Anda di halaman 1dari 17

MODUL

DASAR K3 KONSTRUKSI

Disusun oleh:
Tim P2K ESR OFFICER UT

DAFTAR ISI
BAB I.........................................................................................................................................3
TUJUAN PEMBELAJARAN....................................................................................................3
1.

Tujuan Umum:................................................................................................................3

2.

Tujuan Khusus:...............................................................................................................3

BAB II........................................................................................................................................4
PEMBAHASAN........................................................................................................................4
1.

Konsep Dasar Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)..................................................4

2.

Latar Belakang K3 pada Konstruksi...............................................................................4

3.

Dasar Hukum..................................................................................................................5

4.

Jenis-Jenis Bahaya dalam K3..........................................................................................6

5.

Sebab Kecelakaan Konstruksi.........................................................................................6

6.

Bentuk-Bentuk Kecekaan Konstruksi.............................................................................7

7.

Strategi Penerapan K3 di Proyek Konstruksi..................................................................7

8.

Penyusunan Safety Plan..................................................................................................8

9.

Pelaksanakan Kegiatan K3 di Lapangan.........................................................................8

10.

Perlengkapan dan Peralatan K3 dalam Konstruksi.....................................................9

11.

Implementasi K3 dalam Kegiatan Proyek.................................................................13

BAB III.....................................................................................................................................14
KESIMPULAN........................................................................................................................14
SOAL EVALUASI...................................................................................................................15
KUNCI JAWABAN SOAL EVALUASI..................................................................................19

BAB I
TUJUAN PEMBELAJARAN

1. Tujuan Umum:
Peserta mengetahui memahami secara umum tentang apa dan bagaimana K3
diterapkan di bidang konstruksi sebagaimana yang diatur oleh persyaratan
perundangan serta upaya untuk mencegah terjadi kecelakaan pada bidang yang
menjadi tempat kerja yang memiliki tingkat risiko kecelakaan yang paling.tinggi di
bangsa ini.

2. Tujuan Khusus:
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.

Peserta memahami tentang konsep dasar dari K3.


Peserta memahami latar belakang pentingnya K3 di bidang konstruksi.
Peserta memahami landasan hukum K3 pada bidang konstruksi.
Peserta memahami penyebab dan jenis-jenis kecelakaan.
Peserta memahami strategi penerapan K3 di bidang konstruksi.
Peserta memahami safety plan dan bentuk pelaksanaan K3 di lapangan.
Peserta memahami perlengkapan dan peralatan K3 yang diperlukan dalam bidang
konstruksi.

BAB II
PEMBAHASAN

1. Konsep Dasar Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)


Dibagi menjadi 2 pengertian, yaitu:

Secara Filosofis
Suatu pemikiran untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik jasmani &
rohani, tenaga kerja pada khususnya masyarakat pada umumnya terhadap hasil

karya dan budayanya menuju masyarakat adl dan makmur.


Secara Keilmuan
Ilmu pengetahuan dan penerapannya dalam usaha mencegah kemungkinan
terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat kerja.
Tujuan K3

Melindungi kesehatan, keamanan dan keselamatan dari tenaga kerja.


Meningkatkan efisiensi kerja.
Mencegah terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat kerja.

Sasaran K3
Menjamin keselamatan pekerja.
Menjamin keamanan alat yang digunakan.
Menjamin proses produksi yang aman dan lancar.

2. Latar Belakang K3 pada Konstruksi


Pelaksanaan pekerjaan konstruksi adalah pekerjaan yang melibatkan berbagai unsur
keilmuan di antaranya, sumber daya manusia (tenaga kerja), teknologi yang mencakup
peralatan dengan metode kerja, dan disiplin ilmu sosial serta sistem pengelolaan yang
mendukung terlaksananya pekerjaan konstruksi. Upaya pengendalian kecelakaan
konstruksi harus memperhatikan semua unsur tersebut di atas.
Dasar pelaksanaan keselamatan dan kesehatan kerja di jasa konstruksi adalah :
Undang-Undang No. 18 Tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi, Undang-Undang No. 1
Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja, Peraturan Pemerintah No. 29/2000 Pasal 30 ayat
4

(1), demikian juga dengan Pedoman Teknis K3 Konstruksi Bangunan dalam Keputusan
Menteri Tenaga Kerja No. 1 Tahun 1980 dan Pedoman Pelaksanaan K3 Pada Tempat
Kegiatan Konstruksi dalam SKB Menteri Tenaga Kerja dan Menteri Pekerjaan Umum
No. 174/MEN/1986 dan 104/KPTS/1986.
Walaupun keselamatan dan kesehatan kerja di tempat kegiatan konstruksi telah
didukung,

oleh peraturan dan

perundang-undangan,

standar nasional

maupun

internasional lainnya, namun kecelakaan di bidang konstruksi tetap tinggi.


