Hipertensi Dalam Masa Kehamilan
Hipertensi Dalam Masa Kehamilan
pengetahuan
kedokterannya,
seorang
dokter
diharapkan
juga
b. Leopold II
c. Leopold III
o Menentukan bagian janin yang terletak disebelah bawah
d. Leopold IV
o Menentukan berapa bagian dari kepala yang masuk pintu atas panggul (PAP)
o Bila kepala belum masuk PAP maka akan teraba balotement kepala
Leopold 4 tidak dilakukan kalau kepala masih tinggi.
Auskultasi
Dilakukan dengan menggunakan stetoskop fetal heart detector (Doppler).
Pada auskultasi bunyi jantung anak dengan Doppler dapat didengar sejak umur
kehamilan 12 minggu sedang dengan stetoskop baru didengar pada umur kehamilan
26 minggu. Frekuensi bunyi jantung anak antara 120 - 140 per menit. Frekuensi
jantung orang dewasa antara 60-80 per menit.3
dari kasus didapatkan :
Status Generalis
Keadaan umum
Kesadaran
: Compos Mentis
Tanda Vital
: Tekanan Darah
: 180/110 mmHg
Frekuensi Nadi
: 104 x/menit
Frekuensi Nafas
: 24 x/menit
Suhu
: 36,7oC
SpO2 : 98 %, Urine dipstick +3, Mata CA -/-, SI -/-, Jantung dan paru-paru dibawah
normal, abdomen lemas, tanda akut (-), extremitas akral hangat, edema (++),
lateralisasi (-)
Status Obstetrikus
TFU: 28 cm, kontraksi (-), DJJ 150, letak janin memanjang, bagian terbawah
janin kepala, punggung kiri, belum masuk pintu atas panggul, inspeksi genitalia vulva
dan uretra tampak tenang, VT : portio kenyal, arah belakang, tebal 3cm, tidak ada
pembukaan, kepala hodge 1.
melihat apakah ada penurunan dari hemoglobin, atau terdapat infeksi, dll.
Pemeriksaan fungsi ginjal ( Ureum, Kreatinin, As.Urat)
Pemeriksaan fungsi hati ( SGOT, SGPT, LDH)
Pemeriksaan urin lengkap ( untuk melihat adanya proteinuria, dll)
Pemeriksaan USG transabdominal ( untuk melihat perkembangan bayi, dan
Diagnosis1,2
Preeklamsia Berat dengan HELLP Syndrome
Preeklamsia dapat dibagi dalam bentuk ringan dan berat.Perbedaan anatara
keduanya adalah berdasarkan derajat hipertensi dan proteinuria, dan keterlibatan
organ lainnya.Diperlukan pengawasan ketat terhadap pasien dengan preeklamsia
ringan maupun berat, karena keduanya dapat berkembang menjadi sebuah penyakit
yang fulminant. Sebuah bentuk khusus dari preelmasia berat adalah HELLP
Syndrome, yang merupakan akronim dari hemolysis, elevated liver enzymes, dan low
platelet count. Sindrom ini memiliki manifestasi dalam bentuk temuan klinis yang
konsisten dengan hemolysis, peningkatan kadar fungsi hati, dan trombositopenia.
Seorang pasien yang didagnosa dengan sindrom ini secara otomatis diklasifikasikan
dalam preeklamsia berat.
Definisi dari preeklamsia berat itu sendiri adalah preeklamsia dengan tekanan
darah sistolik dan diastolik lebih samadengan 160/110 mmHg disertai dengan
proteinuria lebih 5g/24 jam.
Eklamsia
Istilah eklamsia berasal dari bahasa Yunani dan berati halilintar .Kata
tersebut dipakai karena seolah-olah gejalanya timbul tiba-tiba tanpa didahului gejala
lainnya.Sekarang diketahui bahwa eklampsia umumnya timbul pada wanita hamil
atau dalam nifas dengan tanda preeklamsia. Pada wanita menderita eklamsia timbul
serangan kejang yang akan diikuti koma. Kejang tersebut akibat dari perdarahan dari
malformasi arterivena, ruptir aneurisma, atau idiopatik. Dan waktu tersering biasanya
48-72 jam pascamelahirkan.
