Anda di halaman 1dari 9

Sistem Eksresi Urine Pada Laki-laki

Dede Andrianus
102014249
Alamat Korespondensi: Universitas Kristen Krida Wacana, Jl Arjuna Utara, No6,Jakarta,
11470
Email:dionisius_Dede@yahoo.com
Pendahuluan
Dalam kehidupan sehari-hari, manusia butuh makan dan minum. Beberapa zat yang
terkandung dalam makan atau minum yang masuk tubuh kita, ada yang dipakai oleh tubuh
kita dan ada juga yang dibuang oleh tubuh kita. Zat-zat yang dipakai tubuh kita akan
disekresi dan diserap untuk keperluan tubuh kita, sedangkan zat-zat yang akan dibuang
dalam arti tidak dibutuhkan tubuh kita akan dibuang (dieksresi) keluar tubuh kita melalui
system urinaria.
Sistem urinaria merupakan system dimana zat-zat yang ada dalam tubuh kita sudah tidak
terpakai lagi dan akan dibuang melalui saluran system urinaria. Di sana terjadi berbagai
mekanisme sebelum proses pengekskresian itu dimulai.1.2
Istilah yang tidak diketahui:
Fimosis = Keadaan di mana kulit penis (preputium) melekat pada bagian kepala penis (glans)
dan mengakibatkan tersumbatnya lubang saluran air seni, sehingga bayi dan anak jadi
kesulitan dan kesakitan saat kencing.
Anatomi
Sistem urinaria

(ginjal)

terdiri

dari

organ-organ yang

memproduksi

urine

dan

mengeluarkannya dari tubuh. Sistem ini merupakan salah satu system utama untuk
mempertahankan homeostasis (kekonstanan lingkungan internal).
Sistem urinaria terdiri dari dua ginjal yang memproduksi urine dan dua ureter yang membawa
urine ke dalam sebuah kandung kemih untuk penampungan sementara, dan uretra yang
mengalirkan urine keluar tubuh melalui orifisium uretra eksterna.3

Ginjal
Ginjal adalah organ berbentuk seperti kacang berwarna merah tua, panjangnya sekitar 12,5
cm dan tebalnya 2,5 cm (kurang lebih sekitar kepalan tangan). Setiap ginjal memiliki berat
antara 125 sampai 175 g pada laki-laki dan 115 sampai 155 g pada perempuan.
Ginjal terletak di area yang tinggi, yaitu pada dinding abdomen posterior yang berdekatan
dengan dua pasang iga akhir. Organ ini merupakan organ retroperitoneal dan terletak di
antara otot-otot panggung dan peritoneum rongga abdomen atas. Tiap-tiap ginjal memiliki
sebuah kelenjar adrenal di atasnya. Ginjal kanan terletak agak di bawah dibandingkan ginjal
kiri karena ada hati pada sisi kanan.

Gambar 1. Anatomi ginjal


Setiap ginjal diselubungi 3 lapisan jaringan ikat:
a. Fascia renalis adalah pembungkus terluar. Pembungkus ini melabuhkan ginjal pada
struktur di sekitarnya dan mempertahankan posisi organ.
b. Lemak perineal adalah jaringan adipisa yang terbungkus fascia ginjal. Jaringan ini
membantali ginjal dan membantu organ tetap pada posisinya.
c. Kapsul fibrosa (ginjal) adalah membrane halus transparan yang langsung
membungkus ginjal dan dapat dengan mudah dilepas.
Struktur internal ginjal:
1. Hilus (hilum) adalah tingkat kecekungan tepi medial ginjal.

2. Sinus ginjal adalah rongga berisi lemak yang membuka pada hilus. Sinus ini
membentuk perlekatan untuk jalan masuk dan keluar ureter, vena dan arteri renalis,
saraf dan limfatik.
3. Pelvis ginjal adalah perluasan ujung proksimal ureter. Ujung ini berlanjut menjadi dua
sampai tiga kliks mayor, yaitu rongga yang mencapai glandular, bagian penghasil
urine pada ginjal. Setiap kaliks mayor bercabang menjadi beberapa (8 sampai 18)
kaliks minor.
4. Parenkim ginjal adalah jaringan ginjal yang menyelubungi struktur sinus ginjal.
Jaringan ini terbagi menjadi medulla dalam dan korteks luar.
a. Medula
Terdiri dari massa-massa triangular yang disebut piramida ginjal. Ujung yang
sempit dari setiap piramida, papilla, masuk dengan pas dalam kaliks minor dan
ditembus mulut duktus pengumpul urine.
b. Korteks
Tersusun dari tubulus dan pembuluh darah nefron yang merupakan unit
structural dan fungsional ginjal. Korteks terletak di dalam di antara piramidapiramida medulla yang bersebelahan untuk membentuk kolumna ginjal yang
terdiri dari tubulus-tubulus pengumpul yang mengalir ke dalam duktus
pengumpul.
5. Ginjal terbagi-bagi lagi menjadi lobus ginjal. Setiap lobus terdiri dari satu piramida
ginjal, kolumna yang saling berdekatan, dan jaringan korteks yang melapisinya.4,5

