Dedi Apriadi (055108035) (Ok)
Dedi Apriadi (055108035) (Ok)
1. PENDAHULUAN
2.1. Geomorfologi
Berdasarkan
genetika
pembentukan
bentang alamnya serta merujuk pada struktur,
proses dan stadia geomorfiknya maka
geomorfologi daerah penelitian
dibagi
menjadi empat satuan, yaitu: Satuan
Geomorfologi Perbukitan Lipat Patahan,
Satuan Geomorfologi Perbukitan Karst, Satuan
Geomorfologi Perbukitan Gunungapi dan
Satuan Geomorfologi Dataran Aluvial.
2.1.1.
2.1.2.
Satuan
geomorfologi
perbukitan
gunungapi merupakan morfologi yang
dibentuk oleh batuan sedimen karbonat
batugamping yang sudah mengalami proses
karstifikasi. Satuan ini dicirikan dengan bentuk
perbukitan yang mempunyai bentuk membulat
dengan ketinggian relative sama, adanya gua,
dolina dan uvala.
Program Studi Teknik Geologi, Fakultas Teknik Unpak
2.1.3.
Satuan
geomorfologi
perbukitan
gunungapi merupakan morfologi yang
dibentuk oleh material piroklastik hasil
aktivitas gunungapi yang berupa breksi
gunungapi.Satuan ini dicirikan dengan bentuk
perbukitan yang dibatasi oleh gawir-gawir
terjal.
Satuan geomorfologi ini menempati 60
% luas daerah penelitian dan pada peta
geomorfologi diwakili oleh warna coklat,
penyebaran satuan ini di barat dan timur
bagian selatan daerah penelitian. Morfometri
satuan geomorfologi ini berada pada
ketinggian 600 1050 meter di atas
permukaan laut dan kelerengan berkisar antara
40% - 90%.Stadia geomorfik pada satuan ini
dapat dimasukkan kedalam stadia muda, hal
ini dicirikan oleh bentuk morfologinya masih
belum mengalami perubahan dan relief
topografinya memperlihatkan tekstur yang
halus sampai sedang.
Proses-proses geomorfologi yang terjadi
pada satuan geomorfologi ini adalah
pelapukan berupa tanah dengan ketebalan
berkisar antara 20 cm 1m dan erosi yang
berkembang berupa erosi lembah kecil (ravin
erotion) hingga erosi saluran (gully erotion).
3
2.1.4.
Satuan
Aluvial
Geomorfologi
Dataran
2.3.1.
Globigerinella
Acquilateralis
BRADY,
Sphaeridina
Bulloides
DORBIGNY,
Amphistegena sp, Miliolina sp, Globigerina
sp, Textularia sp, Lithothamnium, Algae,
Coral. Berdasarkan fosil yang dikenali pada
lensa batugamping yang terdapat pada satuan
breksi ini berumur Miosen Awal.
Lingkungan pengendapan satuan batuan
breksi didasarkan pada ciri litologinya, yaitu
satuan ini dicirikan oleh breksi yang berasal
dari hasil aktivitas gunungapi kala Oligosen
dan kemudian mengalami re-sedimentasi ke
lingkungan laut. Struktur sedimen yang
mencirikan lingkungan pengendapan laut
(turbidit) pada breksi dijumpai struktur
sedimen graded bedding (lapisan bersusun)
pada batu breksi.
Menurut RAB Sukamto (1975), Formasi
Jampang di endapkan di lingkungan laut dan
sebagian di lingkungan darat. Berlidah
melidah ke arah utara. Soejono M (1984),
penafsirkan Formasi Jampang diendapkan
pada lingkungan laut dalam dengan
mekanisme aliran gravitasi pada facies kipas
proksimal.
Di daerah penelitian hubungan stratigrafi
antara satuan batuan breksi dengan satuan
batuan yang lebih tua dibawahnya tidak
ditemukan, sedangkan hubungan stratigrafi
satuan batuan breksi dengan satuan batuan
yang berada diatasnya adalah selaras.Hal
inididasarkan pada kedudukan batuan antara
satuan breksi dan satuan batupasir selangseling batlempung memiliki persebaran yang
sejajar yaitu bararah barat timur. Kedudukan
lapisan batuan satuan batupasir selang-seling
batulempung N 261E N 324E dan N 80E
N 119E serta besar kemiringan berkisar 18 34. Berdasarkan data tersebut dapat
ditafsirkan bahwa hubungan stratigrafi kedua
satuan adalah selaras.
2.3.2.
Satuan Batugamping
Bojonglopang)
(Formasi
Hubungan
stratigrafi
satuan
batugamping dengan satuan batuan yang
berada dibawahnya yaitu satuan bataupasir
selang-seling batu lempung adalah tidak
selaras dengan jenis ketidak selarasan
bersudut, hal ini didasarkan pada kedudukan
batuan dari kedua satuan berbeda dan
didukung oleh umur kedua satuan juga
berbeda, yaitu N7 N9 atau Akhir Miosen
Awal Awal Miosen Tengah dan satuan
batugamping beumur N13 N15 atau Akhir
Miosen Tengah Awal Miosen Akhir.
Hubungan stratigrafi dengan satuan batuan
yang berada diatasnya yaitu satuan
batulempung adalah menjemari atau berubah
facies, hal ini didukung oleh adanya
perselingan dari kedua satuan dan umur yang
sama.
2.3.4.
Satuan Batulempung
Lingkungan
pengendapan
satuan
batulempung didasarkan pada analisa fosil
foraminifera bentonik. Berdasarkan sebaran
foraminifera bentonik pada Zonasi Batimetri
Phleger (1962) berada pada lingkungan Neritik
Tengah atau pada kedalaman 20-100 m.
Hubungan
stratigrafi
satuan
batulempung
dengan
satuan
batuan
batugamping adalah menjemari atau berubah
facies, hal ini ditandai oleh kesamaan umur
antara kedua satuan yaitu pada umur N13 atau
Miosen
Tengah.Sedangkan
hubungan
stratigrafi satuan batulempung dengan satuan
batuan yang berada diatasnya adalah tidak
selaras, hal ini dibuktikan oleh kedudukan
batuan antara kedua satuan berbeda serta
ditunjang oleh umur batuan yang berbeda pula.
2.3.5.
3. STRUKTUR GEOLOGI
Berdasarkan
hasil
pengamatan
lapangan di daerah penelitian dijumpai
indikasi struktur geologi yang berupa kekar,
lipatan dan sesar.
Struktur kekar yang dijumpai di daerah
penelitian mempunyai ukuran panjang yang
bervariasi, mulai dari ukuran beberapa
centimeter sampai berukuran meter.Struktur
kekar tersebut banyak dijumpai pada satuan
batupasir selang seling batulempung sisipan
breksi.Struktur kekar yang berkembang di
daerah penelitian terdapat 2 (dua) jenis yaitu
8
3.1.3.
Sinklin Ciguha
3.1.1.
3.1.6.
Antiklin Bojongtipar
Sinklin Cijoha
Sinklin Cimerang
3.1.7.
Antiklin Cibodas
Sinklin Caringin
2.
Rumus yang digunakan :
3.
Rumus yang digunakan :
Keterangan :
V = volume
h = interval kontur
L = luas
Kontur dalam = kontur dengan nilai ketinggian
lebih tinggi
Kontur luar = kontur dengan nilai ketinggian
yang lebih rendah
Jadi volume dari sumber daya bahan galian
Batugamping di daerah penelitian adalah
sebesar 20.682.900,58 m3.
PUSTAKA
12
13