Anda di halaman 1dari 17

Muatan Rencana Tata Ruang Wilayah

8
Profil Singkat Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Gowa

Tujuan, Kebijakan, dan Strategi


Tujuan Penataan Ruang
Berdasarkan visi dan misi Kabupaten Gowa, tujuan penataan ruang wilayah Kabupaten
Gowa yaitu untuk mewujudkan ruang wilayah Kabupaten Gowa yang terkemuka, aman,
nyaman, produktif, berkelanjutan, berdaya saing dan maju di bidang pertanian, industri,
jasa, perdagangan, dan wisata melalui inovasi, peningkatan kualitas sumber daya manusia
secara berkelanjutan, dan mendukung fungsi KSN Perkotaan Mamminasata.

Kebijakan Penataan Ruang


Untuk mewujudkan tujuan penataan ruang wilayah ditetapkan kebijakan penataan ruang
wilayah meliputi:
a) Pengembangan sistem pusat-pusat kegiatan di Kabupaten Gowa untuk
mendukung terintegrasinya sistem-sistem pusat kegiatan di KSN Perkotaan
Mamminasata;
b) Pengembangan prasarana wilayah secara terpadu dan berhirarkhi;
c) Peningkatan fungsi kawasan lindung;
d) Peningkatan sumber daya hutan produksi;
e) Peningkatan sumber daya lahan pertanian, perkebunan, peternakan dan
perikanan;
f) Pengembangan potensi pariwisata;
g) Pengembangan potensi pertambangan;
h) Pengembangan potensi industri;
i) Pengembangan potensi perdagangan;
j) Pengembangan potensi pendidikan;
k) Pengembangan potensi permukiman; dan
l) Peningkatan fungsi kawasan untuk pertahanan dan keamanan negara.

Strategi Penataan Ruang Kabupaten Gowa


Strategi penataan ruang wilayah kabupaten merupakan penjabaran kebijakan penataan
ruang wilayah kabupaten ke dalam langkah-langkah operasional untuk mencapai tujuan
yang telah ditetapkan.
1. Strategi pengembangan sistem pusat-pusat kegiatan di Kabupaten Gowa untuk
mendukung terintegrasinya sistem-sistem pusat kegiatan di KSN Perkotaan
Mamminasata meliputi:
mendorong pengembangan KSN Perkotaan Mamminasata
mendorong pengembangan pusat-pusat pertumbuhan baru di kawasan
Perkotaan Mamminasata;
mempromosikan Pusat Kegiatan Lokal Promosi (PKLp) Kawasan Perkotaan
Borimatangkasa Kecamatan Bajeng Barat;

9
Profil Singkat Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Gowa

meningkatkan interkoneksi antar kawasan perkotaan yang meliputi Pusat


Kegiatan Nasional, Pusat Kegiatan Lokal Promosi (PKLp), Pusat Pelayanan
Kawasan (PPK) yang meliputi seluruh ibukota kecamatan, dan Pusat Pelayanan
Lingkungan (PPL), antar kawasan perkotaan dengan kawasan perdesaan.
meningkatkan sinergitas, sistem transportasi dan komunikasi antarkawasan
perkotaan, antar pusat-pusat kegiatan seperti PKN, PKLp, PPK dan PPL;
mendorong kawasan perkotaan dan pusat pertumbuhan agar lebih kompetitif
dan lebih efektif dalam mendorong pengembangan wilayah sekitarnya;
mengendalikan perkembangan kawasan perkotaan, khususnya di daerah
perbukitan, bantaran sungai dan pantai; dan
2. Strategi pengembangan prasarana wilayah secara terpadu meliputi:
meningkatkan kualitas dan mengembangkan sistem jaringan prasarana dalam
mewujudkan keterpaduan pelayanan transportasi darat, udara dan laut secara
berkhirarki, sinergis, terpadu dan merata di KSN Perkotaan Mamminasata;
meningkatkan kualitas dan mengembangkan jangkauan pelayanan jaringan
prasarana transportasi, informasi, telekomunikasi, energi dan sumberdaya air
secara berhierarkis, sinergis, terpadu dan merata PKN, PKLp, PPK dan PPL di
seluruh wilayah kabupaten;
mengembangkan akses jaringan jalan menuju kawasan pertanian, perikanan,
pariwisata, industri dan daerah terisolir;
meningkatnya kualitas dan keterpaduan pelayanan jaringan prasarana
transportasi;
mendorong pengembangan prasarana informasi dan telekomunikasi terutama
di kawasan terisolir;
meningkatkan jaringan energi
meningkatkan kualitas dan kuantitas jaringan irigasi dan mewujudkan
keterpaduan sistem jaringan SDA;
meningkatkan jaringan distribusi bahan bakar minyak dan gas yang terpadu
dengan jaringan dalam tataran nasional secara optimal;
meningkatkan kualitas jaringan prasarana serta mewujudkan keterpaduan
sistem jaringan sumber daya air;
meningkatkan kualitas jaringan prasarana persampahan secara terpadu
dengan penerapan konsep rethinking, reduce, reuse dan recycling (4R).
mengarahkan sistem pengelolaan akhir sampah dengan teknologi pengolahan
sampah ramah lingkungan yang handal;
meningkatkan kualitas jaringan prasarana sanitasi dan pengelolaan limbah
terpadu melalui Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL); dan
Meningkatkan kualitas dan sistem jaringan prasarana pengelolaan limbah
domestik, limbah industri maupun B3.
3. Strategi peningkatan fungsi kawasan lindung, meliputi:
menyelenggarakan upaya terpadu pelestarian fungsi sistem ekologi wilayah.
mengembalikan dan meningkatkan fungsi kawasan lindung
mengembalikan dan meningkatkan fungsi kawasan lindung yang telah
menurun akibat pengembangan kegiatan budidaya, termasuk reboisasi di
Taman Wisata Alam Malino.
10
Profil Singkat Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Gowa

