Pekerjaan
Lokasi
Tahun Anggaran
A. PENDAHULUAN
Metode Pelaksanaan Pekerjaan ini disusun berdasarkan, uraian yang didapat
didalam dokumen lelang. Metode Pelaksanaan ini disusun untuk memenuhi salah satu
persyaratan yang harus dipenuhi didalam mengikuti Pelelangan Umum Paket Pekerjaan
Pembangunan Gedung Hight Care Unit (HCU).
B. MAKSUD DAN TUJUAN
Maksud dan tujuan dari uraian Metode Pelaksanaan ini adalah untuk menjelaskan
secara garis besar uraian tahapan pelaksanaan dari pekerjaan pekerjaan utama dan
pekerjaan penunjang, sehingga dapat dilihat keterkaitan dari masing masing pekerjaan
maupun antar pekerjaan terhadap spesifikasi yang telah disyaratkan.
C. TINJAUAN TEKNIS
DATA TEKNIS
1. Lokasi
Lokasi Pekerjaan ini terletak di RSUD Nyi Ageng Serang Kabupaten Kulon Progo. Jl.
Sentolo Muntilan Km 0,3 Bantar Kulon, Banguncipto, Sentolo, Kulon Progo.
2. Lingkup Pekerjaan
Sebelum membuat Metode, perlu mengetahui kuantitas serta jenis pekerjaan yang
akan dilaksanakan.
1)
PEKERJAAN PERSIAPAN
2)
3)
PEKERJAAN ARSITEKTUR
4)
PEKERJAAN MEKANIKAL
5) PEKERJAAN ELEKTRIKAL
3. Jangka Waktu Pelaksanaan
Jangka waktu pelaksanaan proyek adalah 135 hari kalender
Jangka Waktu pemeliharaan proyek adalah 180 hari kalender
D. PELAKSANAAN ADMINISTRASI PRA FISIK
Setelah ditunjuk sebagai pemenang lelang maka kontraktor pelaksana yang
bersangkutan akan melaksanakan tahap tahap administrasi sebagai berikut :
a. SKPPBJ
2. Daily Meeting
Yang dimaksud adalah pertemuan antara pelaksana dan wakil subkontraktor yang
dipimpin oleh kepala proyek untuk mengadakan perencanaan pekerjaan yang akan
dilaksanakan dan mengevaluasi pekerjaan sehari sebelumnya dilapangan.
Biasanya dilaksanakan pada pagi hari, agar tugas yang harus dikerjakan, berupa
target harian dapat terkontrol. Rapat singkat ini penting untuk saling koordinasi
antara pelaksana, subkontraktor dan dapat memudahkan hubungan kerja satu
dengan lainnya.
3. Weekly Meeting
Weekly Meeting/rapat mingguan adalah rapat intern, seluruh struktur organisasi
lapangan dilibatkan didalam Rapat Mingguan ini Kepala Proyek, Pelaksana
Administrasi Kontrak, Teknik, Logistik Kepalsa Jaminan Mutu, dan bagian
Personalia dan Keuangan serta mengundang sub Kontrak terkait dan mandor bila
diperlukan. Hasil evaluasi akan dibahas didalam Rapat ini, begitu pula rencana
mingguan disiapkan termasuk jadwal dari inspeksi dan pengendalian. Rencana
Mingguan dibuatkan jadwalnya untuk panduan secararinci bag staff logistik,
peralatan dan pelaksana serta bagman teknik sehingga semua mempunyai persepsi
yang sama dan punya pengertian yang sama baik secara teknis maupun non teknis.
4. Coordinator Meeting
Untuk memperlancar proses pelaksanaan pekerjaan, diharapkan minimal satu kali
dalm satu bulan diadakan rapat koordinasi secara rutin yang dipimpin oleh
Pemimpin Proyek atau yang mewakilinya.
Apabila situasi yang dihadapi mendesak/crash program atau secara teknis
mempunyai masalah yang kompleks, maka rapat koordinasi dapat dilaksanakan
minimal 1 kali dalam 2 minggu. Rapat koordinasi dihadiri oleh :
- Pimpinan Proyek atau yang mewakili.
- Konsultan supervisi bila ada.
- Kontraktor
- Team teknis bila perlu/bila ada.
Setiap permasalahan lapangan hendaknya dapat dipecahkan dengan segera yang
merupakan keputusan rapat. Dan Keputusan Rapat yang diwujudkan dalam satu
notulen yang telah disepakati bersama oleh peserta rapat koordinasi adalah
merupakan bagman ketentuan yang mengikat untuk dilaksanakan dan dipakai
sebagai acuan /dasar pelaksanaan. Hal ini harus disepakati bersama agar tidak
timbul permasalahan yang baru di kemudian hari
e. Sistem Pelaporan
Pekerjaan pelaporan meliputi :
Pembuatan gambar kerja (Shop Drawing)
Pembuatan Izin Pelaksanaan Pekerjaan (Request)
3
Sedangkan untuk foto dokumentasi, pengambilan gambar harus berada disatu titik
tetap dalam arti tidak boleh pindah-pindah. Dalam kondisi 0%, 50%, 100%. Hal
ini bertujuan agar proses pelaksanaan bisa tercover dalam dokumen dan bisa
dibaca oleh orang awam.
E. PEKERJAAN KONSTRUKSI
I. PEKERJAAN PERSIAPAN
1. Pembersihan Lokasi
a. Pembersihan Awal
Pekerjaan pembersihan lokasi adalah pekerjaan pembersihan lokasi
proyek yang ditunjukkan pada Gambar Rencana dan sesuai arahan
Konsultan Pengawas hingga lokasi proyek siap dikerjakan.
Lokasi proyek harus dibersihkan dari rumput, semak, akar-akar pohon.
Segala macam sampah-sampah hasil pembersihan lokasi harus
dikeluarkan dari lokasi proyek, dan tidak dibenarkan untuk ditimbun di
luar pagar proyek meskipun untuk sementara.
Kontraktor harus membuang sisa bahan bangunan, kotoran dan sampah
di tempat yang telah ditentukan sesuai dengan Peraturan Pusat maupun
Daerah dan Undang-undang Pencemaran Lingkungan yang berlaku.
b. Pembersihan Akhir
Pada saat penyelesaian pekerjaan, tempat kerja harus ditinggal dalam
keadaan bersih dan siap untuk dipakai oleh pihak Owner / User.
Kontraktor juga harus mengembalikan bagian-bagian dari tempat kerja
yang tidak diperuntukkan dalam Dokumen Kontrak ke kondisi semula.
Pada saat pembersihan akhir, semua hasil pekerjaan harus diperiksa
ulang untuk mengetahui kerusakan fisik yang mungkin ditemukan
sebelum pembersihan akhir.
2. Papan Nama Proyek
a. Papan nama proyek memuat segala informasi proyek dari mulai judul
pekerjaan, nilai kontrak, nama prusahaan baik Konsultan Perencana,
Konsultan Pengawas, dan Kontraktor, serta hal-hal lainnya yang dianggap
perlu.