Latar Belakang Permasalahan

Kegiatan konstruksi merupakan unsur penting dalam pembangunan


Kegiatan konstruksi menimbulkan berbagai dampak yang tidak diinginkan antara

lain yang menyangkut aspek keselamatan kerja dan lingkungan.


Kegiatan konstruksi harus dikelola dengan memperhatikan standar dan ketentuan

K3L yang berlaku


Karakteristik kegiatan proyek konstruksi
Memiliki masa kerja terbatas
Melibatkan jumlah tenaga kerja yang besar
Melibatkan banyak tenaga kerja kasar (labour) yang berpendidikan relatif rendah
Memiliki intensitas kerja yang tinggi
Bersifat multidisiplin dan multi crafts
Menggunakan peralatan kerja beragam, jenis, teknologi, kapasitas dan kondisinya
Memerlukan mobilisasi yang tinggi (peralatan, material dan tenaga kerja)

3. Dasar Hukum

UU No. 13/2003: Ketenagakerjaan


UU No. 1/1970: Keselamatan Kerja
UU No. 18/1999: Jasa Konstruksi
SKB Menaker & PU No.174/104/86-K3 Konstruksi
Permenaker No. 5/1996 SMK3
Inst Menaker No 01/1992 Ttg Pemeriksaan Unit Organisasi K3

4. Jenis-Jenis Bahaya dalam K3


Dibagi menjadi 3, yaitu:

Jenis kimia
Terhirupnya atau terjadinya kontak antara manusia dengan bahan kimia
berbahaya.
5

Jenis fisika
Suatu temperatur udara yang terlalu panas maupun terlalu dingin, keadaan
yang sangat bising, dan keadaan udara yang tidak normal.
Jenis proyek/ pekerjaan
Pencahayaan yang kurang, bahaya dari pengangkutan barang, dan bahaya
yang ditimbulkan oleh peralatan.

5. Sebab Kecelakaan Konstruksi


Faktor manusia dan faktor teknis menjadi faktor yang sangat dominan sering kali
menjadi penyebab terjadinya kecelakaan dalam konstruksi.
Faktor Manusia
Pekerja yang heterogen, tingkat skill dan edukasi berbeda, pengetahuan dan
kesadaran tentang keselamatan rendah sehingga memerlukan penanganan

khusus
Faktor Lingkungan
Faktor teknik
Berkaitan dengan kegiatan kerja proyek seperti penggunaan peralatan dan alat
berat, penggalian, pembangunan, pengangkutan dsb. Selain itu juga
disebabkan kondisi teknis dan metoda kerja yang tidak memenuhi standar
keselamatan (substandards condition)

Oleh karena itu, upaya-upaya pencegahan yang dapat dilakukan untuk mencegah
terjadinya kecelakaan berdasarkan kedua faktor tersebut antara lain:

Pencegahan Faktor Manusia


Pemilihan Tenaga Kerja
Pelatihan sebelum mulai kerja
Pembinaan dan pengawasan selama kegiatan berlangsung

Pencegahan Faktor Teknis


Perencanaan Kerja yang baik.
Pemeliharaan dan perawatan peralatan
Pengawasan dan pengujian peralatan kerja
Penggunaan metoda dan teknik konstruksi yang aman

6. Bentuk-Bentuk Kecekaan Konstruksi

Terbentur
Membentur
Terperangkap
Jatuh dari ketinggian
6

Jatuh dari ketinggian yang sama


Pekerjaan yang terlalu berat
Terkena aliran listrik
Terbakar

7. Strategi Penerapan K3 di Proyek Konstruksi

Identification
Setiap proyek memiliki karakteristik berbeda, misalnya proyek bangunan
bertingkat, pembangunan bendungan, pabrik dsb. Lakukan identifikasi potensi
bahaya dalam kegiatan konstruksi yang akan dilaksanakan. Kemudian buat

mapping potensi bahaya menurut area atau bidang kegiatan masing-masing.


Evaluation
Adakan evaluasi tentang potensi bahaya untuk menentukan skala prioritas
berdasarkan Hazards Rating. Susun Risk Rating dari semua kegiatan

konstruksi yang akan dilakukan.


