Anda di halaman 1dari 4

Islam Agama Yang Mudah

download (1)Salah satu karakteristik ajaran Islam yang menonjol adalah mudah dan
memudahkan. Ajaran (syariat) Islam tidak datang untuk mempersulit dan
menyempitkan kehidupan manusia, ia justru datang untuk menjadi rahmat dan
kebaikan bagi mereka di dunia dan akhirat. Allah jalla jalaaluhu, dalam sejumlah
firmam-Nya dan Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam dalam beberapa sabdanya,
yang telah mendeklarasikan sendiri Islam sebagai agama yang mudah.

Allah berfiman,

dan Dia sekali-kali tidak menjadikan untuk kamu dalam agama suatu kesempitan.
(QS. Al-Hajj: 78)

Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran


bagimu. (QS. Al Baqarah: 185)

Allah tidak hendak menyulitkan kamu, tetapi Dia hendak membersihkan kamu dan
menyempurnakan nikmat-Nya bagimu, supaya kamu bersyukur. (QS. Al Maidah: 6)

Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda,

Sesungguhnya agama ini mudah, tidaklah seseorang berlebih-lebihan dalam


agama, melainkan ia akan terkalahkan. (HR Bukhari)

Permudahlah dan jangan mempersulit, berikanlah kabar gembira dan jangan


membuat mereka lari. (HR Bukhari)

Sesungguhnya kalian diuntuk untuk memberi kemudahan, dan kalian tidak diutus
untuk mempersulit. (HR Bukhari)

Semua teks-teks diatas adalah bukti bahwa agama ini, sekali lagi, adalah mudah.
Kemudahan Islam ada dalam dua sisi:

Pertama: Sisi taklif (beban-beban) yang Allah wajibkan atas hamba-hamba-Nya


secara asal. Berikut beberapa contohnya,

Shalat lima waktu, pokok dari ibadah amaliyah dalam Islam. Jika kita perhatikan,
waktu pengerjaan shalat secara keseluruhan dalam satu hari satu malam adalah
sekitar 75 menit. Dengan rincian, setiap shalat menghabiskan waktu 10 menit, dan
wudhu 5 menit. Sangat sedikit jika dibandingkan waktu yang kita miliki dalam satu
hari. Belum lagi kemudahan yang lainnya, shalat ini tidak dilaksanakan secara
sekaligus, akan tetapi dilaksanakan secara terpisah-pisah dalam 24 jam.
Pelaksanaannya pun ditetapkan bukan pada waktu-waktu istirahat manusia.

Zakat, hanya 1/40 dari harta yang kita miliki berupa harta perdagangan, emas dan
perak. Ini juga sangat mudah dan tidak sulit. Belum lagi kemudahan-kemudahan
yang lainnya, diantaranya, tidak semua harta wajib dizakati. Harta yang dibutuhkan
untuk keperluan kita sehari-hari, selain emas dan perak, tidak wajib dizakati. Nabi
shallallahu alaihi wa sallam bersabda, Tidak ada kewajiban atas seorang muslim
dalam budaknya dan kudanya. (HR Bukhari)

Puasa, ia juga ibadah yang ringan. Hanya satu bulan dalam setahun. Hanya 1 dari
12 bagian waktu manusia diwajibkan untuk meninggalkan makanan, minuman dan
hubungan intim seperti biasanya. Itu pun hanya dilakukan pada siang hari.

Haji, ayat Al Qur`an telah menegaskan bahwa haji hanya wajib bagi orang yang
mampu. Allah berfirman (yang artinya), mengerjakan haji adalah kewajiban
manusia terhadap Allah, Yaitu (bagi) orang yang sanggup Mengadakan perjalanan
ke Baitullah. (QS. Ali Imran: 97)

Maka, setiap yang Allah syariatkan, ia adalah mudah pada asalnya.