mewujudkan kawasan hutan sesuai dengan kondisi ekosistemnya dengan luas


paling sedikit 30 (tiga puluh) persen dari luas DAS.
menyediakan RTH paling sedikit 30 (tiga puluh) persen dari luas kawasan
perkotaan.
melindungi kemampuan lingkungan hidup dari tekanan perubahan dan/atau
dampak negatif yang ditimbulkan oleh suatu kegiatan agar tetap mampu
mendukung perikehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya;
melindungi kemampuan lingkungan hidup untuk menyerap zat, energi,
dan/atau komponen lain yang dibuang ke dalamnya; dan
mencegah terjadinya tindakan yang dapat secara langsung atau tidak langsung
menimbulkan perubahan sifat fisik lingkungan yang mengakibatkan
lingkungan hidup tidak berfungsi dalam menunjang pembangunan yang
berkelanjutan.
4. Strategi peningkatan sumber daya hutan produksi terdiri atas:
mengembangkan areal lahan hutan produksi secara selektif;
mengembangkan produksi hasil hutan kayu dari hasil kegiatan budidaya
tanaman hutan dalam kawasan hutan produksi;
mengembangkan hutan perkebunan (agro forestry) di areal sekitar hutan
lindung sebagai zona penyangga
mendukung kebijakan jeda tebang (moratorium logging) dalam kawasan hutan
5. Strategi peningkatan sumber daya lahan pertanian, perkebunan, peternakan dan
perikanan meliputi:
mempertahankan areal sentra produksi pertanian lahan basah secara
berkelanjutan di daerah perdesaan;
meningkatkan kualitas lahan pertanian holtikultura di daerah perbukitan
dataran tinggi;
mengembangkan areal lahan komoditas perkebunan di daerah perdesaan
secara selektif;
meningkatkan intensitas budidaya peternakan;
meningkatkan kemampuan dan teknologi budidaya perikanan air tawar dan
juga perikanan laut;
mengembangkan budidaya perikanan yang terpadu dengan pengembangan
minapolitan;
mengembangkan komoditas perikanan dilakukan secara luas oleh masyarakat
maupun badan usaha yang diberi izin di wilayah yang telah ditetapkan oleh
pemerintah setempat; dan
Mengembangkan sektor perikanan yang terpadu dengan kegiatan wisata serta
memenuhi kebutuhan kawasan lain di luar wilayah.
6. Strategi pengembangan potensi pariwisata meliputi:
mengembangkan Taman Wisata Alam Malino sebagai kota bunga yang ramah
lingkungan
mengembangkan sarana dan prasarana penunjang kepariwisataan;
mempertahankan dan melestarikan kawasan situs budaya dan
mengembangkan objek wisata sebagai pendukung daerah tujuan wisata

11
Profil Singkat Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Gowa

7.

8.

9.

10.