Satu ginjal mengandung 1 sampai 4 juta nefron yang merupakan unit pembentuk urine.
Setiap nefron memiliki satu komponen vascular (kapiler) dan satu komponen tubular
1. Gromerulus adalah gulungan kapiler yang dikelilingi kapsul epitel berdinding ganda
disebut kapsula bowman. Glomerulus dan kapsula bowman bersama-sama
membentuk sebuah korpuskel ginjal.

a. Lapisan visceral kapsula bowman adalah lapisan internal epitellium. Sel-sel


lapisan visceral dimodifikasi menjadi podosit (sel seperti kaki), yaitu sel-sel
epitel khusus di sekitar kapiler glomerular.
i. Setiap sel podosit melekat pada permukaan luar kapiler glorular
melalui beberapa prosesus primer panjang yang mengandung prosesus
sekunder yang disebut prosesus kaki atau pedikel (kaki kecil)
ii. Pedikel berinterdigitasi (saling mengunci) dengan prosesus yang sama
dengan podosit tetangga. Ruang sempit antar pedikel-pedikel yang
berinterdigitasi disebut filtration slits (pori-pori dari celah) yang
lebarnya sekitar 25nm. Setiap pori dilapisi selapis membrane tipis yang
memungkinkan aliran beberapa molekul dan menahan aliran molekul
lainnya.
iii. Barier filtrasi glomerular adalah barier jaringan yang memisahkan
darah dengan kapiler glomerular dari ruang dalam kapsul bowman.
Barier ini terdiri dari endothelium kapiler, membrane dasar (lamina
basalis) kapiler, dan filtration slit.
b. Lapisan parietal kapsula bowman membentuk tepi terluar korpuskel ginjal.
i. Pada kutup vascular korpuskel ginjal, arteriola aferen masuk ke
glomerulus dan arteriol eferen keluar dari glomerulus.
ii. Pada kutub urinarius korpuskel ginjal, glomerulus memfiltrasi aliran
yang masuk ke tubulus kontortus proksimal.
2. Tubulus kontortus proksimal, panjangnya mencapai 15 mm dan sangat berliku. Pada
permukaan yang menghadap lumen tubulus ini terdapat sel-sel epithelial kuboid yang
kaya akan mikrovilus (brush border) dan memperluas area permukaan lumen.
3. Ansa henle
Tubulus kontortus proksimal mengarah ke tungkai desenden ansa henle yang masuk
ke dalam medulla, membentuk lengkungan jepit yang tajam (lekukan) dan membalik
ke atas membentuk tungkai asenden ansa henle.
a. Nefron korteks terletak di bagian terluar korteks. Nefron ini memiliki lekukan
pendek yang memankang ke sepertiga bagian atas medulla.
b. Nefron jukstamedular terletak di dekat medulla. Nefron ini memilki lekukan
panjang yang menjulur ke dalam piramida medulla.
4. Tubulus kontortus distal juga sangat berliku, panjangnya sekitar 5mm dan membentuk
segmen terakhir nefron.
a. Di sepanjang jalurnya, tubulus ini bersentuhan dengan dinding arteriol aferen.
Bagian tubulus yang bersentuhan dengan arteriol mengandung macula densa.