Kedua: Sisi rukhshah (keringanan) yang Allah tetapkan bagi orang yang tidak
mampu melaksanakan beban-beban seperti diatas sebagaimana mestinya. Berikut
beberapa contohnya,

Wajib bagi seorang muslim bersuci dengan air, baik untuk mengangkat hadas kecil
atau hadas besar. Namun jika ia sakit dan khawatir atas dirinya sendiri, ia boleh
bertayammum dengan tanah. Dalilnya firman Allah (yang artinya), Hai orang-orang
yang beriman, apabila kamu hendak mengerjakan shalat, Maka basuhlah mukamu
dan tanganmu sampai dengan siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kakimu
sampai dengan kedua mata kaki, dan jika kamu junub Maka mandilah, dan jika
kamu sakit atau dalam perjalanan atau kembali dari tempat buang air (kakus) atau
menyentuh perempuan, lalu kamu tidak memperoleh air, Maka bertayammumlah
dengan tanah yang baik (bersih); sapulah mukamu dan tanganmu dengan tanah
itu. Allah tidak hendak menyulitkan kamu, tetapi Dia hendak membersihkan kamu
dan menyempurnakan nikmat-Nya bagimu, supaya kamu bersyukur. (QS. Al
Maidah: 6)

Wajib bagi seseorang melaksanakan shalat fardhu dengan berdiri, namun jika ia
tidak mampu, Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda kepada Imran bin
Hushain, Shalatlah sambil berdiri, jika engkau tidak mampu, sambil duduk. Jika
engkau tidak mampu, sambil berbaring. (HR Bukhari)

Jika seseorang memiliki harta yang tidak ada dalam genggamannya, harta dalam
bentuk piutang orang lain kepadanya, maka ia tidak perlu meminjam uang kepada
orang lain untuk membayar zakat. Ia baru dikenai kewajiban membayar zakat saat
harta itu sudah berada dalam genggamannya.

Wajib bagi seseorang melaksanakan puasa di bulan Ramadhan. Namun jika ia sakit
atau dalam perjalanan, maka ia boleh berbuka dan menggantinya pada bulan yang
lain. Allah berfirman (yang artinya), (Beberapa hari yang ditentukan itu ialah)
bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al Quran sebagai
petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan
pembeda (antara yang hak dan yang bathil). karena itu, Barangsiapa di antara
kamu hadir (di negeri tempat tinggalnya) di bulan itu, Maka hendaklah ia berpuasa
pada bulan itu, dan Barangsiapa sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), Maka
(wajiblah baginya berpuasa), sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari
yang lain. (QS. Al Baqarah: 185) Jika ia tidak mampu berpuasa karena sakit
manahun yang diperkirakan tidak akan sembuh lagi atau karena sudah terlalu tua,
maka ia tidak perlu berpuasa dan cukup memberi makan kepada orang miskin
sebanyak hari puasa yang ia tinggalkan.

Wajib bagi seseorang menunaikan haji sendiri jika ia mampu, namun jika ia tidak
mampu secara fisik, dan ketidakmampuan itu bersifat permanen, sementara ia
memiliki harta yang cukup untuk membiayai orang lain dalam melaksanakan haji
untuknya, maka ia boleh mewakilkan ibadah hajinya kepada seseorang yang telah
berhaji sebelumnya, dan haji tersebut sah untuknya. Seorang wanita datang kepada
Nabi shallallahu alaihi wa sallam dan berkata, Sesungguhnya haji adalah
kewajiban yang Allah bebankan atas hamba-hamba-Nya, ayahku telah renta dan
tidak mampu duduk diatas kendaraan, apakah aku boleh berhaji untuknya? Beliau
bersabda, Iya, berhajilah untuknya. (HR Bukhari Muslim)

Dalam urusan nafkah, Allah berfirman (yang artinya), hendaklah orang yang
mampu memberi nafkah menurut kemampuannya. dan orang yang disempitkan
rezkinya hendaklah memberi nafkah dari harta yang diberikan Allah kepadanya.
Allah tidak memikulkan beban kepada seseorang melainkan sekedar apa yang Allah
berikan kepadanya. Allah kelak akan memberikan kelapangan sesudah
kesempitan. (QS. At Thalaq: 7)

[Disarikan dari kitab Mandzumatu Ushul al Fiqh wa Qawaaiduhu, hal. 63 66,


karya al Allamah Syaikh Muhammad bin Shaleh al Utsaimin rahimahullah]

Anda mungkin juga menyukai