mengembangkan prasarana dan sarana akomodasi dan transportasi untuk


kegiatan Meeting, Incentive, Convension and Exhibition (MICE) di Kota Malino;
meningkatkan dan mengembangkan akses yang menghubungkan objek-objek
wisata di wilayah Kabupaten Gowa; dan
mengembangkan promosi dan jaringan industri pariwisata secara global.
Strategi pengembangan potensi pertambangan, meliputi:
mengembangkan budi daya pertambangan yang berwawasan lingkungan;
melakukan kajian, ekplorasi sampai ke eksploitasi potensi tambang dengan
menghindari kemungkinan rusaknya lingkungan hidup;
mengendalikan penambangan batuan di sungai maupun gunung agar tidak
berdampak pada kerusakan lingkungan;
melakukan penambangan batuan di Sungai Jeneberang untuk mengimbangi
volume sedimentasi di waduk Bili-bili
mereklamasi pasca tambang dalam rangka pemulihan kualitas lingkungan
pengendalian perizinan penambangan skala kecil
Strategi pengembangan potensi industri meliputi:
mengembangkan Kawasan Industri Gowa yang terintegrasi dengan Kawasan
Industri dalam KSN Perkotaan Mamminasata;
mengembangkan Kawasan Industri Gowa
mengembangkan kawasan agro-industri skala sedang di PKLp dan PPK;
mengembangkan usaha industri kecil dan industri rumah tangga
melakukan pengelolaan dan upaya meminimalisasi dampak negative dari
kegiatan industri.
Strategi pengembangan potensi perdagangan, meliputi:
mengembangkan kawasan perdagangan regional dalam mendukung KSN
Perkotaan Mamminasata;
meremajakan kawasan perdagangan Sungguminasa yang terpadu dengan
Pasar Induk Regional (PIR) Mamminasata di Kota Sungguminasa;
mengembangkan pusat perdagangan skala regional Mamminasata di
Kecamatan Pattallassang yang terpadu dengan kawasan terminal tipe A;
merevitalisasi pasar seni Somba Opu yang terpadu dengan pusat seni dan
informasi pariwisata;
mengembangkan kawasan perdagangan di PKLp dan PPK;
mengembangkan pasar hasil industri pertanian yang terpadu dengan KEK
KIWA;
meningkatkan akses koperasi dan UMKM terhadap modal, perlengkapan
produksi, informasi, teknologi dan pasar; dan
mengembangan akses yang menghubungkan pusat-pusat perdagangan dengan
sentra-sentra produksi pertanian dan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) KIWA.
Strategi pengembangan potensi pendidikan, meliputi:
mendorong percepatan pembangunan kawasan pendidikan Metro KSN
Perkotaan Mamminasata;
mengembangkan kawasan pendidikan Mamminasata di Samabonto sebagai
bagian dari kawasan wisata pendidikan;
mengembangkan kawasan pendidikan unggulan Malino;
12
Profil Singkat Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Gowa

mengembangkan kawasan pendidikan Tanralili Kecamatan Palangga;


menyelenggarakan pendidikan sebagai pusat ilmu pengetahuan
memenuhi kapasitas dan mendistribusi secara proporsional fasilitas Sekolah
Taman Kanak-Kanak, pendidikan dasar, pendidikan menengah, sekolah
kejuruan dan pendidikan tinggi di PKN, PKLp, PPK dan PPL.
11. Strategi pengembangan potensi permukiman, meliputi:
mencegah tumbuh berkembangnya perumahan di kawasan lindung termasuk
kawasan lindung setempat, seperti di hutan lindung, lahan dengan kemiringan
di atas 30 persen, dan bantaran sungai;
mencegah pembangunan perumahan di daerah rawan bencana seperti longsor,
banjir dan tsunami;
Mengarahkanbangunan permukiman padat penduduk di tengah kota terutama
di PKN dan PKLp secara vertikal; dan
mengembangkan permukiman perdesaan berlandaskan kearifan nilai budaya
lokal seperti pola rumah kebun dengan bangunan berlantai panggung.
12. Strategi peningkatan fungsi kawasan untuk pertahanan dan keamanan negara,
yaitu:
mengembangkan kegiatan budi daya secara selektif di dalam dan di sekitar
kawasan strategis nasional
mengembangkan kawasan lindung dan/atau kawasan budidaya di sekitar
kawasan strategis nasional sebagai zona penyangga;
menyediakan ruang untuk peningkatan kemampuan kegiatan pertahanan dan
keamanan negara;
turut serta menjaga dan memelihara aset-aset pertahanan dan keamanan
negara; dan
mendukung penetapan kawasan strategis nasional dengan fungsi khusus
pertahanan dan keamanan Negara.

Rencana Struktur Ruang


Rencana struktur ruang wilayah Kabupaten Gowa (Gambar 2) merupakan arahan
perwujudan sistem perkotaan dalam wilayah Kabupaten/Kota Gowa dan jaringan
prasarana wilayah yang dikembangkan untuk mengintegrasikan wilayah Kabupaten
selain untuk melayani kegiatan skala Kabupaten, yang terdiri dari:

13
Profil Singkat Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Gowa

Gambar 2. Peta Rencana Struktur Ruang Kabupaten Gowa

Rencana Sistem Perkotaan


Pengembangan PKN
PKN merupakan kawasan perkotaan yang berperan sebagai pintu gerbang ke kawasan
internasional dan memiliki potensi untuk mendorong perkembangan wilayah sekitarnya
dan berfungsi sebagai pusat pengembangan kegiatan jasa, pusat pengolahan, simpul
transportasi dengan skala pelayanan nasional atau beberapa provinsi. Menurut PP
Nomor 26 Tahun 2008 tentang RTRWN telah menetapkan Metropolitan Mamminasata
sebagai Pusat Kegiatan Nasional (PKN) di Provinsi Sulawesi Selatan. Dalam hal ini,
Kecamatan Bajeng, Barombong, Bontomarannu, Bontonompo, Bontonompo Selatan,
Manuju, Pattallassang, Pallangga, Parangloe, dan Somba Opu yang termasuk dalam
kawasan Metropolitan Mamminasata di Kabupaten Gowa berperan penting dalam
pengembangan PKN di Provinsi Sulawesi Selatan
Pengembangan Pusat Kegiatan Lokal (PKL)
Dalam kebijakan makro spasial dalam hal ini Perda Nomor 09 Tahun 2009 tentang RTRW
Provinsi Sulsel tidak mengarahkan PKL di Kabupaten Gowa. Namun demikian,
berdasarkan potensi dan kriteria yang ada secara jelas, realistis, dan dapat
diimplementasikan dalam jangka waktu perencanaan terdapat kecamatan di Kabupaten
Gowa yang berpotensi untuk di ajukan/promosikan sebagai Pusat Kegiatan Lokal

14
Profil Singkat Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Gowa

promosi (PKLp). Adapun kecamatan yang berpotensi sebagai PKLp adalah kawasan
perkotaan Borimatangkasa Ibukota Kecamatan Bajeng Barat.

Pusat Pelayanan Kawasan (PPK)


Pusat Pelayanan Kawasan (PPK) Kabupaten Gowa berfungsi untuk melayani kegiatan
skala kecamatan atau beberapa desa. PPK ini merupakan pusat-pusat permukiman yang
ditetapkan oleh pemerintah daerah kabupaten Gowa. PPK, terdiri atas ibukota kecamatan
yang tidak termasuk PKN dan PKLp, meliputi:
Kawasan Perkotaan Malino di Kecamatan Tinggimoncong;
Kawasan Perkotaan Tamaona di Kecamatan Tombolo Pao;
Kawasan Perkotaan Majannang di Kecamatan Parigi;
Kawasan Perkotaan Sapaya di Kecamatan Bungaya;
Kawasan Perkotaan Bontoloe di Kecamatan Bontolempangan;
Kawasan Perkotaan Malakaji di Kecamatan Tompobulu; dan
Kawasan Perkotaan Lauwa di Kecamatan Biringbulu
Pusat Pelayanan Lingkungan (PPL)
Pusat-pusat permukiman yang diarahkan sebagai PPL di Kabupaten Gowa adalah pusat
permukiman-pusat permukiman Bontotanga, Bontopaja, Parappa, Rappokaleleng, Bonto
Bila, Allaka, Palangga, Baru Borong, Samata, Mapala, Pabundukang, Palacin, Koccikang,
Paku, Jonjo, Ujungbori, Pallanga, Ballacamba, Buki 2, Cangkara, Lembangteko, Ballangang,
Ballang, Rapondoeng, Garentong, ullalla, Patirungan, Batu Borong, Kapole dan Pencong.
Rencana Sistem Jaringan Transportasi
Rencana Sistem Jaringan Transportasi terdiri dari rencana Jaringan Transportasi Darat
(Jaringan jalan Mamminasata, Jaringan prasarana lalu lintas, Jaringan Pelayanan
Lalulintas, Rencana Pengembangan Sistem Jaringan Perkeretaapian, dan Rencana
Pengembangan Jaringan Monorel di Kawasan Mamminasata.
Rencana prasarana lainnya
Rencana prasarana lainnya terdiri atas: Rencana Sistem Jaringan Energi, Rencana Sistem
Jaringan Telekomunikasi Dan Informasi; Rencana Sistem Jaringan Sumber Daya Air;
Sistem Prasarana Pengelolaan Lingkungan.

Rencana Pola Ruang


Rencana pola ruang terdiri atas rencana pengembangan kawasan lindung dan rencana
pengembangan kawasan budidaya (lihat Gambar 3).

Kawasan Lindung
Hutan Lindung. Luas Kawasan Hutan Lindung Kabupaten Gowa keseluruhan yaitu seluas
23.602 Ha.

15
Profil Singkat Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Gowa

Kawasan Perlindungan Setempat


Kawasan Sempadan Pantai. Ditetapkan di daratan sepanjang tepian laut dengan

jarak minimal 100 (seratus) meter dari titik pasang air laut tertinggi ke arah darat dan
meliputi daratan sepanjang tepian laut di Kecamatan Bontonompo Selatan yang
luasnya sekitar 8 ha.