4
f.
Patok ukur adalah permanen, tidak dapat diubah, harus diberi tanda yang
jelas, dan dijaga keutuhannya sampai pelaksanaan pembangunan selesai dan
ada instruksi dari Konsultan Pengawas untuk dibongkar.
7. Uji Material
Beberapa yang harus dilakukan uji material:
a. Pengujian beton
b. Pengujian besi
c. Pengujian baja
d. Pengujian beban dan ketahanan pada elektrikal
8. Pemasangan Bowplank
a. Papan bangunan (bouwplank) dibuat dari Kayu Borneo dengan ukuran tebal
3 cm dan lebar 15 cm, lurus dan diserut rata pada sisi sebelah atasnya.
b. Papan bangunan dipasang pada patok kayu 5/7 dengan jarak satu sama lain
adalah 1,50 m tertancap di tanah sehingga tidak dapat digerakgerakkan atau
diubah.
c. Papan bangunan dipasang sejarak 2,00 m dari as fondasi terluar atau sesuai
dengan keadaan setempat.
d. Tinggi sisi atas papan bangunan harus sama dengan antara satu dengan
lainnya atau rata waterpass, kecuali dikehendaki lain oleh Konsultan
Pengawas.
e. Setelah selesai pemasangan papan bangunan, Kontraktor harus melaporkan
kepada Konsultan Pengawas untuk mendapatkan persetujuan.
f. Kontraktor harus menjaga dan memelihara keutuhan dan ketepatan letak
papan bangunan ini sampai tidak diperlukan lagi.
9. Jalan Kerja
a. Jalan yang dipergunakan untuk kegiatan pelaksanaan harus disiapkan oleh
Kontraktor sendiri, dengan lebar dan kondisi jalan kerja harus memenuhi
syarat untuk lalu lintas kendaraan roda 4 (empat) / lebih atau lalu lintas kerja
dengan aman.
b. Kontraktor wajib memelihara dan memperbaiki jalan masuk atau jalan
lingkungan setempat, gorong-gorong jembatan lingkungan setempat yang
rusak akibat lalu lintas kegiatan pekerjaan.
10. Pekerjaan Pembongkaran / Relokasi
a. Pekerjaan pembongkaran dan pembersihan mencakup pembongkaran /
relokasi / pemindahan konstruksi keluar dari dalam tapak / site terhadap
semua hal yang dinyatakan oleh Konsultan Pengawas / Konsultan Perencana
dan Tim Teknis tidak akan digunakan lagi, maupun yang dapat mengganggu
kelancaran pelaksanaan diantaranya:
Pembongkaran dan pembersihan bangunan eksisting.
Pembersihan material yang ada di lokasi.
b. Sebelum memulai pekerjaan, Kontraktor terlebih dahulu membuat Direksi
Keet dan pagar pembatas barulah pembongkaran bangunan eksisting
dilaksanakan.
c. Pekerjaan pembongkaran di area publik harus mendapat persetujuan tertulis
dari pihak atau instansi terkait.
d. Kontraktor harus membuat rencana kerja atau metode pembongkaran yang
tepat dengan mempertimbangkan kondisi yang ada.
7
e.
f.
g.
h.
i.
- Penyedia
c.
d.
Jasa melaksanakan
operasional
dan pemeliharaan
kendaraan/peralatan harus dilaksanakan sesuai dengan ketentuan pabrik
pembuatnya dan tidak mencemari air dan tanah.
Mobilisasi Material
- Mobilisasi material sesuai dengan jadwal dan realisasi pelaksanaan fisik.
- Material yang akan didatangkan dari luar lokasi pekerjaan harus terlebih
dahulu diambil contohnya untuk mendapatkan persetujuan dari Konsultan
Pengawas dan diuji keandalannya di laboratorium, apabila tidak
memenuhi syarat, harus segera diperintahkan untuk diangkut ke luar
lokasi proyek dalam waktu 3 x 24 jam.
Demobilisasi
Kegiatan demobilisasi berupa pembongkaran tempat kerja oleh Kontraktor
pada saat akhir kontrak termasuk pemindahan semua instalasi, peralatan dan
perlengkapan dari tanah milik Owner dan pengembalian kondisi tempat kerja
menjadi kondisi semula seperti sebelum pekerjaan dimulai.
e.
2. Pekerjaan Urugan
a. Bahan urugan tidak boleh dihampar atau dipadatkan pada waktu hujan.
b. Bahan urugan di dalam atau di luar lokasi timbunan harus ditempatkan lapis
demi lapis dengan ketebalan maksimal 200 mm (keadaan lepas) dan harus
dipadatkan dengan baik.
c. Untuk timbunan di luar lokasi timbunan, urugan harus dipadatkan sampai
kepadatan yang sebanding dengan daerah sekitarnya.
d. Untuk timbunan di dalam lokasi timbunan, urugan harus dipadatkan sesuai
nilai kepadatan yang ditentukan.
e. Kecuali ditentukan syarat khusus, alat pemadat tangan tidak diijinkan sebagai
pengganti alat pemadat mekanis.
f. Kontraktor tidak boleh menempatkan lapisan baru bahan urugan sebelum
pemadatan lapisan terdahulu disetujui Konsultan Pengawas.
g. Pengurugan tidak boleh dikerjakan tanpa persetujuan dari Konsultan
Pengawas.
3. Pekerjaan Pemadatan
a. setiap lapisan sebelum dipadatkan harus memiliki kadar air yang sesuai
dengan ketentuan agar dihasilkan pemadatan dengan nilai kepadatan yang
sesuai. Bahan harus memiliki kadar air yang seragam pada seluruh lapisan
bahan yang akan dipadatkan. Setiap lapisan harus dipadatkan dengan merata
menggunakan
stamper atau alat pemadatan lain yang telah disetujui.
b. Kepadatan kering maksimal dan kadar air optimal harus ditentukan
berdasarkan metoda ASTM D1557 (AASHTO T180) yang umum dikenal
sebagai Modified Proctor Test.
III. PEKERJAAN ANTI RAYAP
a. Peraturan Pemerintah
a. Peraturan keselamatan kerja pekerja yang diterbitkan oleh Departemen
Tenaga Kerja.
b. Peraturan transportasi dan penggunaan pestisida dan pembuangan wadah
kosong bekas pestisida, yang diterbitkan Departemen Pertanian.
c. Peraturan perlindungan lingkungan dari polusi, dikeluarkan oleh Departemen
Lingkungan Hidup.
b. Pengolahan Tanah
a. Selama persiapan, langkah-langkah berikut harus diambil:
b. Bersihkan tanah dari akar-akar dan kayu-kayu yang tidak terpakai.
c. Tanah landai harus dikerjakan dengan cara yang berbeda agar
limpahan cairan anti rayap tidak jatuh ke dalam tanah.
d. Pengaplikasian tidak diijinkan bila:
Tanah tergenang air yang mengalir.