Develop the Plan
Berdasarkan hasil identifikasi dan evaluasi susun rencana pengendalian dan
pencegahan kecelakaan. Terapkan konsep Manajemen Keselamatan Kerja
yang baku. Susun Program Implementasi dan program-program K3 yang akan
dilakukan (buat dalam bentuk elemen kegiatan).
Implementation
Rencana kerja yang telah disusun implementasikan dengan baik. Sediakan

sumberdaya yang diperlukan untuk menjalankan program K3. Susun

Kebijakan K3 terpadu.
Monitoring
Buat program untuk memonitor pelaksanaan K3 dalam perusahaan. Susun
sistim audit dan inspeksi yang baik sesuai dengan kondisi perusahaan.

8. Penyusunan Safety Plan


Sebelum dilakukannya sebuah proses pembangunan konstruksi, diperlukan adanya
safety plan terlebih dahulu. Safety plan adalah rencana pelaksanaan K3 untuk proyek
yang bertujuan agar dalam pelaksanaan nantinya proyek akan aman dari kecelakaan dan
bahaya penyakit sehingga menghasilkan produktivitas kerja yang tinggi.
Safety plan terdiri atas:
a. Pembukaan yang berisi:
Gambaran proyek dan pokok perhatian untuk kegiatan K3
b. Resiko kecelakaan dan pencegahannya
7

c. Tata cara pengoperasian peralatan


d. Alamat instansi terkait: Rumah sakit, Polisi, Depnaker, Dinas Pemadam
kebakaran.

9. Pelaksanakan Kegiatan K3 di Lapangan


Pelaksanaan kegiatan K3 di lapangan terdiri atas:
e. Kegiatan K3 di lapangan berupa pelaksanaan safety plan, melalui kerja sama
dengan instansi yang terkait K3, yaitu depnaker, polisi dan rumah sakit.
f. Pengawasan pelaksanaan K3, meliputi kegiatan:
Safety patrol, yaitu suatu tim K3 yang terdiri dari 2 atau 3 orang yang
melaksanakan patroli untuk mencatat hal-hal yang tidak sesuai

ketentuan K3 dan yang memiliki resiko kecelakaan.


Safety supervisor; adalah petugas yang ditunjuk manajer proyek untuk
mengadakan pengawasan terhadap pelaksanaan pekerjaan dilihat dari

segi K3.
Safety meeting; yaitu rapat dalam proyek yang membahas hasil

laporan safety patrol maupun safety supervisor.


o Pelaporan dan penanganan kecelakaan, terdiri dari:
Pelaporan dan penanganan kecelakaan ringan
Pelaporan dan penanganan kecelakaan berat
Pelaporan dan penanganan kecelakaan dengan korban meninggal
Pelaporan dan penanganan kecelakaan peralatan berat

10. Perlengkapan dan Peralatan K3 dalam Konstruksi


Perlengkapan dan peralatan penunjang program K3, meliputi:

Promosi program K3; yang terdiri dari:


o Pemasangan bendera K3, bendera RI, bendera perusahaan.
o Pemasangan sign-board K3 yang berisi antara lain slogan-slogan
yang mengingatkan perlunya be-kerja dengan selamat
Sarana peralatan perlengkapan perlindungan diri (personal protective
equipment) yang digunakan oleh pekerja, diantaranya:
o Pelindung mata dan wajah berupa:
Kaca mata safety
Kaca mata safety merupakan peralatan yang paling banyak
digunakan sebagai pelindung mata. Meskipun kelihatannya
sama dengan kacamata biasa, namun kaca mata safety lebih
8

kuat dan tahan benturan serta tahan panas dari pada kaca

mata biasa.
Goggle
Goggle memberikan

perlindungan

yang

lebih

baik

dibandingkan safety glass sebab lebih menempel pada

wajah.
Pelindung wajah
Pelindung wajah memberikan perlindungan menyeluruh
pada wajah dari bahaya percikan bahan kimia, obyek yang
beterbangan atau cairan besi. Banyak dari pelindung wajah

ini dapat digunakan bersamaan dengan penggunaan helm.