Gambar 3. Peta Rencana pola ruang Kabupaten Gowa


Kawasan Sempadan Sungai. luasnya kurang lebih 43 ha terdapat di Kecamatan Somba
Opu, Kecamatan Palangga, dan Kecamatan Bontomarannu.
Kawasan Sekitar Danau dan Waduk memiliki sempadan paling sedikit 50 meter,
meliputi:
Danau Mawang di Kelurahan Mawang Kecamatan Somba Opu;
Danau Tonjong di Kelurahan Mawang Kecamatan Somba Opu;
Danau Kalaborang di Kelurahan Panaikang Kecamatan Pattallassang; dan
Waduk Bili-bili di Kelurahan Bili-bili Kecamatan Parangloe.
Kawasan TPU luasnya kurang lebih 15 ha terdapat di Kecamatan Somba Opu, Kecamatan
Pattallassang, dan Kecamatan Bontomarannu; dan Rencana RTH termasulapangan olah
raga seluas kurang lebih ha terdapat di Kecamatan Pattallassang.

16
Profil Singkat Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Gowa

Kawasan Suaka Alam, Kawasan Pelestarian Alam, dan Kawasan Cagar


Budaya
Kawasan Suaka Alam didefinisikan sebagai satuan wilayah yang memiliki keragaman
hayati yang unik atau langka sehingga perlu dicegah kepunahannya dengan memberikan
perlindungan khusus. Kawasan ini dikelola oleh Pemerintah Pusat melalui balai-balai di
Provinsi.
Kawasan Taman Wisata Alam meliputi Kawasan Taman Wisata Alam Malino di
Kelurahan Malino, Desa Bolotana dan Desa Bontolerung di Kecamatan Tinggimoncong
dengan luas kurang lebih 3.286 ha.
Kawasan Cagar Budaya meliputi Benteng Balla Lampoa Sungguminasa di Kelurahan
Kalegowa Kecamatan Somba Opu, dan Situs Bersejarah Pusat Kerajaan Gowa Benteng
Sombu Opu di Kelurahan Tamanyeleng Kecamatan Barombong, Mesjid Tua Katangka di
Kelurahan Pandang-Pandang Kecamatan Somba Opu, Makam Syech Yusuf di Kelurahan
Pandang-Pandang Kecamatan Somba Opu, dan Makam Sultan Hasanuddin di Kelurahan
Pandang-Pandang Kecamatan Somba Opu.
Kawasan Rawan Bencana Alam
Potensi bencana alam di Kabupaten Gowa terdiri atas Kawasan rawan bencana alam
longsor dan Kawasan rawan bencana alam banjir
Kawasan Lindung Geologi adalah kawasan rawan bencana alam geologi meliputi
Kawasan rawan gerakan tanah; Kawasan rawan abrasi pantai; dan Kawasan sekitar mata
air.
Kawasan Budidaya di Kabupaten Gowa meliputi Kawasan Peruntukan Hutan Produksi
Tetap luasnya 23.102 ha, Kawasan Peruntukan Hutan Produksi Terbatas luasnya 20.287
ha, Kawasan Peruntukan Pertanian tanaman pangan lahan basah seluas kurang lebih
39.357 ha, Kawasan peruntukan pertanian tanaman pangan lahan kering seluas kurang
lebih 17.756 ha, Kawasan hortikultura 12.073 ha, Kawasan perkebunan 14.363 ha,
Kawasan peruntukan pertanian tanaman pangan lahan basah yang ditetapkan sebagai
kawasan pertanian pangan berkelanjutan, dengan luas 39.357 ha, Kawasan peruntukan
peternakan, Kawasan peruntukan perikanan, kawasan peruntukan pertambangan
batuan meliputi tanah urug atau timbunan, pasir dan batu, serta pasir kwarsa dan
kawasan peruntukan pertambangan mineral di Kecamatan Biringbulu, Kawasan industri
ditetapkan di Kawasan Industri Gowa (KIWA) di Kecamatan Pattallassang seluas kurang
lebih 900 ha, Kawasan peruntukan pariwisata, serta kawasan lingkungan hunian
perkotaan 5.983 ha (permukiman).