Hujan lebat akan turun
10
Tanah sekitar tertutup untuk rencana sumur air atau bak penyimpan
air, atau sumur air dari bangunan sebelah-menyebelah.
Tanah mudah pecah / retak selama musim kering.
e. Persiapan pemberian anti rayap, antara lain harus sebagai berikut:
Wadah cairan anti rayap harus siap dan bersih, setelah penggunaan
regular.
Air bersih harus diisikan ke dalam wadah dan dicampur dengan cairan
anti rayap yang dibutuhkan dalam perbandingan jumlah yang sesuai
dengan petunjuk penggunaan.
Sebelum melaksanakan pekerjaan Kontraktor harus berkoordinasi dengan
Konsultan Pengawas.
Area yang akan dilaksanakan pekerjaan anti rayap harus dilokalisir dan
teridentifikasi dengan jelas.
Pekerjaan anti rayap harus dilaksanakan oleh sub Kontraktor.
Metoda Kimiawi Mekanis
Metoda ini diaplikasikan pada bangunan yang memiliki balok beton bertulang
dan lantai beton di atas struktur pondasi. Perlakuan terdiri sebagai berikut:
a. Tanah Pondasi
Setelah rongga sepanjang dua sisi pondasi telah diisi dengan tanah, tanah
pengisi tersebut dilakukan metode spray untuk pengerjaan anti rayapnya.
Perlakuan yang sama harus dilakukan pada b a g i a n lain termasuk
area perpipaan dan kabel ke dalam bangunan.
b. Tanah Lantai
Sebelum penebaran lapisan pasir pada pemasangan ubin untuk lantai,
tanah lantai harus disemprot secara merata dengan cairan anti rayap
dalam jumlah sebanyak 5 liter/m.
Pada jarak 100 cm dari bagian luar dinding sekeliling bangunan,
perlakuan yang sama harus dilakukan.
Waktu pelaksanaan harus disiapkan dan direncanakan dan dijadwalkan
sesuai dengan pelaksanaan konstruksi.
Metode anti rayap untuk galian (pada dasar dan dinding galian) termasuk
juga pada tanah urug menggunakan metode spray. Sedangkan pada
tanah urug menggunakan metode inject atau suntik.
-
c.
d.
e.
f.
g.
d.
2. Pekerjaan Pembesian
a. Kait dan Pembengkokkan
-
b.
c.
12
3.
4.
5.
6.
13
b.
b.
3. Sambungan bekisting harus dibuat benar-benar rapat, sehingga air adukan beton
tidak banyak keluar.
4. Rangka / penguat bekisting harus dipasang sedemikian rupa sehingga dapat
menjamin kokohnya bekisting.
5. Sebelum dilakukan pengecoran, bagian dalam dari bekisting harus bersih dari
semua kotoran maupun serpihan kayu.
6. Kontraktor harus membuat gambar detil rencana pemotongan besi tulangan,
tempat sambungan / pemberhentian, overlapping sambungan maupun
pembengkokan. Semua gambar tersebut harus mendapatkan persetujuan
Konsultan Pengawas.
7. Tidak diperkenankan membengkokkan baja tulangan ditempat bekisting
terpasang kecuali keadaan yang sangat memaksa dengan pesetujuan Konsultan
Pengawas dan dihindari menimbulkan kerusakan terhadap bekisting.
8. Semua tulangan harus diikat dengan kawat bendrat atau las, sehingga dijamin
tidak bergeser pada waktu pengecoran.
9. Pada muka pondasi dan kolom-kolom beton bertulang harus dipasang stekstek
tulang yang besarnya sama dengan diameter tulangan kolom tersebut, stek-stek
tersebut harus ditanam dalam pondasi minimal 30 cm.
10. Pengecoran hanya boleh dilaksanakan setelah pemasangan tulangan serta
kelengkapannya telah diperiksa dan dianggap benar oleh Konsultan Pengawas.
Kontraktor harus mendapatkan ijin tertulis dari Konsultan Pengawas untuk
memulai pengecoran.
11. Perbandingan campuran beton harus dilaksanakan dengan alat-alat takaran yang
tetap, agar selalu dicapai kualitas beton yang direncanakan.
12. Kontraktor harus menyediakan masin pengaduk adukan beton (molen) dalam
jumlah yang cukup, demikian juga mesin penggetar adukan (vibrator). Mesin
pengaduk yang akan digunakan harus dalam kondisi siap pakai, agar tidak terjadi
hambatan saat pengadukan. Tempat pengadukan harus benar-benar bersih / bebas
dari debu terutama minyak dan karat.
13. Pemberhentian pengecoran harus dilakukan pada tempat-tempat yang telah
disetujui Konsultan Pengawas.
14. Untuk menyambung, pengecoran sebelumnya harus dibersihkan permukaannya
dan dibuat kasar dengan sikat baja agar sempurna sambungannya dan sebelum
adukan beton dituangkan, permukaan yaNg akan disambung harus disiram
dengan pasta semen dengan campuran 1 pc : 0,5 air.
15. Khusus pondasi untuk yang berada di atas tanah urugan, kontraktor harus
menyesuaikan kedalamannya sesuai dengan Gambar Kerja.
VII. PEKERJAAN BETON NON STRUKTURAL
1. Beton Bertulang Non Struktural
a. Campuran dan mutu beton non structural
- Campuran adalah 1pc : 2ps : 3kr.
- Mutu beton yang disyaratkan dalam pekerjaan beton bertulang non
struktural ini adalah K-175.
b. Pembesian
- Pembuatan tulangan-tulangan untuk batang lurus atau yang
dibengkokkan, sambungan, kait-kait dan sengkang (ring) persyaratannya
harus sesuai SNI 2847:2013.
- Pemasangan dan penggunaan tulangan beton harus sesuai dengan
Gambar Kerja.
17
Tulangan beton harus diikat dengan kuat untuk menjamin agar besi
tulangan tersebut tidak berubah tempat selama pengecoran, dan harus
bebas dari papan acuan / bekisting atau lantai kerja dengan memasang
selimut beton dan bantalan beton (beton decking) sesuai dengan SNI
2847:2013.
Bekisting
- Bekisting harus dipasang sesuai dengan bentuk dan ukuran-ukuran yang
telah ditetapkan dalam Gambar Kerja.
- Bekisting harus dipasang sedemikian rupa dengan perkuatanperkuatan,
sehingga cukup kokoh dan dijamin tidak berubah bentuk (deformasi) dan
kedudukannya selama pengecoran berlangsung.
- Bekisting harus rapat (tidak bocor), permukaannya licin, bebas dari
kotoran tahi gergaji, potongan kayu, tanah, lumpur dan sebagainya.
Cara pengadukan
- Cara pengadukan harus menggunakan molen atau ready mix.
- Takaran untuk semen portland, pasir dan koral harus disetujui terlebih
dahulu oleh Konsultan Pengawas.
- Beton harus dilindungi dari sinar matahari langsung, hingga tidak terjadi
penguapan terlalu cepat.
- Persiapan perlindungan atas kemungkinan datangnya hujan, harus
diperhatikan.