Helm pengelas
Helm pengelas memberikan perlindungan baik pada wajah
dan juga mata. Helm ini menggunakan lensa penahan
khusus yang menyaring intesnsitas cahaya serta energi

panas yang dihasilkan dari kegiatan pengelasan.


o Pelindung pendengaran, dan jenis yang paling banyak digunakan
adalah foam earplugs, PVC earplugs, earmuffs.
o Pelindung kepala atau helm (hard hat) yang melindungi kepala
karena memiliki hal berikut: lapisan yang keras, tahan dan kuat
terhadap benturan yang mengenai kepala; sistem suspensi yang ada
didalamnya bertindak sebagai penahan goncangan; beberapa jenis
dirancang tahan terhadap sengatan listrik; serta melindungi kulit
kepala, wajah, leher, dan bahu dari percikan, tumpahan, dan
tetesan.
Jenis-jenis pelindung kepala, antara lain:
1. Kelas G untuk melindungi kepala dari benda yang jatuh;
dan melindungi dari sengatan listrik sampai 2.200 volts.
2. Kelas E untuk melindungi kepala dari benda yang jatuh,
dan dapat melindungi dari sengatan listrik sampai 20.000
volts.
3. Kelas F untuk melindungi kepala dari benda yang jatuh,
TIDAK melindungi dari sengatan listrik, dan TIDAK
melindungi dari bahan-bahan yang merusak (korosif)
o Pelindung kaki berupa sepatu dan sepatu boot, yang terdiri atas:
Steel toe, sepatu yang didesain untuk melindingi jari kaki dari
kejatuhan benda

Metatarsal, sepatu yang didesain khusus melindungi seluruh

kaki dari bagian tuas sampai jari


Reinforced sole, sepatu ini didesain dengan bahan penguat dari

besi yang akan melindungi dari tusukan pada kaki


Latex/Rubber, sepatu yang tahan terhadap bahan kimia dan
memberikan daya cengkeram yang lebih kuat pada permukaan

yang licin.
PVC boots, sepatu yang melindungi dari lembab dan membantu

berjalan di tempat becek


Vinyl boots, sepatu yang tahan larutan kimia, asam, alkali,

garam, air dan darah


Nitrile boots, sepatu yang tahan terhadap lemak hewan, oli, dan

bahan kimia
o Pelindung tangan berupa sarung tangan dengan jenis-jenisnya,
antara lain:
Metal mesh, sarung tangan yang tahan terhadap ujung benda

yang tajam dan melindungi tangan dari terpotong


Leather gloves, melindungi tangan dari permukaan yang kasar.
Vinyl dan neoprene gloves, melindungi tangan dari bahan

kimia beracun
Rubber gloves, melindungi tangan saat bekerja dengan listrik
Padded cloth gloves, melindungi tangan dari sisi yang tajam,

bergelombang dan kotor.


Heat resistant gloves, melindungi tangan dari panas dan api
Latex disposable gloves, melindungi tangan dari bakteri dan

kuman
o Pelindung bahaya jatuh dengan jenis-jenis antara lain:
Full Body Hardness (Pakaian penahan Bahaya Jatuh), sistim
yang dirancang untuk menyebarkan tenaga benturan atau
goncangan pada saat jatuh melalui pundak, paha dan pantat.
Pakaian penahan bahaya jatuh ini dirancang dengan desain
yang nyaman bagi si pemakai dimana pengikat pundak, dada,
dan tali paha dapat disesuaikan menurut pemakainya. Pakaian
penahan bahaya jatuh ini dilengkapi dengan cincin D (high)
yang terletak dibelakang dan di depan dimana tersambung tali
pengikat, tali pengaman atau alat penolong lain yang dapat
dipasangkan.

10

Life Line (tali kaitan), tali kaitan lentur dengan kekuatan tarik
minimum 500 kg yang salah satu ujungnya diikatkan ketempat
kaitan dan menggantung secara vertikal, atau diikatkan pada

tempat kaitan yang lain untuk digunakan secara horizontal


Anchor Point (Tempat Kaitan), tempat menyangkutkan pengait
yang sedikitnya harus mampu menahan 500 kg per pekerja
yang menggunakan tempat kaitan tersebut. Tempat kaitan harus
dipilih untuk mencegah kemungkinan jatuh. Tempat kaitan, jika
memungkinkan harus ditempatkan lebih tinggi dari bahu

pemakainya
Lanyard (Tali Pengikat), tali pendek yang lentur atau anyaman
tali, digunakan untuk menghubungkan pakaian pelin-dung jatuh
pekerja ke tempat kaitan atau tali kaitan. Panjang tali pengikat
tidak boleh melebihi 2 meter dan harus yang kancing

pengaitnya dapat mengunci secara otomatis


Refracting Life Lines (Pengencang Tali kaitan), komponen
yang digunakan untuk mencegah agar tali pengikat tidak terlalu
kendor. Tali tersebut akan memanjang dan memendek secara

otomatis pada saat pekerja naik maupun pada saat turun.