Macula densa berfungsi sebagai suatu kemoreseptor dan distimulasi oleh


penurunan ion natrium.
b. Dinding arteriol aferen yang bersebalahan dengan macula densa mengandung
sel-sel otot polos termodifikasi yang disebut sel jukstaglomerular. Sel ini
distimulasi melalui penurunan tekanan darah untuk memproduksi rennin.
c. Macula densa, sel jukstaglomerular, dan sel mesangium saling bekerja sama
ntuk membentuk apparatus jukstaglomerular yang penting dalam pengaturan
tekanan darah.
5. Tubulus dan duktus pengumpul
Karena setiap tubulus pengumpul berdesenden di korteks, maka tubulus tersebut akan
mengalir ke sejumlah tubulus kontortus distal. Tubulus pengumpul membentuk tuba
yang lebih besar yang mengalirkan urine ke dalam kaliks minor. Kaliks minor
bermuara ke dalam pelvis ginjal melalui kaliks mayor. Dari pelvis ginjal, urine
dialirkan ke ureter yang mengarah ke kandung kemih.6
Ureter
Ureter dibagi menjadi pars abdominalis, pevis, dan intravesikalis. Panjang ureter sekitar 2030 cm dan berjalan dari hilus ginjal menuju kandung kemih. Dindingnya berotot dan dilapisi
epitel transisional. Saat operasi bisa dikenali karena adanya peristalsis. Perjalanan ureter dari
pelvis renalis:
1. Berjalan sepannjang bagian medial m.psoas mayor di bagian belakang, namun
melekat ke peritoneum.
2. Kemudian menyilang bifurcation iliaca communis di anterior sendi sacroiliaca dan
berjalan sepanjang dinding lateral pelvis menuju spina ischiadica.
3. Pada spina ischiadica ureter berjalan ke depan dan medial untuk memasuki kandung
kemih dalam posisi miring. Ureter pars intravesikalis memiliki panjang sekitar 2cm
dan perjalanannya sepanjang dinding kandung kemih menghasilkan efek mirip
sfingter. Pada pria ureter menyilang superficial di dekat ujungnya di sebelah vas
deferens. Pada wanita ureter lewat di atas forniks lateral vagina namun di bawah
ligamentum cardinal dan pembuluh darah uterina. 2

Gambar 2. Anatomi system urinaria


Vesica Urinaria
Letak, bentuk dan ukuran vesica urinaria bervariasi bergantung pada banyaknya urine yang
terkandung di dalamnya. Letak vesica urinaria yang kosong terletak di dalam cavitas pelvis
dengan dasar (basis) berada pada separuh bagian atas vagina dan puncaknya (apex)
menghadap ke arah symphysis pubis. Bila vesica urinaria terisi urine, maka vesica urinaria
akan meninggi dan lebih tinggi daripada cavitas pelvis dan akan menjadi organ abdomen dan
apabila penuh dapat diraba (dipalpasi) di atas symphysis pubis. Bila vesica urinaria ini
meninggi, maka akan menggeser letak corpus uteri. Vesica urinaria apabila kosong, berbentuk
pyramid (kerucut) dan apabila terisi urine bentuknya menjadi globuler. Vesica urinaria dapat
menampung urine yang lebih besar lagi jumlahnya.7
Trigonum adalah basis vesica urinaria. Trigonum ini menghadap ke arah belakang dank e
bawah, dan dipisahkan dari separuh bagian atas dinding vagina oleh jaringan ikat. Tidak

seperti corpus (bagian utama) vesica urinaria, maka trigonum ini tidak dapat mengalami
distensi (peregangan) dan bentuknya tetap datar.
Apex (puncak) menghadap ke atas dan ke depan kea rah symphysis pubis. Dari apex ini
urachus melanjutkan diri ke atas umbilicus. Urachus adalah sisa-sisa jaringan fibrosis dari
saccus vitellinus. Cervix (leher) adalah lanjutan urethra, dan merupakan daerah pada batas
vesica urinaria dengan urethra. Permukaan superior (fundus) berbentuk segitiga (triangular)
dan hamper seluruhnya tertutup oleh peritoneum. Di sebelah belakang (posterior) peritoneum
melipat ke atas dan berada di atas corpus uteri, peritoneum tersebut melekat secara longgar
dan melipat-lipat. Susunan peritoneum yang demikian ini memungkinkan gerakan yang
penting bagi vesica urinaria dan uterus. Kantong peritoneum digambarkan sebagai excavation
vesicouterina.8
Peredaran Darah dan Persyarafan Ginjal
1. Aretri renalis adalah percabangan aorta abdominalis yang mensuplai masing-masing
ginjal dan masuk ke hilus melalui cabang anterior dan posterior.
2. Cabang anterior dan posterior arteri renalis membentuk arteri-arteri interloaris yang
mengalir di antara piramida-piramida ginjal.
3. Ateri arcuata berasal dari arteri interlobaris pada area pertemuan antara korteks dan
medulla.
4. Arteri interlobularis merupakan percabangan arteri arcuata di sudut kanan dan
melewati korteks.
5. Arteriol aferen berasal dari arteri interlobularis. Satu arteriol aferen membentuk
sekitar 50 kapiler yang membentuk glomerulus.
6. Arteriol eferen meninggalkan setiap glomerulus dan membentuk jarring-jaring kapiler
lain, kapiler peritubular yang mengelilingi tubulus proksimal dan distal untuk member
nutrient pada tubulus tersebut dan mengeluarkan zat-zat yang direabsorpsi.
a. Arteriol eferen dari glomerulus nefron korteks memasuki jarring-jaring kapiler
peritubular yang mengelilingi tubulus proksinak pada nefron tersebut.
b. Arteriol eferen dari glomerulus pada nefron jukstaglomerular memiliki
perpanjangan pembuluh kapiler panjangan yang lurus disebut vasa recta yang
berdesenden ke dalam pyramid medulla. Lekukan vasa recta membentuk
lengkungan jepit yang melewati ansa henle. Lengkungan ini memungkinkan
terjadinya pertukaran zat antara ansa henle dan kapiler serta memegang
peranan dalam konsentrasi urine.