Pengecoran beton bertulang non structural
- Sebelum pelaksanaan pengecoran, Kontraktor diwajibkan melaksanakan
pekerjaan persiapan dengan membersihkan dan menyiram cetakancetakan sampai jenuh, pemeriksaan ukuranukuran dan ketinggian,
pemeriksaan penulangan dan penempatan penahan jarak.
- Pengecoran beton hanya dapat dilaksanakan atas persetujuan Konsultan
Pengawas.
- Pengecoran harus dilakukan dengan menggunakan alat penggetar beton /
vibrator dengan jumlah sesuai kebutuhan atau sesuai arahan Konsultan
Pengawas. Penggunaan vibrator harus menjamin beton cukup padat, dan
harus dihindarkan terjadinya cacat pada beton seperti keropos dan
sarang-sarang koral / split yang dapat memperlemah konstruksi.
- Apabila pengecoran beton akan dihentikan dan diteruskan pada hari
berikutnya, maka tempat perhentian tersebut harus disetujui Konsultan
Pengawas.
Pembongkaran bekisting
- Pembongkaran bekisting dilakukan apabila beton dinilai sudah mencapai
kekuatan yang maksimal.
- Pekerjaan pembongkaran bekisting hanya boleh dilakukan dengan ijin
tertulis dari Konsultan Pengawas.
- Setelah bekisting dibuka, tidak diijinkan mengadakan perubahan apapun
pada permukaan beton tanpa persetujuan Konsultan Pengawas.
Pekerjaan pembuatan kolom praktis.
- Setiap pertemuan dinding pasangan batu bata.
- Dinding pasangan batu bata batu pada bagian dalam bangunan setiap
seluas 9 m2.
- Dinding pasangan batu bata batu pada bagian luar / tepi luar bangunan
setiap seluas 9 m2.
- Ukuran kolom praktis harus seperti tercantum dalam Gambar Kerja.
Pekerjaan pembuatan balok praktis/lintel dan ring balok.
-
c.
d.
e.
f.
g.
h.
18
Di tepi atas / akhir dari dinding pasangan batu bata yang bebas sebagai
ring balok setiap luas 9 m pasangan dinding bata yang tinggi.
- Ukuran balok pratis seperti tercantum dalam Gambar Kerja.
i. Penulangan beton kolom dan balok praktis sesuai Gambar Kerja dan atau
seperti terurai dalam pekerjaan beton di Bab lain dalam dokumen ini.
j. Pada setiap pertemuan dinding pasangan batu bata dengan kolom praktis,
ring balok beton maupun beton lainnya seperti tercantum dalam Gambar
Kerja harus diperkuat angkur 8 mm setiap jarak 50 cm yang terlebih
dahulu telah ditanam dengan baik pada bagian pekerjaan kolom dan balok
praktis ini. Bagian yang tertanam dalam pasangan bata minimal sedalam 30
cm kecuali ditentukan lain.
2. Pekerjaan Beton Tumbuk
a. Beton tumbuk / beton tidak bertulang dipergunakan untuk lantai kerja, lantai
alas keramik untuk lantai kerja, lantai alas keramik, neut-kusen dan rabat
beton. Campuran beton tumbuk adalah 1 pc : 3 ps : 5 kr.
b. Lapisan beton tumbuk harus padat, tidak berongga, tidak retak dan rata
permukaan / waterpass dan atau seperti tercantum dalam Gambar Kerja.
Tebal lapisan beton tumbuk adalah 5 cm, dan atau sesuai Gambar Kerja.
-
X.
21. Dalam pemasangan penutup atap harus diperhatikan benar-benar dan dipasang
sedemikian rupa agar jangan sampai terlihat bergelombang dan alurnya tidak
lurus, yang mengakibatkan kelihatan tidak estetika.
22. Kontraktor harus menyerahkan shop drawing kepada Konsultan Pengawas untuk
persetujuan tertulis bagi pemasangan.
23. Sebelum pemasangan penutup atap semua pekerjaan yang mendahuluinya telah
disetujui oleh Konsultan Pengawas, diantaranya rangka atap, pekerjaan gording
dan lain-lain.
24. Sebelum pekerjaan dilaksanakan Kontraktor harus mendapatkan persetujuan
tertulis dari Konsultan Pengawas.
XI.
25
4. Semua kayu tampak harus diserut halus, rata, lurus dan siku-siku satu sama lain
sisi-sisinya, dan di lapangan sudah dalam keadaan siap untuk penyetelan /
pemasangan.
5. Untuk bahan door stopper harus ditambahkan rubber satu sisi untuk menghindari
benturan pintu dan door stopper sehingga pintu tidak mudah rusak.
6. Lapisan yang dilaminasi pada arcitrave tidak boleh ada patahan pada sudut 90
derajat yang dimana dapat menimbulkan lapisan mudah terkelupas pada saat
pemakaian.
7. Semua ukuran harus sesuai gambar atau Shop Drawing yang telah disetujui
Konsultan Pengawas serta Konsultan Perencana dan merupakan ukuran jadi.
Pemotongan dan pembuatan profil kayu dilakukan dengan mesin di luar tempat
pekerjaan / pemasangan.
8. Kontraktor tidak diperkenankan melakukan pengurangan ukuran daun pintu pada
saat set up. Kesalahan pemasangan akibat ukuran tidak sesuai dengan gambar
atau Shop Drawing menjadi tanggung jawab penuh kontraktor dan seluruh biaya
perbaikan menjadi tanggung jawab Kontraktor.
9. Daun Pintu
a. Laminated PVC yang dipasang pada permukaan plywood, adalah dengan
cara di-press di workshop, tanpa pemakuan. Jika diperlukan, harus
menggunakan sekrup galvanized atas persetujuan Konsultan Pengawas tanpa
meninggalkan bekas cacat permukaan yang tampak.
b. Lembaran plywood harus dipasang rata, tidak bergelombang dan merekat
dengan sempurna.
c. Permukaan plywood boleh di dempul.
XIV. PEKERJAAN KACA
1. Pemasangan kaca pada daun pintu jendela sesuai Gambar Kerja.
2. Kaca harus dipotong menurut ukuran dengan kelonggaran cukup, sehingga pada
waktu kaca berkembang tidak pecah.
3. Kaca yang telah dipasang harus dapat tertanam rapi dan kokoh pada rangka
terutama pada sudut-sudutnya.
4. Kaca yang dipasang pada kusen dan kaca daun pintu jendela semua sudutnya
harus ditumpulkan dan sisi tepinya digosok hingga tidak tajam.
5. Setelah selesai dipasang, kaca harus dibersihkan dan yang sudutnya retak / pecah
atau tergores harus diganti.
6. Semua bahan kaca dan cermin sebelum dan sesudah terpasang harus mendapat
persetujuan Konsultan Pengawas.