17
Profil Singkat Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Gowa

KawasanStrategis
a. Kawasan Strategis Nasional (KSN)
KSN adalah wilayah yang penataan ruangnya diprioritaskan karena mempunyai pengaruh
sangat penting secara nasional terhadap kedaulatan negara, pertahanan dan keamanan
negara, ekonomi, sosial, budaya, dan/atau lingkungan, termasuk wilayah yang telah
ditetapkan sebagai warisan dunia. KSN yang direncanakan di Kabupaten Gowa adalah
KSN Perkotaan Mamminasata yang merupakan KSN dari sudut kepentingan pertumbuhan
ekonomi.
b. Kawasan Strategis Nasional (KSP)
Wilayah kabupaten yang terkait dengan wilayah kabupaten dan ditetapkan sebagai
kawasan Pengembangan Kawasan Strategis Provinsi (KSP) dengan sudut kepentingan
ekonomi yaitu :
a) Kawasan lahan pangan berkelanjutan khususnya beras dan jagung, kawasan
pengembangan budidaya alternatif komoditi perkebunan unggulan, dan kawasan
industri skala besar yang merupakan kawasan strategis provinsi dari sudut
kepentingan pertumbuhan ekonomi;
b) Kawasan Taman Miniatur Sulawesi Selatan di Situs Benteng Somba Opu Kerajaan
Gowa yang merupakan kawasan strategis provinsi dari sudut kepentingan sosial
budaya; dan
c) Kawasan wisata bahari Mamminasata dan Kawasan Bendungan Bili-Bili yang
merupakan kawasan strategis provinsi dari sudut kepentingan fungsi dan daya
dukung lingkungan hidup.
c. Kawasan Strategis Kabupaten (KSK)
Kawasan Strategis Pertumbuhan Ekonomi

a. KIWA yang merupakan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Kabupaten Gowa;


b. Kota Idaman berwawasan lingkungan Kota Baru Mamminasata di Kecamatan
c.
d.
e.

f.

Pattallassang;
Kawasan Perkotaan Satelit Pattalassang di Kecamatan Pattallassang;
Kawasan Perkotaan Borimatangkasa (PKLp) Kecamatan Bajeng Barat;
Kawasan Perkebunan Komoditas Unggulan kopi, kakao, markisa dan teh, meliputi
Kecamatan Tinggimoncong, Tombolo Pao, Tompobulu, Bontolempangan, Parigi,
Bangaya, Manuju, Biringbulu; dan
Kawasan tanaman palawija di Kecamatan Tinggimoncong dan Tombolopao.

Kawasan Strategis Kepentingan Fungsi Dan Daya Dukung Lingkungan Hidup

a. Kawasan Danau Mawang di Kecamatan Somba Opu;


b. Kawasan Waduk Bili-Bili yang terpadu dengan penanggulan bahaya longsor
Gunung Bawakaraeng di Kecamatan Parangloe;
c. Kawasan Lapangan Golf Paddy Valley di Kecamatan Pattallassang;
d. Kawasan Industri Pengelolaan Sampah Regional Mamminasata di Kec.
Pattalassang; dan
e. Kawasan wisata alam Kota Bunga Malino Kecamatan Tinggimoncong.

18
Profil Singkat Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Gowa

Kawasan Strategis Kepentingan Sosial Budaya


a. Kota Budaya terpadu Sungguminasa yang mengintegrasikan objek-onjek budaya
berupa Rumah Adat Balla Lompoa, di Kecamatan Somba Opu; Makam Syech Yusuf
dan Makam Sultan Hasanuddin di Kecamatan Sumba Opu; Mesjid Tua Katangka di
Kecamatan Somba Opu; Benteng Somba Opu dan objek wisata budaya lainnya
termasuk peninggalan dan budaya local Accera Kalompoang, Appalili, Maudu
Kalompoang, Padekko, Paraga, Pamanca, Pakkarena dan Songka Bala;
b. Kawasan wisata pendidikan Tinggi UIN dan Fakultas Teknik Unhas di Kecamatan
Somba Opu, dan Kawasan Pendidikan STPDN di Tanralili Kecamatan Palangga.
Kawasan Strategis Kepentingan
Penggunaan Teknologi Tinggi

Pendayagunaan

Sumberdaya

Alam

Dan

a. Kawasan Pengembangan PLTA Bili-Bili di Kecamatan Parangloe;


b. Kawasan Pengembangan Sumber Tenaga Listrik Biogas di Kec. Pattalassang.

Gambar 4. Peta Kawasan Strategis Kabupaten Gowa

Indikasi Program
Berdasarkan UURI No. 25 Tahun 2004 yang berisi tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional dan UURI No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang, maka
RTRW Kabupaten Gowa disusun agar sinkron dan merupakan matra ruang Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Gowa. Selanjutnya, Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Gowa, Rencana Kerja
Pembangunan Daerah (RKPD) Pemkab Gowa, Rencana Strategis (Renstra) SKPD maupun
Rencana Kerja (Renja) Tahunan SKPD di lingkungan Pemkab secara matra ruang mengacu
pada RTRWK Gowa.
19
Profil Singkat Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Gowa

Berdasarkan hal tersebut di atas, indikasi program yang disusun dalam RTRWK Gowa ini
perlu dijadikan acuan lokasi program dan kegiatan dalam penyusunan rencana-rencana
pembangunan tahunan seperti RKPD Pemkab Gowa maupun Renja SKPD.
Secara sistematis program penataan ruang Kabupaten Gowadisusun dengan tabel yang
berisi usulan program utama, lokasi pelaksanaan program, sumber pendanaan, instansi
pelaksana, dan waktu pelaksanaan yang disesuaikan dengan waktu rencana RTRWK
Gowa dari Tahun 2011 hingga akhir Tahun Perencanaan 2030. (Tabel 3).

