NIM
102013501
KELOMPOK
C8
________________________________________________________________________
55tahun,
berdebar-debar
lebih lanjut mengenai
sejak seminggu
proses pembentukan
emosi, yang mencakupi organ terkait, mekanisme kerja neurotransmitter dan cara tubuh
memberi respon sesuai emosi.
Proses
Pembentukan
emosi
PEMBAHASAN
1.
Sistem Saraf
Otonom
Skenario 1: Seorang perempuan umur 55 tahun datang ke klinik dengan keluhan
Latar belakang
masalah
Organ
Terkait
Neurotransmitte
r
berdebar sejak seminggu yang lalu. Dari anamnesa diketahui bahwa ia baru saja
kehilangan suaminya yang meninggal tiba-tiba, Mekanisme
diduga karena serangan jantung.
Makroskopik
Mikroskopik
Kerja
Pada pemeriksaan fisik dokter tidak menemukan kelainan apa-apa, jantung dan
paru-paru dalam keadaan baik
2.
Rumusan masalah
Seorang perempuan berusia 55 tahun dengan keluhan berdebar sejak seminggu yang
lalu
3.
Hipotesis
Pasien berdebar dikarenakan respon tubuh pada emosi yang dialaminya.
4.
Analisis masalah
Emosi merupakan suatu ekpresi perasaan diri terhadap sesuatu kejadian yang sedih,
marah atau senang. Menurut hillman dan Drever, emosi adalah bentuk yang kompleks
dari organisme, yang melibatkan perubahan fisik dari karakter yang luas dari sudut
mental.1 Emosi berkaitan erat dengan motivasi yang mendorong menuju bentuk nyata
dari suatu tingkah laku. Pembentukan emosi ini dipengaruhi oleh tiga struktur otak yaitu
korteks serebri, sistem limbik dan hipotalamus.
4.1 Organ Terkait
Umumnya, korteks serebri dan sistem limbik pada otak memiliki peran masingmasing dalam membentuk emosi. Daerah-daerah pada sistem limbik berperan menerima
stimulus. Hipotalamus membentuk respon yang sesuai untuk menyertai keadaan
emosional tertentu.1,2 Korteks serebri pula bertanggungjawab memotivasikan diri untuk
melaksanakn respon. Secara anatominya, setiap bahgian ini memiliki ciri khusus, yang
akan dibahas secara mikroskopik dan makroskopik.
4.1.1
Struktur makroskopik
Korteks serebri merupakan lapisan paling luar pada otak besar yaitu cereberum.
Bahagian ini berwarna kelabu kerana mengandungi berbagai macam sel neuron sehingga
disebut substantia nigra. Bagian di bawahnya (subkortikal) terdiri dari lanjutan sel neuron
berupa axon dan dendrit sehingga kumpulannnya tampak berwarna lebih putih dan
disebut substatia alba. Selain itu terdapat juga ganglia basalis. Area terbesar dari korteks
terdiri atas lekukan (sulcus) dan tonjolan (girus) yang memberikan impak permukaan luas
Foto 1.
Struktur
Makroskopik
Korteks
Serebri dan
Sistem
Limbik2
Korteks
serebri juga di
bahagi
kepada
beberapa
area
dengan
tulang
tengkorak
yang
sesuai
melindunginya dan bahgian broadman yang berperan pada fungsi sellularnya. Area
tersebut adalah:2,3
1.
Lobus frontalis : terletak di depan serebrum dan sulkus sentralis, dibawah tulang
frontal, bahgian belakangnya dibatasi sulkus sentralis. Meliputi area Broadman
nomor 4 (area motorik primer), nomor 6 (area premotorik), nomor 8 (gerakan mata
dan perubahan iklim) dan nomor 9,10,11, 12 (asosiasi frontalis).
2.
Meliputi area Broadman nomor 1,2,3 (area sensorik primer) dan nomor 5,7 (area
somatosens)
3.
4.
Sistem
limbik
merupakan
bagian
ganglia basalis, neuron- motorik yang menginervasi otot skelet, neuron preganglion
sistem saraf otonom, neuron postganglion saraf parasimpatik dan sebagian saraf
simpatik. Umumnya, asetilkholin mempunyai efek eksitasi, namun dapat juga
berefek inhibisi pada beberapa ujung saraf parasimpatik perifer.
2.
Norepinefrin (NE): Disekresi oleh sebagian besar neuron yang ada di batang
4. Serotonin: Disekresikan oleh nucleus yang berasal dari batang otak dan
berproyeksi di sebagian besar area otak
5. GABA (asam gamma-aminobutirat): Disekresikan oleh ujung saraf dalam
medulla spinalis, serebelum, ganglia basalis, dan korteks. Bahan ini dianggap
menyebabkan efek inhibisi
4.3 Sistem
saraf
Tubuh
manusia
Otonom
dipersarafi
oleh
Sistem
dikawal.
Manakala,
otonom,
sistem
somatik
atau
yang
kondisi terkontrol
tanpa
secara
pengendalian
berperan
sadar.
Susunan saraf otonom terbagi atas dua bagian yaitu saraf simpatik dan saraf para simpatik
yang bekerja secara antagonis terhadap organ yang sama.
Sasaran pembelajaran
Mahasiswa mampu memahami serta mengenalpasti struktur organ yang terkait dalam
proses emosi yaitu jantung. Mahasiswa juga memahami fungsi dan mekanisme kerja
neurotransmitter. Selain itu, mahasiswa dapat menghubungkan perjalanan saraf
otonom sehinggalah terjadinya respon dari emosi yang dialami.
6.
Pembahasan masalah
Dalam kasus ini, pasien mengalami debaran dikarenakan berlaku gangguan pada
Kesimpulan
Pasien mengalami debaran sebagai respon kepada emosi sedih yang dialami setelah
kematian suaminya. Hipotesis diterima
DAFTAR PUSTAKA
1.
Euis
H.,
Nur
F.
R.
Psikologi
Faal.
Diunduh
20
April
2014:
April
2014:
http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PEND._LUAR_BIASA/197710132005012EUIS_HERYATI/DIKTAT_KULIAHx.pdf
2.
Bailey,
R.
(2010).
Anatomy
of
The
Brain.
Diunduh
20
http://www.biology.about.com/library/organs/brain
3.
Cummings; 2004
4.
Sherwood L. Fisiologi Manusia: Dari Sel ke Sistem. Ed. Jakarta: Penerbit Buku
Corwin EJ. Buku Saku Patofisiologi. Ed 3. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC;
2009