sibuk menanam bunga di Desa Alu Naga, Kabupaten Aceh Besar. Perempuan yang tengah
larut menggeluti hobinya itu tiba-tiba dikagetkan oleh guncangan gempa dengan episentrum
di lepas pesisir barat Sumatera, Indonesia, tepatnya di bujur 3.316 N 95.854 E, kurang
lebih 160 km sebelah barat Aceh sedalam 10 kilometer.
Kala itu, sekitar pukul 07.58 WIB, gempa berkekuatan 9,1 skala Richter (SR) menghantam
Aceh, Pantai Barat Semenanjung Malaysia, Thailand, Pantai Timur India, Sri Lanka, bahkan
sampai Pantai Timur Afrika. Beberapa menit kemudian, gelombang tsunami menerjang.
Umi langsung bergegas lari. Sang anak sempat memintanya untuk tidak lari, tapi wanita
yang saat itu berumur 48 tahun memilih berlari mengajak cucunya.
Baru beberapa meter berlari, tubuh Umi dan cucuknya terhempas ombak tsunami. "Kami
sudah teraduk-aduk dalam air, sesaat sempat saya lihat cucu saya dalam air, saya coba raih
tapi tidak dapat, yang ada tangan saya kesangkut di pagar, ini hampir putus," cerita Umi.
Umi Kalsum pun hilang kesadarannya karena terombang-ambing gelombang pekat tsunami.
Tapi tiba-tiba ada ular yang mendekat dan melilitnya. "Saya sadar pertama sudah di
jembatan ini (Jembatan Kajhu), ya subhanallah mulut ular itu di depan mata saya, tubuh
saya itu dililitnya," ujar Umi Kalsum dalam bahasa Aceh.
Si ular terus membawanya mendekat ke relawan. Tiga pemuda dari PMI kemudian
menjemputnya dan melepaskan lilitan ular dari tubuhnya. "Sempat saya bilang sama anak
itu, pas ditarik saya, nak ada ular, tidak apa-apa katanya dia nggak ganggu kita," cerita
nenek yang juga kehilangan 30 sanak saudaranya saat tsunami menghantam desanya.
Selain itu Umi juga melihat ayam jago miliknya juga selamat berenang di atas sehelai papan
tidur miliknya. "Ayam meutuah (mulia) itu juga selamat di atas papan tidur saya, itulah
mungkin kuasa Allah," ujar Umi.
Umi merupakan salah satu dari sekian korban selamat gempa bumi dan tsunami 2004. Ada
sejumlah korban yang beruntung masih bisa hidup hingga sekarang. Seperti Martunis, yang
kala itu berumur 7 tahun.
Martunis yang kala itu mengenakan kostum pemain Portugal Rui Costa bernnomor
punggung 10, bertahan selama 21 hari di atas pepohonan dengan mayat bergelimpangan di
sana-sini. Untuk bertahan hidup ia memungut makanan dan air mineral yang terseret
gelombang. Hingga akhirnya diselamatkan relawan.
Tsunami yang puncak tertingginya mencapai 30 m atau sekitar 98 kaki ini dilaporkan telah
mengakibatkan lebih dari 230.000 orang tewas dari 14 negara dan menenggelamkan
banyak permukiman tepi pantai. Ini merupakan salah satu bencana alam paling mematikan
sepanjang sejarah. Indonesia adalah negara yang terkena dampak paling besar, diikuti Sri
Lanka, India, dan Thailand.
Gempa terbesar ketiga yang pernah tercatat di seismograf dan memiliki durasi terlama
sepanjang sejarah sekitar 8,3 sampai 10 menit ini juga mengakibatkan seluruh planet Bumi