PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Bakteri merupakan kelompok makhluk hidup bersel tunggal, yang
hubungan kekerabatan nya dengan makhluk hidup lainnya masih diliputi
kegelapan. Mereka dimasukkan dalam golongan jasad renik atau mikroba,
mengingat tubuhnya yang amat kecil sehingga tidak terlihat dengan mata
telanjang. Studi tentang bakteri mulai berkembang setelah Anthony Van
Leuowenhoek menemukan mikroskop. Ia pertama kali malihatnya pada tahun
1683, sejak itu studi tokoh-tokoh terkemuka seperti, Louis Pasteur, Devaine,
Koch dan banyak lagi mulai mengenmbangkan ilmu tentang jasad renik.
1.2.
Tujuan
Makalah ini disusun bertujuan untuk:
1. Untuk mengetahui struktur tubuh bakteri secara saksama.
2. Untuk mengetahui bentuk-bentuk bakteri.
3. Untuk mengetahui cara perkembangbiakan bakteri.
4. Untuk mengetahui peranan bakteri dalam kehidupan manusia.
5. Untuk mengetahui klasifikasi bakteri.
BAB II
SCHIZOPHYTA (BAKTERI)
2.1 Sejarah dan Struktur Sel Bakteri
Bakteri, dari kata Latin bacterium (jamak, bacteria), adalah kelompok
raksasa dari organisme hidup. Mereka sangatlah kecil (mikroskopik) dan
kebanyakan uniselular (bersel tunggal), dengan struktur sel yang relatif
sederhana tanpa nukleus/inti sel, cytoskeleton, dan organel lain seperti
mitokondria dan kloroplas. Struktur sel mereka dijelaskan lebih lanjut dalam
artikel mengenai prokariotik, karena bakteri merupakan prokariotik, untuk
membedakan mereka dengan organisme yang memiliki sel lebih kompleks,
disebut eukariotik. Istilah "bakteri" telah diterapkan untuk semua prokariotik
atau untuk kelompok besar mereka, tergantung pada gagasan mengenai
hubungan mereka.
Gambar-gambar bakteri
Bentuk bakteri
Struktur DNA
Bagian-bagian dari struktur bakteri ini meliputi:
a. Membran sel
Membran sel merupakan selaput yang membungkus sitoplasma beserta
isinya, terletak di sebelah dalam dinding sel, tetapi tidak terikat erat dengan
dinding sel. Bagi membran sel sangat vital, bagian ini merupakan batas antara
bagian dalam sel dengan lingkungannya. Jika membran sel pecah atau rusak,
maka sel bakteri akan mati. Membran sel terdiri atas dua lapis molekul
fosfolipid. Pada lapisan fosfo-lipid ini terdapat senyawa protein dan karbohidrat
dengan kadar berbeda-beda pada berbagai sel bakteri.
b. Ribosom
Ribosom merupakan bagian sel yang berfungsi sebagai tempat sintesa
protein. Bentuknya berupa butir-butir kecil dan tidak diselubungi membran.
Ribosom tersusun atas protein dan RNA.
c. DNA (Deoxyribonucleic Acid)
DNA merupakan materi genetik, terdapat dalam sitoplasma. DNA bakteri
berupa benang sirkuler (melingkar). DNA bakteri berfungi sebagai pengendali
sintesis protein bakteri dan pembawa sifat. DNA bakteri terdapat pada bagian
menyerupai inti yang disebut nukleoid. Bagian ini tidak memiliki membran
sebagaimana inti sel eukariotik.
d. Dinding sel
Dinding sel bakteri tersusun atas makromolekul peptidoglikan yang terdiri
dari monomer-monomer tetrapeptidaglikan (polisakarida dan asam amino).
Berdasarkan susunan kimia dinding selnya, bakteri dibedakan atas bakteri grampositif dan bakteri gramnegatif. Susunan kimia dinding sel bakteri gram-negatif
lebih rumit daripada bakteri gram-positif. Dinding sel bakteri grampositif hanya
tersusun atas satu lapis peptidoglikan yang relatif tebal, sedangkan dinding sel
bakteri gram-negatif terdiri atas dua lapisan. Lapisan luar tersusun atas protein
dan polisakarida, lapisan dalamnya tersusun atas peptidoglikan yang lebih tipis
dibanding lapisan peptidoglikan pada bakteri gram-positif. Dinding sel bakteri
berfungsi untuk memberi bentuk sel, memberi kekuatan, melindungi sel dan
menyelenggarakan pertukaran zat antara sel dengan lingkungannya.