XV. PEKERJAAN ALAT PENGGANTUNG DAN KUNCI
1. Engsel atas dipasang 28 cm (as) dari permukaan atas pintu.
2. Engsel bawah dipasang 32 cm (as) dari permukaan bawah pintu.
3. Engsel tengah dipasang ditengah-tengah antara kedua engsel tersebut. Untuk
kusen alumunium diberi penguat dari kayu atau plat pada tempat engsel
dipasang.
4. Untuk pintu toilet, engsel atas dan bawah dipasang 28 cm dari permukaan
pintu, engsel tengah dipasang di tengah-tengah antara kedua engsel tersebut.
5. Penarikan pintu (door pull) dipasang 90 cm (as) dari permukaan lantai
XVI. PEKERJAN DINDING PARTISI
1. Rangka dinding partisi dilengkapi dengan skrup, gypsum, skrup rivet, klem, atau
rangka lain.
26
14. Kerusakan yang bukan disebabkan oleh tindakan Pemberi Tugas pada waktu
pekerjaan dilaksanakan, maka Kontraktor wajib memperbaiki pekerjaan tersebut
sampai dinyatakan dapat diterima oleh Konsultan Pengawas. Biaya yang
ditimbulkan untuk pekerjaan ini menjadi tanggung jawab Kontraktor.
XVIII.
PEKERJAAN FINISHING
1. Pekerjaan Lantai Keramik
a. Persiapan
- Pekerjaan pemasangan keramik baru boleh dilakukan setelah pekerjaan
lainnya benar-benar selesai.
- Pemasangan keramik harus menunggu sampai semua pekerjaan pemipaan
air bersih / air kotor atau pekerjaan lainnya yang terletak dibelakang atau
dibawah pasangan ubin ini telah diselesaikan terlebih dahulu.
b. Pemasangan
- Sebelum pemasangan keramik pada lantai maupun dinding dimulai,
plesteran harus dalam keadaan kering, padat, rata dan bersih. Adukan
untuk pasangan keramik pada lantai, dinding luar dan bagian lain yang
harus kedap air harus terdiri dari campuran 1 semen, 3 pasir dan sejumlah
bahan tambahan, kecuali bila ditentukan lain dalam Gambar Kerja.
- Adukan untuk pasangan keramik pada tempat-tempat lainnya
menggunakan campuran 1 semen dan 6 pasir. Tebal adukan untuk semua
pasangan tidak kurang dari 25 mm, kecuali bila ditentukan lain dalam
Gambar Kerja.
- Adukan untuk pasangan keramik pada dinding harus diberikan pada
permukaan plesteran dan permukaan belakang keramik kemudian
diletakkan pada tempat yang sesuai dengan yang direncanakan atau sesuai
petunjuk Gambar Kerja.
- Adukan untuk pasangan keramik pada lantai harus ditempatkan di atas
lapisan pasir dengan ketebalan sesuai Gambar Kerja.
- Keramik harus kokoh menempel pada alasnya dan tidak boleh berongga.
Harus dilakukan pemeriksaan untuk menjaga agar bidang keramik yang
terpasang tetap lurus dan rata. keramik yang salah letaknya, cacat atau
pecah harus dibongkar dan diganti.
- Keramik mulai dipasang dari salah satu sisi agar pola simetris yang
dikehendaki dapat terbentuk dengan baik.
- Sambungan atau celah-celah antar keramik harus lurus, rata dan seragam,
saling tegak lurus. Lebar celah tidak boleh lebih dari 1.6 mm, kecuali bila
ditentukan lain. Adukan harus rapi, tidak keluar dari celah sambungan.
- Pemotongan keramik harus dikerjakan dengan keahlian dan dilakukan
hanya pada satu sisi, bila tidak terhindarkan. Pada pemasangan khusus
seperti pada sudut-sudut pertemuan, pengakhiran dan bentuk-bentuk yang
lainnya harus dikerjakan serapi dan sesempurna mungkin.
- Siar antar keramik dicor dengan semen pengisi / grout yang berwarna
sama dengan warna keramiknya dan disetujui Konsultan Pengawas.
Pengecoran dilakukan sedemikian rupa sehingga mengisi penuh garisgaris siar. Setelah semen mengisi cukup mengeras, bekas-bekas
pengecoran segera dibersihkan dengan kain lunak yang baru dan bersih.
- Setiap pemasangan keramik seluas 8 m2 harus diberi celah mulai yang
terdiri dari penutup celah yang ditumpu dengan batang penyangga berupa
polystyrene atau polyethylene. Lebar celah mulai harus sesuai petunjuk
dalam Gambar Kerja atau sesuai pengarahan dari Konsultan Pengawas.
28
Bersihkan batu dari sisa semen, debu, minyak, cat atau kotoran lainya
supaya coating dapat meresap dan menempel sempurna pada permukaan
batu alam.
Pastikan cuaca panas atau tidak hujan dan batu kering dari air sisa
pembersihan tadi dan harus benar-benar kering.
Lapiskan / cat kan coating batu alam pada batu memakai kuas atau bias
juga di semprot pakai kompresor untuk hasil yang lebih sempurna.
Setelah pelapis pertama kering (15 20 menit) dapat dilakukan
pelapisan berikutnya bila di inginkan, tetapi satu lapis juga sudah bagus
penggunaan lapisan ke-2 bila menginginkan hasil yang lebih maksimal.
pastikan seluruh batu dilapisi dengan merata supaya tidak terlihat belang
Daya sebar 1 kaleng / 1 liter coating bisa melapisi 5 - 8 m tergantung
jenis batu dan porositas batu, biasnya untuk batu candi penggunaan lebih
boros karena jenis batu tersebut mempunyai pori-pori yang banyak dan
lebar.
3. Pekerjaan Pengecatan
a. Umum
- Permukaan yang sudah dirapikan harus bebas dari aliran punggung cat,
tetesan cat, penonjolan, bekas olesan kuas, perbedaan warna dan tekstur.
- Usaha untuk menutupi semua kekurangan tersebut harus sudah sempurna
dan semua lapisan harus diusahakan membentuk lapisan dengan
ketebalan yang sama.
- Perhatian khusus harus diberikan pada keseluruhan permukaan, termasuk
bagian tepi, sudut dan ceruk / lekukan, agar bias memperoleh ketebalan
lapisan yang sama dengan permukaanpermukaan di sekitarnya.
- Permukaan besi / baja atau kayu yang terletak bersebelahan dengan
permukaan yang akan menerima cat dengan bahan dasar air, harus telah
diberi lapisan cat dasar terlebih dahulu
b. Proses Pengecatan
- Harus diberi selang waktu yang cukup di antara pengecatan berikutnya
untuk memberikan kesempatan pengeringan yang sempurna, disesuaikan
dengan kedaan cuaca dan ketentuan dari pabrik pembuat cat dimaksud.
- Pengecatan harus dilakukan dengan ketebalan minimal (dalam keadaan
cat kering) sesuai dengan ketentuan yang ada dalam spesifikasi teknis.