20
Profil Singkat Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Gowa

Pengendalian Pemanfaatan Ruang


Arahan pengendalian pemanfaatan ruang wilayah nasional dan wilayah provinsi digunakan
sebagai acuan dalam pelaksanaan pengendalian pemanfaatan ruang wilayah Kabupaten Gowa.
Instrumen pengendalian pemanfaatan ruang tersebut terdiri atas
a. ketentuan umum peraturan zonasi sistem kabupaten,
b. perizinan,
c. pemberian insentif dan disinsentif, dan penerapan sanksi.

Ketentuan Umum Peraturan Zonasi


Ketentuan peraturan zonasi meliputi ketentuan peraturan zonasi untuk struktur ruang dan pola
ruang wilayah Kabupaten Gowa, yang terdiri atas:

Ketentuan peraturan zonasi untuk sistem pusat-pusat kegiatan


Ketentuan peraturan zonasi untuk sistem jaringan transportasi
Ketentuan peraturan zonasi untuk sistem jaringan energi
Ketentuan peraturan zonasi untuk sistem jaringan telekomunikasi
Ketentuan peraturan zonasi untuk sistem jaringan sumberdaya air
Ketentuan peraturan zonasi untuk Kawasan lindung
Ketentuan peraturan zonasi untuk Kawasan budidaya

Ketentuan Perizinan
Salah satu fungsi RTRW Kabupaten Gowa adalah sebagai acuan atau pedoman dalam penerbitan
ijin pemanfaatan ruang. Secara umum pengertian perijinan pemanfaatan ruang dimaksudkan
sebagai konfirmasi persetujuan atas suatu jenis pemanfaatan ruang dengan mengacu pada
rencana tata ruang yang telah ditetapkan. Dalam kaitan inilah mekanisme perijinan seyogyanya
didayagunakan agar secara dini dapat dipakai sebagai salah satu perangkat pengendalian
pemanfaatan ruang yang diandalkan. Perijinan yang terkait secara langsung dengan
pengendalian pemanfaatan ruang adalah Ijin Lokasi, Ijin Perencanaan, dan Ijin Mendirikan
Bangunan (IMB). Di luar ijin-ijin tersebut, perijinan dan/atau pertimbangan kelayakan yang
masih erat kaitannya adalah Ijin Undang-undang Gangguan (IUUG/HO) dan atau Analisis
mengenai Dampak Lingkungan yang dikenakan untuk kegiatan yang dinilai akan mempunyai
dampak penting terhadap lingkungan. Sesuai dengan tingkat ketelitiannya, RTRW Kabupaten
Gowa dapat dijadikan acuan dalam penerbitan perijinan pemanfaatan ruang suatu kegiatan.
Untuk mendayagunakan mekanisme perijinan dalam pengendalian pemanfaatan ruang
Kabupaten Gowa maka setiap kegiatan yang dimohonkan ijin pemanfaatan ruangnya perlu
memperoleh konfirmasi kesesuaiannya dengan RTRW Kabupaten sehingga jenis kegiatan
tersebut berlokasi pada kawasan/lahan yang sesuai atau tidak menyimpang dari cakupan
kegiatan dalam fungsi yang ditetapkan RTRW Kabupaten Gowa. Atas dasar Ijin pemanfaatan
ruang yang telah sesuai dengan RTRW Kabupaten itulah kegiatan dapat dikembangkan dengan
memenuhi persyaratan dan mekanisme perijinan lainnya.

29

Profil Singkat Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Gowa

Ketentuan pengendalian pemanfaatan ruang terkait dengan ketentuan perizinan, terdiri atas :
ketentuan perizinan merupakan acuan bagi pejabat yang berwenang dalam
pemberian izin.
Pemanfaatan ruang berdasarkan rencana struktur dan pola ruang yang ditetapkan
dalam Peraturan Daerah ini.
Izin pemanfaatan ruang diberikan oleh pemerintah Kabupaten Gowa.
Pemberian izin pemanfaatan ruang dilakukan menurut prosedur sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pemberian izin pemanfaatan ruang yang berdampak besar dan penting harus
didasari oleh kajian Amdal.
Pengembangan ruang kawasan yang dapat menimbulkan bangkitan lalulintas
yang tinggi harus dilengkapi dokumen Andal Lalin yang merupakan syarat
perizinan pemanfaatan ruang.