e. Flagel
Flagel merupakan cambukk getarn yang berfungsi sebagai alat gerak bagi
bakteri, meskipun tidak semua gerakan bakteri disebabkan oleh flagel. Flagel
berpangkal pada protoplas, tersusun atas senyawa protein yang disebut flagelin,
sedikit karbohidrat dan pada beberapa bakteri mengandung lipid. Jumlah dan
letak flagel pada berbagai jenis bakteri bervariasi. Jumlahnya bisa satu, dua, atau
lebih, dan letaknya dapat di ujung, sisi, atau pada seluruh permukaan sel. Jumlah
dan letak flagel dijadikan salah satu dasar penggolongan bakteri.
Berdasarkan letak dan jumlah flagel yang dimiliki maka bakteri dibedakan
menjadi:
Monotrik, yaitu bakteri yang memiliki sebuah flagel pada satu
ujungnya.
Lopotrik, yaitu bakteri yang pada satu ujungnya memiliki lebih dari
satu flagel.
Amfiktrik, yaitu bakteri yang pada kedua ujungnya hanya terdapat satu
buah flagel.
Periktirk, yaitu bakteri yang memiliki flagel pada seluruh permukaan
tubuhnya.
11
genus Nocardia. Bakteri bakteri dari kedua genus ini diketahui memiliki
sejumlah besar zat lipodial (berlemak) di dalam dinding selnya sehingga
menyebabkan dinding sel tersebut relatif tidak permeabel terhadap zat-zat
warna yang umum sehingga sel bakteri tersebut tidak terwarnai oleh metode
pewarnaan biasa, seperti pewarnaan sederhana atau Gram.
Dalam pewarnaan gram diperlukan empat reagen yaitu :
warna metil ungu pada metode pewarnaan Gram. Bakteri gram-positif akan
mempertahankan zat warna metil ungu gelap setelah dicuci dengan alkohol,
sementara bakteri gram-negatif tidak. Pada uji pewarnaan Gram, suatu
pewarna penimbal (counterstain) ditambahkan setelah metil ungu, yang
membuat semua bakteri gram-negatif menjadi berwarna merah atau merah
muda. Pengujian ini berguna untuk mengklasifikasikan kedua tipe bakteri ini
berdasarkan perbedaan struktur dinding sel mereka.
Pengecatan gram dilakukan dalam 4 tahap yaitu
1. Pemberian cat warna utama (cairan kristal violet) berwarna ungu.
2. Pengintesifan cat utama dengan penambahan larutan mordan JKJ.
3. Pencucian (dekolarisasi) dengan larutan alkohol asam.
4. Pemberian cat lawan yaitu cat warna safranin.
Perbedaan dasar antara bakteri gram positif dan negatif adalah pada
komponen dinding selnya. Kompleks zat iodin terperangkap antara dinding
12
multilayer.
Dinding selnya mengandung lemak lebih banyak (11-22%),
kristal violet.
Komposisi nutrisi yang dibutuhkan relatif sederhana.
Tidak resisten terhadap gangguan fisik.
Resistensi terhadap alkali (1% KOH) lebih pekat
Peka terhadap streptomisin
Toksin yang dibentuk Endotoksin
Micrococcus, Staphylococcus, Leuconostoc, Pediococcus dan
Aerococcus.
Ciri-ciri bakteri gram positif yaitu:
Struktur dinding selnya tebal, sekitar 15-80 nm, berlapis tunggal atau
monolayer.
13
kristal.
Komposisi nutrisi yang dibutuhkan lebih rumit.
Lebih resisten terhadap gangguan fisik.
Resistensi terhadap alkali (1% KOH) larut
Tidak peka terhadap streptomisin
Toksin yang dibentuk Eksotoksin Endotoksin
Contoh Escherichia, Citrobacter, Salmonella, Shigella, Enterobacter,
Vibrio, Aeromonas, Photobacterium, Chromabacterium,
Flavobacterium.