7. Kapiler peritubular mengalir ke dalam vena korteks yang kemudian menyatu


membentuk vena interlobularis.
8. Vena arcuata menerima darah dari vena interlobularis. Vena arcuata bermuara ke
dalam vena interlobaris yang bergabung untuk bermuara ke dalam vena renalis. Vena
ini meninggalkan ginjal untuk bersatu dengan vena cava inferior.9
Persyarafan Ginjal
Ginjal mendapat persyarafan dari fleksus renalis (vasomotor) saraf ini berfungsi untuk
mengatur jumlah darah yang masuk ke dalam ginjal, saraf inibarjalan bersamaan dengan
pembuluh darah yang masuk ke ginjal. Anak ginjal (kelenjar suprarenal) terdapat di atas
ginjal yang merupakan senuah kelenjar buntu yang menghasilkan 2(dua) macam hormon
yaitu hormone adrenalin dan hormn kortison.9
Proses Miksi (Rangsangan Berkemih).
Distensi kandung kemih, oleh air kemih akan merangsang stres reseptor yang terdapat
pada dinding kandung kemih dengan jumlah 250 cc sudah cukup untuk merangsang
berkemih (proses miksi). Akibatnya akan terjadi reflek kontraksi dinding kandung kemih, dan
pada saat yang sama terjadi relaksasi spinser internus, diikuti oleh relaksasi spinter eksternus,
dan akhirnya terjadi pengosongan kandung kemih.5
Rangsangan yang menyebabkan kontraksi kandung kemih dan relaksasi spinter
interus dihantarkan melalui serabut serabut para simpatis. Kontraksi sfinger eksternus
secara volunter bertujuan untuk mencegah atau menghentikan miksi. kontrol volunter ini
hanya dapat terjadi bila saraf saraf yang menangani kandung kemih uretra medula spinalis
dan otak masih utuh.
Bila terjadi kerusakan pada saraf saraf tersebut maka akan terjadi inkontinensia urin
(kencing keluar terus menerus tanpa disadari) dan retensi urine (kencing tertahan).
Persarafan dan peredaran darah vesika urinaria, diatur oleh torako lumbar dan kranial
dari sistem persarafan otonom. Torako lumbar berfungsi untuk relaksasi lapisan otot dan
kontraksi spinter interna.
Peritonium melapis kandung kemih sampai kira kira perbatasan ureter masuk
kandung kemih. Peritoneum dapat digerakkan membentuk lapisan dan menjadi lurus apabila
kandung kemih terisi penuh. Pembuluh darah Arteri vesikalis superior berpangkal dari
umbilikalis bagian distal, vena membentuk anyaman dibawah kandung kemih. Pembuluh
limfe berjalan menuju duktus limfatilis sepanjang arteri umbilikalis.10

Kesimpulan
Tractus urogenital merupakan suatu sistem yang membentuk urin di ginjal serta
mengeluarkannya melalui saluran-saluran yang akhirnya keluar melalui uretra.Berbagai
faktor berpengaruh pada sistem ini seperti hormon dan saraf.
Daftar Pustaka
1. Guyton AC,Hall JE.Textbook of Medical Physiology.Edisi 10.Philadelphia :WB
Saunders Company ;2000.h 67-79 dan 80-6
2. Scanlon VC, Sanders T. Essential of anatomy and physiology. 5th ed. US: FA Davis
Company; 2007.
3. Van de Graaf KM. Human anatomy. 6th ed. US: The McGraw-Hill Companies; 2001.
4. Kastowo, Hadi.1984.Anatomi Komparative. Bandung:ALUMNI
5. Sherwood L.Human Physiology From Cells To Systems.Edisi 5.Belmont :ThomsonBrooks/Cole ;2004.h 256-301
6. Ganong WF. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 20. Jakarta Penerbit Buku
Kedokteran.2003. 515-518
7. Sloane E. Anatomi dan fisiologi untuk pemula. Alih bahasa, Palupi Widyastuti.
Jakarta; 2003: 318-21
8. Faiz O, Moffat D. At a flance anatomi. Alih bahasa, Anissa Rahmalia. Jakarta:
Erlangga; 2014: 45
9. Verralls S. Anatomi dan fisiologi terapan dalam kebidanan. Alih basa, Hartono.
Jakarta; 2003: 81-7
10. Sacher RA. Tinjauan klinis hasil pemeriksaan laboratorium. Alih bahasa, Dewi
Wulandari. Jakarta; 2004: 589-90

Anda mungkin juga menyukai