serikat Buruh
Seperti halnya analisis yang dilakukan pada PT. HM Sampoerna (sebelum
akuisisi). Parameter untuk menilai hubungan baik dengan serikat buruh dan sebuah
perusahaan adalah intensitas konflik yang muncul antara karyawan dengan
manajemen perusahaan. Hingga saat ini jarang kita mendengar bahwa seorang
karyawan tidak puas dengan manajemen perusahaan(tidak ada aksi demonstrasi
karyawan atau protes secara langsung). Dengan demikian dapat dikatakan bahwa
Philip Morris memiliki hubungan yang baik dengan serikat buruh. Hala ini dapat
mendukung perkembangan yang baik sebuah perusahaan, khususnya Philip Morris
International, Inc.

Tabael 8 external Factors Evaluation (EFE) Philip Morris

International, Inc.

(Indonesia)
EXTERNAL FACTORS EVALUATION (EFE)
NO Faktor Internal
1.
Ekonomi

(+)

Oppourtunity (+)/ Threat (-)


Pertumbuhan ekonomi Indonesia membaik
pada tahun 2005 (GDP +)

(+)

Kebijakan ekonomi Indonesia yang


mendukung invaestasi industri rokok di
Indonesia

(+)

Nilai kurs dollar lebih tinggi dibandingkan


rupiah

(+)

SBI terus meningkat

(+)

CPI terus meningkat

(+)

Nilai saham PT. HM Sampoerna pasca


akuisisi terus meningkat menunjukkan
adanya sentiment positif para investor
kepada perusahaan dan nilai perusahaan
yang meningkat.

2.

Politik

(+)

Hubungan yang baik antara pemerintah


Amerika Serikat (USA) dan Indonesia pada
sektor perdagangan hingga saat ini.

(+)

Keikutsertaan Indonesia menjadi anggota


AFTA

(-)

Sistem hokum yang diterapkan di Indonesia


belum tegas

(-)

Situasi keamanan yang sebelumnya belum


terkendalindi Indonesia

(-)

Maraknya demonstrasi anti AS menghambat


operasional perusahaan

3.

Pemerintah

(+)

Pemerintah mendukung investasi yang


dilakukan Philip Morris di Indonesia,
dianggap kepercayaan yang luar biasa.

(-)

Peraturan pemerintah, larangan merokok

ditempat umum
(-)

Larangan pemerintah, larangan memasang


iklan di jalan kota.

(-)

Peraturan pemerintah, pembatasan jam


tayang iklan produk rokok

(-)

Peraturan pemerintah, menampilkan


peringatan merokok atas bahaya merokok

(-)

Maraknya larangan merokok di UniversitasUniversitas

(+)
4.

Pelanggan

Pelanggan yang loyal pada produk-produk


Sampoerna akan selalu mendukung.

(+)

Pangsa pasar Philip Morris akan terbesar di


USA dan merupakan market leader untuk
industri rokok.

(+)

Pangsa pasar Indonesia terbesar di dunia ke


lima untuk industri rokok.

(+)

Pangsa pasar Indonesia untuk produk rokok


putih masih sangat besar

(-)

Pelanggan yang sadar akan kesehatan diri


dan bahaya merokok

(+)
5.

Memiliki Positoning yang baik untuk brand


yang dimiliki dunia

Pesaing
(+)

Semakin banyaknya industri rokok yang


baru muncul meningkatkan barganing
power industri rokok kepada pemerintah.

(+)

Semakin banyaknya Indutsri rokok baru


yang muncul.

(-)

Meningkatnya biaya promosi akibat dari


meningkatnya aktivitas marketing yang
dilakukan pesaing utama.

(+)
6.

Tehnologi

Perkembangan teknologi yang mendukung


mempermudah pekerjaan dan operasional
perusahaan.

(+)

Membantu menciptakan produk yang


inovatif untuk meningkatkan daya saing.

(-)

Meningkatkan biaya untuk meningkatkan


kualitas peralatan yang mendukung jalannya
perusahaan (biaya up-grade tehnologi).

(+)

Hubungan yang solid dengan pemasok akan


mendukung kinerja perusahaan.

7.

Pemasok

(+)

Deferensiasi yang dilakukan Philip Morris


International, Inc.

(-)

Hubungan yang kurang baik dengan serikat


buruh. Dengan demo pada tanggal 24 Juni

8.

2008

Serikat Buruh
(-)

Aktivitas-aktivitas lembaga-lembaga
kesehatan dari dalam maupun luar negeri

9.