Pewarnaan gram positif:
16
17
18
19
dalam medium. Unsur dalam jumlah yang sedikit (trace element) berperan penting
dalam
inetraksi inang-parasit. Pada inang hewan, kekuatan protein pengikat-besi dalam
cairan tubuh berfungsi untuk menahan besi terhadap serangan mikroorganisme yang
masuk. Keberhasilan mikroorganisme memasuki inang, akan dapat meningkatkan
kemampuannya untuk mengambil besi, dan dengan giat mengekstrak besi dari
berbagai lingkungannya. Sejumlah senyawa besi (siderophore) sudah dikenal pada
beberapa spesies bakteri. Kehadirannya sangat penting untuk pengambilan besi, dan
signifikan secara evolusiner untuk keberhasilan kompetisi dengan inangnya dalam
hal nutrisi esensial yang jumlahnya terbatas.
Oksigen. Kebutuhan oksigen pada bakteri tertentu mencerminkan mekanisme
yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan energinya. Berdasarkan kebutuhan
oksigen tersebut, bakteri dapat dipisahkan menjadi lima kelompok:
1. Anaerob obligat yang tumbuh hanya dalam keadaan tekanan oksigen yang
sangat rendah dan oksigen bersifat toksik.
2. Anaerob aerotoleran yang tidak terbunuh dengan paparan oksigen.
3. Anaerob fakultatif, dapat tumbuh dalam keadaan aerob dan anaerob.
4. Aerob obligat, membutuhkan oksigen untuk pertumbuhannya.
5. Bakteri mikroaerofilik yang tumbuh baik pada tekanan oksigen rendah,
tekanan oksigen
tinggi dapat menghambat pertumbuhan.
Pada anaerob toleran dan obligat, metabolismenya bersifat fermentatif kuat.
Pada anaerob fakultatif, cara metabolisme respirasi dilakukan jika tersedia oksigen,
tetapi tidak terjadi fermentasi. Pada saat bakteri tumbuh dalam keadaan terdapat
udara, terjadi sejumlah reaksi enzimatik dan mengakibatkan produksi hidrogen
peroksida dan radikal superoksida. Pada bakteri aerob, aerotoleran, dan anaerob
fakultatif, enzim dismutase superoksida mencegah akumulasi ion superoksida, tetapi
pada anaerob obligat enzim tersebut tidak terdapat:
Superoksida
20
dismutase
2O2 - + 2H+ O2 + H2O2
Pada bakteri anaerob fakultatif dan aerobik, hidrogen peroksida yang dibentuk dalam
reaksi dismutase secara cepat dirusak oleh katalase. Meskipun
bakteri aerotoleran, seperti bakteri asam laktat tidak memiliki katalase, peroksidase
yang dimilikinya dapat merusak H2O2 , menyebabkan bakteri dapat tumbuh pada
keadaan tersedianya oksigen.
Target yang mungkin dirusak oleh H2O2 dan O2 termasuk protein membran
luar spesifik, komponen aktif redoks pada membran sitoplasma, dan enzim pada
daerah periplasma. Pada Treponema pallidum, sensitivitas oksigen menjadi relatif
terhadap kerusakan DNA yang disebabkan H2O2.
Karbon dioksida. Bakteri pengguna CO2 sebagai sumber karbon seluler
utama, ialah bakteri kemolitotrof dan fotolitotrof . Selain itu, kemoorganotrof juga
membutuhkan suplai CO2 yang memadai untuk fiksasi CO2 heterotrofik dan untuk
sintesis asam lemak. Karbon dioksida secara normal dihasilkan selama katabolisme
senyawa organik, oleh karena itu tidak dianggap sebagai faktor pembatas. Beberapa
bakteri, seperti Neisseria dan Brucella, memiliki satu atau banyak enzim yang
berafinitas rendah terhadap CO2 dan membutuhkan CO2 pada konsentrasi yang lebih
tinggi (10%) dibanding CO2 yang terdapat di atmosfir (0,03%). Keadaan ini harus
dipertimbangkan untuk kepentingan isolasi dan biakan bakteri tersebut.