Jika dilihat pada kasus berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan
penunjang diagnosa kerja pada pasien mengarah kepada preeklamsia berat dengan
HELLP (Hemolysis, Elevated liver enzymes, Low platelet count) Syndrome.Dalam
status obstetric disebut G1P0A0, hamil 33 minggu, janin presentasi kepala tunggal
hidup, tidak inpartu.PEB dengan HELLP Syndrome.
Etiologi1
Preeklamsia merupakan suatu sindrom sistemik dalam kehamilan yang
bermula dari plasenta.Diperkirakan akibat dari sitotrofoblas plasenta yang inadekuat
diikuti dengan disfungsi endotel maternal yang meluas. Selain itu, berbagai faktor
seperti sitem RAA (renin-angiotensin-aldosteron), stress oksidatif berlebihan,
inflamasi, maladptasi sitem imun, dan genetic diduga berperan dalam patogenis
preeklamsia.
Normalnya, sititrofoblas ekstravilli dari janin menginvasi lapisan endotel arteri
spiralis ibu. Arteri spiralis akan diubah dari pembuluh darah yang kecil dengan
resistensi tinggi menjadi lebar sehingga perfusi plasenta untuk nutrisi janin akan
cukup. Pada preeklamsia, transformasi ini tidak terjadi dengan sempurna.Invasi
sitotrofoblas kearteri spiralis terbatas hanya sampai desidua superfisialis sehingga
segmen arteri myometrium tetap sempit.
Sitotrofoblas juga tidak mengalami pseudovaskulogenesis karena normalnya
terjadi perubahan fenotip epitel menjadi seperti sel endotel yang memiliki permukaan
adhesi.Hal tersebut meneybabkan buruknya daya invasi ke arteri spiralis yang berada
dimiometrium.Defek awal inilah yang meneybabkan iskemia plasenta.
Plasentasi yang abnormal diperkirakan menyebabkan pelepasan berbagai
factor yang masuk ke sirkulasi maternal sehingga menyebabkan berbagai tanda dan
Sistem
kardiovaskular
hipertensi.
Pada
preeklamsia,
endotel
progesterone.
Ginjal. Selama kehamilan normal terjadi penurunan aliran darah keginjal dan
laju filtrasi glomerulus. Pada preeklamsia terjadi perubahan seperti
peningkatan resistensi arteri aferen ginjal dan perubahan bentuk endotel
Proteinuria belum dapat dijelaskan dengan baik sampai dengan saat ini.
Hepar .ditemukan infark hepar dan nekrosis yang dapat berlanjut menjadi
perdarahan dan hematom. Jika meluas dpat menjadi rupture subkapsular.
Nyeri perut kuadran kanan atas atau nyeri epigastrium disebabkan oleh
Manifestasi klinis5
Pasien preeklamsia dapat mengeluhkan hal-hal berikut :
Sakit kepala
Gangguan penglihatan : kabur atau skotoma
Gangguan status mental
Kebutaan dapat bersifat kortikal atau retina
Sesak napas
Bengkak pada kedua kaki atau wajah
Nyeri perut kuadran kanan atas atau epigastrium
Kelemahan atau malaisemerupakan manifestasi dari anemia hemolitik
TD sistol dan diastol lebih atau sama dengan 160/110 mmHg pada dua
pengukuran dengan selang waktu 4 jam saat pasien berada dalam tirah
baring
Trombosit <100.000 uL
Gangguan fungsi hati
yang
ditandai
dengan
meningkatnya
transaminase dua kali dari nilai normal, nyeri perut kanan atas
persisten yang berat atau nyeri epigastrium yang tidak membaik
Primipara
Riwayat kehamilan dengan preeklamsia
Hipertensi kronis atau penyakit ginjal kronis atau keduanya
Riwayat trombofilia
Kehamilan multifetus
Fertilisasi in vitro
Riwayat preekalmsia keluarga
Diabetes mellitus tipe I atau tipe II
Obesitas
Lupus eritematosus sistemik
Usia kehamilan ibu tua ( lebih dari 40 tahun )
Komplikasi1,2
Komplikasi terberat ialah kematian ibu dan janin.Usaha utama ialah
melahirkan bayi hidup dari penderita preeklamsia. Diantaranya adalah :
penderita eklamsia
Kelainan mata. Kehilangan penglihatan sementara, yang berlangsung
selama satu minggu dapat terjadi. Kadang pada retina terjadi
platelet.