- Ketebalan setiap lapisan cat (dalam keadaan kering) harus sesuai dengan
ketentuan dan / atau standar pabrik pembuat cat yang telah disetujui
untuk digunakan.
c. Penyimpanan, Pencampuran dan Pengenceran
- Pada saat pengerjaan, cat tidak boleh menunjukkan tanda-tanda
mengeras, membentuk selaput yang berlebihan dan tanda-tanda
kerusakan lainnya.
- Cat harus diaduk, disaring secara menyeluruh dan juga agar seragam
konsistensinya selama pengecatan.
- Bila disyaratkan oleh kedaan permukaan, suhu, cuaca dan metoda
pengecatan, maka cat boleh diencerkan sesaat sebelum dilakukan
pengecatan dengan mentaati petunjuk yang diberikan pembuat cat dan
tidak melebihi jumlah 0,5 liter zat pengencer yang baik untuk 4
liter cat.
30
6. Pekerjaan Screeding
a. Screeding lantai dilakukan bila dasar lantai yang merupakan beton plat lantai,
dibersihkan dari segala bongkaran, kotoran, debu dan bebas dari pengaruh
pekerjaan yang lain.
b. Bahan screeding merupakan campuran dari bahan semen dan pasir yang
sudah diayak halus dan dilarutkan dengan air.
c. Tebal screeding disesuaikan dengan finishing pelapis lantai yang ditunjukkan
oleh gambar rencana. Dan tergantung dari toleransi kerataan keseluruhan
lantai beton.
d. Sebelum dilakukan screeding, alas / dasar lantai harus dibersihkan dengan air
bersih.
e. Setelah dibersihkan, lalu disiram dengan cairan air semen maksimum
ditunggu selama 20 menit, setelah itu baru dilakukan pekerjaan screeding.
f. Pekerjaan dilakukan secara sekaligus pada masing-masing lokasi
pemasangan / ruangan.
g. Permukaan lapisan screed harus dibasahi selama beberapa hari untuk
kesempurnaan pengeringan.
h. Untuk pemasangan bahan-bahan finishing lantai dapat dilakukan setelah
screeding benar benar kering atau setelah mendapat persetujuan Konsultan
Pengawas.
7. Pekerjaan Waterproofing
a. Sebelum memulai pekerjaan, selambat-lambatnya 2 (dua) hari, Kontraktor
harus menyiapkan rencana kerja pekerjaan waterproofing meliputi volume
pekerjaan, jumlah tenaga kerja dan alat, jadwal pelaksanaan dan alur
pekerjaan, serta contoh material yang akan dipakai untuk mendapat
persetujuan dari Tim Teknis dan Konsultan Pengawas.
b. Bila ada perbedaan dalam hal apapun antar Gambar, Spesifikasi Teknis dan
lainnya, Kontraktor harus segera melaporkan kepada Tim Teknis / Konsultan
Pengawas sebelum pekerjaan dimulai.
c. Apabila dari bahan / material yang dipakai ada yang mengandung bahan
dasar yang beracun atau membahayakan kesehatan & keselamatan manusia,
maka Kontraktor harus menyediakan peralatan pelindung misalnya: masker,
sarung
tangan
dan
sebagainya
yang
harus
dipakai
pada
waktu pelaksanaan pekerjaan.
d. Selama pelaksanaan pekerjaan, Kontraktor harus diawasi oleh Tenaga Ahli /
Supervisi dari pabrik pembuat. Biaya untuk hal ini ditanggung oleh
Kontraktor, dan tidak dapat di-klaim sebagai pekerjaan tambah. Prosedur
pelaksanaan harus sesuai dengan spesifikasi pabrik.
e. Permukaan bidang yang akan di waterproofing harus bersih dari material lain
dan sisa-sisa adukan yang dapat merusak daya rekatnya.
f. Apabila terdapat kerusakan yang disebabkan oleh kelalaian kontraktor baik
pada waktu pekerjaan ini dilaksanakan maupun pada saat pekerjaan telah
selesai, maka kontraktor harus memperbaiki / mengganti bagian yang rusak
tersebut sampai dinyatakan dapat diterima oleh Direksi. Biaya yang timbul
untuk pekerjaan perbaikan ini adalah tanggung jawab kontraktor.
XIX. PEKERJAAN MEKANIKAL
1. Pekerjaan Plambing dan Peralatan Saniter
a. Semua material yang disuplai dan dipasang oleh Kontraktor harus baru (new
product) dan material tersebut khusus untuk pemasangan di daerah tropis
32
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.
k.
l.
m.
n.
o.
p.
q.
2. Pekerjaan Pompa
a. Sebelum memulai pekerjaan, pelaksanaan harus memeriksa dan memahami
pekerjaan lain yang ada dalam proyek ini, apabila pelaksanaan pekerjaan dari
pihak lain tersebut dapat mempengaruhi kualitas dan kelancaran pengerjaan
instalasi pompa air ini sendiri.
b. Pompa yang dipergunakan harus dipasang seperti rekomendasi dari pabrik
pembuatnya.
c. Semua pompa air dengan motornya harus benar-benar terpasang secara baik
sebelum distart.
d. Pompa dipasang diatas pondasi beton sesuai dengan gambar perencanaan.
Berat pondasi minimal 2 x dari berat pompa. Isolasi Vibration / Damper
dipasang diantara base plate pompa dan pondasi beton.
e. Pembuatan pondasi beton disesuaikan dengan base plate dari pompa yang
akan dipasang dan telah disetujui oleh Konsultan Pengawas sehingga baut
yang ditanam pada pondasi beton sesuai dengan lubang baut pada base plate.
f. Semua baut-baut dan clamp pengikat harus tertanam di dalam pondasi atau
pada tempat lainnya dengan baik dan tepat, dan untuk itu pelaksana harus
memberikan informasi yang tegas dan jelas kepada Tim Teknis / Konsultan
Pengawas.
3. Pekerjaan Instalasi Tata Udara
a. Pengadaan, pemasangan, pengaturan dan pengujian semua peralatan tata
udara (air conditioning).
b. Pengadaan, pemasangan, pengaturan dan pengujian peralatan ventilasi
mekanikal (mechanical ventilation ), seperti : Centrifugal fan, Axial fan,
Propeller fan, Filter, Attenuator dan lain-lain.
c. Pengadaan, pemasangan, pengaturan dan pengujian seluruh instalasi ducting
lengkap dengan fire damper, volume control damper, spliter damper, back
drap damper (non return damper) supply air diffuser / register / grille / slot /
integrated, return air grille, access panel, filter, gauge, Isolasi panas / suara
dan lain-lain.
d. Pengadaan, pemasangan, pengaturan dan pengujian seluruh instalasi
pemipaan air pengembunan (drainage) sampai kesaluran air terdekat lengkap
dengan fitting, isolasi panas dan lain-lain.
e. Pengadaan, pemasangan, pengaturan dan pengujian seluruh instalasi kontrol
sistem Indoor Unit dan Outdoor Unit dan kontrol komponen seperti katup,
damper, sensor, thermostat ruangan, humidistat dan lainlain.
f. Pengadaan, pemasangan, pengaturan dan pengujian interlock system instalasi
tata udara dan ventilasi dengan sistem fire alarm yang ada.
g. Pengadaan, pemasangan, pengaturan dan pengujian sumber daya listrik bagi
instalasi ini seperti kabel dan panel tata udara.
h. Pengadaan dan pemasangan semua pekerjaan sipil yang terjadi akibat
instalasi ini seperti tercantum dalam dokumen ini.
i. Perbaikan kembali semua kerusakan dan finishing yang diakibatkan oleh
pekerjaan instalasi ini.
j. Mendidik petugas dari pemilik gedung, yang ditunjuk mengenai caracara
menjalankan dan memelihara instalasi ini.
k. Menyerahkan gembar-gambar, buku petunjuk cara menjalankan dan
memelihara serta data teknis lengkap peralatan instalasi yang terpasang.