2. Faktor Fisik
Potensial Reduksi-Oksidasi. Potensial Reduksi-Oksidasi (Eh) pada medium
kultur merupakan faktor kritis dalam penentu pertumbuhan suatu inokulum yang ada
pada saat dipindahkan ke media yang baru. Pada sebagian besar media yang kontak
dengan udara,
Eh sekitar + 0,2 sampai + 0,4 Volt pada pH 7. Anaerob obligat tidak dapat tumbuh
pada keadaan demikian, Eh yang dibutuhkan paling sedikit 0,2 Volt. Keadaan
kultur anaerobik dapat dibuat dengan mengeluarkan oksigen, menggunakan sistem
21
mencerminkan luas rentang nilai pHi diperlihatkan oleh berbagai bakteri. Asidofil
memiliki nilai rentang pHi 6,5 7,0; neutrofil memiliki nilai rentang pHi 7,5 8,0,
dan alkalofil memiliki nilai rentang pHi 8,4 9,0. Mikroorganisme fermentatif
memperlihatkan rentang nilai pHi yang lebih tinggi dibandingkan dengan
mikroorganisme yang menggunakan jalur respirasi. Pada mikroorganisme
fermentatif , produksi produk fermentatif yang bersifat asam dan akumulasinya
mengakibatkan gangguan keseimbangan pH dan pembatasan pertumbuhan. Sejumlah
mikroorganisme meningkatkan mekanisme kompensasi untuk mencegah efek toksik
dari akumulasi produk yang bersifat asam dan berkonsentrasi tinggi tersebut. Contoh
mekanisme tersebut, dengan menginduksi jalur metabolik baru untuk tujuan
produksi
produk netral butanol dari butirat oleh Clostridium acetobutylicum dan butanediol
dari asetat oleh Klebsiella aerogenes.
Kondisi Osmotik. Konsentrasi larutan yang aktif secara osmotik di dalam sel
bakteri, umumnya lebih tinggi dari konsentrasi di luar sel. Sebagian besar bakteri,
kecuali pada Mycoplasma dan bakteri yang mengalami kerusakan dinging selnya,
tidak toleran terhadap perubahan osmotik dan akan mengembangkan sistem transpor
kompleks dan alat pengatur sensor-osmotik untuk memelihara keadaan osmotik
konstat dalam sel.
Membrane-derived Oligosaccharide (MDO), suatu unsur sel yang terdapat
pada E. coli. Pada E. coli dan bakteri Gram-negatif lain, terdapat dua bagian cairan
yang berbeda, sitoplasma yang terdapat pada membran dalam, dan daerah periplasma
yang terdapat di antara membran luar dan membran dalam. Pada saar bakteri ini
tumbuh pada medium dengan osmolaritas rendah maka membran sitoplasma yang
sdikit kaku akan mengembang paling tidak dapat mencegah perubahan osmolaritas
daerah periplasma, sama dengan pada sitoplasma.Pada sel yang tumbuh dalam
medium dengan osmolaritas rendah, MDO merupakan sumber utama anion
terfiksasi pada daerah periplasma dan berperan memelihara tekanan osmotik tinggi
dan potensial membran Donnan pada bagian periplasma. Struktur oligosakarida ini
23
sangat layak untuk peran pengaturan tersebut. Oligosakarida ini memiliki BM antara
2200-2600 dan bersifat impermeabel terhadap membran luar, suatu komponen
penting untuk fungsi spesifiknya. Oligosakarida ini terdiri dari 8-10 unit glukosa.
Pertumbuhan sel pada medium dengan osmolaritas rendah mensintesis MDO pada
kecepatan maksimum, kecepatan sintesis nampaknya diatur secara genetik untuk
merespon perubahan osmolaritas medium.
24
Gambar Transduksi
2. Konjugasi adalah bergabungnya dua bakteri (+ dan ) dengan
membentuk jembatan untuk pemindahan materi genetik.
Gambar Kojugasi
25
26
mempertahankan diri dengan spora. Spora tersebut dibentuk dalam sel yang
disebut endospora. Endospora dibentuk oleh penggumpalan protoplasma yang
sedikit sekali mengandung air. Oleh karena itu endospora lebih tahan terhadap
keadaan lingkungan yang tidak menguntungkan dibandingkan dengan bakteri
aktif. Apabila keadaan lingkungan membaik kembali, endospora dapat tumbuh
menjadi satu sel bakteri biasa. Letak endospora di tengah-tengah sel bakteri
atau pada salah satu ujungnya.
2.5 Peranan Bakteri Dalam Kehidupan Manusia
2.5.1 Bakteri Menguntungkan
1. Bakteri pengurai
Bakteri saprofit menguraikan tumbuhan atau hewan yang mati,
serta sisa-sisa atau kotoran organisme. Bakteri tersebut menguraikan
protein, karbohidrat dan senyawa organik lain menjadi CO2, gas
amoniak, dan senyawa-senyawa lain yang lebih sederhana. Oleh
karena itu keberadaan bakteri ini sangat berperan dalam mineralisasi
di alam dan dengan cara ini bakteri membersihkan dunia dari
sampah-sampah organik.