Kelainan ginjal. Pembengkakan sitoplasma sel endothelial tubulus
ginjal tanpa klainan structural. Dapat timbul anuria sampai gagal
ginjal.
Komplikasi lain. Lidah tergigit, trauma dan fraktura karena jatuh
akibat kejang pneumonia aspirasi, dan DIC
Penatalaksanaan6
Nonmedikamentosa
Tatalaksana preeklamsia yang paling utama adalah terminasi kehamilan, yakni
dengan melahirkan bayi. Namun, pendekatan ini sering kurang sesuai untuk sang
bayi, misalnya usia kehamilan masih preterm. Keputusan terminisasi kehamilan
bergantung kepada beberapa hal, seperti beratnya penyakit, kematangan janin, kondisi
ibu dan janin, serta kondisi serviks.
Pilihan cara melahirkan pasien preeklamsia tidak selalu melalui sesar. Tetapi
berdasarkan usia kehamilan, presentasi janin, status serviks, dan kondisi ibu janin. Jia
dimungkinkan partus pervaginam dengan induksi kelahiran dapat dilakukan.
Medikamentosa
Pada pasien preeklamsia berat diberikan :
darah ke janin
MgSO4 (larutan 20%) untuk pencegahan kejang, diberikan 4g IV bolus pelan
dalam 20 menit dilanjutkan dosis rumatan 1-2 g/jam dalam infus ringer laktat
drip pelan selama 24 jam. Selama pemberian MgSO4 harus tersedia
antidotum, yakni Ca glukonas (10 ml dalam larutan 10%) jika terjadi
hipermagnesemia. Hipemagnesemia ditandai dengan hilangnya reflek patella
sampai paralisis napas. MgSO4 juga harus diberikan 24 jam pascamelahirkan
Pencegahan7
Beberapa poin terbaru dikeluarkan oleh ACOG pada tahun 2003 mengenai
pencegahan preeklamsia :
sebelumnya
Pemberian vitamin C dan E untuk preeklamsia tidak dianjurkan
Asupan garam harian disarankan untuk tidak direstriksi selama kehamilan
Prognosis2
Eklamsia di Indonesia masih merupakan penyakit pada kehamilan yang
meminta korban besar dari ibu dan bayi.Dari berbagai pengumuman, diketahui
kematian ibu berkisar antara 9,8% - 25,5% sedangkan kematian bayi yakni 42,2% 48,9%.Diakibatkan oleh kurangnya pengawasan antenatal dan natal, penderita sering
terlambat mendapatkan pengobatan yang tepat.Prognosis baik untuk penanganan yang
tepat.
Kesimpulan
Berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksan penunjang.Kemungkinan
pasien G1P0A0, hamil 33 minggu, janin presentasi kepala tunggal hidup, tidak
inpartu. Menderita PEB ( preeklamsia berat ) dengan HELLP Syndrome. Penanganan
yang cepat dan tepat serta pemeriksaan antenatalcare yang rutin dapat mempercepat
diagnose terhadap preeklamsia.
Daftar Pustaka
1) F, Leveno K, Bloom S, Spong CY, Dashe J, penyunting .William obstetrics. Edisi ke24. Philadelphia: McGraw-Hill;2014.