Ketentuan Insentif dan Disinsentif


pemberian insentif dan disinsentif merupakan acuan bagi Pemerintah Daerah dalam pemberian
insentif dan pengenaan disinsentif. Insentif diberikan apabila pemanfaatan ruang sesuai dengan
rencana struktur ruang, rencana pola ruang, dan indikasi arahan pengaturan zonasi yang diatur
dalam peraturan perundang-undangan yang berlaku. Disinsentif dikenakan terhadap
pemanfaatan ruang yang perlu dicegah, dibatasi, atau dikurangi keberadaannya berdasarkan
ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
pemberian insentif dan pengenaan disinsentif dalam pemanfaatan ruang wilayah Kabupaten
dilakukan oleh Pemerintah Daerah kabupaten kepada masyarakat. Pemberian insentif dan
pengenaan disinsentif di Kabupaten, dilakukan oleh Bupati yang teknis pelaksanaannya melalui
satuan kerja perangkat daerah Kabupaten yang membidangi penataan ruang.
Pemberian Insentif oleh pemerintah daerah Kabupaten Gowa kepada masyarakat, diberikan
dalam bentuk :

pemberian keringanan pajak;


pemberian kompensasi;
pengurangan retribusi;
imbalan;
sewa ruang;
urun saham;
penyediaan prasarana dan sarana; dan/atau
kemudahan perizinan.

Pemberian disinsentif dari pemerintah daerah kepada masyarakat dikenakan dalam bentuk :

kewajiban memberi kompensasi;


pensyaratan khusus dalam perizinan bagi kegiatan pemanfaatan ruang yang diberikan
oleh Pemerintah dan pemerintah daerah;
kewajiban memberi imbalan;
30

Profil Singkat Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Gowa

pembatasan penyediaan sarana dan prasarana; dan/atau pensyaratan khusus dalam


perizinan.
Pemberian insentif dan pengenaan disinsentif dilakukan menurut prosedur sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan. Pemberian insentif dan pengenaan disinsentif
dikoordinasikan oleh Bupati melalui satuan kerja perangkat daerah terkait masing-masing.

Arahan Sanksi
Revisi RTRW Kabupaten Gowa bukan hanya milik Pemerintah Kabupaten Gowa melainkan milik
seluruh masyarakat Kabupaten Gowa, sehingga bagi pihak yang tidak mentaatinya akan
terdapat sanksi administrativ, sanksi pidana, dan sanksi perdata. Sanksi administratif
dikenakan atas pelanggaran pemanfaatan ruang yang berakibat pada terhambatnya
pelaksanaan program pemanfaatan ruang kawasan.
Ketentuan sanksi merupakan acuan dalam pengenaan sanksi terhadap :
pemanfaatan ruang yang tidak sesuai dengan rencana struktur ruang dan pola ruang
wilayah kabupaten;
pelanggaran peraturan zonasi sistem kabupaten;
pemanfaatan ruang tanpa izin pemanfaatan ruang yang diterbitkan sesuai RTRWK;
pemanfaatan ruang pada kawasasn yang dibatasi pertumbuhannya;
pemanfaatan ruang tidak sesuai dengan izin pemanfaatan ruang yang diterbitkan
berdasarkan RTRWK;
pelanggaran ketentuan yang ditetapkan dalam persyaratan izin pemanfaatan ruang
yang diterbitkan berdasarkan RTRWK;
pemanfaatan ruang yang menghalangi akses terhadap kawasan yang oleh peraturan
perundang-undangan dinyatakan sebagai milik umum; dan/atau
pemanfaatan ruang dengan izin yang diperoleh dengan prosedur yang tidak benar.
Terhadap pelanggaran sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, huruf d, huruf e, huruf f,
dan huruf g di atas dikenakan sanksi administratif berupa :

peringatan tertulis;
penghentian sementara kegiatan;
penutupan lokasi;
pencabutan izin;
pembatalan izin;
pembongkaran bangunan;
pemulihan fungsi ruang; dan/atau
denda administratif.

Terhadap pelanggaran huruf c di atas dikenakan sanksi administratif berupa :

peringatan tertulis;
penghentian sementara kegiatan;
penghentian sementara pelayanan umum;
penutupan lokasi;
31

Profil Singkat Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Gowa

pembongkaran bangunan;
pemulihan fungsi ruang; dan/atau
denda administratif.

Kelembagaan
Dalam rangka pengkoordinasikan penyelenggaan penataan ruang dan kerjasama antar
sektor/antar daerah bidang penataan ruang dibentuk Badan Koordinasi Penataan Ruang
Daerah (BKPRD). Tugas, susunan organisasi, dan tata kerja Badan Koordinasi Penataan ruang
Daerah. Pembentukan BKPRD ditetapkan lebih lanjut oleh Bupati.

32

Profil Singkat Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Gowa

Anda mungkin juga menyukai