Lembaga-lembaga
Masyarakat

(mis: WHO) yang menentang beroperasinya


industri rokok di indonesia (mis: kampaye
kesehatan, dll).

Keterangan :
Total Opportunity (+)

19 (+)

Total Threat (-)

14 (-)

Net Internal Factors (+)/(-)

6 (+) / (-) Threat lebih banyak 7 points


dibandingkan Opportunity.

III. DIAGRAM ANALISIS SWOT

KESIMPULAN
1. Analisis SWOT yang dilakukan oleh penulis terhadap PT. HM Sampoerna
menghasilkan bahwa PT. HM Sampoerna saat ini lebih banyak melakukan
diversifikasi. Potensi kekuatan internal perusahaan yang dimiliki PT. HM
Sampoerna dapat dijadikan modl untuk melakukan diversifikasi. Sehingga
dengan hasil ini penulis setuju dengan keputusan Putera Sampoerna mewakili
keluarga Sampoerna untuk menjual perusahaanya kepada Philip Morris
International, Inc. Faktor-faktor ekstenal yang memiliki lebih banyak
Ancaman dari pemerintah, ekonomi, politik, serta tekanan dari lembagalembaga kesehatan membuat bisnis ini tidak memiliki prospek dalam jangka
waktu yang panjang. Menganggapi hasil diskusi sebelumnya, penulis
beranggapan bahwa jangkauan analisis yang digunakan hanya terbatas
dengan credo perusahaan saja tidaklah cukup mampu melihat apa yang
sebenarnya terjadi dibalik proses akuisisi tersebut.
2. Hasil analisis SWOT terhadap Philip Morris International, Inc,
menunjukkann bahwa memang pada saat ini perusahaan harus melakukan
ekspansi. Kekuatan eksternal perusahaan yang sangat luar biasa membuat
perusahaan ini menjadi super power dalam bisnis rokok di dunia. Peraturanperaturan yang sangat ketat di negara Amerika Serikat (USA) dan tingkat
pertentangan dengan lembaga kesehatan di negara tersebut sangat tinggi,
serta tingkat kesaadaran masyarakan sangat tinggi membuat perusahaan ini
mencari jajahan baru diluar negaranya. Indonesia dan China meruapakan
surga bagi produsen rokok menjadi lahan yang subur bagi Philip Morris
International utnuk melakukan ekspansi. Sehingga dari perseptif Philip
Morris International, Inc, penulis setuju apabila Philip Morris mengakuisisi
PT. HM Sampoerna. Tetapi dari perseptif pribadi penulis, untuk jangka
pendek mungkin akuisisi ini akan menguntungkan Philip Morris
International, Inc, tetapi tidak untuk jangka waktu yang panjang ketika
masyarakat sudah menyadari kesehatan adalah hal yang utama dan
pemerintah mulai benar-benar bisa mandiri tanpa tergantung pada cukai
rokok untuk pendapatan nasionalnya sehingga mempu memberikan peraturan
yang tegas tanpa ada kompromi sedikitpun bagi industri rokok di Indonesia.

DAFTAR PUSTAKA
Arsyad, Lincolin, 1993. Ekonomi Manajerial. Edisi kedua. BPFE-Yogyakarta
Best, Roger J, 2005. Market-Based Management. 4th edition. Pearson. Pretince-Hall,
Inc.
Budiman, Chr, 2006. Management Strategik. Universitas Airlangga
Kotler, Philip., and Keller, Kevin Lane., 2006. Marketing Management. Twelfth
edition . New Jersey. Pearson Education, Inc.
Xia, Wenying, and Qiao, Yang, 2005. Altria Group-Investment Recommendation.
Henry Fund Research
WWW. Detiinet. Com. 2005. Laba Sampoerna Naik 41,6% 2004

WWW. Detikinet. Com. 2005. Putera Sampoerna : Perkembagan Industri Rokok


Makin Sulit
WWW. Detikinet. Com. 2005. Putus dengan Bentoel, Philip Morris gandeng
Sampoerna
WWW. Detikinet. Com. 2005. Dibalik pembelian HM Sampoerna oleh Philip Morris
WWW. Detikinet. Com. 2005. Ada apa dengan keluarga sampoerna?
WWW. Tempo. Com. 2005. Wapres : Investasi Sampoerna Bisa Empat Kali Lipat.
WWW. Kompas. Com. 2005. Philip Morris tidak akan PHK buruh HM Sampoerna
WWW. Jakarta Pos. Com. 2005. Sampoernas Success Started From Modestr
Beginnings

Anda mungkin juga menyukai