OLEH KELOMPOK 2 :
ANNISA SYAHRANI
AVINDA VIOLITA OVILIA
DEDI IRAWAN
HAJARANI NUR SHADRINA
ILHAM ARIF IHSANI
(1451010152)
(1451010020)
(1451010XXX)
(1451010188)
(1451010194)
memenuhi tugas dari mata kuliah Penganggaran Bisnis, dengan judul Pengaruh perputaran
kas terhadap laba operasional.
Dalam menyelesaikan makalah ini kami menemui beberapa permasalahan, namun
karena ini amanah kewajiban bagi kami di bangku kuliah maka kami akan berusaha
semaksimal mungkin dalam menyelesaikan tugas makalah ini.
Kamipun sangat menyadari bahwa dalam peyusunan makalah ini masih jauh dari
kesmpurnaan, namun demikian telah memberikan manfaat bagi kami. Akhir kata semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Kamipun sangat mengharapkan kritik dan
saran yang nantinya akan kami gunakan untuk mengevaluasi makalah kami untuk lain
waktu.
Bandar Lampung, 24 Mei 2016
Kelompok dua
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
B. MASALAH
1. Bagaimana pengertian
C. TUJUAN
1. Mengetahui pengertian
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Kas
Kas merupakan aktiva yang paling likuid untuk memenuhi kebutuhan perusahaan, makin
besar kas yang ada dalam perusahaan berarti makin tinggi likuiditasnya. Ini berarti bahwa
perusahaan mempunyai resiko yang lebih kecil untuk tidak dapat memenuhi kewajiban
finansialnya. Tetapi ini tidak berarti bahwa perusahaan harus berusaha untuk mempertahankan
persediaan kas yang sangat besar, karena makin besar kas berarti makin banyak uang yang
menganggur sehingga akan memperkecil profitabilitas saja, maka akan berusaha agar semua
persedian kasnya dapat diputarkan atau dalam keadaan bekerja. Jika perusahaan itu dalam
keadaan likuid apabila sewaktu-waktu ada tagihan.
Menurut Munawir (2010:14) bahwa:
Kas adalah uang tunai yang dapat digunakan untuk membiayai operasi perusahaan.
Termasuk dalam pengertian kas adalah cek yang diterima dari para langganan dan simpanan
perusahaan di bank dalam bentuk giro atau permintaan deposit, yaitu simpanan di bank yang
dapat diambil kembali setiap saat oleh perusahaan.
Menurut Bambang Riyanto (2011:94) bahwa:
Kas adalah salah satu unsur modal kerja yang paling tinggi tingkat likuiditasnya
Dengan demikian kas merupakan komponen modal kerja yang paling tinggi tingkat
likuiditasnya, berarti bahwa semakin besar jumlah kas yang dimiliki perusahaan akan semakin
tinggi pula tingkat likuiditasnya. Tetapi perusahaan yang mempunyai tingkat likuiditas yang
tinggi karena adanya kas yang berlebihan, berarti tingkat perputaran kas tersebut rendah dan
mencerminkan kelebihan investasi dalam kas. Makin tinggi tingkat perputaran kas berarti
makin cepat kembalinya kas masuk pada perusahaan. Dengan demikian kas akan dapat
dipergunakan kembali untuk membiayai kegiatan operasional sehingga tidak mengganggu
kondisi keuangan perusahaan.
Adapun ringkasan dari aktifitas yang memiliki sumber penerimaan dan pengeluaran kas
sebagai berikut :
Sumber Aliran Kas
Aktivitas Operasi
Penerimaan
Penjualan Produk
Pendapatan Lain-Lain
Pengeluaran
Pembelian Bahan/Barang Dagangan
Pembayaran Beban Tenaga Kerja
Pembayaran Beban Overhead
Pembayaran Beban Pemasaran
Pembayaran Beban Administrasi & Umum
Pembayaran Beban Lain-Lain
Aktivitas Investasi
Penjualan Bangunan
Penjualan Mesin
Penjualan Kendaraan
Penjualan Tanah
Penjualan Surat Berharga
Dan Lain-Lain
Pembelian/Pembangunan Bangunan
Pembelian Mesin
Pembelian Kendaraan
Pembelian Tanah
Pembelian Surat Berharga
Dan Lain-Lain
Aktivitas Pembiayaan
Penerbitan Saham
Penerbitan Obligasi
Penerbitan Promes/ Wesel
Dan Lain-Lain
Pembayaran Deviden
Pelunasan Obligasi/Promes/Wesel
Dan Lain-Lain
akhir dibagi dua. Makin tinggi perputaran kas berarti makin tinggi efesiensi penggunaan
kasnya1.