Sarana peralatan lingkungan yang dapat berupa:
Tabung pemadam kebakaran
Pagar pengamanan
Penangkal petir darurat
Pemeliharaan jalan kerja dan jembatan kerja
Jaring pengamanan pada bangunan tinggi
Pagar pengaman lokasi proyek
Tangga
Peralatan P3K
Rambu-rambu peringatan, antara lain dengan fungsi:
Peringatan bahaya dari atas
Peringatan bahaya benturan kepala
Peringatan bahaya longsoran
Peringatan bahaya api
Peringatan tersengat listrik
Penunjuk ketinggian (untuk bangunan yang lebih dari 2 lantai)
Penunjuk jalur instalasi listrik kerja sementara
Penunjuk batas ketinggian penumpukan material
Larangan memasuki area tertentu
Larangan membawa bahan-bahan berbahaya
Petunjuk untuk melapor (keluar masuk proyek)
11

Peringatan untuk memakai alat pengaman kerja


Peringatan ada alat/mesin yang berbahaya (untuk lokasi tertentu)
Peringatan larangan untuk masuk ke lokasi power listrik (untuk orangorang tertentu)

11. Implementasi K3 dalam Kegiatan Proyek


Dikembangkan dengan mempertimbangkan berbagai aspek antara lain:

Skala Proyek
Jumlah Tenaga Kerja
Lokasi Kegiatan
Potensi dan Resiko Bahaya
Peraturan dan standar yang berlaku
Teknologi proyek yang digunakan

12

BAB III
KESIMPULAN

Materi Dasar K3 Konstruksi ini disusun secara gamblang untuk dipahami dan
dikembangkan sesuai dengan kondisi perusahaan ataupun tempat kerja serta memperhatikan
tuntutan aturan perundangan juga ketentuan atau sistim yang diterapkan perusahaan. Semua
upaya itu untuk menjamin serta memastikan bekerja Aman, Efektif, Efisien dan
menghasilkannya produktifitas yang diharapkan perusahaan.
Salah satu tugas dari penanggung jawab safety ataupun EHS Officer di tempat kerja
adalah memastikan sistem manajemen Keselamatan kesehatan kerja berjalan dan salah
satunya adalah dilaksanakannya prosedur pencegahan kemungkinan kecelakaan dari proses
kerja yang berjalan pada bidang konstruksi.
Semoga bermanfaat.

13

SOAL EVALUASI
1. Berikut merupakan latar belakang dimana K3 menjadi hal yang penting untuk
diterapkan di bidang konstruksi, kecuali?
a. Melibatkan jumlah tenaga kerja yang banyak
b. Memiliki intensitas kerja yang tinggi
c. Menggunakan peralatan kerja beragam, jenis, teknologi, kapasitas dan
kondisinya
d. Para pekerja di bidang konstruksi sebagian besar memiliki latar belakang
pendidikan yang sangat baik
2. Pekerja yang heterogen, tingkat skill dan edukasi berbeda, pengetahuan dan kesadaran
tentang keselamatan yang rendah merupakan beberapa penyebab terjadinya
kecelakaan di bidang konstruksi yang berasal dari faktor?
a. Lingkungan
b. Teknik
c. Material
d. Manusia
3. Penggunaan peralatan seperti alat berat, dan juga metoda kerja yang tidak memenuhi
standar keselamatan merupakan beberapa penyebab terjadinya kecelakaan di bidang
konstruksi yang berasal dari faktor?
a. Lingkungan
b. Teknik
c. Material
d. Manusia
4. Upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya kecelakaan akibat faktor
manusia pada bidang konstruksi, kecuali?
a. Pemilihan tenaga kerja
b. Pelatihan sebelum mulai kerja
c. Pemeliharaan dan perawatan alat
d. Pembinaan dan pengawasan selama kegiatan berlangsung
5. Batas tinggi minimal berdasarkan undang-undang dimana diperlukannya safety
harness sebagai APD yang diwajibkan untuk pekerja yang bekerja pada ketinggian
tersebut adalah?
a. 1,5 m
b. 1,6 m
c. 1,7 m
d. 1,8 m
6. Rencana pelaksanaan K3 untuk proyek yang bertujuan agar dalam pelaksanaan
nantinya proyek akan aman dari kecelakaan dan bahaya penyakit sehingga
menghasilkan produktivitas kerja yang tinggi adalah?
a. Safety plan
b. Emergency plan
14