2. Bakteri nitrifikasi
Bakteri nitrifikasi adalah bakteri-bakteri tertentu yang mampu
menyusun senyawa nitrat dari amoniak yang berlangsung secara
aerob di dalam tanah. Nitrifikasi terdiri atas dua tahap yaitu:
a. Oksidasi amoniak menjadi nitrit oleh bakteri nitrit. Proses ini
dinamakan nitritasi.
b. Oksidasi senyawa nitrit menjadi nitrat oleh bakteri nitrat.
Prosesnya dinamakan nitratasi.
Dalam bidang pertanian, nitrifikasi sangat menguntungkan karena
menghasilkan senyawa yang diperlukan oleh tanaman yaitu nitrat. Tetapi
sebaliknya di dalam air yang disediakan untuk sumber air minum, nitrat
28
3. Bakteri nitrogen
Bakteri nitrogen adalah bakteri yang mampu mengikat nitrogen
bebas dari udara dan mengubahnya menjadi suatu senyawa yang
dapat diserap oleh tumbuhan. Karena kemampuannya mengikat
nitrogen di udara, bakteri-bakteri tersebut berpengaruh terhadap nilai
ekonomi tanah pertanian. Kelompok bakteri ini ada yang hidup bebas
maupun simbiosis. Bakteri nitrogen yang hidup bebas yaitu
Azotobacter
chroococcum,
Clostridium
pasteurianum,
dan
demikian
terjadi
penambahan
nitrogen
yang
dapat
membantu
membusukkan
sisa
pencernaan
juga
Bahan baku
Yoghurt
Susu
Lactobacillus
.
1.
Bulgaricus,
Streptococcus
thermophilus
2.
Mentega
Susu
Streptococcus lactis
3.
Terasi
Ikan
Lactobacillus sp.
4.
Asinan buah-buahan
Buah-buahan
Lactobacillus sp.
5.
Sosis
Daging
Pediococcus
cerevisiae
6.
Kefin
Susu
Lactobacillus
bulgaricus dan
Srteptococcus lactis
30
Leuconostoc
mesenteroides,
penyebab
pelendiran
makanan.
2. Bakteri denitrifikasi
Jika oksigen dalam tanah kurang maka akan berlangsung
denitrifikasi, yaitu nitrat direduksi sehingga terbentuk nitrit dan
akhirnya menjadi amoniak yang tidak dapat dimanfaatkan oleh
tumbuhan. Contoh bakteri yang menyebabkan denitrifikasi adalah
Micrococcus denitrificans dan Pseudomonas denitrificans.
3. Bakteri patogen
Merupakan kelompok bakteri parasit yang menimbulkan
penyakit pada manusia, hewan dan tumbuhan.
1) Bakteri penyebab penyakit pada manusia:
a. Salmonella typhosa menyebabkan penyakit Tifus
b. Shigella dysenteriae menyebabkan penyakit Disentri basiler
c. Vibrio comma menyebabkan penyakit Kolera
d. Haemophilus influenza menyebabkan penyakit Influensa
e. Diplococcus pneumonia Pneumonia menyebabkan penyakit
(radang paru-paru)
31
32
33
tumbuhan yang hidup di lingkungan air (hidrofit), dan tumbuhan yang hidup
di lingkungan lembab (higrofit).
Berdasarkan manfaatnya. Contoh: Tumbuhan dikelompokkan menjadi
tanaman obat-obatan, tanaman sandang, tanaman hias, tanaman pangan dan
sebagainya
Berdasarkan jenis makanannya. Contoh: Hewan dikelompokkan
menjadi hewan pemakan daging (karnivora), hewan pemakan tumbuhan
(herbivora), dan hewan pemakan hewan serta tumbuhan (omnivora).
Cara pengelompokan makhluk hidup seperti ini dianggap kurang
sesuai yang disebabkan karena dalam pengelompokan makhluk hidup dengan
cara
demikian
dibuat
berdasarkan
keinginan
orang
yang
mengelompokkannya.