34
h. Pelaksanaan pekerjaan penutup saluran dengan grill dan atau plat beton
- Profil, pengerjaan baja tulangan dan campuran beton yang digunakan
harus sesuai dengan Gambar Kerja dan Spesifikasi Teknis.
- Segala sesuatu mengenai lingkup pekerjaan ini yang masih kurang jelas,
Kontraktor dapat menanyakan lebih lanjut kepada Konsultan Pengawas,
Konsultan Perencana atau Tim Teknis.
- Ukuran-ukuran pokok dan pembagian-pembagiannya seluruhnya telah
ditunjukkan di dalam Gambar Rencana.
- Penutup saluran dilengkapi handle. Penutup harus dibuat sedemikian
rupa dan dipasang dengan kokoh agar tidah mudah dicuri dan harus
mudah dibuka tutup agar mudah dalam pelaksanaan pemeliharan
saluran.
- Apabila sampai terjadi kelalaian dan kekurangan, Kontraktor harus
bertanggung jawab atas kerugian-kerugian yang mungkin terjadi.
i. Pelaksanaan pekerjaan bak control
- Bentuk serta ukuran dari saluran harus sesuai dengan Gambar Kerja,
atau dengan ukuran lain disesuaikan dengan lapangan dan disetujui oleh
semua pihak yang terkait.
- Dalam pembuatan bak kontrol harus diperhatikan arah aliran air
buangan, penempatan lubang masuk (inlet) dan lubang keluar (outlet)
harus menjamin kelancaran aliran air buangan, sehingga tidak terjadi
luapan air. Penempatan lubang masuk dan keluar juga harus
memudahkan pemeliharaan saluran, terutama bila terjadi penyumbatan
pada saluran tertutup.
- Bak kontrol terdiri dari beberapa lapisan berturut-turut adalah kerikil,
pasir kasar, pasir dan ijuk.
- Campuran perbandingan beton yang digunakan sesuai Gambar Kerja.
- Untuk menghindari terjadinya gangguan atau kecelakaan maka bibir
sumur dapat dipertinggi dengan pasangan bata dan atau ditutup dengan
papan / plesteran.
j. Pelaksanaan pekerjaan sumur peresapan
- Semua bahan / material dalam pekerjaan ini harus sesuai dengan
spesifikasi teknis dalam dokumen ini dan atas persetujuan Konsultan
Pengawas.
- Semua bahan / material dalam pekerjaan ini harus lolos tes uji dan
memenuhi sertifikasi standar yang telah ditentukan. Konsultan Pengawas
harus memeriksa kelengkapan tersebut.
- Bentuk serta ukuran dari saluran harus sesuai dengan Gambar Kerja,
atau dengan ukuran lain disesuaikan dengan lapangan dan disetujui oleh
semua pihak yang terkait.
- Sebelum air yang akan mengalir masuk ke sumur resapan melalui
saluran air sebaiknya dilakukan penyaringan air di bak control terlebih
dahulu.
- Untuk menahan tenaga kinetis air yang masuk melalui pipa pemasukan,
dasar sumur yang berada di lapisan kedap air dapat diisi dengan batu
belah atau ijuk.
k. Pelaksanaan pekerjaan pipa sumur peresapan
- Apabila dalam pelaksanaan pekerjaan harus dilakukan pembongkaran
ataupun pemindahan hal-hal tersebut di atas, maka Kontraktor
diwajibkan memperbaiki kembali, atau menyelesaikan pekerjaan
tersebut sebaik mungkin tanpa mengganggu system yang ada.
36
38
e. Pentanahan (Grounding)
- Sistem pentanahan harus memenuhi peraturan yang berlaku dan
persyaratan yang ditunjukan dalam Gambar Kerja.
- Seluruh panel dan peralatan harus ditanahkan. Penghantar pentanahan
pada panel-panel menggunakan BCC (Bare Copper Conductore) dengan
ukuran min. 6 mm dan max. 95 mm, penyambungan ke panel harus
menggunakan sepatu kabel (cable lug).
- Dalamnya pentanahan minimal 12 meter dan ujung elektroda pentanahan
harus mencapai permukaan air tanah, agar dicapai harga tahanan tanah
(ground resistance) dibawah 2 (dua) ohm, yang diukur setelah tidak
hujan selama 3 (tiga) hari berturut-turut.
- Pengukuran Pentanahan tanah dilaksanakan oleh Kontraktorsetelah
mendapat persetujuan dari Konsultan Pengawas. Pengukuran ini harus
disaksikan Konsultan Pengawas.
2. Pekerjaan Telepon
a. Bahan-bahan dan peralatan yang akan dipasang harus dalam keadaan baru
dan baik sesuai dengan yang dimaksud.
b. Contoh bahan, brosur dan Gambar Kerja harus diserahkan kepada pengawas
2 (dua) minggu sebelum pemasangan.
c. Kontraktor harus menempatkan secara penuh (full time) seorang koordinator
yang ahli dibidangnya, berpengalaman dalam pekerjaan yang serupa dan
dapat sepenuhnya mewakili kontraktor. Curriculum Vitae petugas tersebut
harus diserahkan kepada Konsultan Pengawas seminggu sebelum yang
bersangkutan memulai tugasnya. Tenaga pelaksana dipilih hanya yang sudah
berpengalaman dan mampu menangani pekerjaan ini secara aman, kuat dan
rapi.
d. Letak outlet telepon seperti yang ditunjukkan pada Gambar Kerja dan
disesuaikan dengan keadaan setempat.
e. Apabila terjadi kesukaran dalam menentukan letak tersebut, dapat
dimintakan petunjuk Konsultan Pengawas.
f. Penarikan saluran (dalam konduit) harus dikelompokkan secara rapi dengan
kode nomor yang berurutan sesuai lokasi (nomor) pesawat telepon.
g. Pemasangan konduit yang berada di dalam kolom dilaksanakan sebelum
pengecoran sedangkan yang berada di dinding dilaksanakan sebelum dinding
diplester. Konduit tersebut dilengkapi kawat pancingan dan dijaga agar tidak
pecah.
h. Kotak-kontak telepon Kotak-kontak dibuat rata dinding, terbuat dari bahan
baja yang dilapisi anti karat.
i. Kabel Kabel telepon harus dari jenis pasangan dalam berinsulasi PVC,
diameter konduktor 0.6 mm, kapasitas 2 pair. Untuk jenis pasangan luar
(under ground) berinsulasi galvanized steel type Armoured and Polyethylene
Sheated, konduktor 0.6 mm, kapasitas 60 pair.
j. Pipa pelindung instalasi kabel pipa instalasi pelindung kabel yang dipakai
adalah PVC conduit khusus untuk instalasi listrik. Pipa, elbow, junction box
dan kelengkapan lainnya harus seauai antara satu dan lainnya. Diameter yang
dipakai adalah 20 mm dan 25 mm. Pipa fleksibel harus dipasang untuk
melindungi kabel antara junction box dan armature lampu.
k. Tambahan Kontraktor harus menambahkan peralatan pembantu yang perlu
untuk pekerjaan ini meskipun tidak disebutkan dalam persyaratan teknis
khusus untuk mencapai performance yang dikehendaki.