c. Last plan
d. Implantation plan
7. Safety plan terdiri atas, kecuali?
a. Gambaran resiko kecelakaan dan pencegahannya
b. Tata cara pengoperasian peralatan
c. Alamat instansi terkait: Rumah sakit, Polisi, Depnaker, Dinas Pemadam
kebakaran.
d. Kerugian dari risiko kecelakaan yang dapat terjadi
8. Suatu tim K3 yang terdiri dari 2 atau 3 orang yang melaksanakan patroli untuk
mencatat hal-hal yang tidak sesuai ketentuan K3 dan yang memiliki resiko kecelakaan
adalah?
a. Safety patrol
b. Safety supervisor
c. Safety officer
d. Safety person
9. Pelaporan dan penanganan kecelakaan, terdiri dari?
a. Pelaporan dan penanganan kecelakaan ringan
b. Pelaporan dan penanganan kecelakaan dengan korban meninggal
c. Pelaporan dan penanganan kecelakaan peralatan berat
d. Jawaban di atas benar semua
10. Promosi program K3 di bidang industry terdiri atas?
a. Pemasangan bendera K3 dan bendera negara asing yang menjadi partner
b. Pemasangan spanduk-spanduk perusahaan
c. Pemasangan bendera putih hijau sebagai tanda K3
d. Pemasangan bendera K3, bendera RI, dan bendera perusahaan
11. Jenis APD yang lebih baik dibandingkan safety glass karena dapat lebih menempel
pada wajah adalah?
a. Helm pengelas
b. Earmuffs
c. Goggle
d. Earplugs
12. Alasan pentingnya penggunaan safety helmet/ hard hat bagi para pekerja konstruksi
adalah?
a. Karena memiliki lapisan yang keras/kuat
b. Tahan untuk melindungi kepala dari benturan yang ada
c. Memiliki sistem suspensi yang bertindak sebagai penahan goncangan
d. Semua jawaban benar
13. Pelindung kepala/ safety helmet jenis F memiliki karakteristik?
a. Melindungi dari sengatan listrik sampai 2.200 volts
b. Melindungi dari sengatan listrik sampai 20.000 volts
c. Melindungi dari benda-benda korosif
d. Tidak melindungi dari sengatan listrik
14. Sepatu boot yang didesain dengan bahan penguat dari besi yang akan melindungi dari
tusukan pada kaki adalah?
a. Steel toe
b. Metatarsal
c. Reinforced sole
15

d. PVC boots
15. Sepatu boot yang didesain untuk tahan terhadap larutan kimia, asam, alkali, garam
dan air adalah?
a. Vinyl boots
b. Nitrile boots
c. PVC boots
d. Latex/Rubber
16. Sarung tangan/safety gloves yang tahan terhadap ujung benda yang tajam dan
melindungi tangan dari terpotong adalah?
a. Metal mesh
b. Leather gloves
c. Heat resistant gloves
d. Padded cloth gloves
17. Sarung tangan/safety gloves yang melindungi tangan saat bekerja dengan listrik
adalah?
a. Padded cloth gloves
b. Rubber gloves
c. Leather gloves
d. Latex disposable gloves
18. Berikut merupakan pelindung yang digunakan untuk mencegah terjadinya bahaya
terjatuh dari ketinggian pada bidang konstruksi, kecuali?
a. Full body hardness
b. Life line
c. Anchor point
d. Escape rope
19. Komponen yang digunakan untuk mencegah agar tali pengikat tidak terlalu kendor
dan akan memanjang - memendek secara otomatis pada saat pekerja naik maupun
pada saat turun adalah?
a. Full body hardness
b. Lanyard
c. Anchor point
d. Refracting Life Lines
20. Salah satu penyebab utama K3 sangat penting bagi bidang konstruksi adalah?
a. Para pekerja konstruksi, banyak yang berpendidikan rendah
b. Konstruksi memerlukan biaya yang besar
c. Investasi pada konstruksi biasanya mencapai dana triliun
d. Sanksi yang berat pada bidang konstruksi apabila terjadi kecelakaan

16

KUNCI JAWABAN SOAL EVALUASI


1. D
2. D
3. B
4. C
5. D
6. A
7. D
8. A
9. D
10. D
11. C
12. D
13. D
14. C
15. A
16. A
17. B
18. D
19. D
20. A

17

Anda mungkin juga menyukai