Adapun contoh pengklasifikasian
(Bakteri)dapat dilihat sebagai berikut :
dalam
Divisi
Schizophyta
1. Kingdom : Monera
Divisio
: Schizophyta
Class
: Schizomycetes
Ordo
: Eubacteriales
Familia
: Eubacteriaceae
Genus
: Rhizobium
Spesies
: Rhizobium legumicosarum
2. Kingdom : Monera
Divisio
: Schizophyta
Class
: Schizomycetes
Ordo
: Pseudomonadales
Familia
: Methanomonadaceae
Genus
: Methanomonas
Spesies
: Methanomonas methanica
34
3. Kingdom : Monera
Divisio
: Schizophyta
Class
: Schizomycetes
Ordo
: Chlamydobacteriales
Familia
: Cretinochaceae
Genus
: Crenothrix
Spesies
: Crenothrix polyspora
4. Kingdom : Monera
Divisio
: Schizophyta
Class
: Schizomycetes
Ordo
: Actinomycerales
Familia
: Streptomycetaceae
Genus
: Streptomyces
Spesies
: Streptomyces rimosus
5. Kingdom : Monera
Divisio
: Schizophyta
Class
: Schizomycetes
Ordo
: Myxobacteriales
Familia
: Cytophagaceae
Genus
: Cytophaga
Spesies
: Cytophaga rubra
6. Kingdom : Monera
Divisio
: Schizophyta
Class
: Schizomycetes
Ordo
: Beggiatuales
Familia
: Beggiatoaceae
35
Genus
: Thiotrix
Spesies
: Thitrix nivea
36
makan
Melakukan olahraga secara teratur
Makan makanan bergizi dan cukup istirahat
c. Imunisasi
Imunisasi adalah upaya untuk memperoleh kekebalan terhadap
penyakit yang disebabkan oleh mikroorganisme, misalnya bakteri. Imunisasi
merangsang kekebalanseseorang dengan memberikan mikroorganisme
patogen yang telah dilemahkan. Imunisasi disebut juga vaksinasi atau
pemberian vaksin. Contoh vaksin untuk pencegahan penyakit yang
disebabkan oleh bakteri sebagai berikut :
Vaksin kolera untuk mencegah penyakit kolera.
Vaksin tifus untuk mencegah penyakit tifus
Vaksin BCG untuk mencegah penyakit TBC
Vaksin DPT (Diphteria, Pertussis, Tetanus) untuk mencegah difteri,
pertusis/batuk, dan tetanus.
37
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari makalah ini adalah :
1. Bakteri merupakan organisme mikroskopis rata-rata berdiameter 1,25
mikrometer (m). (mikrometer = 1/1000000 meter). Bakteri yang terkecil
adalah Dialister pneumosintes dengan panjang tubuh 0,15 0,30 m,
sedangkan bakteri terbesar adalah Spirillum voluntans, panjang tubuh 13 15
m. Berdasarkan bentuknya dibagi menjadi tiga golongan besar yaitu kokus,
basil dan spiril.
2. Bakteri pada umumnya bersifat hetotrof. Hidupnya sebagai safprofit atau
sebagai parasit. Namum, demikian, ada pula beberapa jenis yang mampu
mengadakan asimilasi, jadi bersifat autotrof. Berdasar asalny energy yang
digunakan dalam asimilasi, bakteri yang bersifat autotrof itu dibedakan dalam
2 golongan yaitu kemoautotrof dan autotror.
3. Bakteri berkembang biak dengan cara rekombinasi genetik dan membelah
diri.
4. Terdapat bakteri yang mengungtungkan bagi kehidupan dan terdapat pula
bakteri yang merugikan bagi kehidupan manusia. Contoh bakteri yang
mengungtungkan kehidupan manusia adalah Bacillus brevis, menghasilkan
terotrisin dalam bidang kesehatan utamanya dalam menciptakan antobodi.
Dan contoh bakteri yang merugikan adalah Salmonella typhosa menyebabkan
penyakit Tifus.
38
3.2 Saran
Kami sebagai penyusun makalah Schizophyta mengharapkan saran
dan kritik dari reaka-rekan mahasiswa dan Ibu Dosen Mata Kuliah Botani
tumbuhan Rendah pada khususnya dan seluruh pembaca makalah ini demi
penyempurnaan makalah kami ini.
39
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2008. Bakteri. http:/id.wikipedia.bakteri/sains.
Gembong, Tjirosoepomo. 2003. Taksonomi Tumbuhan. Jogja. UGM Press
40