39
a. Bahan-bahan dan peralatan yang akan dipasang harus dalam kedaan baru dan
baik sesuai dengan yang dimaksud dan telah mendapat persetujuan dari
Konsultan Pengawas dan Tim Teknis.
b. Contoh bahan, brosur dan Gambar Kerja harus diserahkan kepada Konsultan
Pengawas 2 (dua) minggu sebelum pemasangan dan sebelum pekerjaan
dimulai, Gambar Kerja harus sudah mendapat persetujuan dari Konsultan
Pengawas dan Tim Teknis.
c. Kontraktor harus menempatkan secara penuh (full time) seorang koordinator
yang ahli di bidang pekerjaan ini, berpengalaman dalam pekerjaan yang
serupa dan dapat sepenuhnya mewakili kontraktor.
d. Curriculum Vitae petugas tersebut harus diserahkan kepada Konsultan
Pengawas seminggu sebelum yang bersangkutan memulai tugasnya. Tenaga
pelaksana dipilih hanya yang sudah berpengalaman dan mampu menangani
pekerjaan ini secara aman, kuat dan rapi.
e. Instalasi ke semua kabel yang terpasang di bawah plat beton adalah outbow
menggunakan pipa high impact 20 mm dengan kabel NYMHY 2 x 1,5
mm.
f. Instalasi ini klem setiap jarak 60 cm. Klem yang dipakai ke plat beton,
menggunakan dynabolt. Jalur seluruh kabel diatur sejajar dan dekat jalur
kabel listrik.
g. Semua kabel yang melalui shaft adalah outbow, menggunakan pipa high
impact .20 mm dengan kabel NYMHY 2 x 1,5 mm. Instalasi ini diklem ke
rak besi siku atau tangga kabel, dan klem setiap 100 cm.
h. Penyambungan-penyambungan harus dilakukan dalam kotak penyambungan
dengan menggunakan Electrical Spring Connector, Durados atau Cable
Connection.
i. Semua kabel yang terpasang dalam tembok adalah inbow, menggunakan
pipa-pipa high impact 20 mm dengan menggunakan kabel NYMHY 2 x
1,5 mm.
j. Semua ceiling loud speaker di dalam bangunan dihindari dari cacat / dalam
box dan dilindungi dari cacat dalam box dipasang sedemikian rupa dengan
memperhatikan estetika ruang. Begitu juga pemasangan column speaker
harus disesuaikan dengan sudut pancaran speakernya.
k. Rack Cabinet terpasang free standing diruang monitor atau sesuai Gambar
Rencana.
l. Semua equipment harus diketanahkan yang dihubungkan dengan kawat BCC
(Bare Copper Conductore) dari sistem pentanahan.
m. Peralatan-peralatan tambahan yang diperlukan, walaupun tidak digambarkan
atau disebutkan dalam spesifikasi ini harus disediakan oleh Kontraktor.
F. RENCANA PROGRAM KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA ( RK3K )
1. UMUM
Kecelakaan kerja adalah kecelakaan yang terjadi berhubung dengan hubungan kerja
termasuk penyakit yang timbul karena hubungan kerja. Setiap tenaga kerja yang
menderita sakit yang timbul karena hubungan kerja berhak mendapat Jaminan
Kesehatan Kerja baik pada saat masih dalam hubungan kerja maupun setelah
hubungan kerja berakhir. Hak atas Jaminan Kesehatan Kerja bagi tenaga kerja yang
hubungan kerjanya telah berakhir akan diberikan apabila menurut hasil diagnosa
dokter yang merawat penyakit tersebut diakibatkan oleh pekerjaan selama tenaga
41
kerja yang bersangkutan masih dalam hubungan kerja. Hak Jaminan Kesehatan Kerja
tersebut akan diberikan apabila penyakit tersebut timbul dalam waktu paling lama 3
(tiga) tahun terhitung sejak hubungan kerja tersebut berakhir. Demikian pula
kecelakaan yang terjadi dalam perjalanan berangkat dari rumah menuju tempat kerja,
dan pulang ke rumah melalui jalan yang biasa atau wajar dilalui. Jaminan Sosial
Tenaga Kerja ( Jamsostek ) adalah suatu perlindungan bagi tenaga kerja dalam bentuk
santunan berupa uang sebagai pengganti sebagian dari penghasilan yang hilang atau
berkurang dan pelayanan sebagai akibat peristiwa atau keadaan yang dialami oleh
tenaga kerja berupa kecelakaan kerja, sakit, hamil, bersalin, hari tua dan atau
meninggal dunia. Untuk meminimalisasikan hal tersebut diatas maka perlu diadakan
Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja ( K3 ) untuk bidang Konstruksi dengan
mempelajari jenis pekerjaan, situasi dan kondisi lapangan, peralatan dan kesiapan atau
kualifikasi orang / tenaga kerja yang melaksanakannya.
Pada pelaksanaan suatu proyek konstruksi, kontraktor pelaksana perlu membentuk
organisasi K3 Konstruksi dengan ketentuan sebagai berikut :
a. Melakukan latihan dan penerangan kepada tenaga kerja untuk dapat memahami
kewajiban-kewajibannya dalam pelaksanaan K3 Konstruksi.
b. Membuat sarana dan prasarana yang diharuskan dalam K3 Konstruksi untuk
menghindari kecelakaan atau bahaya kesehatan pada penyelenggaraan proyek.
c. Menyelenggarakan keselamatan kerja dan pertolongan pertama pada kecelakaan
kerja.
d. Memeriksa secara berkala semua tempat kerja, peralatan, sarana-sarana
pencegahan kecelakaan, lingkungan kerja dan cara-cara pelaksanaan pekerjaan
yang aman.
e. Membuat laporan tentang kecelakaan kerja di lingkungan proyek kepada Dinas
Tenaga Kerja setempat.
Kewajiban Kontraktor :
a. Tutup Kepala :
o Helm untuk melindungi kepala dari benturan benda keras,
42
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
PANCAR TOPODRIYO, SE
Direktur
45