2.4 Pengertian Laba Oprasional
Laba Operasional adalah net operating income yaitu laba perusahaan yang
diperoleh dari kegiatan usaha pokok perusahaan yang bersangkutan dalam jangka waktu
tertentu. Dilihat dari frasenya kita bisa mengerti maksud dari operating income adalah
pendapatan
Secara teknis proses untuk mendapatkan operating income adalah seperti berikut:
a. Gross Profit
Gross profit atau disebut gross margin adalah nilai dari Revenues dikurangi
COGS (Cost of Good Sold). Dalam bahasa Indonesia bisa dipahami sebagai
pendapatan dikurangi harga pokok penjualan. Secara matematis bisa dituliskan:
Gross Profit = Revenues - COGS
Penentuan COGS untuk perusahaan dagang lebih mudah karena lebih banyak
terkait dengan barang yang dijual. Penentuan COGS untuk pabrik lebih kompleks
karena memperhitungkan barang langsung, barang tidak langsung, tenaga kerja
langsung, tenaga kerja tidak langsung, akumulasi pabrik dan biaya-biaya overhead
lain. Penentuan COGS dalam kegiatan pabrik harus menggunakan akuntansi biaya
yang akurat.
b. Operating Income
Setelah mendapatkan Griss Profit atau Gross Margin, maka langkah kita adalah
menentukan Operating Income. Operating Income bisa didapatkan dari Gross Profit
dikurangi biaya periode (operating costs) misalnya biaya pemasaran, biaya
pengiriman, biaya layanan pelanggan dan lain-lain. Secara matematis dapat dituliskan
Operating Income = Gross Profit - Operating Costs
Memahami Operating Income sangat penting dalam perencanaan bisnis. Terkait
rencana bisnis, analisa CVP (Cost Volume Profit) sangat membantu dalam
merencanakan Operating Income. Dalam CVP kita akan belajar kontribusi margin,
1
breakeven point dan seterusnya. Analisa CVP harus dipelajari pelaku bisnis untuk
menentukan kapan breakeven dan kapan mendapatkan profit.
utang. Namun di dalam utang terdapat bunga, dimana utang bunga tersebut nantinya
dapat mengurangi profitabilitas suatu perusahaan.2
Ayu rahayu, eka. Pengaruh perputaran kas, perputaran piutang dan perputaran persediaan
terhadap profitabilitas perusahaan manufaktur, Jurnal manajemen FE Universitas negeri surabaya,
Volume 2 Nomor 4, Oktober 2014, hal 1446
Contoh kasus
PENGARUH PERPUTARAN KAS TERHADAP PROFITABILITAS PADA
PT. TIRTA MUMBUL JAYA ABADI SINGARAJA PERIODE 2008-20012
PT. Tirta Mumbul Jaya Abadi adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang
produksi dan perdagangan air minum dalam kemasan (AMDK)
dengan merk Yeh Buleleng Perusahaan ini berada di bawah kendali Direksi
Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kabupaten Buleleng. PDAM Kabupaten
Buleleng sebagai salah satu Badan Usaha Milik Daerah ( BUMD) yang bergerak di
bidang penyediaan air minum yang memenuhi syaratsyarat kesehatan untuk konsumsi
masyarakat, perusahaan menggali potensi yang ada/dimiliki untuk meningkatkan dan
mengembangkan usahanya. Berpijak dari hal tersebut, PDAM Kabupaten Buleleng
berupaya melakukan diversifikasi usaha dan bekerja sama dengan pihak swasta untuk
mengembangkan usaha air minum isi ulang atau air minum dalam kemasan dengan
memanfaatkan potensi air mata mumbul yang telah teruji kualitasnya. Dalam
operasinya PT. Tirta Mumbul Jaya Abadi melakukan perputaran kas yang bersumber
dari penjualan tunai dan dari piutang para konsumen maupun distributor. Untuk
dapat menjalankan perannya secara optimal dan memberikan pelayanan yang
baik kepada masyarakat, maka PT. Tirta Mumbul Jaya Abadi dalam mencapai
tujuan baik jangka pendek maupun jangka panjang memerlukan modal kerja untuk
membelanjakan operasinya sehari-hari. Dana yang dikeluarkan itu diharapkan akan
kembali lagi dalam jangka waktu yang pendek melalui penjualan perusahaan
tersebut, kemudian dikeluarkan lagi membiayai operasi selanjutnya sehingga dana
tersebut akan terus menerus berputar setiap periode. Pada umumnya modal kerja
terdiri dari beberapa elemen yang terdiri dari seluruh aktiva lancar yang akan selalu
berputar dalam kegiatan perusahaan. Kas adalah salah satu unsur modal kerja yang
paling tinggi tingkat likuiditasnya.Pengelolaan kas bagi perusahaan sangat penting,
karena kas mempunyai peranan dalam menunjang operasi perusahaan untuk
10
11
12
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
.
B. SARAN
Semoga dengan dibuatnya makalah ini kita dapat mempelajari dan meningkatkan banyak
tentang anggaran penjualan.
Kami berharap semoga semua perusahaan dagang maupun jasa untuk membuat anggaran
penjualan yang baik sesuai aturan yang berlaku.
Akhir kata kami ucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada para pembaca,
semoga makalah ini bermanfaat bagi kita.
DAFTAR PUSTAKA
13